Analisis Preferensi Konsumen dan Perilaku Konsumsi Buah-Buahan pada Masyarakat Kelas Atas (Studi Kasus di Kompleks Pemukiman Villa Duta, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kotamadya Bogor)

MASYARAUAT KELAS ATAS
( S t ~ l dIbsus
i
111;

I{otaiiladya Bogor)

Oleh :

DEVI YULIANTI MARTIAS r
A 30.0017

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997

RINGKASAN

DEVl YULlANTl MARTIAS.
Analisis Preferensi Konsumen dan Perilaku

(Studi Kasus Di
Konsurnsi Buah-buahan Pada Masyarakat Kelas Atas
Kompleks Pemukiman Villa Duta, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor
Timur, Kotamadya Bogor) (dibawah bimbingan Yayah K. Wagiono).
Semakin bertarnbahnya penduduk dan meningkatnya pendapatan serta
kualitas pendidikan menyebabkan kesadaran rnasyarakat akan kebutuhan komposisi
gizi yang seirnbang rneningkat dan konsumen menjadi

lebih kritis serta lebih

rnenyukai buah-buahan yang berrnutu yang rnernenuhi preferensinya.

Hal ini

menyebabkan rneningkatnya perrnintaan terhadap buah-buahan di dalam negeri.
Naiknya permintaan buah-buahan ini harus diirnbangi dengan peningkatan produksi
buah lokal dan impor buah-buahan. Agar buah lokal dapat bersaing dengan buah
impor, maka produksi buah lokal harus tetap rnemperhatikan pola konsumsi dan
preferensi rnasyarakat.


Dengan melihat perilaku konsurnsi buah-buahan pada

masing-masing konsumen yang rnempunyai latar belakang kebudayaan yang
berbeda-beda, seperti adanya kelornpok-kelompok etnis, dapat ditentukan varietas
buah-buahan yang unggul yang dapat rnemenuhi kebutuhan dan kepuasan
konsumen.

Tujuan diadakannya penelitian ini yaitu untuk rnengetahui perilaku

konsurnsi buah-buahan pada masyarakat kelas atas, untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan perilaku konsurnsi buah-buahan antara konsurnen kelas atas
etnis melayu dengan etnis Tionghoa, untuk mengetahui persepsi atau anggapan
konsurnen kelas atas terhadap buah tropis Indonesia, serta untuk rnengetahui
preferensi dan standar rnutu yang dikehendaki oleh konsurnen kelas atas terhadap
buah tropis Indonesia.

Terdapat banyak buah-buahan tropis yang ada di Indonesia. Masing-masing
buah terdiri dari berbagai varietas yang mempunyai sifat unggul buah yang spesifik,
baik dari segi rasa maupun penarnpilan fisik buah. Varietas yang lebih baik atribut
produknya lebih disukai dibanding varietas yang kurang baik atribut produknya.

Preferensi konsumen akan mengarahkan konsumen dalam pembelian barang
kebutuhannya di pasar. Jadi apa yang dibelinya di pasar merupakan petunjuk atas
prefensi dan perilaku konsumsinya.
Penelitian ini dilakukan atas dasar pendekatan fisik lingkungan tempat tingga
yaitu di Kompleks Pemukiman Villa Duta, Kotamadya Bogor. Penelitian menlibatkan
60 responden yang terdiri atas 35 responden etnis Melayu dan 25 responden etnis
Tionghoa. Penentuan sampel konsumen dilakukan dengan rnenggunakan teknik
Stratified Random Sampling. Bahan tes produk yang digunakan terdiri dari buah
salak varietas Bali dan Pondoh serta buah mangga varietas Arummanis dan
Manalagi.

Penelitian ini menggunakan The Before Consumption Positioning

Technique pada analisis pembentukan persepsi konsumen dan The Affer
Consumption Positioning Technique untuk menentukan preferensi konsumen.
Data tentang persepsi dan preferensi diolah menggunakan sebaran frekuensi
dan analisis diskriminan dengan bantuan paket program komputer Minitab versi 8.2.
Sedangkan data tentang perilaku konsumsi diolah dengan cara tabulasi sederhana.
Secara umum tidak terdapat perbedaan perilaku konsumsi buah-buahan
antara etnis Melayu dengan etnis Tionghoa, kecuali untuk pilihan lebih banyak

