6. Wacana koheren, mampu berkomunikasi dengan manusia menggunakan
bahasa alami. 7.
Belajar, mampu memperoleh data sendiri dan mengetahui bagaimana cara memperoleh data. Sistem mampu membuat hipotesis, penerapan atau
pembelajaran secara heuristik dan membuat alasan dengan analogi. 8.
Otonomi, mempunyai sistem intelegensi yang beraksi atas inisiatif sendiri. 9.
Informasi, mampu menyimpan informasi dan mengetahui cara mengambil informasi[6].
2.3. Agen Cerdas
Agen adalah sesuatu yang dapat mengesan lingkungannya melalui sensorsdan mengambil tindakan terhadap lingkungannya melalui actuators.
Dengan adanya agen cerdas, maka diharapkan sistem mampu berpikir dan menentukan pilihan langkah yang tepat[7]. Terdapat beberapa karakteristik
lingkungan agen yaitu sebagai berikut : 1.
Fully observable – partially observable Apabila sensor pada suatu agen dapat mengakses seluruh keadaan pada
lingkungan, maka lingkungan itu dapat dikatakan fully observable terhadap agen. Lebih efektif lagi lingkungan dikatakan fully observable jika sensor
dapat mendeteksi seluruh aspek yang berhubungan dengan pilihan aksi yang akan dilakukan. Lingkungan yang fully observable biasanya sangat
memudahkan, karena agen tidak perlu mengurus keadaan internal untuk terus melacak keadaan lingkungan. Suatu lingkungan bisa menjadi partially
observable akibat ada gangguan dan ketidakakurasian sensor ataupun karena ada bagian keadaan yang hilang dari data sensor. Permainan
nine men’s morris bersifat fully observable karena seluruh keadaan pada papan
permainan dan bidak-bidak yang ada semua dapat dipersepsi dengan baik. 2.
Deterministic – stochastic Apabila keadaan lingkungan selanjutnya sepenuhnya bergantung pada
keadaan sekarang dan juga tindakan yang akan dilakukan oleh agen, maka lingkungan tersebut bersifat deterministic. Sedangkan stochastic adalah
kebalikan dari deterministic, dimana keadaan selanjutnya tidak bergantung pada keadaan sekarang dan juga tindakan yang akan dilakukan oleh agen.
Apabila lingkungan bersifat deterministic terkecuali untuk tindakan dari agen, maka lingkungan tersebut bersifat strategic. Permainan
nine men’s morris bersifat deterministic karena keadaan selanjutnya bergantung pada keadaan
sekarang. 3.
Episodic – sequential Untuk lingkungan yang bersifat episodic, pengalaman agen dibagi-bagi
menjadi beberapa episode pendek. Tiap episode terdiri dari apa yang dirasakan agen dan kemudian melakukan satu tindakan tertentu. Kualitas dari
tindakan agen hanya tergantung pada episode itu saja, karena tindakan selanjutnya tidak tergantung pada tindakan apa yang akan dilakukan di
episode sebelumnya. Lingkungan episodic lebih sederhana karena agen tidak perlu memikirkan langkah-langkah pada keadaan selanjutnya. Sedangkan
pada lingkungan sequential, tindakan saat sekarang dapat mempengaruhi tindakan selanjutnya. Permainan
nine men’s morris bersifat sequential karena agen berpikir untuk langkah-
langkah selanjutnya dan seluruh langkah yang akan diambil oleh agen saling bergantung.
4. Static – dynamic
Apabila lingkungan dapat berubah saat agen sedang mengambil keputusan, maka lingungan tersebut bersifat dynamic, sebaliknya bersifat static.
Lingkungan yang bersifat static lebih mudah dihadapi karena agen tidak perlu memperhatikan lingkungannya saat dia sedang mengambil tindakan, maupun
waktu yang terus berjalan. Apabila lingkungan tidak berubah seiring waktu berjalan, namun menyebabkan nilai kemampuan agen berubah-ubah, maka
lingkungan tersebut bersifat semidynamic. Permainan nine men’s morris
bersifat static karena saat agen mengambil tindakan, lingkungan tidak berubah dan juga tidak mempengaruhi nilai kemampuan agen.