perencanaan dan pengembangan materi pembelajaran inovatif 11 mei 2012

(1)

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN

MATERI PEMBELAJARAN

1

Oleh: Dwi Purnomo2

Abstrak: Proses pembelajaran di kelas perlu dirancang dengan baik sehingga tujuan dalam bentuk kompetensi dapat tercapai. Dengan demikian perencanaan pembelajaran sangat penting untuk membantu guru dan siswa dalam mengkreasi, menata, dan mengorganisasi pembelajaran tersebut. Agar efekektif pelaksanaannya, diperlukan model pembelajaran untuk memandu proses pembelajaran tersebut. Model pembelajaran yang efektif adalah model pembelajaran yang memiliki landasan teoretik yang humanistik, lentur, adaptif, berorientasi kekinian, memiliki sintak pembelajaran yang sedehana, mudah dilakukan, dapat mencapai tujuan dan hasil belajar yang dituju. Model pembelajaran yang dapat diterapkan pada bidang studi hendaknya dikemas koheren dengan hakikat pendidikan bidang studi tersebut. Namun, secara filosofis tujuan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi siswa dalam penumbuhan dan pengembangan kesadaran belajar, sehingga mampu melakukan olah pikir, rasa, dan raga dalam memecahkan masalah kehidupan di dunia nyata. Model-model pembelajaran yang dapat mengakomodasikan tujuan tersebut adalah yang berlandaskan pada paradigma konstruktivistik sebagai paradigma alternatif. Dalam hal ini dikenal Model problem solving and reasoning, model inquiry training, model problembased instruction, model conceptual change instruction, dan model group investigation. Model-model tersebut menitikberatkan pada pembelajaran alternative dan partisipatif sehingga sesuai dengan hakikat pembelajaran humanis populis yang bersifat inovatif

A. Pendahuluan

Kurikulum merupakan rambu-rambu pelaksanaan kegiatan pembelajaran, sehingga kurikulum yang berlaku selalu mengalami perubahan. Untuk tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah telah diberlakukan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang fleksibel. Dengan demikian pembelajaran yang berlangsung pada tiap tingkatan satuan pendidikan tertentu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam menerima konsep. Penerimaan konsep siswa dapat diukur berdasarkan tujuan yang dirumuskan, baik dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tertuang dalam silabus dan selanjutnya dijabarkan oleh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangang guru dalam melaksanakan pembelajaran, baik pembelajaran di dalam kelas, laboratorium, atau di luar kelas. Dengan demikian rumusan tujuan umum dan tujuan khusus menjadi orientasi dasar dalam mencapai hasil yang diinginkan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan mengetahui tingkat ketuntasan belajar. Sitti Rahmawaty (2007) menyatakan bahwa daya serap siswa sebagai ukuran ketuntasan belajar individu minimal 70 % sedangkan penguasaan klasikal minimal 60 %. Ketuntasan minimal diperlukan melalui cara-cara dan aktivitas yang dapat dilakukan sehingga tujuan pembelajaran tercapai, dan jika

memungkinkan skor siswa bertambah rata-ratanya. (http://www.oke.or.id).

Sejalan dengan berlakunya kurikulum terbaru, maka guru berkewajiban menyelenggarakan pembelajaran yang bervariasi di kelas. Pembelajaran variatif dapat dilakukan dengan pendekatan PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan). Kondisi ini dapat tercipta jika para guru menguasai beberapa model 1Disajikan kepada Peserta Pelatihan Inovasi Pembelajaran di IKIP Budi Utomo Malang pada tanggal 11 Mei 2012.


(2)

pembelajaran baik secara teoritis maupun dari segi praktis. Adanya pembelajaran yang bervariasi diharapkan dapat lebih membangkitkan semangat dan aktivitas siswa dalam belajar, dengan demikain kompetensi yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran kurikulum dapat tercapai.

B. Model Pembelajaran Inovatif dan Peran Guru

Gunter (1990) mendefinisikan model pembelajaran sebagai an instructional model

is a step-by-step procedure that leads to specific learning outcomes. Sedangkan Joyce &

Weil (1980) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang

digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan demikian, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis

dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi model

pembelajaran cenderung preskriptif, yang relatif sulit dibedakan dengan strategi

pembelajaran. An instructional strategy is a method for delivering instruction that is intended to help students achieve a learning objective (Burden & Byrd, 1999:85).

