14
c. Fusi Mata Pelajaran Broadfields Curriculum
Fusi mata pelajaran atau dikenal juga dengan istilah broadfields curriculum adalah jenis organisasi kurikulum yang menghapuskan batas-batas mata pelajaran dan
menyatukan mata pelajaran yang memiliki hubungan erat dalam satu kesatuan, tujuannya adalah agar para pendidik mengerti jenis-jenis arti perkembangan
kebudayaan yang efektif, manfaat yang didapat dari berbagai ragam disiplin ilmu, dan upaya mendidik anak agar menghasilkan anak yang civilled Idi, 1999:29 dalam
Ruhimat, T. dkk, 2009: 87. Beberapa disiplin ilmu sejenis disatukan dalam satu mata pelajaran tertentu.
Nama payung mata pelajaran ini bisa beragam, namun dalam sistem pendidikan formal atau persekolahan kita mengenal, nama mata pelajaran:
1 Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan peleburan dari Ilmu Fisika, Ilmu Hayat,
Ilmu Kimia, dan Ilmu Kesehatan. 2
Ilmu Pengetahuan Sosial IPS hasil peleburan Ilmu Bumi, Sejarah, Civic, Hukum, Ekonomi, Geografi dan sejenisnya.
3 Bahasa, hasil peleburan Membaca, Menulis, Mengarang, Menyimak, dan
Pengetahuan Bahasa. 4
Matematika, peleburan dari Berhitung, Aljabar, Ilmu Ukur Sudut, Bidang, Ruang, dan Statistik.
5 Kesenian, adalah hasil peleburan dari Seni Tari, Seni Suara, Seni Klasik, Seni Pahat
dan Drama. Model organisasi ini memiliki keunggulan diantaranya adalah matapelajaran
akan semakin dirasakan kegunaannya, sehingga memungkinkan pengadaan mata pelajaran yang kaya akan pengertian dan mementingkan prinsip dasar generalisai. Ada
pun kelemahannya adalah hanya memberikan pengetahuan secara sketsa, abstrak, kurang logis dari suatu mata pelajaran Soetopo dan Soemanto dalam Idi 1999:29-30
dalam Ruhimat, T dkk, 2009:87.
d. Kurikulum Terpadu
Kurikulum ini memandang bahwa dalam suatu pokok bahasan harus terpadu integrasi secara menyeluruh. Keterpaduan ini dapat dicapai melalui pemusatan
pelajaran pada satu masalah tertentu dengan alternative pemecahan melalui berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran yang diperlukan, sehinbgga batas-batas antar mata
pelajaran dapat ditiadakan.
15 Pembelajaran yang mungkin digunakan adalah pemecahan masalah, metode
proyek, pengajaran unit, inkuiri, dicovery, dan oendekatan tematik yang dilakukan dalam pembelajaran kelompok maupun secara perorangan. Pengembangan program
pembelajran perlu dilakukan secara bersama-sama antara siswa dan guru, tetapi sebelumnya guru harus menyiapkan rancangan program pembelajaran sebagai acuan
yang perlu dikembangkan bersama-sama dengan siswa atau mungkin dengan masyarakat.
Ada beberapa kekurangan dan kelebihan dalam kurikul ini. Adapun kelebihan dari kurikulum ini adalah:
1 Mempelajari bahan pelajran melalui pemecahan masalah dengan cara memadukan
beberapa mata pelajaran secara menyeluruh dalam menyelesaikan suatu topik atau permasalahan.
2 Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan bakat, minat, dan
potensi yang dimilikinya secara individu. 3
Memberikan kesempatan pada siswa untuk menyelesaikan permasalahan secara komprehensif dan dapat mengembangkan belajar secara bekerjasama.
4 Mempraktekan nilai-nila demokratis dalam pembelajaran.
5 Memberikan kesempatan siswa untuk belajar secara maksimal.
6 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar berdasarkan pada pengalaman
langsung. 7
Dapat membantu meningkatkan hubungan antara sekolah dengan masyarakat. 8
Dapat menghilangkan batas-batas yang terdapat dalam pola kurikulum yang lain.
Adapun kekurangan dari bentuk kurikulum ini adalah: 1
Kurikulum dibuat oleh guru dan siswa sehingga memerlukan kesiapan dan kemampuan guru secara khusus dalam pengembangan kurikulum seperti ini.
2 Bahan pelajaran tidak disusun secara logis dan sistematis.
3 Bahan pelajaran tidak bersifat sederahana.
4 Dapat memungkinkan kemampuan yang dicapai siswa akan berbeda secara
mencolok. 5
Kemungkinan akan memerlukan biaya, waktu, dan tenaga yang banyak.
