8
D. Definisi Operasional
1. Pembelajaran Matematika Realistik Pembelajaran matematika merupakan suatu proses interaksi antara siswa
dengan guru, siswa dengan siswa agar program belajar matematika dapat tumbuh dan berkembang sehingga terjadi perubahan pola pikir siswa yang diharapkan,
yaitu membentuk sikap kritis, berpikir logis, kreatif, jujur dan komunikatif bagi siswa Soedjadi dan Moesono, Bharata, 2002: 10.
“RME Realistic Mathematics Education atau pembelajaran matematika realistik adalah pendekatan pengajaran yang bertitik tolak
dari hal-hal yang nyata bagi siswa, menekankan keterampilan process of doing mathematics, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi
dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri strategi atau cara penyelesaian rnasalah dan pada akhirnya
menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok“ Zulkardi, 2001: 3.
lni berarti pembelajaran terpusat pada siswa, guru berperan sebagai fasilitator, moderator dan evaluator dan menilai jawaban siswa. Dengan
pendekatan ini siswa dilatih untuk bersikap menghargai pendapatjawaban siswa yang lain.
Dalam hal ini, pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan realistik memberikan kesempatan pada siswa untuk beraktivitas dalam
pembelajaran siswa berdiskusi dalam mencari strategilangkah penyelesaian soal dan materi yang diberikan berdasarkan konteks atau hal-hal yang real nyata atau
pernah dialamidiketahui siswa dan dikaitkan dengan situasi kehidupan sehari- hari.
9
2. Penalaran Penalaran berasal dari kata nalar yang berarti pertimbangan tentang baik
buruk atau aktivitas yang memungkinkan seseorang berpikir logis. Sehingga penalaran mempunyai arti:
a. Carahal menggunakan nalar, pemikiran atau cara berpikir logis;
b. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan
dengan perasaan atau pengalaman; c.
Proses mental dalam mengembangkan pikiran dan beberapa fakta atau prinsip. Tim Balai Pustaka, 1999: 681
Sejalan dengan hal itu Utari 1987: 31 menyatakan bahwa penalaran sebagai terjemahan dari istilah reasoning, dapat didefinisikan sebagai proses
pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber yang relevan. Dalam membangun penalaran dan pola berpikir siswa, penelitian yang
dilakukan oleh Noirda 2000, Shiego 2000 dan Henningsen dan Stein 1997 menyoroti beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam pembelajaran
matematika, yaitu: jenis berpikir matematik harus sesuai dengan siswa, jenis bahan ajar, manajemen kelas, peran guru serta otonomi siswa dalam berpikir
dan beraktivitas. Jenis berpikir matematik yang dikemukakan Shiego 2000 dan karakteristik berpikir yang diungkapkan Henningsen dan Stein 1997 dapat
dijadikan acuan dalam menyusun dan mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum, perkembangan, siswa, kemampuan guru, serta kondisi
lingkungan.
10
4. Komunikasi Matematik Kemampuan komunikasi matematik adalah kemampuan menyajikan
matematika secara tertulis, lisan atau diagram. Menurut NCTM Cai, dkk dalam Mayadiana, 2001:I7 dikatakan bahwa seorang siswa dikatakan mampu
mengkomunikasikan matematiknya jika ia dapat : a. Mengekspresikan ide-ide matematika dengan berbicara, menulis, lalu
mendemonstrasikan dan menggambarkannya secara visual. b. Memahami, menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide matematika yang
dipresentasikan dalam bentuk tulisan, lisan atau visual. c. Menggunakan kosa-kata, notasi dan struktur matematika untuk mewakili ide-
ide serta menggambarkan model-model situasi matematika. d. Menghubungkan bahasa sehari-hari ke dalam bahasa dan simbol matematika.
Dalam hal ini, matematika sebagai alat komunikasi dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik dapat berbentuk: 1 memberi
argumen; 2 mendorong siswa membaca atau menulis aspek matematik melalui gambar, simbol, tabel dan kata-kata.
E. Hipotesis