Konsumsi Serat Makanan Pada Masyarakat Golongan Menengah ke Atas di Perkotaan (Studi Kasus di Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kotamadya Bogor, Jawa Barat)

,,&/&7:<
*

0; d"
KONSUMSI SERAT MAKANAN PADA MASYARAKAT
GOLONGAN MENENGAH KE ATAS Dl PERKOTAAN
(Studi Kasus di Kelurahan Baranangsiang,
Kecamatan Bogor Timur, Kotamadya Bogor, Jawa Barat)

Oleh :
ROSIANA PERMANASARI
A. 25 1438

JURUSAN GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
lNSTlTUT PERTANIAN BOGOR

1993

Konsumsi Serat Makanan pada Masyarakat Golongan Menengah Ke Atas di Perkotaan (Studi Kasus
di Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kotamadya Bogor, Jawa Barat) (Di bawah bimbingan EMMA S. WIRAKUSUMAH dan HEPI HAPSARI).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi
serat makanan pada golongan masyarakat berpenghasilan menengah ke atas di daerah perkotaan. Adapun tujuan khususnya ingin mengetahui tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan gizi, kebiasaan rnakan, jumlah konsumsi serat makanan dan gangguan pencernaan sebagai gejala awal kemungkinan terkena penyakit kanker kolon
akibat konsumsi serat makanan yang rendah pada pria dan
wanita yang berpenghasilan menengah ke atas di daerah
perkotaan.
Responden dipilih secara sukarela berdasar kesediaannya, terdiri dari 28 orang pria dewasa dan 30 orang wanita dewasa. Data yang dikumpulkan meliputi identitas
individu responden, pendapaean keluarga, pengeluaran keluarga (pangan dan nonpangan), pengetahuan gizi, kebiasaan makan, dan gangguan pencernaan yang diperoleh dengan
wawancara. Konsumsi pangan dan serat makanan diperoleh
melalui "recall" selama dua hari berturut-turut pada awal
bulan, tengah bulan dan akhir bulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia responden
berkisar antara 28 - 65 tahun. Pada responden pria 32,12
persen berada diantara 40 - 49 tahun, dengan rata-rata
berat badan 66,9 kg dan tinggi badan 166,2 cm. Sedangkan
sebagian besar responden wanita (masing-masing 40%) terdapat pada usia 30 - 39 tahun dan 40 - 49 tahun, dengan
rata-rata berat badan 55,9 kg dan tinggi badan 157,8 cm.
Berdasarkan kriteria berat badan/tinggi badan pada responden pria maupun wanita termasuk dalam kategori gemuk
tidak sehat.
Hampir semua responden pria (92,86%) berpendidikan
tinggi dan pada responden wanita 56,66 persen yang berpendidikan tinggi. Pendapatan rata-rata per kapita per

bulan responden pria adalah Rp 309.971,68 dengan ratarata pengeluaran pangan per bulan sebesar 24,46 persen.
Besar pendapatan rata-rata responden wanita mencapai
Rp 312.229,83 per kapita per bulan dengan rata-rata pengeluaran pangan per bulan sebesar 25,65 persen.
Pada responden pria maupun wanita sebagian besar
telah memiliki tingkat pengetahuan gizi yang baik khususnya tentang serat rnakanan, namun pada responden wanita
jumlahnya lebih banyak.
Kebiasaan makan pada responden pria dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata 39,82 f 2,01 dan pada

ROSIANA PERMANASARI.

responden wanita diperoleh nilai rata-rata 39/73 t 1/70.
Konsumsi energi per kapita per hari pada responden pria
rata-rata 2.462 Kalori dengan tingkat konsumsi 118,06
persen dan pada responden wanita 1.923 Kalori dengan
tingkat konsumsi 113,ll persen. Sedangkan rata-rata
konsumsi protein per kapita per hari pada responden pria
70,7 gram dengan tingkat konsumsi 127,94 persen dan pada
responden wanita sebesar 64,l gram dengan tingkat konsumsi 137,65 persen. Tingkat konsumsi energi dan protein
rata-rata pada responden pria maupun wanita sudah melebihi batas yang dianjurkan (>loo%).
Konsumsi serat makanan per orang per hari pada responden pria sebesar 26,58 gram dan pada responden wanita

sebesar 25/38 gram. Jumlah tersebut sudah sesuai anjuran
menurut National Cancer Institute, USA dengan menganjurkan konsumsi serat makanan antara 20-30 gram per hari
untuk orang dewasa.
Berdasarkan gangguan pencernaan yang diderita oleh
responden pria, sebanyak 10,71 persen berada pada resiko
tinggi terhadap kemungkinan terkena penyakit kanker kolon
dan pada responden wanita sebanyak 20,OO persen.
Pada responden pria dan wanita tidak terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan formal, tingkat pendapatan dengan konsumsi serat makanan. Sedangkan
hubungan nyata yang terlihat pada responden pria dan
wanita adalah antara tingkat pengetahuan gizi, kebiasaan
makan dengan konsumsi serat makanan. Hubungan antara besarnya gangguan pencernaan dengan konsumsi serat makanan
pada pria terlihat nyata tetapi pada responden wanita
hubungan tersebut tidak tampak nyata.
Secara simultan dari hasil uji Kendall terdapat
hubungan yang nyata antara variabel-variabel tingkat pendidikan formal, tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan
gizi, dan kebiasaan makan dengan konsumsi serat makanan
pada responden pria maupun wanita.