16 Harapan ideal dari kurikulum ini yaitu dapat membentuk kemampuan siswa yang
terintegrasi, yang menggambarkan manusia yang harmonis sesuai dnegan kebutuhnan masyarakat maupun sesuai dengan tuntuntan profesi siswa sebagai individu. Penilaian
yang dikembangakan dalam kurikulum ini cenderung lebih komprehensif dan terpadu, yaitu penilaian dilakukan secara utuh terhadap kemampuan siswa selama dan setelah
pembelejaran selesai. Beberapa bentuk organisasi kurikulum dalam kategori ini diantaranya:
1 Kurikulum Inti Core Curriculum
Beberapa karakteristik yang dapat dikaji dalam kurikulum ini adalah: a
Kurikulum ini direncanakan secara berkelanjutan, selalu berkaitan, dan direncanakan secara terus-menerus;
b isi kurikulum yang dikembangkan merupakan rangkaian dari pengalaman yang
saling berkaitan; c
Isi kurikulum selalu mengambil atas dasar masalah maupun problema yang dihadapi secara aktual;
d Isi kurikulum mengambil atau mengangkta subtansi yang berisfat pribadi maupun
sosial; e
Isi kurikulum ini difokuskan berlaku untuk semua siswa, sehingga kurikulum ini sebagai kurikulum umum tetapi substansinya bersifat problema, pribadi, sosial dan
pengalaman terpadu.
2 Social Function dan Persistent Situations
Kurikulum ini didasarkan atas analisis kegiatan-kegiatan manusia dalam masyarakat. Dalam social function ini dapat diangkat berbagai kegiatan-kegiatan
manusia yang dapat dijadikan sebagai topic pembelajaran. Kegiatan-kegiatan manusia di masyarakat setiap saat akan berubah sesuai dengan perkembangan jaman, sehingga
susbtansi social function bersifat dinamis. Sebagai modifikasi dari social function adalah persistent life situations, kajian
substansi dalam kurikulum bentuk ini lebih mendalam dan terarah. Karakteristiknya adalah situasi yang diangkat senantiasa yang dihadapi manusia dalam hidupnya, masa
lalu, saat ini, dan masa yang akan datang. Secara umum ada tiga kelompok situasi yang akan dihadapi manusia, diantaranya:
a Situasi-situasi mengenai perkembangan individu manusia, diantaranya: kesehatan,
intelektual, moral, dan keindahan.
17 b
Situasi untuk perkembangan partisipasi sosial, yaitu: hubungan antar pribadi, keanggotaan kelompok, hubungan antar kelompok.
c Situasi-situasi untuk perkembangan kemampuan menghadapi faktor-faktor ekonimi
dan daya-daya lingkungan, seperti: bersifat alamiah, sumber teknologi, struktur dan daya-daya sosial ekonimi.
Dalam kurikulum 2004 mulai dikembangkan pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup life skills. Dasar pemikirannya adalah bahwa kualitas sumber daya
manusia perlu ditingkatkan melalui pendidikan, terutama pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas berpikir, kalbu, dan fisik serta dapat memilih kegiatan-kegiatan
kehidupan yang seharusnya dilakukan siswa sebagai manusia. Kecakapan hidup adalah pengetahuan yang luas dan interaksi kecakapan yang diperkirakan merupakan
kebutuhan esensial bagi manusia dewasa untuk dapat hidup secara mandiri di masyarakat.
3 Experience atau Activity Curriculum
Kurikulum ini cenderung mengutamakan kegiatan-kegiatan atau pengalaman- pengalaman siswa dalam rangka membentuk kemampuan yang terintegrasi dengan
lingkungan maupun dengan potensi siswa. Kurikulum ini pada hakikatnya menekankan pada pentingnya siswa berbuat dan melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya
vokasional, tetapi tidak meniadakan aspek intelektual atau akademik siswa. Salah satu karakteristik dari kurikulum ini adalah untuk memberikan pendidikan keterampilan
atau kejuruan tetapi di dalamnya tercakup pengembangan kemampuan intelektual dan akademik yang baerkaitan dengan aspek keterampilan atau kejuruan tersebut.
Ada empat tipe pembelajaran proyek yang dapat dikembangkan dalam activity curriculum, diantaranya:
a Construction on creative project. Pembelajaran ini bertujuan untuk
mengembanglan ide-ide atau merealisasikan suatu ide dalam suatu bentuk tertentu. b
Appreciation on enjoyment project. Pembelajaran ini bertujuan menikmati pengalaman pengalaman dalam bentuk apreasi atau estetis atau estetika.
c The problem project. Pembelajaran ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang
bersifat intelektual tetapi ada subtansi keterampilannya vokasional. d
The drill or specific project. Pembelajaran ini bertujuan untuk memperoleh beberapa item atau tingkat keterampilan.