Selain memperhatikan rasional teoretik, tujuan, dan hasil yang ingin dicapai, model pembelajaran memiliki lima unsur dasar (Joyce & Weil (1980), yaitu (1) syntax, yaitu

langkah-langkah operasional pembelajaran, (2) social system, adalah suasana dan norma

yang berlaku dalam pembelajaran, (3) principles of reaction, menggambarkan bagaimana

seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon siswa, (4) support system,

segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran, dan (5)

instructional dan nurturant effects—hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan

tujuan yang disasar (instructional effects) dan hasil belajar di luar yang dituju (nurturant

effects).

Berdasarkan sifat-sifat model pembelajaran yang digunakan, maka guru tidak lagi cenderung bersifat sebagai penyampai konsep, akan tetapi lebih sesuai sebagai fasilitator dan tidak selalu mendominasi proses sebagaimana dalam proses pembelajaran konvensional. Secara umum model pembelajaran inovatif dapat dikelompokkan dalam model Reasoning and problem solving, model inquiry training, model, model problem-based instruction, dan model pembelajaran perubahan konseptual. Berikut ini diberikan beberapa contoh model pembelajaran inovatif dan sifat-sifatnya.

Koperatif (Cooperative Learning).

Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.


(3)

Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siawa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada kontrol dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok dan pelaporan

kelompok,danpelaporan.

Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ceramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif - nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.

Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya dari berbgai aspek dengan berbagai cara.

Pembelajaran Matematika Realistik (Realistik Mathematics Education)

Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guided reinvention dalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan uantuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengembangan matakognisi).

Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman (menemukan-informal dalam konteks melalui refleksi, informal ke formal), inter-twinment (keterkaitan-interkoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran

sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan) .


(4)

Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal. Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, Dan inkuiri.

Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, atau algoritma). Sintaknya adalah: sajikan permasalah yang memenuhi kriteria di atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan, siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi. Problem Posing dan Problem Promting.

Problem posing yaitu pemecahan masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simple sehingga dipahami. Sintaknya adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan, mencari alternatif, menyusun soal-pertanyaan.

Probing-prompting. Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan sikap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.

Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi sausana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi

Pembelajaran Bersiklus (Cycle Learning)

Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan prasyarat, eksplanasi berarti mengenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi berarti menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.


(5)

Teams Games Tournament (TGT)

Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi kelas. Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangka mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian raport. Pelaksanaannya adalah sebagai berikut: Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan, siapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditepati oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil kesepakatan kelompok. Selanjutnya adalah opelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu terttentu (misal 3 menit). Siswa bisda nmngerjakan lebbih dari satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja tunamen sesua dengan skor yang diperolehnya diberikan sebutan (gelar) superior, very good, good, medium. Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi. Examples dan Non-Examples,

Persiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi, sajikan gambar ditempel atau pakai OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, visualisasi dan refleksi.

Untuk pengembangan diri guru dan calon guru, dapat dirinci lebih banyak lagi model-model pembelajaran Inovatif. Pada prinsipnya model pembelajaran inovatif mengarah pada usaha ke arah perbaikan dan kemajuan, sehinga pembelajaran tidak lagi berlangsung secara konvensional.

C. Langkah-langkah Pembelajaran Inovatif

Agar proses pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan model inovatif, maka diperlukan langkah-langkah pelaksanaan. Langkah-langkah tersebut merupakan panduan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Adanya langkah yang ditetapkan, diharapkan proses yang terjadi lebih dan hasilnya mengalami peningkatan jika


(6)

dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Berikut ini beberapa langkah yang dilakukan dalam model pembelajaran inovatif.

Model Pembelajaran Model Jigsaw

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang ditempuh adalah: Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok beranggotakan 4-5 anak, tiap anak dalam tim diberi bagian materi yang berbeda sesuai dengan yang ditugaskan, anggota dari tim yamg berbeda yang telah mempelajari bagian atau sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) dan mendiskusikan sub bab mereka, Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok masing-masing dan tiap anggota lainnya mendengarkan penjelasan dari tim ahli. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi, Guru memberi evaluasi, penutup.