rnengkonsumsi buah impor pada etnis Tionghoa dan kecenderungan etnis Melayu
untuk mengkonsumsi buah yang berukuran relatif lebih besar.
Alasan utama masyarakat kelas atas dalam mengkonsumsi buah-buahan.
pertama ditentukan oleh faktor gizi, kemudian rasa dan kebiasaan. Apabila mereka

ingin rnernilih satu jenis buah, rnaka yang rnenentukan buah tertentu dipilih yaitu
dilihat dari faktor rnutu, kernudian kebersihan dan warna buah.
Masyarakat kelas atas lebih rnenyukai rnernbeli buah-buahan di supermarket
dengan alasan sekalian berbelanja, kualitas yang lebih baik serta lebih nyarnan dan
praktis dibandingkan pasar dan kios buah. Urnurnnya rnereka menganggap bahwa
buah adalah rnerupakan kebutuhan pokok yang harus dikonsumsi setiap hari.
Jeruk, ape1 impor, pisang, pepaya, anggur, dan buah lokal musiman
rnerupakan buah yang sering dihidangkan dalarn keluarga, karena selain rasanya
yang enak dan tingkat ketersediannya yang tinggi, buah-buahan tersebut juga
banyak rnengandung vitamin dan dapat sebagai pencuci rnulut. Buah-buahan lokal
cenderung lebih disukai untuk disajikan pada acara jarnuan makan 1 pesta karena
atribut fisik buah yang rnenarik dan rnudah disajikan dalarn jurnlah besar seperti
buah sernangka, pisang, melon, jeruk, nenas dan pepaya.
Salak Pondoh dan Mangga Arummanis rnerupakan salak dan rnangga yang
sering dikonsurnsi oleh rnasyarakat kelas atas. Kernudian berikutnya untuk etnis

Melayu lebih banyak mengkonsurnsi Salak Bali dan Mangga Manalagi, sedangkan
untuk etnis Tionghoa yaitu Mangga Gedong dan rnasih banyak terdapat etnis
Tionghoa yang tidak mengetahui varietas salak yang sering dikonsurnsinya.
Masyarakat kelas atas umurnnya lebih rnenyukai rnengkonsurnsi salak dan
rnangga segar daripada salak dan rnangga olahan.

Pada waktu musirn salak

dirnana harga salak lebih murah dan banyak terdapat dipasaran rnereka justru lebih
banyak rnengkonsurnsi buah lain. Hal ini disebabkan karena rnenurut rnereka salak
kurang baik buat pencernaan.

Sedangkan pada waktu rnusirn rnangga mereka

justru lebih banyak rnengkonsurnsi buah rnangga, karena selain rasanya yang enak
buah rnangga juga banyak rnengandung vitamin.

Atribut buah salak yang cenderung diinginkan konsurnen yaitu : buah salak
yang rnernpunyai rasa yang manis, ukuran buah yang besar, daging buah tebal dan
keras dan kulit buah yang bersih. Salak Pondoh merniliki keunggulan dari atribut

rasa yang rnanis rneskipun belurn tua. Sedangkan Salak Bali rnerniliki keunggulan
dari atribut ukuran buah relatif besar, daging buah relatif tebal dan keras serta kulit
relatif bersih. Hal ini disebabkan karena Salak Bali rnempunyai sisik buah yang
lebih kecil, pendek dan rapat dibandingkan Salak Pondoh.
Atribut buah rnangga yang cenderung diinginkan konsurnen yaitu buah
rnangga yang rnernpunyai rasa manis, ukuran besar, kulit yang bersih, daging buah
cenderung keras, dan derajat kematangan cenderung mentah. Mangga Arurnmanis
rnerniliki keunggulan dari atribut rasa, kulit buah yang relatif bersih, dan ukuran buah
yang cenderung besar. Sedangkan Mangga Manalagi merniliki keunggulan dari
atribut daging buah yang cenderung keras dan derajat kernatangan yang cenderung
rnentah.
Untuk dapat rnengernbangkan jenis buah-buahan yang sesuai dengan
karakteristik perilaku konsurnsi konsurnen buah-buahan, kegiatan pernasaran
modern

harus

mengutamakan

penyesuaian


strategi

pemasaran

dengan

karakteristik, keinginan dan kebutuhan konsumen. Hal ini penting sebagai inforrnasi
dalam usaha rneningkatkan rnutu buah, rnenentukan jenis buah-buahan yang sesuai
dengan selera konsurnen, serta untuk dijadikan pedornan dalarn pendistribusian
buah-buahan ketempat-tempat penjualan buah tertentu yang dihubungkan dengan
pilihan atau perilaku konsumsi konsurnen buah-buahan.

