Handayani Eka Putri, 2015 MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
E. Bahan Ajar
Perangkat pembelajaran dan bahan ajar dirancang berdasarkan pada karakterisitik model pembelajaran kooperatif dengan strategi konflik kognitif
untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran kooperatif untuk kelas kontrol. Perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang terdiri dari enam kali pertemuan tatap muka di setiap masing-masing kelas, sedangkan bahan ajar dalam penelitian ini
adalah bahan ajar yang digunakan pada saat pembelajaran berupa Lembar Kerja Siswa LKS kelas eksperimen dan Lembar Kerja Siswa LKS kelas kontrol.
Sebelum perangkat pembelajaran serta bahan ajar ini digunakan dalam peneltian, perangkat pembelajaran dan bahan ajar ini dikonsultasikan terlebih
dahulu dengan dosen pembimbing, hal ini bertujuan untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran dan bahan ajar yang telah dibuat serta untuk melihat
kesesuaian perangkat pembelajaran dan bahan ajar dengan model pembelajaran yang dilaksanakan.
F. Instrumen Penelitian
Perolehan data dalam penelitian ini menggunakan dua macam intrumen, yaitu instrumen tes dan instrumen non tes. Instrumen tes berupa seperangkat soal
untuk mengukur kemampuan representasi matematis dan pemahaman matematis siswa, sedangkan instrumen non tes adalah lembar observasi.
1. Tes Kemampuan Representasi dan Pemahaman Matematis
Tes kemampuan representasi dan pemahaman matematis yang digunakan pada penelitian ini berbentuk tes uraian. Tes dilakukan sebelum diberikan
perlakuan pretes. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan representasi dan pemahaman awal siswa. Kemudian dilakukan postes, yaitu untuk mengetahui
kemampuan representasi dan pemahaman siswa setelah pembelajaran selesai dilakukan.
Instrumen tes untuk mengukur kemampuan representasi dan pemahaman matematis siswa ini masing masing terdiri dari empat soal dan tiga soal uraian.
Setiap indikator butir soal disesuaikan dengan indikator kemampuan representasi
Handayani Eka Putri, 2015 MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
matematis dan indikator kemampuan pemahaman matematis. Adapun langkah- langkah yang ditempuh peneliti dalam membuat tes kemampuan representasi dan
pemahaman matematis yaitu membuat kisi-kisi soal yang sesuai dengan kompetensi dasar, indikator kemampuan yang diukur, butir soal, serta kunci
jawaban. Bahan tes diambil dari materi pelajaran matematika SMA kelas X semester genap dengan mengacu pada Kurikulum 2013 pada materi Geometri.
Indikator kemampuan representasi yang termuat pada butir soal dalam penelitian ini adalah 1 Menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan
masalah, 2 Membuat persamaan, model matematik, atau representasi dari representasi lain yang diberikan, dan 3 Menuliskan langkah-langkah
penyelesaian masalah matematik dengan kata-kata. Selanjutnya indikator kemampuan pemahaman yang termuat pada butir soal dalam penelitian ini adalah
1 Pemahaman instrumental : Menghapal rumusprinsip, dapat menerapkan rumus dalam perhitungan sederhana dan mengerjakan pehitungan secara algoritmik,
serta 2 Pemahaman relasional : Mengaitkan sesuatu dengan hal lainnya secara benar serta menyadari prosesnya.
Sebelum instrumen tes digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen ke siswa yang bukan merupakan dari sampel penelitian. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut memenuhi kriteria kelayakan instrumen. Instrumen tes ini diujicobakan kepada siswa kelas XII IPA 2
sebanyak 40 siswa SMA Negeri 9 Bandung untuk kemampuan representasi dan pemahaman masalah. Uji coba tes ini dilakukan kepada siswa-siswi yang sudah
pernah mendapatkan materi Geometri. Kemudian data yang diperoleh dari ujicoba tes kemampuan representasi dan pemahaman matematis ini dianalisis untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran tes tersebut dengan menggunakan bantuan
Microsoft Excel 2010.
a. Pengujian Validitas Butir Soal
Nilai validitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien korelasi
product moment.
Rumus korelasi produk moment dengan menggunakan angka kasar
raw score
Arikunto, 2013 sebagai berikut: � =
� ∑ − ∑
∑ √ � ∑
− ∑ � ∑
− ∑
Handayani Eka Putri, 2015 MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dengan: n = Jumlah Siswa
xy
r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y.
X
= skor siswa pada setiap butir soal Y = skor total dari seluruh siswa.
Adapun koefisien validitas
xy
r dibagi ke dalam kategori-kategori seperti berikut ini Arikunto, 2013:
Tabel 3.2 Klasifikasi Koefisien Validitas
Koefisien Validitas Interpretasi
0,80
r
xy
1.00 Sangat tinggi
0,60
r
xy
0.80 Tinggi
0,40
r
xy
0.60 Cukup
0,20
r
xy
0.40 Rendah
r
xy
0.20 sangat rendah
Berdasarkan hasil uji coba instrumen tes kemampuan representasi matematis yang telah dilakukan, diperoleh koefisien korelasi skor butir soal dengan skor total
yang diperoleh dengan menggunakan
Microsoft Excel 2010
dengan mengacu pada klasifikasi di tabel 3.2 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Representasi Matematis
No. Soal Koefisien Korelasi
Validitas Interpretasi
1 0,707
Valid Tinggi
2 0,691
Valid Tinggi
4 0,638
Valid Tinggi
5 0,858
Valid Sangat Tinggi
Berdasarkan Tabel 3.3 di atas, dapat dilihat bahwa empat soal yang diujikan adalah valid. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tes kemampuan representasi
matematis layak untuk digunakan. Berdasarkan hasil uji coba instrumen tes kemampuan pemahaman matematis
yang telah dilakukan, diperoleh koefisien korelasi skor butir soal dengan skor total yang diperoleh dengan menggunakan
Microsoft Excel 2010
dengan mengacu pada klasifikasi di tabel 3.2 adalah sebagai berikut:
Handayani Eka Putri, 2015 MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
No. Soal Koefisien Korelasi
Validitas Interpretasi
3 0,538
Valid Cukup
6 0,809
Valid Sangat Tinggi
7 0,848
Valid Sangat Tinggi
Berdasarkan Tabel 3.4 di atas, dapat dilihat bahwa tiga soal yang diujikan adalah valid. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tes kemampuan pemahaman
matematis layak untuk digunakan. b.
Pengujian Reliabilitas Arikunto 2013 menyatakan bahwa instrumen dikatakan baik dan memiliki
taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, atau yang disebut sebagai reliabilitas tes.
Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas bentuk uraian dikenal dengan rumus Cronbach-Alpha Arikunto, 2013 seperti berikut:
� = �
� − −
∑ �
�
� dengan:
11
r
: Reliabilitas instrumen
n
: Banyak butir soal
2
i
: Jumlah varians tiap butir soal
2 t
: Varians total Kategori untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat
digunakan kategori-kategori sebagai berikut Arikunto, 2013:
Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Interpretasi
r
11
0.20 Sangat rendah
0,20 ≤ r
11
0.40 Rendah
0,40 ≤ r
11
0.60 Cukup
0,60 ≤ r
11
0.80 Tinggi
0,80 ≤ r
11
≤ 1.00 sangat tinggi
Butir tes memenuhi kriteria reliabel dalam penelitian ini adalah jika 0,40 ≤r
11
1,00 kategori cukup ke atas
.
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas tes
Handayani Eka Putri, 2015 MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kemampuan representasi matematis dengan menggunakan
Microsoft Excel 2010
dengan mengacu pada klasifikasi di tabel 3.5 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Representasi Matematis
Reliabilitas Tes Interpretasi
0,70 Tinggi
Berdasarkan tabel 3.6 di atas, dapat dilihat bahwa koefisien reliabilitas empat soal tes kemampuan representasi matematis termasuk ke dalam kategori
tinggi. Hal ini berarti bahwa instrumen tes kemampuan representasi matematis ini akan memberikan hasil yang relatif tidak berubah walaupun diujikan pada situasi
yang berbeda. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas tes kemampuan pemahaman
matematis dengan menggunakan
Microsoft Excel 2010
dengan mengacu pada klasifikasi di tabel 3.5 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
Reliabilitas Tes Interpretasi
0,57 Cukup
Berdasarkan tabel 3.7 di atas, dapat dilihat bahwa koefisien reliabilitas tiga soal tes kemampuan pemahaman matematis termasuk ke dalam kategori cukup.
Hal ini berarti bahwa instrumen tes kemampuan pemahaman matematis ini akan memberikan hasil yang relatif tidak berubah walaupun diujikan pada situasi yang
berbeda. c.
Daya Pembeda Arikunto 2013 menyatakan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan
soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang tidak pandai berkemampuan rendah. Bagi suatu soal yang dapat
dijawab benar oleh siswa pandai maupun siswa tidak pandai, maka soal itu tidak baik karena tidak mempunyai daya pembeda.
Adapun rumus untuk menentukan daya pembeda soal tipe uraian Suherman, dkk.
,
2003 adalah sebagai berikut:
A B
X X
DP SMI
Handayani Eka Putri, 2015 MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dengan:
A
X = rata-rata skor kelompok atas untuk soal itu,
B
X = rata-rata skor kelompok bawah untuk soal itu, SMI = skor maksimal ideal bobot.
Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang digunakan Suherman, dkk.
,
2003 adalah:
Tabel 3.8 Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda
Besarnya DP Interpretasi
�� ≤ , Sangat Jelek
, �� ≤ ,
Jelek ,
�� ≤ , Cukup
, �� ≤ ,7
Baik ,7 �� ≤ ,
Sangat Baik Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda tes kemampuan representasi
matematis dengan menggunakan
Microsoft Excel 2010
dengan mengacu pada klasifikasi di tabel 3.8 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.9 Daya Pembeda Tes Kemampuan Representasi Matematis
No. Soal Koefisien Daya Pembeda
Interpretasi 1
0,49 Baik
2 0,49
Baik 4
0,43 Baik
5 0,75
Sangat Baik Berdasarkan tabel 3.9 di atas, dapat dilihat bahwa koefisien daya pembeda
empat soal tes kemampuan representasi matematis termasuk ke dalam kategori baik dan sangat baik, artinya soal tes kemampuan representasi matematis ini baik
digunakan untuk instrumen penelitian. Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda tes kemampuan pemahaman
matematis dengan menggunakan
Microsoft Excel 2010
dengan mengacu pada klasifikasi di tabel 3.9 adalah sebagai berikut:
Handayani Eka Putri, 2015 MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.10 Daya Pembeda Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
No. Soal Koefisien Daya Pembeda
Interpretasi 3
0,36 Cukup
6 0,45
Baik 7
0,85 Sangat Baik
Berdasarkan tabel 3.10 di atas, dapat dilihat bahwa koefisien daya pembeda tiga soal tes kemampuan pemahaman matematis termasuk ke dalam kategori
cukup, baik dan sangat baik, artinya soal tes kemampuan pemahaman matematis ini baik digunakan untuk instrumen penelitian.
d. Indeks Kesukaran
Arikunto 2013 menyatakan bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar, soal yang terlalu mudah tidak merangsang
siswa untuk mempertinggi usaha dalam memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sulit juga akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak
mempunyai semangat untuk mencoba lagi menyelesaikannya. Adapun rumus untuk menentukan indeks kesukaran butir soal Suherman,
dkk., 2003 yaitu:
X IK
SMI
dengan:
X
= rata-rata skor untuk soal itu SMI = skor maksimal ideal bobot
IK = Indeks Kesukaran
Klasifikasi indeks kesukaran yang digunakan Suherman dan Kusumah,
1990 adalah sebagai berikut: Tabel 3.11
Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Interpretasi
�� = , Terlalu Sukar
, �� ≤ ,
Sukar ,
�� ≤ ,7 Sedang
,7 �� ≤ , Mudah
�� = , Terlalu Mudah
Handayani Eka Putri, 2015 MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil perhitungan indeks kesukaran tes kemampuan representasi matematis dengan menggunakan
Microsoft Excel 2010
dengan mengacu pada klasifikasi di tabel 3.11 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12 Indeks Kesukaran Tes Kemampuan Representasi Matematis
No. Soal Indeks Kesukaran
Interpretasi 1
0,60 Sedang
2 0,34
Sedang 4
0,44 Sedang
5 0,36
Sedang Berdasarkan tabel 3.12 di atas, indeks kesukaran dari empat soal tes
representasi matematis termasuk dalam kategori sedang. Berdasarkan hasil perhitungan indeks kesukaran tes kemampuan
pemahaman matematis dengan menggunakan
Microsoft Excel 2010
dengan mengacu pada klasifikasi di tabel 3.11 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.13 Indeks Kesukaran Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
No. Soal Indeks Kesukaran
Interpretasi 3
0,71 Mudah
6 0,17
Sukar 7
0,53 Sedang
Berdasarkan tabel 3.13 di atas, indeks kesukaran dari soal nomor 3, masuk kategori mudah, soal nomor 7 tes pemahaman matematis termasuk dalam kategori
sedang, sedangkan soal nomor 6 termasuk dalam kategori sukar. Adapun rekapitulasi hasil uji coba instrumen adalah sebagai berikut:
Tabel 3.14 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Kemampuan Representasi dan
Pemahaman Matematis
Kemampuan Representasi Matematis
Kemampuan Pemahaman Matematis
Nomor Soal 1
2 4
5 3
6 7
Validitas Valid
Valid Valid
Valid Valid
Valid Valid
Reliabilitas Tinggi
Cukup Daya
Pembeda Baik
Baik Baik
Sangat Baik
Cukup Baik
Sangat baik
Indeks Kesukaran
Sedang Sedang
Sedang Sedang
Mudah Sukar
Sedang Keterangan
Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
Dipakai Dipakai
Handayani Eka Putri, 2015 MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2. Lembar Observasi