KONSUMSI SERAT MAKANAN PADA MASYARAKAT
GOLONGAN MENENGAH KE ATAS DI PERKOTAAN

(Studi Kasus di Kelurahan Baranangsiang,
Kesamatan Bogor Tiur, Kotamadya Bogor, Jawa Barat)

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gel=
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh
ROSIANA PERMANASARI
A. 25 1438

JURUSAN GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1993

KONSUMSI SERAT MAKANAN PADA MASYARAKAT GOLONGAN MENENGAH KE ATAS DI
PERKOTAAN
(Studi Kasus di Kelurahan Baranangsiang,

Kecamatan Bogor Timur, Kotamadya Bogor,
Jawa Barat)

Judul

Nama Mahasiswa

:

Nomor Pokok

ROSIANA PERMANASARI
A. 25 1438

Menyetujui :
Dosen Pembimbing I

n

NIP. 130671880


Tanggal Lulus

24 Juli 1993

,,&/&7:<
*

0; d"
KONSUMSI SERAT MAKANAN PADA MASYARAKAT
GOLONGAN MENENGAH KE ATAS Dl PERKOTAAN
(Studi Kasus di Kelurahan Baranangsiang,
Kecamatan Bogor Timur, Kotamadya Bogor, Jawa Barat)

Oleh :
ROSIANA PERMANASARI
A. 25 1438

JURUSAN GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN

lNSTlTUT PERTANIAN BOGOR

1993

Konsumsi Serat Makanan pada Masyarakat Golongan Menengah Ke Atas di Perkotaan (Studi Kasus
di Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kotamadya Bogor, Jawa Barat) (Di bawah bimbingan EMMA S. WIRAKUSUMAH dan HEPI HAPSARI).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi
serat makanan pada golongan masyarakat berpenghasilan menengah ke atas di daerah perkotaan. Adapun tujuan khususnya ingin mengetahui tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan gizi, kebiasaan rnakan, jumlah konsumsi serat makanan dan gangguan pencernaan sebagai gejala awal kemungkinan terkena penyakit kanker kolon
akibat konsumsi serat makanan yang rendah pada pria dan
wanita yang berpenghasilan menengah ke atas di daerah
perkotaan.
Responden dipilih secara sukarela berdasar kesediaannya, terdiri dari 28 orang pria dewasa dan 30 orang wanita dewasa. Data yang dikumpulkan meliputi identitas
individu responden, pendapaean keluarga, pengeluaran keluarga (pangan dan nonpangan), pengetahuan gizi, kebiasaan makan, dan gangguan pencernaan yang diperoleh dengan
wawancara. Konsumsi pangan dan serat makanan diperoleh
melalui "recall" selama dua hari berturut-turut pada awal
bulan, tengah bulan dan akhir bulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia responden
berkisar antara 28 - 65 tahun. Pada responden pria 32,12
persen berada diantara 40 - 49 tahun, dengan rata-rata
berat badan 66,9 kg dan tinggi badan 166,2 cm. Sedangkan

sebagian besar responden wanita (masing-masing 40%) terdapat pada usia 30 - 39 tahun dan 40 - 49 tahun, dengan
rata-rata berat badan 55,9 kg dan tinggi badan 157,8 cm.
Berdasarkan kriteria berat badan/tinggi badan pada responden pria maupun wanita termasuk dalam kategori gemuk
tidak sehat.
Hampir semua responden pria (92,86%) berpendidikan
tinggi dan pada responden wanita 56,66 persen yang berpendidikan tinggi. Pendapatan rata-rata per kapita per
bulan responden pria adalah Rp 309.971,68 dengan ratarata pengeluaran pangan per bulan sebesar 24,46 persen.
Besar pendapatan rata-rata responden wanita mencapai
Rp 312.229,83 per kapita per bulan dengan rata-rata pengeluaran pangan per bulan sebesar 25,65 persen.
Pada responden pria maupun wanita sebagian besar
telah memiliki tingkat pengetahuan gizi yang baik khususnya tentang serat rnakanan, namun pada responden wanita
jumlahnya lebih banyak.
Kebiasaan makan pada responden pria dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata 39,82 f 2,01 dan pada

ROSIANA PERMANASARI.