MASYARAUAT KELAS ATAS
( S t ~ l dIbsus
i
111;

I{otaiiladya Bogor)


Oleh :

DEVI YULIANTI MARTIAS r
A 30.0017

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997

RINGKASAN

DEVl YULlANTl MARTIAS.
Analisis Preferensi Konsumen dan Perilaku
(Studi Kasus Di
Konsurnsi Buah-buahan Pada Masyarakat Kelas Atas
Kompleks Pemukiman Villa Duta, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor
Timur, Kotamadya Bogor) (dibawah bimbingan Yayah K. Wagiono).
Semakin bertarnbahnya penduduk dan meningkatnya pendapatan serta
kualitas pendidikan menyebabkan kesadaran rnasyarakat akan kebutuhan komposisi

gizi yang seirnbang rneningkat dan konsumen menjadi

lebih kritis serta lebih

rnenyukai buah-buahan yang berrnutu yang rnernenuhi preferensinya.

Hal ini

menyebabkan rneningkatnya perrnintaan terhadap buah-buahan di dalam negeri.
Naiknya permintaan buah-buahan ini harus diirnbangi dengan peningkatan produksi
buah lokal dan impor buah-buahan. Agar buah lokal dapat bersaing dengan buah
impor, maka produksi buah lokal harus tetap rnemperhatikan pola konsumsi dan
preferensi rnasyarakat.

Dengan melihat perilaku konsurnsi buah-buahan pada

masing-masing konsumen yang rnempunyai latar belakang kebudayaan yang
berbeda-beda, seperti adanya kelornpok-kelompok etnis, dapat ditentukan varietas
buah-buahan yang unggul yang dapat rnemenuhi kebutuhan dan kepuasan
konsumen.


Tujuan diadakannya penelitian ini yaitu untuk rnengetahui perilaku

konsurnsi buah-buahan pada masyarakat kelas atas, untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan perilaku konsurnsi buah-buahan antara konsurnen kelas atas
etnis melayu dengan etnis Tionghoa, untuk mengetahui persepsi atau anggapan
konsurnen kelas atas terhadap buah tropis Indonesia, serta untuk rnengetahui
preferensi dan standar rnutu yang dikehendaki oleh konsurnen kelas atas terhadap
buah tropis Indonesia.

Terdapat banyak buah-buahan tropis yang ada di Indonesia. Masing-masing
buah terdiri dari berbagai varietas yang mempunyai sifat unggul buah yang spesifik,
baik dari segi rasa maupun penarnpilan fisik buah. Varietas yang lebih baik atribut
produknya lebih disukai dibanding varietas yang kurang baik atribut produknya.
Preferensi konsumen akan mengarahkan konsumen dalam pembelian barang
kebutuhannya di pasar. Jadi apa yang dibelinya di pasar merupakan petunjuk atas
prefensi dan perilaku konsumsinya.
Penelitian ini dilakukan atas dasar pendekatan fisik lingkungan tempat tingga
yaitu di Kompleks Pemukiman Villa Duta, Kotamadya Bogor. Penelitian menlibatkan
60 responden yang terdiri atas 35 responden etnis Melayu dan 25 responden etnis

Tionghoa. Penentuan sampel konsumen dilakukan dengan rnenggunakan teknik
Stratified Random Sampling. Bahan tes produk yang digunakan terdiri dari buah
salak varietas Bali dan Pondoh serta buah mangga varietas Arummanis dan
Manalagi.

Penelitian ini menggunakan The Before Consumption Positioning

Technique pada analisis pembentukan persepsi konsumen dan The Affer
Consumption Positioning Technique untuk menentukan preferensi konsumen.
Data tentang persepsi dan preferensi diolah menggunakan sebaran frekuensi
dan analisis diskriminan dengan bantuan paket program komputer Minitab versi 8.2.
Sedangkan data tentang perilaku konsumsi diolah dengan cara tabulasi sederhana.
Secara umum tidak terdapat perbedaan perilaku konsumsi buah-buahan
antara etnis Melayu dengan etnis Tionghoa, kecuali untuk pilihan lebih banyak
rnengkonsumsi buah impor pada etnis Tionghoa dan kecenderungan etnis Melayu
untuk mengkonsumsi buah yang berukuran relatif lebih besar.
Alasan utama masyarakat kelas atas dalam mengkonsumsi buah-buahan.
pertama ditentukan oleh faktor gizi, kemudian rasa dan kebiasaan. Apabila mereka

