2.6.2.2 Regurgitasi mitral
Regurgitasi mitral terjadi karena adanya kelainan dari komponen katup mitral terutama korda tendinea. Kelainan ini bisa disebabkan oleh valvulitis
reumatik, kalsifikasi idiopatik annulus mitral, sindroma prolapsus mitral dan penyakit muskulus papillaris ventrikel. Walaupun ventrikel kiri dapat beradaptasi
terhadap peningkatan beban volume yang ditimbulkan oleh regurgitasi mitral, namun makin lama fungsi ventrikel kiri akan memburuk, volume akhir diastolik
ventrikel akan meningkat progresif dan kardiomegali karena hipertrofi ekstrinsik ventrikel kiri akan menyertai. Gambaran klinik yang muncul diantaranya, dispneu,
mudah lelah, kadang palpitasi, dan fibrilasi atrium. Koreksi bedah dilakukan dengan perbaikan katup valvuloplasti, anuloplasti atau penggantian katup
proteosa.
11
2.6.2.3 Penyakit Katup Trikuspid
Stenosis trikuspid hampir selalu disebabkan oleh reumatik dengan perubahan patologi meyerupai stenosis mitral ditambah fusi tepi kuspis serta
pemendekan dan fusi korda tendinea. Regurgitasi trikuspid disebabkan oleh cacat fungsional karena dilatasi ventrikel kanan dan annulus katup trikuspid yang
meninggalkan daun dan korda tubuh. Sedangkan penyebab insufisiensi trikuspid fungsional adalah penyakit katup mital, hipertensi pulmonalis primer, kor
pulmonale dan infark ventrikel kanan.
11
Proses patofisiologi pada setiap pasien dengan regurgitasi trikuspid akan memperlihatkan adanya payah ventrikel kanan. Pada stenosis dan insufisiensi
trikuspid menyebabkan hipertensi atrium kanan, pembendungan vena sistemik dengan edema perifer dan kongesti hati. Proses ini menyokong curah jantung
rendah yang akan meningkatkan tekanan atrium kanan menjadi kongesti vena sistemik dengan akibat retensi cairan, edema dan debilitas.
Gejala penyakit katup trikuspid hampir sama dengan penyakit katup mitral, curah jantung rendah
menyebabkan kelelahan, hepatomegali, asites dan edema anasarka tanpa adanya kongesti paru. Koreksi bedah sama dengan penyakit katup mitral, dapat dilakukan
perbaikan atau pergantian katup.
11
2.7 Risiko Kardiovaskular pada Operasi Jantung