Model Pembelajaran Think Pair and Share

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran: Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai, Siswa secara perorangan diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebangku (1 kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. Masing-masing pasangan membentuk kelompok baru (tiap kelompok 4 siswa), Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya. Berawal dari kegiatan tersebut mengarah pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan siswa, Guru memberi kesimpulan. Penutup

Model Pembelajaran Student Teams Achievments Divisions (STAD)

Langkah-langkah pembelajaran: Membentuk kelompok yang anggotanya 4 siswa secara heterogen (campuran menurut prestasi), Guru memberikan penjelasan tentang suatu materi, Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok, Anggota kelompok yang mengerti tentang materi menjelaskan materi kepada anggota yang lain dalam kelompok itu sendiri sampai anggota yang lain mengerti. Guru memberi kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak ada boleh bekerja sama Guru memberi evaluasi, Kesimpulan

Model Pembelajaran Number Heads Togheter (NHT)

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran: Siswa dibagi dalam kelompok, tiap siswa dalam kelompok mendapat nomor, Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya, Kelompok mendiskusikan jawabannya yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya, Guru memenggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil mempresentasikan hasil kerjasama mereka Kelompok yang lain memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi siswa yang maju.uru menunjuk nomor yang lain, Kesimpulan

Model Pembelajaran Role Playing

Langkah-langkah kegiatan Pembelajaran: Guru menyusun atau menyiapkan skenario pembelajaran yang akan ditampilkan, Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari


(7)

skenario 2 hari sebelum KBM, Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang memberikan penjelasan tentang kompetensi yang akan dicapai, Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan, Masing-masing siswa duduk di kelompoknya dan memperhatikan skenario yang sedang ditampilkan, Setelah selesai, masing-masing siswa diberikan selembar kertas untuk membahas apa yang sudah ditampilkan, masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulan, guru memberikan kesimpulan secara umum, evaluasi, Penutup

Model Pembelajaran Picture and Picture

Langkah-langkah pembelajaran: Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, Guru menyajikan materi sebagai pengantar, Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan materi, Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis, Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut, Dari alasan/urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, Kesimpulan

Model Pembelajaran Examples non Examples

Langkah-langkah pembelajaran: Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran, Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP/LCD, Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk menganalisis gambar, melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusin dari analisa ganbar tersebut dicatat pada kertas, Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya, Berdasarkan hasil diskusi, guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuasn yang hendak dicapai, Kesimpulan.

Model Pembelajaran Make a Match (Mencari Pasangan)

Langkah-langkah pembelajaran: Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaiknya satun bagian kartu berisi soal dan bagian lainnya berisi jawaban, Setiap siswa mendapat satu buah kartu, Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegangnya, Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya, Setiap siswa yang dapat memcocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin, Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, Demikian seterusnya, kesimpulan/penutup

Model Pembelajaran Group Investigation

Langkah-langkah pembelajaran: Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok, Guru memanggil ketua dari masing-masing kelompok dan membagikan materi yang berbeda tiap kelompok, Masing-masing kelompok membahas materi yang diberikan guru secara kooperatif berisi penemuan, Setelah diskusi selesai, lewat juru bicara, tiap-tiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya, Guru memberikan penjelasan singkat serta menarik kesimpulan, Evaluasi, Penutup


(8)

D. Perencanaan dalam Pembelajaran Inovatif

Berdasarkan beberapa contoh di atas, tampak bahwa model pembelajaran inovatif yang digunakan berorientasi pada proses yang melibatkan penuh siswa untuk memperlajari konsep. Hal ini tampak dari langkah-langkah yang dilakukan. Langkah-langkah tersebut dapat dirumuskan dalam Rencana Pelaksannan Pembelajaran dengan alokasi waktu yang sesuai. Selanjutnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dan sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih yaitu model pembelajaran inovatif maka perencanaan yang dilakukan oleh seorang guru adalah:

1. Menentukan topik, topik yang diberikan mengacu pada silabus yang berlaku untuk tiap-tiap tingkat satuan pendidikan. Tiap rentang waktu dalam semester sudah dijelaskan topic apa yang akan diberikan.