responden wanita diperoleh nilai rata-rata 39/73 t 1/70.
Konsumsi energi per kapita per hari pada responden pria
rata-rata 2.462 Kalori dengan tingkat konsumsi 118,06
persen dan pada responden wanita 1.923 Kalori dengan

tingkat konsumsi 113,ll persen. Sedangkan rata-rata
konsumsi protein per kapita per hari pada responden pria
70,7 gram dengan tingkat konsumsi 127,94 persen dan pada
responden wanita sebesar 64,l gram dengan tingkat konsumsi 137,65 persen. Tingkat konsumsi energi dan protein
rata-rata pada responden pria maupun wanita sudah melebihi batas yang dianjurkan (>loo%).
Konsumsi serat makanan per orang per hari pada responden pria sebesar 26,58 gram dan pada responden wanita
sebesar 25/38 gram. Jumlah tersebut sudah sesuai anjuran
menurut National Cancer Institute, USA dengan menganjurkan konsumsi serat makanan antara 20-30 gram per hari
untuk orang dewasa.
Berdasarkan gangguan pencernaan yang diderita oleh
responden pria, sebanyak 10,71 persen berada pada resiko
tinggi terhadap kemungkinan terkena penyakit kanker kolon
dan pada responden wanita sebanyak 20,OO persen.
Pada responden pria dan wanita tidak terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan formal, tingkat pendapatan dengan konsumsi serat makanan. Sedangkan
hubungan nyata yang terlihat pada responden pria dan
wanita adalah antara tingkat pengetahuan gizi, kebiasaan
makan dengan konsumsi serat makanan. Hubungan antara besarnya gangguan pencernaan dengan konsumsi serat makanan
pada pria terlihat nyata tetapi pada responden wanita
hubungan tersebut tidak tampak nyata.
Secara simultan dari hasil uji Kendall terdapat

hubungan yang nyata antara variabel-variabel tingkat pendidikan formal, tingkat pendapatan, tingkat pengetahuan
gizi, dan kebiasaan makan dengan konsumsi serat makanan
pada responden pria maupun wanita.

KONSUMSI SERAT MAKANAN PADA MASYARAKAT
GOLONGAN MENENGAH KE ATAS DI PERKOTAAN
(Studi Kasus di Kelurahan Baranangsiang,
Kesamatan Bogor Tiur, Kotamadya Bogor, Jawa Barat)

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gel=
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh
ROSIANA PERMANASARI
A. 25 1438

JURUSAN GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1993

KONSUMSI SERAT MAKANAN PADA MASYARAKAT GOLONGAN MENENGAH KE ATAS DI
PERKOTAAN
(Studi Kasus di Kelurahan Baranangsiang,
Kecamatan Bogor Timur, Kotamadya Bogor,
Jawa Barat)

Judul

Nama Mahasiswa

:

Nomor Pokok

ROSIANA PERMANASARI
A. 25 1438

Menyetujui :
Dosen Pembimbing I

n

NIP. 130671880

Tanggal Lulus

24 Juli 1993

Dokumen yang terkait

Pendapatan, Aklokasi PEngeluaran dan Konsumsi Pangan Keluarga Pemilik Karamba di Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Timur, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat

0 4 82

Pola Konsumsi Serat Makanan Keluarga di PErumahan BTN dan Bukan BTN (Studi Kasus di Desa Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat

0 5 81

Alokasi uang saku untuk konsumsi makanan jajanan dan sumbangannya terhadap konsumsi zat gizi anak SMA Studi kasus di SMA Kecamatan Bogor Timur Kotamadya Bogor, Provinsi Jawa Barat

0 4 86

Evaluasi Keberhasilan Kelompok Belajar Paket A (Studi Kasus di Kelurahan Babakan, Kecamatan Bogor Utara, Kotamadya Bogor, Jawa Barat)

0 21 129

Hubungan Keadaan Sosial Ekonomi dengan Pemberian Makanan Formula Pada Anak Baduta (Studi Kasus di Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kotamadya Bogor)

0 5 269

Keragaan Keluarga Sejahtera dan Prasejahtera Ditinjau dari Aspek Sosial Ekonomi dan Gizi (Studi Kasus di Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Timur, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 4 107

Analisis Preferensi Konsumen dan Perilaku Konsumsi Buah-Buahan pada Masyarakat Kelas Atas (Studi Kasus di Kompleks Pemukiman Villa Duta, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kotamadya Bogor)

0 10 232

Pola Pemberian Makanan Pada Bayi Usia 0-4 Bulan Dan Pengaruhnya Terhadapstatus Gizi Bayi Di Kelurahan Baranangsiang Dan Desa Katulampa, Kecamatan Kota Bogor Timur, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat

0 10 84

Tingkat konsumsi kayu perkakas pada rumah kost studi kasus di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dan Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat

0 9 68

STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH PADA KELUARGA BERPENDAPATAN RENDAH DENGAN IBU PEKERJA: STUDI KASUS DI KELURAHAN KEBON KALAPA, KECAMATAN BOGOR BARAT, KOTAMADYA BOGOR, PROPINSI JAWA BARAT

0 0 6