Identifikasi Masalah Penelitian S PKN 0909171 Chapter1

Florensina Meokbun, 2016 KAJIAN EVALUASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN OTONOMI KHUSUS DALAM BIDANG PENDIDIKAN DI KABUPATEN SORONG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu jangka panjang dan seringkali dirasakan tidak langsung. Berbeda halnya dengan kegiatan yang bisa dimanfaatkan langsung oleh masyarakat. Entah sampai kapan kondisi seperti ini bisa dicapai, tetapi yang pasti upaya untuk meningkatkan kualitas SDM melalui berbagai jenjang pendidikan semakin intensif dilakukan pemerintah daerah diwilayah kabupaten Sorong. Kesadaran demikian bukan karena ada kewajiban yang ditetapkan dalam Otonomi Khusus, melainkan tumbuh dari sebuah kedasaran akan pentingnya sebuah aspek pendidikan bagi pembangunan dan kemajuan masyarakat Papua. Kebijkan Otonomi Khusus yang menempatkan sektor pendidikan dan kesehatan pada posisi penting sesungguhnya sebagai bentuk respon atau legitimasi atas apa yang sudah menjadi kesadaran bersama, baik masyarakat dan pemerintah daerah di wilayah Papua, tetapi juga menjadi concern pemerintah pusat dan bangsa Indonesia pada umumnya sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi. Dalam konteks dan kesadaran seperti ini tidak berlebihan jika dinyatakan bahwa kunci dari pembangunan Papua saat ini dan masa datang adalah membangun SDM-nya. Untuk itu diperlukan kesabaran dan upaya yang ekstra untuk melaksanakannya karena berbagai kendala, baik yang sifatnya internal dan juga eksternal masih menjadi faktor krusial dalam menghambat pelaksanakan program strategis ini. Tidak ada pilihan lain, kecuali pemerintah dan masyarakat Papua memperkuat sektor pendidikan karena faktanya SDM masyarakat Papua masih relatif tertinggal dari provinsi lainnya di Indonesia. Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud untuk mengetahui sejauh mana tindak lanjut atau upaya penanganan pemerintah dengan adanya otonomi khusus serta Implementasinya terhadap UU NO.21 Tahun 2001 tersebut maka penulis bermaksud mengambil judul: Kajian Evaluasi Implementasi Kebijakan Otonomi Khusus Dalam Bidang Pendidikan Di Kabupaten Sorong. Studi Kasus DiDinas Pendidikan Pengajaran Kabupaten Sorong.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Florensina Meokbun, 2016 KAJIAN EVALUASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN OTONOMI KHUSUS DALAM BIDANG PENDIDIKAN DI KABUPATEN SORONG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas maka penulis mencoba untuk menjabarkan berbagai macam permasalahan yang berkaitan dengan judul penelitian diantaranya: a. Masalah yang melatarbelakangi lahirnya kebijakan Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua berawal dari belum berhasilnya Pemerintah mewujudkan kesejahteraan, kemakmuran bagi rakyat Papua. b. Masalah Pengakuan terhadap hak-hak dasar masyarakat Papua yang merupakan impian mereka, bahwa Papua harus bebas dari kemiskinan, ketertinggalan, pembodohan, ketidakadilan, ketakutan, manipulatif, intimidasi, pembelenggu, pemusahan etnis dalam zaman demokratisasi. c. Sejak di berlakukannya Undang-Undang Otonomi Khusus No. 21 Tahun 2001 bahwa Papua akan lebih maju seperti daerah-daerah lain yang ada di Indonesia malahan kenyataan yang dirasakan selama ini oleh rakyat Papua hanya sebuah mimpi belaka berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah belum bisa berjalan secara optimal sehingga rakyat Papua merasa terabaikan. d. Bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di Provinsi Papua selama ini belum sepenuhnya memenuhi rasa keadilan, belum sepenuhnya memungkinkan tercapainya kesejahteraan rakyat, belum sepenuhnya mendukung terwujudnya penegakkan hukum, dan belum sepenuhnya menampakkan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia di Provinsi Papua, khususnya masyarakat Papua, serta masalah ketidaksiapan sistem pemerintahan daerah, dapat dilihat dari kualitas sumber daya manusia yang ada. e. Saling tidak percaya antara masyarakat Papua dan Pemerintah Pusat, disebabkan oleh adanya pelanggaran Hak Asasi Manusia HAM dan intimidasi pada rakyat Papua serta telah menimbulkan kekecewaan yang sangat mendalam sehingga mereka memilih alternatif untuk melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Florensina Meokbun, 2016 KAJIAN EVALUASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN OTONOMI KHUSUS DALAM BIDANG PENDIDIKAN DI KABUPATEN SORONG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu f. Banyaknya masyarakat Papua yang mengalami angka buta aksara yang sangat tinggi diakibatkan karena tingginya tingkat kepadatan penduduk,ekonomi keluarga, kurangnya partisipasi masyarakat akan pentingnya pendidikan. g. Masih rendahnya infrastruktur dalam dunia pendidikan, kurangnya tenaga pengajar, akses pendidikan yang tidak merata, fasilitas perpustakaan yang masih minim, pengadaan buku paket yang sangat memberatkan orang tua adalah beberapa contoh yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia. Sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi kurangnya minat baca, serta rendahnya SDM yang dihasilkan akan berdampak pada tingginya tingkat buta aksara dan pengganguran yang semakin padat. h. Buta aksara di Papua, lebih dipicu pada buruknya guru dalam melaksanakan tugas, selayaknya hal ini diterima guru sebagai hukum karma. Jelaslah guru yang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik tentu akan menghasilkan anak didik yang tidak bisa membaca. i. Kondisi buta aksara tersebut sangat terkait dengan masalah kemiskinan, keterbelakangan dan ketidakberdayaan.Salah satu indikator sumber daya manusia adalah keaksaraan penduduk. j. Melek buta aksara, merupakan kunci penting untuk meningkatkan pendidikan, kesehatan, gizi dan kesejahteraan keluarga. Karena dengan melek buta aksara dan pendidikan, perempuan akan semakin berdaya, dapat mengambil keputusan sendiri dan mempunyai posisi tawar yang cukup kuat di dalam keluarga dan masyarakat. k. Kondisi topografis dan demografis Papua juga telah mendapat pembahasan, karena faktor ini dianggap memiliki karakter unik, khususnya terkait dengan sebaran penduduk dan jumlah penduduk asli yang relatif sedikit dan ada kecenderungan tergeser oleh penduduk yang masuk kategori pendatang terutama yang bermukim di wilayah pesisir atau pantai dan pusat-pusat pertumbuhan dan kegiatan pemerintahan. Fakta ini perlu dicermati sebagai faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Otonomi Khusus. Florensina Meokbun, 2016 KAJIAN EVALUASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN OTONOMI KHUSUS DALAM BIDANG PENDIDIKAN DI KABUPATEN SORONG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Rumusan Masalah Penelitian