2. Merencanakan model pembelajaran yang digunakan, Pemilihan model pembelajaran inovatif mengacu situasi dan kondisi pembelajaran.

3. Menyiapkan langkah pembelajaran model yang dipilih

4. Melakukan evaluasi dan merefleksikan dengan indicator dan tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam RPP yang dibuat guru.

Contoh RPP Model Pembelajaran Inovatif

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMP : ... Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VIII

Semester : Ganjil

Standar Kompetensi : ..

Kompetensi Dasar : ..

Indikator : ..

Alokasi Waktu : ..

Tujuan Pembelajaran : ..

Materi Pokok : ..

Metode Pembelajaran : ..

Langkah-langkah Kegiatan

Pertemuan Pertama : (.... menit)

Pendahuluan : ( ....menit)

Kegiatan Inti : : (...menit)

Kegiatan Penutup: : (...menit)

Pertemuan kedua : (... menit)

Pendahuluan : (...menit)

Kegiatan Inti : (...menit)

Penutup : (...menit)

Sumber Belajar. Penilaian.

Teknik : Tes


(9)

Malang, ... 20 ....

Mengetahui Guru Mata Pelajaran

Kepala Sekolah

_____________________ _______________________

E. Daftar Bacaan

Sitti Rahmawati. 2008. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPA.7 terhadap Redoks dan Elektrokimia dengan Menggunakan Sistem Tutor Sebaya. (online), (http://www.oke.or.id, diakses tanggal 5 Mei 2008).

Dwi Purnomo. 2009. Pengertian Pendekatan, Metode, Teknik, Takik dan Model dalam

Pembelajaran. (online), (http://dwipurnomoikipbu.wordpress.com)

____________. 2009. Model-model Pembelajaran. (Online)

(http://dwipurnomoikipbu.wodpress.com)

____________. 2008. Pembentukan Konsep melalui Pendidikan Matematika Realistik.

Jurnal PARADIGMA tahun XIII Nomor 25 Januari-Juni 2008.

____________. 2008. Pembelajaran Kontekstual Berpandu Konstruktivis dan Pelaksanaan

di Kelas. Jurnal PARADIGMA tahun XIII Nomor 26 Juli-Desember 2008.

____________, 2009. Pembelajaran Remedial dengan Tutor Sebaya. Jurnal PARADIGMA

tahun XIV Nomor 27 Januari-Juni 2009.

I Wayan Santyasa. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif (Online),

(http://www.freewebs.com. Diakses tanggal 5 Januari 2010

Sukir. 2008. Model-model Pembelajaran. (Online), (http:// ngawieducation.blogspot.com.

Diakses tanggal 6 Januari 2010).

Fatoni. 2009. Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Inovtif (Online),

(http://fatoniPGSD.wordpress.com. Diakses tanggal 7 Januari 2010)

Ardhana, W. 2000. Reformasi pembelajaran menghadapi abad pengetahuan. Makalah.

Disajikan dalam Seminar dan Diskusi Panel Nasional Teknologi Pembelajaran V,


(1)

Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal. Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, Dan inkuiri.

Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, atau algoritma). Sintaknya adalah: sajikan permasalah yang memenuhi kriteria di atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan, siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi. Problem Posing dan Problem Promting.

Problem posing yaitu pemecahan masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simple sehingga dipahami. Sintaknya adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan, mencari alternatif, menyusun soal-pertanyaan.

Probing-prompting. Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan sikap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.

Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi sausana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi

Pembelajaran Bersiklus (Cycle Learning)

Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan prasyarat, eksplanasi berarti mengenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi berarti menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.


(2)

Teams Games Tournament (TGT)

Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi kelas. Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangka mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian raport. Pelaksanaannya adalah sebagai berikut: Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan, siapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditepati oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil kesepakatan kelompok. Selanjutnya adalah opelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu terttentu (misal 3 menit). Siswa bisda nmngerjakan lebbih dari satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja tunamen sesua dengan skor yang diperolehnya diberikan sebutan (gelar) superior, very good, good, medium. Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi. Examples dan Non-Examples,

Persiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi, sajikan gambar ditempel atau pakai OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, visualisasi dan refleksi.