18 Beberapa keuntungan yang akan dirasakan dalam pembelajaran jenis ini, di
antaranya: a
Siswa akan berpartisipasi sepenuhnya dalam situasi belajar, karena siswa akan mengalami dan melakukan secara langsung berbagai kegiatan yang telah
direncanakan. b
Pembelajaran ini akan menerapkan berbagai prinsip-prinsip belajar yang dapat mengoptimalkan kemampuan siswa dalam pembelajaran.
c Mengandung aspek estetika, intelektual, vokasional, dan kreatifitas siswa.
Metode proyek, merupakan bagian dari activity curriculum, ada kesamaan dengan sistem pengajaran unit unit teaching. Pengajaran unit merupakan pengalaman
belajar yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya yang berpusat pada sebuah pokok atau permasalahan. Ada dua jenis sumber pembelajaran unit, yaitu
berpusat pada bahan pelajaran subject matter, artinya topik atau permasalahan diambil atau diangkat dari topik-topik mata pelajaran; berpusat pada pengalaman
experience or situations matter, artinya topic permasalah diangkat dari situasi lingkungan masyarakat yang dipadukan dengan kebutuhan atau tantangan yang dimiliki
oleh siswa. Perbandingan dua jenis pembelajaran unit tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Aspek Subject Centered Unit
Situations Centered Unit
Sumber Kurikulum -
Konsep kesatuan sebagai karakteristik dari isi mata pelajaran.
- Bersumber dari bidang mata
pelajaran yang tersusun. -
Konsep kesatuan sebagai keterpaduan atau integrasi siswa
dalam lingkungannya secara menyeluruh.
- Bersumber dari kebutuhan siswa
berdasarkan kemampuan potensi siswa.
- Berdasarkan aktivitas guru dan
siswa. Tujuan
Pembelajaran -
Seringkali bukan berdasarkan kebutuhan siswa maupun tuntutan
masyarakat. -
Bersifat umum yang seragam untuk semua siswa.
- Tuntutan lebih luas dan
komperhensif untuk memenuhi kebutuhan siswa, lingkungan, dan
pembentukan kompetensi. -
Bersifat individual tetapi memperhatikan aspek kelompok.
19
Bentuk Organisasi -
Bahan disusun secara logis dari bentuk sederhana ke kompleks.
- Berpusat pada hal-hal yang sudah
ada atau yang sedang terjadi dengan elaborasi ke masa yang akan datang.
- Bentuk organisasi lebih bersifat
seragam untuk semua siswa. -
Pengorganisasian berdasarkan hari ini sekarang, tidak meninggalkan
pengalaman masa lalu, untuk membantu menyelesaikan masalah,
disamping memprediksi masa yang akan datang.
- Pengorganisasian secara fleksibel
yang dikembangkan untuk individual dan kelompok.
- Bentuk perencanaan secara terperinci
dan fleksibel, yang diorientasikan pada pembentukan integritas.
- Menggunakan pendekatan
konstruktivis. Implementasi
- Menitikberatkan pada aktivitas
guru saja. -
Menekankan pada pembelajaran hapalan tidak berlandaskan pada
teori belajar gestalt. -
Sangat formal dan kaku terhadap pengembangan kegaitan.
- Menitikberatkan pada partisipasi dan
tanggung jawab murid. -
Belajar secara fungsional dengan menggunakan berbagai prinsip
belajar modern. -
Mengembangkan aspek ilmiah, kreativitas dan totalitas.
- Menggunakan teori belajar gestalt.
Evaluasi - Bentuk evaluasi sempit dan lebih
periodic. - Kurang memperhatikan aspek
individual siswa. - Penilaian lebih komprehensif dan
terpadu dengan menggunakan teknik dan prosedu evaluas handal.
Bentuk pembelajaran unit juga telah digunakan dalam kurikulum 2004, seperti pendekatann terpadu dan pendekatan tematik pada kelas rendah di sekolah dasar.
Pendekatan pembelajaran terpadu dalam kurikulum integrasi pada dasarnya lebih banyak membantu siswa untuk mengintegrasikan dirinya dengan yang ada di dalam
maupun di luar diri siswa sehingga bermakna bagi siswa. Aspek individual siswa menjadi dasar yang selalu diperhatikan dalam proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran terpadu juga banyak memberikan kesempatan dalam menerapkan nilai-nilai demokrasi dan kerjasama dalam kelompok sehingga akan
terbentuk kemampuan sosial dalam pengalaman belajar. Tidak dapat disangkal lagi bahwa pembelaran ini akan menempatkan siswa sebagai pembelajar yang melakukan
aktivitas belajar secara langsung dalam subtansi yang dipelajarinya. Namun demikian,
20 sebagaimana telah dikemukakan diatas, bahwa kurikulum terpadu memiliki kekurangan
yang harus diminimalisir supaya tujuan dalam pembelajaran ini dapat dicapai secara efektif.
D. KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN