Pendahuluan perencanaan dan pengembangan materi pembelajaran inovatif 11 mei 2012

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN 1 Oleh: Dwi Purnomo 2 Abstrak: Proses pembelajaran di kelas perlu dirancang dengan baik sehingga tujuan dalam bentuk kompetensi dapat tercapai. Dengan demikian perencanaan pembelajaran sangat penting untuk membantu guru dan siswa dalam mengkreasi, menata, dan mengorganisasi pembelajaran tersebut. Agar efekektif pelaksanaannya, diperlukan model pembelajaran untuk memandu proses pembelajaran tersebut. Model pembelajaran yang efektif adalah model pembelajaran yang memiliki landasan teoretik yang humanistik, lentur, adaptif, berorientasi kekinian, memiliki sintak pembelajaran yang sedehana, mudah dilakukan, dapat mencapai tujuan dan hasil belajar yang dituju. Model pembelajaran yang dapat diterapkan pada bidang studi hendaknya dikemas koheren dengan hakikat pendidikan bidang studi tersebut. Namun, secara filosofis tujuan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi siswa dalam penumbuhan dan pengembangan kesadaran belajar, sehingga mampu melakukan olah pikir, rasa, dan raga dalam memecahkan masalah kehidupan di dunia nyata. Model-model pembelajaran yang dapat mengakomodasikan tujuan tersebut adalah yang berlandaskan pada paradigma konstruktivistik sebagai paradigma alternatif. Dalam hal ini dikenal Model problem solving and reasoning, model inquiry training, model problembased instruction, model conceptual change instruction, dan model group investigation. Model-model tersebut menitikberatkan pada pembelajaran alternative dan partisipatif sehingga sesuai dengan hakikat pembelajaran humanis populis yang bersifat inovatif

A. Pendahuluan

Kurikulum merupakan rambu-rambu pelaksanaan kegiatan pembelajaran, sehingga kurikulum yang berlaku selalu mengalami perubahan. Untuk tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah telah diberlakukan kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP yang fleksibel. Dengan demikian pembelajaran yang berlangsung pada tiap tingkatan satuan pendidikan tertentu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam menerima konsep. Penerimaan konsep siswa dapat diukur berdasarkan tujuan yang dirumuskan, baik dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tertuang dalam silabus dan selanjutnya dijabarkan oleh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. RPP merupakan pegangang guru dalam melaksanakan pembelajaran, baik pembelajaran di dalam kelas, laboratorium, atau di luar kelas. Dengan demikian rumusan tujuan umum dan tujuan khusus menjadi orientasi dasar dalam mencapai hasil yang diinginkan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan mengetahui tingkat ketuntasan belajar. Sitti Rahmawaty 2007 menyatakan bahwa daya serap siswa sebagai ukuran ketuntasan belajar individu minimal 70 sedangkan penguasaan klasikal minimal 60 . Ketuntasan minimal diperlukan melalui cara-cara dan aktivitas yang dapat dilakukan sehingga tujuan pembelajaran tercapai, dan jika memungkinkan skor siswa bertambah rata-ratanya. http:www.oke.or.id. Sejalan dengan berlakunya kurikulum terbaru, maka guru berkewajiban menyelenggarakan pembelajaran yang bervariasi di kelas. Pembelajaran variatif dapat dilakukan dengan pendekatan PAIKEM pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Kondisi ini dapat tercipta jika para guru menguasai beberapa model 1 Disajikan kepada Peserta Pelatihan Inovasi Pembelajaran di IKIP Budi Utomo Malang pada tanggal 11 Mei 2012. 2 Lektor Kepala di Jurusan Pendidikan MIPA IKIP Budi Utomo Malang. 1 pembelajaran baik secara teoritis maupun dari segi praktis. Adanya pembelajaran yang bervariasi diharapkan dapat lebih membangkitkan semangat dan aktivitas siswa dalam belajar, dengan demikain kompetensi yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran kurikulum dapat tercapai.

B. Model Pembelajaran Inovatif dan Peran Guru