Transfer faktor FT = C – G Transfer faktor FT adalah selisih Koefisien proteksi efektif EPC = A - BE - F Transfer bersih NT = D – H Transfer bersih NT merupakan

Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 128 ~ Volume 02 Nomor 02 Juni 2012 petani padi dan jeruk menerima subsidi atas output di pasar domestik di atas harga pasar global. Jika nilai NPCO 1, berarti terjadi pengurangan penerimaan petani sebagai akibat dari kebijakan output, seperti adanya pengenaan pajak.

3. Transfer input IT = B – F Transfer input IT merupakan

selisih antara biaya input tradable dalam harga privat dengan input tradable dalam harga keekono- mian. Nilai IT menunjukkan ada- nya kebijakan pemerintah yang diterapkan kepada input tradable. Jika ternyata nilai IT 0, maka harga keekonomian input tradable menjadi lebih tinggi, sebagai akibat dari adanya pengenaan pajak dan diberlakukannya tarif terhadap impor input tersebut. Akibatnya petani harus membayar lebih mahal. Sebaliknya manakala nilai IT 0, hal ini menunjukkan adanya subsidi pemerintah terhadap input tradable, sehingga petani mem- bayar lebih murah atas input tersebut jika dibandingkan dengan harga keekonomiannya.

4. Koefisien proteksi nominal terhadap input NPCI = BF

Koefisien proteksi nominal ter- hadap input NPCI merupakan rasio antara biaya input asing yang dihitung berdasarkan harga privat dengan biaya input asing yang dihitung berdasarkan harga keeko- nomian atau harga bayangan. NPCI menunjukkan adanya kebija- kan pemerintah yang menyebab- kan divergensi antara harga privat dengan harga keekonomian ter- hadap input asing atau input tradable. Jika nilai NPCI 1, berarti pemerintah menaikkan harga input tradable di pasar domestik di atas harga efisiensinya atau harga pasar global. Akibatnya biaya produksi menjadi lebih tinggi dari seharusnya dan sebaliknya jika nilai NPCI 1 berarti petani menerima subsidi atas input tradable, sehingga petani dapat membeli input tersebut di bawah harga keekonomiannya atau harga di pasar global.

5. Transfer faktor FT = C – G Transfer faktor FT adalah selisih

antara harga privat terhadap input domestik dengan harga keeko- nomian. Nilai FT menunjukkan adanya kebijakan pemerintah ter- hadap produsen input domestik. Intervensi pemerintah terhadap input domestik biasanya berupa kebijakan subsidi terhadap harga atau subsidi terhadap biaya produksinya. Jika nilai FT 0 ber- arti pemerintah memberikan kebija- kan untuk melindungi produsen input domestik dengan pemberian subsidi.

6. Koefisien proteksi efektif EPC = A - BE - F

Koefisien proteksi efektif EPC adalah kriteria dari dampak ke- seluruhan kebijakan terhadap input dan output dalam sistem produksi usahatani padi dan jeruk. Nilai EPC merupakan gabungan antara koefisien proteksi output nominal dengan koefisien input nominal. Nilai EPC menggambarkan sejauh mana kebijakan pemerintah ber- sifat melindungi atau bahkan dapat Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 129 ~ Volume 02 Nomor 02 Juni 2012 menghambat produksi usahatani padi dan jeruk. Jika nilai EPC 1, berarti dampak kebijakan peme- rintah dapat memberikan dukungan terhadap sistem produksi. Akan tetapi sebaliknya jika nilai EPC 1 berarti kebijakan pemerintah tidak berjalan efektif dan tidak memberi dukungan terhadap sistem pro- duksi usahatani tersebut.

7. Transfer bersih NT = D – H Transfer bersih NT merupakan

selisih antara keuntungan bersih yang benar-benar diterima petani produsen dengan keuntungan sosial atau keuntungan secara keekonomiannya. Nilai NT mencer- minkan dampak kebijakan peme- rintah secara keseluruhan terhadap penerimaan petani, dimana kebija- kan tersebut dapat merugikan petani atau menguntungkan petani. Jika ternyata nilai NT 0 dapat menunjukkan adanya tambahan surplus produsen yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang diterapkan pada input dan output.

8. Koefisien profitabilitas PC = DH