Analisis elemen kerja penebangan di HPH PT. Austral Byna Propinsi Dati I Kalimantan Tengah

RINGKASAN
Dadan Hidayat (E31.0588). Analisis Elemen Kerja Penebangan d i HPH PT. Austral Byna
Propinsi D a t i IKalimantan Tengah, dibawah bimbingan Ir. H. Rachmatsjah Abidin, MM.
dan Ir. Radja Hutadjulu.
Analisis Elemen Kerja Penebangan adalah suatu cara dalam menguraikan pekerjaan penebangah
sehingga diketahui elemen kerja efektif dan elemen kerja tidak efektif yang dapat dihindari dan tidak
dapat dihindari dan di dalamnya terdapat perhitungan prestasi kerja penebangan yakni menghitung
besarnya prestasi kerja penebangan dengan mempertimbangkan laju kerja.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi elemen kerja pada kegiatan penebangan, menetapkan
standar prestasi kerja penebangan serta memberikan usulan-usulan dalam mengurangi waktu kerja.
Dari tujuan-tujuan di atas diharapkan diperoleh manfaat yaitu penetapan standar prestasi kerja yang
dijadikan dasar dalam menentukan lama kegiatan penebangan, besarnya biaya kegiatan, standar upah
dan besarnya insentif yang diterapkan untuk meningkatkan produktivitas pekerja.

Manfaat lainnya

adalah memberikan arahan bagi pekerja dan pihak manajemen dalam meminimalkan waktu kerja
dengan menghilangkan atau mengurangi elemen-elemen kerja yang selama ini selalu dikerjakan.
Penelitian dilakukan di lokasi areal kerja RKT 199811999 HPH PT Austral Byna Propinsi Dati I
Kalimantan Tengah selama 2 bulan yaitu dari bulan April-Mei 1999. Kegiatan yang diteliti adalah
kegiatan penebangan dengan unit sample yang diteliti sebanyak 2 orang pekerja yang ditentukan

secara purposive dengan mempertimbangkan kriteria lama kerja penebang di perusahaan tersebut dan
hasil pekerjaan penebang serta tingkat keliadiran pekerja. Pengukuran dilakukan terhadap elemen
kerja penebangan dan waktu kerja penebangan. Kemudian pemberian rating kerja diberikan pada
saat elemen kerja berlangsung dengan skala rating 75%-130%.
Sistem pemanenan yang diterapkan di HPH PT Austral Byna adalah menggunakan sistern tree
length dengan tahapan pokok pemanenan meliputi tahap penebangan, penyaradan dan pengangkutan.
Dalam penebangan, penebang dalam bekerja dibantu oleh satu orang pekerja (helper) dan alat utama
yang digunakan adalah gergaji mesin dengan merk STIHL 070. Pada kegiatan penyaradan banyaknya
unit sarad yang diopersikan berjumlah 29 unit termasuk didalamnya untuk keperluan pembukaan
wilayah. 3enis. alat sarad yang digunakan adalah traktor bulldozer berban rantai dengan merk
Caterpillar D7G dan Komatsu D85H serta satu buah skidder berban karet bermerk Timberjack 606.
Jarak sarad pada penyaradan ini berkisar antara 200-600 meter.
Setelah seluruh kayu disarad menuju Tpn, maka kegiatan selanjutnya adalah kegiatan pembagian
batang, kupas kulit dan pengukuran dimensi kayu. Kegiatan pembagian batang dilakukan sendiri oleh
penebang tersebut dan batas panjang yang ditentukan oleh pihak manajemen maksimal 19-20 m yang
disesuaikan oleh kapasitas alat angkut. Kegiatan kupas kulit dilakukan oleh operator kipas sendiri
sedangkan kegiatan pengukuran dilaltukan oleh satu regu kerja yang terdiri dari 4-5 orang. Kegiatan
berikutnya adalah pengangkutan yang dilakukan melalui jalan darat dan melalui jalur sungai rnenuju
industri pemanfaatan


Selama penelitian diperoleh 32 macam elemen kerja dari 60 kali ulangan penebangan. Dari
jumlah penggunaan elemen tersebut kemudian diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu rangking
atas, rangking rata-rata dan rangking bawah. Secara signifikan diperoleh bahwa pada rangking atas
(5-7 elemen kerja) terdapat pada 8 ulangan penebangan, pada rangking rata-rata (8-12 elemen kerja)
terdapat pada 44 ulangan penkbangan dan pada rangking bawah (> 12 elemen kerja) terdapat pada 8
ulangan penebangan.
Dari hasil identifikasi kejadian diperoleh elemen-elemen kerja efektif penebangan yaitu : berjalan
menuju pohon, membersihkan tumbuhan bawah dsb, membuat takik rebah dan takik balas, menunggu
pohon rebah, berjalan ke pengkal batang, potong pangkal batang, berjalan ke ujung batang, potong
ujung batang. Sebanyak 24 elemen kerja termasuk ke dalam elemen kerja tidak efektif yaitu elemen
kerja tidak efektif yang dapat dihindari yaitu :memasang bar dan rantai, terjepit, kerusakan mesin,
mengasah rantai di awal pekerjaan, diam tidak bekerja ,melihat batas blok, memanaskan mesin,
menyalakan chainsaw, memotong akar, menunggu traktor, jalan ke dalam dengan traktor, jalan ke
batang sebelumnya, bicara dengan operator traktor dan pembatalan k e j a pada awal menebang.
Sedangkan elemen-elemen kerja yang termasuk dalam elemen kerja tidak efektif yang tidak dapat
dihindari yaitu : mengisi bahan bakar, mengasah rantai ditengah pekerjaan, membagi batang menjadi
dua, pindah posisi potong, membuat pijakan, membuang takik, membersihkan ranting, memotong
batang rebah, mengalami kaki keram dan membuat jembatan.
Dari hasil perhitungan rating pada tiap-tiap ulangan penebangan tercatat rata-rata rating sebesar
95.5% dengan standar deviasi 6.09. Nilai rating kerja terbesar terdapat pada elemen kerja membuat

takik rebah dan takik balas(91.1%) sedangkan rating kerja terendah terdapat pada elemen kerja
menuju ujung batang (77.78%). Dari nilai rata-rata rating tersebut menunjukkan bahwa pekerja
sample bekerja di bawah nilai 100% yang berarti bahwa operator penebangan tersebut bekerja dalam
kondisi lambat.
Waktu kerja rata-rata penebangan adalah sebesar 19.90 menitlpohon (0.33 jamlpohon) dengan
standar deviasi 14.26. Nilai penduga selang bagi rata-rata waktu kerja penebangan pada 60 kali
penebangan pada selang kepercayaan 95% berkis
~

..

.

~

~emudianpada rangking rata-rata (8-12

..

rata adalah 17.89-


menitlpohon (0.29 jam/pohon) dengan standar deviasi 10.72. Nilai penduga selang bagi rangking ratarata pada tingkat kepercayaan 95% berkisar pada 15.19- 20.59 menitlpohon. Pada rangking atas (