Daerah Aliran Sungai DAS Periode Ulang

TUGAS AKHIR I RENCANA ANGGARAN BIAYA Penanganan Erosi Dan Sedimentasi di Sub Das Cacaban Dengan Bangunan Check Dam I 38 Tabel 2.14 Nilai Kritis untuk Uji Kecocokan Chi Kuadrat DK α Derajat Kepercayaan 0,995 0,99 0,975 0,95 0,05 0,025 0,01 0,005 1 0,0000393 0,000157 0,000928 0,00393 3,841 5,024 6,635 7,879 2 0,1000 0,021 0,05806 0,103 5,991 7,378 9,210 10,579 3 0,0717 0,115 0,216 0,352 7,815 9,348 11,345 12,838 4 0,207 0,297 0,4848 0,711 9,488 11,143 13,277 14,860 5 0,412 0,554 0,831 1,145 11,070 12,832 15,086 16,750 6 0,676 0,872 1,237 1,635 12,592 14,449 16,812 18,548 7 0,989 0,1,239 1,690 2,167 14,067 16,013 18,475 20,278 8 1,344 1,646 2,180 2,733 15,507 17,535 20,090 21,955 9 1,735 2,088 2,700 3,325 16,919 19,023 21,666 23,589 10 2,156 0,558 3,247 3,940 18,307 20,483 23,209 25,188 Sumber : Soewarno, 1995

2.2.9. Daerah Aliran Sungai DAS

Daerah Aliran Sungai DAS merupakan daerah dimana semua airnya mengalir ke dalam suatu sungai. Daerah ini umumnya dibatasi oleh batas topografi, yang berarti ditetapkan berdasar aliran air permukaan. Dari peta topografi, ditetapkan titik-titik tertinggi disekeliling sungai utama main stream, dan masing-masing titik tersebut dihubungkan satu dengan lainnya sehingga membentuk garis utuh yang bertemu ujung pangkalnya. Garis tersebut merupakan batas DAS dititik kontrol tertentu Dirjen Pengairan, 1992. Nama sebuah DAS ditandai dengan nama sungai yang bersangkutan dan dibatasi oleh titik kontrol, yang umumnya merupakan stasiun hidrometri. Memperhatikan hal tersebut berarti sebuah DAS dapat merupakan bagian dari DAS lain. Dalam sebuah DAS kemudian dibagi dalam area yang lebih kecil menjadi sub-DAS. Penentuan batas-batas sub-DAS berdasarkan kontur, jalan dan rel KA yang ada di lapangan untuk menentukan arah aliran air Dirjen Pengairan, 1992. Karakteristik DAS yang berpengaruh besar pada aliran permukaan : a. Luas dan bentuk DAS b. Topografi: kemiringan lahan, kerapatan parit atau saluran, dan bentuk-bentuk cekungan lainnya c. Panjang sungai d. Kelandaian sungai e. Tata guna lahan. TUGAS AKHIR I RENCANA ANGGARAN BIAYA Penanganan Erosi Dan Sedimentasi di Sub Das Cacaban Dengan Bangunan Check Dam I 39

2.2.10. Periode Ulang

Perencanaan periode ulang return period atau recurrance interval suatu banjir rencana pada prinsipnya berlandaskan pada teori kemungkinan lebih, sehingga bila terjadi banjir tertentu melebihi banjir rencana tersebut maka prasarana yang dibangun tidak akan mampu berfungsi seperti yang diharapkan Dirjen Pengairan, 1993. Beberapa aspek perlu dipertimbangkan dalam penentuan periode ulang prasarana pengairan, meliputi aspek teknis dan non teknis antara lain sebagai berikut: a. Kepentingan, manfaat utama dan masa guna prasarana b. Tingkat resiko yang mungkin terjadi berkaitan dengan kepentingan pengguna c. Pertimbangan biaya berdasarkan analisa ekonomi d. Pengelompokkan pelaksanaan konstruksi, bangunan baru, rehabilitasi, perbaikan e. Penduduk dan daerah yang mendapatkan manfaat atau diproteksi Bangunan Pengendali Sedimen BPS dapat dikelompokkan kedalam prasarana pengendalian daya rusak air flood control, maka penentuan periode ulang dapat memakai kriteria dasar sebagaimana yang tertuang dalam Tabel 2.15 Tabel 2.15 Kriteria Dasar Penentuan Periode Ulang Prasarana Pengendalian Banjir Sistem Utama Tipe Proyek Pengendalian Banjir Berdasarkan Penduduk, Tingkat Strategis Kewilayahan dan Tingkat Kepentingan Tahap Awal Tahun Tahap Akhir Tahun Sungai Proyek yang mendesak Proyek baru Proyek peningkatan - Desakota penduduk 2,000,000 - Perkotaan penduduk 2,000,000 5 10 25 25 10 25 50 100 TUGAS AKHIR I RENCANA ANGGARAN BIAYA Penanganan Erosi Dan Sedimentasi di Sub Das Cacaban Dengan Bangunan Check Dam I 40 Sistem Utama Tipe Proyek Pengendalian Banjir Berdasarkan Penduduk, Tingkat Strategis Kewilayahan dan Tingkat Kepentingan Tahap Awal Tahun Tahap Akhir Tahun Drainage primer catchement area 500 ha Pedesaan Perkotaan 500,000 500,000 Perkotaan 2,000,000 Perkotaan 2,000,000 2 5 5 10 5 10 15 25 Drainage primer catchement area 500 ha Pedesaan Perkotaan 500,000 500,000 Perkotaan 2,000,000 Perkotaan 2,000,000 1 2 2 5 2 5 5 10 Catatan 1. Banjir rencana yang lebih besar dapat diterapkan bila bencana banjir mengancam keselamatan manusia dan menimbulkan kerugian harta berdasarkan analisa ekonomi. 2. Bersifat mendesak dalam pengertian akan mengakibatkan kematian manusia bila tidak segera ditangani meskipun tanpa didahului dengan studi kelayakan dan pra rencana. Sumber : PU, 1993

2.2.11. Metode Perhitungan Debit Banjir Rencana