ingin rnernilih satu jenis buah, rnaka yang rnenentukan buah tertentu dipilih yaitu
dilihat dari faktor rnutu, kernudian kebersihan dan warna buah.
Masyarakat kelas atas lebih rnenyukai rnernbeli buah-buahan di supermarket
dengan alasan sekalian berbelanja, kualitas yang lebih baik serta lebih nyarnan dan
praktis dibandingkan pasar dan kios buah. Urnurnnya rnereka menganggap bahwa
buah adalah rnerupakan kebutuhan pokok yang harus dikonsumsi setiap hari.
Jeruk, ape1 impor, pisang, pepaya, anggur, dan buah lokal musiman
rnerupakan buah yang sering dihidangkan dalarn keluarga, karena selain rasanya
yang enak dan tingkat ketersediannya yang tinggi, buah-buahan tersebut juga
banyak rnengandung vitamin dan dapat sebagai pencuci rnulut. Buah-buahan lokal
cenderung lebih disukai untuk disajikan pada acara jarnuan makan 1 pesta karena
atribut fisik buah yang rnenarik dan rnudah disajikan dalarn jurnlah besar seperti
buah sernangka, pisang, melon, jeruk, nenas dan pepaya.
Salak Pondoh dan Mangga Arummanis rnerupakan salak dan rnangga yang
sering dikonsurnsi oleh rnasyarakat kelas atas. Kernudian berikutnya untuk etnis
Melayu lebih banyak mengkonsurnsi Salak Bali dan Mangga Manalagi, sedangkan
untuk etnis Tionghoa yaitu Mangga Gedong dan rnasih banyak terdapat etnis
Tionghoa yang tidak mengetahui varietas salak yang sering dikonsurnsinya.
Masyarakat kelas atas umurnnya lebih rnenyukai rnengkonsurnsi salak dan
rnangga segar daripada salak dan rnangga olahan.

Pada waktu musirn salak

dirnana harga salak lebih murah dan banyak terdapat dipasaran rnereka justru lebih
banyak rnengkonsurnsi buah lain. Hal ini disebabkan karena rnenurut rnereka salak
kurang baik buat pencernaan.

Sedangkan pada waktu rnusirn rnangga mereka

justru lebih banyak rnengkonsurnsi buah rnangga, karena selain rasanya yang enak
buah rnangga juga banyak rnengandung vitamin.

Atribut buah salak yang cenderung diinginkan konsurnen yaitu : buah salak
yang rnernpunyai rasa yang manis, ukuran buah yang besar, daging buah tebal dan
keras dan kulit buah yang bersih. Salak Pondoh merniliki keunggulan dari atribut
rasa yang rnanis rneskipun belurn tua. Sedangkan Salak Bali rnerniliki keunggulan
dari atribut ukuran buah relatif besar, daging buah relatif tebal dan keras serta kulit
relatif bersih. Hal ini disebabkan karena Salak Bali rnempunyai sisik buah yang
lebih kecil, pendek dan rapat dibandingkan Salak Pondoh.
Atribut buah rnangga yang cenderung diinginkan konsurnen yaitu buah
rnangga yang rnernpunyai rasa manis, ukuran besar, kulit yang bersih, daging buah
cenderung keras, dan derajat kematangan cenderung mentah. Mangga Arurnmanis
rnerniliki keunggulan dari atribut rasa, kulit buah yang relatif bersih, dan ukuran buah
yang cenderung besar. Sedangkan Mangga Manalagi merniliki keunggulan dari
atribut daging buah yang cenderung keras dan derajat kernatangan yang cenderung
rnentah.
Untuk dapat rnengernbangkan jenis buah-buahan yang sesuai dengan
karakteristik perilaku konsurnsi konsurnen buah-buahan, kegiatan pernasaran
modern

harus

mengutamakan

penyesuaian

strategi

pemasaran

dengan

karakteristik, keinginan dan kebutuhan konsumen. Hal ini penting sebagai inforrnasi
dalam usaha rneningkatkan rnutu buah, rnenentukan jenis buah-buahan yang sesuai
dengan selera konsurnen, serta untuk dijadikan pedornan dalarn pendistribusian
buah-buahan ketempat-tempat penjualan buah tertentu yang dihubungkan dengan
pilihan atau perilaku konsumsi konsurnen buah-buahan.