Untuk pengembangan diri guru dan calon guru, dapat dirinci lebih banyak lagi model-model pembelajaran Inovatif. Pada prinsipnya model pembelajaran inovatif mengarah pada usaha ke arah perbaikan dan kemajuan, sehinga pembelajaran tidak lagi berlangsung secara konvensional.

C. Langkah-langkah Pembelajaran Inovatif

Agar proses pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan model inovatif, maka diperlukan langkah-langkah pelaksanaan. Langkah-langkah tersebut merupakan panduan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Adanya langkah yang ditetapkan, diharapkan proses yang terjadi lebih dan hasilnya mengalami peningkatan jika


(3)

dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Berikut ini beberapa langkah yang dilakukan dalam model pembelajaran inovatif.

Model Pembelajaran Model Jigsaw

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang ditempuh adalah: Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok beranggotakan 4-5 anak, tiap anak dalam tim diberi bagian materi yang berbeda sesuai dengan yang ditugaskan, anggota dari tim yamg berbeda yang telah mempelajari bagian atau sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) dan mendiskusikan sub bab mereka, Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok masing-masing dan tiap anggota lainnya mendengarkan penjelasan dari tim ahli. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi, Guru memberi evaluasi, penutup.

Model Pembelajaran Think Pair and Share

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran: Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai, Siswa secara perorangan diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebangku (1 kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. Masing-masing pasangan membentuk kelompok baru (tiap kelompok 4 siswa), Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya. Berawal dari kegiatan tersebut mengarah pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan siswa, Guru memberi kesimpulan. Penutup

Model Pembelajaran Student Teams Achievments Divisions (STAD)

Langkah-langkah pembelajaran: Membentuk kelompok yang anggotanya 4 siswa secara heterogen (campuran menurut prestasi), Guru memberikan penjelasan tentang suatu materi, Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok, Anggota kelompok yang mengerti tentang materi menjelaskan materi kepada anggota yang lain dalam kelompok itu sendiri sampai anggota yang lain mengerti. Guru memberi kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak ada boleh bekerja sama Guru memberi evaluasi, Kesimpulan

Model Pembelajaran Number Heads Togheter (NHT)

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran: Siswa dibagi dalam kelompok, tiap siswa dalam kelompok mendapat nomor, Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya, Kelompok mendiskusikan jawabannya yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya, Guru memenggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil mempresentasikan hasil kerjasama mereka Kelompok yang lain memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi siswa yang maju.uru menunjuk nomor yang lain, Kesimpulan

Model Pembelajaran Role Playing

Langkah-langkah kegiatan Pembelajaran: Guru menyusun atau menyiapkan skenario pembelajaran yang akan ditampilkan, Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari


(4)

skenario 2 hari sebelum KBM, Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang memberikan penjelasan tentang kompetensi yang akan dicapai, Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan, Masing-masing siswa duduk di kelompoknya dan memperhatikan skenario yang sedang ditampilkan, Setelah selesai, masing-masing siswa diberikan selembar kertas untuk membahas apa yang sudah ditampilkan, masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulan, guru memberikan kesimpulan secara umum, evaluasi, Penutup

Model Pembelajaran Picture and Picture

Langkah-langkah pembelajaran: Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, Guru menyajikan materi sebagai pengantar, Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan materi, Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis, Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut, Dari alasan/urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, Kesimpulan

Model Pembelajaran Examples non Examples

Langkah-langkah pembelajaran: Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran, Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP/LCD, Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk menganalisis gambar, melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusin dari analisa ganbar tersebut dicatat pada kertas, Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya, Berdasarkan hasil diskusi, guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuasn yang hendak dicapai, Kesimpulan.

