BAB V PEREN CAN AAN KON STRU KSI
1 6 4
2. Tinggi jangkauan ombak yang disebabkan oleh angin h
w
Tinggi jangkauan ombak yang disebabkan oleh angin sangat dipengaruhi oleh panjangnya lintasan ombak F dan kecepatan angin di atas permukaan air
embung. Panjang lintasan ombak yang dipakai adalah F
eff
sebesar 410m Gambar 5.2. Sedangkan kecepatan angin maksimal di atas permukaan air embung
diambil dari data di stasiun Ngemplak Boyolali yaitu 20 mdtk. Perhitungan tinggi ombak h
w
ini menggunakan grafik Metode SMB yang dikombinasikan dengan Metode Saville. Dengan kemiringan hulu 1:3 tinggi jangkauan ombak h
w
yang didapat adalah 0,39 m.
Gambar 5.2 Grafik Perhitungan Metode SMB Sosrodarsono, 1989
3. Tinggi ombak yang disebabkan oleh gempa h
e
Digunakan data-data pada tabel berikut :
Tabel 5.1 Koefisien Gempa DHV Consultant, 1991
Zone Koefisien Z Keterangan
A B
C D
E F
1,90-2,00 1,60-1,90
1,20-1,60 0,80-1,20
0,40-0,80 0,20-0,40
Boyolali
BAB V PEREN CAN AAN KON STRU KSI
1 6 5
Tabel 5.2 Percepatan Dasar Gempa DHV Consultant, 1991
Periode Ulang tahun Percepatan dasar gempa Ac
cmdt²
10 20
50
100 200
500 1000
5000 10000
98,42 119,62
151,72 181,21
215,81 271,35
322,35 482,80
564,54
Tabel 5.3 Faktor Koreksi DHV Consultant, 1991
Tipe Batuan Faktor V
Rock Foundation Diluvium Rock Fill Dam
Aluvium
Soft Aluvium 0,9
1,0 1,1
1,2
Dari data pada tabel-tabel di atas, maka dapat ditentukan harga yang akan digunakan yaitu:
1. Koefisien gempa z =
0,80 2. Percepatan dasar gempa Ac =
215,81 cmdt² 3. Faktor koreksi
V = 1,1
4. Percepatan grafitasi g =
981 cmdt² Pembagian zona gempa di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 5.3.
BAB V PEREN CAN AAN KON STRU KSI
1 6 6
Gambar 5.3 Pembagian Zone Gempa di Indonesia SNI Gempa, 2002
BAB V PEREN CAN AAN KON STRU KSI
1 6 7
Perhitungan intensitas seismis horisontal, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
e =
g V
Ac z
. .
e =
981 1
. 72
, 151
. 8
, e = 0,12
Besarnya tinggi ombak yang diakibatkan oleh gempa h
e
dihitung menggunakan Persamaan 2.96 Bab II yaitu :
. .
= h
g π
τ e
h
e
di mana : e
= Intensitas seismis horizontal τ = Siklus seismis 1 detik
h = Kedalaman air di dalam waduk m
= elv.M.A.B – elv.dasar kolam = +462,950 - +450,000
= 12,95 m
e
h =
95 ,
12 .
81 ,
9 14
, 3
1 .
12 ,
= 0,430
m Jadi tinggi puncak ombak di atas permukaan air rata-rata
2
e
h = 0,215 m.
4. Kenaikan permukaan air embung yang disebabkan oleh ketidaknormalan
operasi pintu bangunan h
a
diambil = 0,5 m Sosrodarsono, 1989 5.
Angka tambahan tinggi jagaan yang didasarkan pada tipe embung h
i
.
Mengingat limpasan melalui mercu embung urugan sangat riskan maka
untuk embung tipe ini angka tambahan tinggi jagaan h
i
ditentukan sebesar h
i
= 0.5 m. Besarnya tinggi jagaan dan komponen penyusunnya dapat dilihat pada
Gambar 5.4 dan Gambar 5.5.
BAB V PEREN CAN AAN KON STRU KSI