Model Pembelajaran Make a Match (Mencari Pasangan)

Langkah-langkah pembelajaran: Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaiknya satun bagian kartu berisi soal dan bagian lainnya berisi jawaban, Setiap siswa mendapat satu buah kartu, Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegangnya, Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya, Setiap siswa yang dapat memcocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin, Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, Demikian seterusnya, kesimpulan/penutup

Model Pembelajaran Group Investigation

Langkah-langkah pembelajaran: Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok, Guru memanggil ketua dari masing-masing kelompok dan membagikan materi yang berbeda tiap kelompok, Masing-masing kelompok membahas materi yang diberikan guru secara kooperatif berisi penemuan, Setelah diskusi selesai, lewat juru bicara, tiap-tiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya, Guru memberikan penjelasan singkat serta menarik kesimpulan, Evaluasi, Penutup


(5)

D. Perencanaan dalam Pembelajaran Inovatif

Berdasarkan beberapa contoh di atas, tampak bahwa model pembelajaran inovatif yang digunakan berorientasi pada proses yang melibatkan penuh siswa untuk memperlajari konsep. Hal ini tampak dari langkah-langkah yang dilakukan. Langkah-langkah tersebut dapat dirumuskan dalam Rencana Pelaksannan Pembelajaran dengan alokasi waktu yang sesuai. Selanjutnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dan sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih yaitu model pembelajaran inovatif maka perencanaan yang dilakukan oleh seorang guru adalah:

1. Menentukan topik, topik yang diberikan mengacu pada silabus yang berlaku untuk tiap-tiap tingkat satuan pendidikan. Tiap rentang waktu dalam semester sudah dijelaskan topic apa yang akan diberikan.

2. Merencanakan model pembelajaran yang digunakan, Pemilihan model pembelajaran inovatif mengacu situasi dan kondisi pembelajaran.

3. Menyiapkan langkah pembelajaran model yang dipilih

4. Melakukan evaluasi dan merefleksikan dengan indicator dan tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam RPP yang dibuat guru.

Contoh RPP Model Pembelajaran Inovatif

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP : ...

Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VIII

Semester : Ganjil Standar Kompetensi : .. Kompetensi Dasar : ..

Indikator : ..

Alokasi Waktu : ..

Tujuan Pembelajaran : ..

Materi Pokok : ..

Metode Pembelajaran : .. Langkah-langkah Kegiatan

Pertemuan Pertama : (.... menit) Pendahuluan : ( ....menit) Kegiatan Inti : : (...menit) Kegiatan Penutup: : (...menit) Pertemuan kedua : (... menit) Pendahuluan : (...menit) Kegiatan Inti : (...menit)

Penutup : (...menit)

Sumber Belajar. Penilaian.

Teknik : Tes


(6)

Malang, ... 20 ....

Mengetahui Guru Mata Pelajaran

Kepala Sekolah

_____________________ _______________________

E. Daftar Bacaan

Sitti Rahmawati. 2008. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPA.7 terhadap Redoks dan Elektrokimia dengan Menggunakan Sistem Tutor Sebaya. (online), (http://www.oke.or.id, diakses tanggal 5 Mei 2008).

Dwi Purnomo. 2009. Pengertian Pendekatan, Metode, Teknik, Takik dan Model dalam Pembelajaran. (online), (http://dwipurnomoikipbu.wordpress.com)

____________. 2009. Model-model Pembelajaran. (Online) (http://dwipurnomoikipbu.wodpress.com)

____________. 2008. Pembentukan Konsep melalui Pendidikan Matematika Realistik. Jurnal PARADIGMA tahun XIII Nomor 25 Januari-Juni 2008.

____________. 2008. Pembelajaran Kontekstual Berpandu Konstruktivis dan Pelaksanaan di Kelas. Jurnal PARADIGMA tahun XIII Nomor 26 Juli-Desember 2008.

____________, 2009. Pembelajaran Remedial dengan Tutor Sebaya. Jurnal PARADIGMA tahun XIV Nomor 27 Januari-Juni 2009.

I Wayan Santyasa. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif (Online), (http://www.freewebs.com. Diakses tanggal 5 Januari 2010

Sukir. 2008. Model-model Pembelajaran. (Online), (http:// ngawieducation.blogspot.com. Diakses tanggal 6 Januari 2010).

Fatoni. 2009. Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Inovtif (Online), (http://fatoniPGSD.wordpress.com. Diakses tanggal 7 Januari 2010)

Ardhana, W. 2000. Reformasi pembelajaran menghadapi abad pengetahuan. Makalah. Disajikan dalam Seminar dan Diskusi Panel Nasional Teknologi Pembelajaran V, tanggal 7 Oktober 2000, di UM.