10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN KONSEPTUAL
A. TINJAUAN PUSTAKA
Berbagai hasil penelitian tentang kebudayaan sudah banyak dilakukan yang menunjukan keragaman dari berbagai segi. Hal ini tampak
dari sudut pandang sosial, ekonomi, hukum, sosiologi maupun antropologi. Berikut artikeldan hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang
dapat dijadikan sebagai tinjauan pustaka. Skripsi yang ditulis oleh Cahyono 2007 yang berjudul
“Ruwatan Cukur Rambut Gimbal Di Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten
Wonosobo”. Tulisan Cahyono bertujuan untuk mengetahuimakna dari Ruwatan Cukur Rambut Gimbal. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa bagi masyarakat Dieng, upacara ruwatan ini memiliki makna yang sangat sakral
dalam kehidupan mereka. Ketenangan hati mereka akan tercapai jika anak yang memiliki rambut gimbal telah diruwat dan dipotong rambut gimbalnya.
Persamaan dengan penelitian yang saya lakukan yaitu melihat upacara tradisi Ruwatan Cukur Rambut Gembel yang ada di Kabupaten
Wonosobo. Perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan yaitutidak hanya melihat prosesi serta makna yang ada pada Ruwatan Cukur Rambut gembel.
Tetapi melihat Ruwatan Cukur Rambut Gembel yang kini diadakan secara massal pada festival budaya tahunan serta implikasi diadakannya festival
budaya tahunan terhadap ritual Ruwatan Massal Cukur Rambut Gembel di Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo.
Selanjutnya tesis yang ditulis oleh Mujiono 2000 yang berjudul “Tradisi Upacara Pencukuran Rambut Gembel di Daerah Sekitar
Pegunungan Dieng”. Tulisan Mujiono bertujuan untuk mengetahui mengapa masyarakat daerah sekitar Pegunungan Dieng masih melestarikan upacara
pencukuran rambut gembel. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mujiono ini
menunjukan bahwa tradisi upacara pencukuran rambut gembel di daerah sekitar Pegunungan Dieng masih dianggap perlu dan akan terus dilaksanakan.
Adapun faktor pendorongnya antara lain: 1 rasa takut akan mendapat kutukan dari leluhur mereka yang bernama Kyai Kolodete; 2 pelaksanaan
tradisi merupakan sarana untuk menjalin dan menghormati roh leluhur; 3 merupakan sarana untuk menghindari keresahan yang timbul dalam
masyarakat; 4 merupakan sarana untuk mengatasi rasa malu. Persamaan dengan penelitian yang saya lakukan yaitu melihat
upacara tradisi Ruwatan Cukur Rambut Gembel yang ada di Kabupaten Wonosobo.Perbedaan penelitian yang dilakukan Mujiono dengan penelitian
yang saya lakukan yaitu penelitian Mujiono hanya melihat ritual Ruwatan Cukur Rambut Gembel yang dilakukan secara individual sedangkan
penelitian yang akan saya lakukan yaitu melihat ritual Ruwatan Cukur Rambut Gembel yang kini dilakukan secara massal pada festival budaya
tahunan serta implikasi yang muncul terhadap ritual ruwatan massal tersebut.
Selanjutnya artikel yang ditulis oleh Soehadha 2013 dalam jurnal yang berjudul
“Ritual Rambut Gembel Dalam Arus Ekspansi Pasar Pariwisata”. Artikel ini berfokus pada akibat ekspansi pasar pariwisata di
Dataran Tinggi Dieng terhadap ritual ruwatan gembel dilihat dari segi agama. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Hasil
analisis menunjukan bahwa ada dua varian respon sosial terhadap perubahan akibat ekspansi pasar pariwisata, yaitu masyarakat yang menerima dan
masyarakat yang menolak dilihat dari segi agama. Persamaan dengan penelitian yang akan lakukan yaitu melihat
upacara tradisi Ruwatan Cukur Rambut Gembel yang kini dijadikan aset pariwisata di Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo. Perbedaan dengan
penelitian yang saya lakukan yaitu tidak hanya melihat pengaruh yang muncul dari segi agama saja tetapi melihat secara umum mengenai Ruwatan
Cukur Rambut Gembel yang diadakan secara massal pada festival tahunan di Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo.
Tesis yang ditulis oleh Yulianti 2010 berjudul “Upacara Religi
dan Pemasaran Pariwisata: Studi Tentang Komodifikasi Tabot di Propinsi Bengkulu”.Tesisini bertujuan untuk mengetahui proses-proses komodifikasi
terhadap upacara Tabot. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif.Hasil penelitian menunjukan bahwa Dinas Pariwisata
bekerjasama dengan Kerukunan Keluarga Tabot untuk mengembangkan upacara Tabot sebagai komoditas pariwisata melalui media cetak dan media
elektronik.
Persamaan dengan penelitian yang saya lakukan yaitu melihat bentuk komodifikasi yang terjadi pada upacara tradisi untuk kepentingan
pariwisata. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Yulianti dengan penelitian yang saya lakukan yaitu pada perbedaan lokasi dan perbedaan
permasalahan penelitian. Penelitian Yulianti lebih menggambarkan proses- proses komodifikasi upacara Tabot untuk kepentingan pemasaran pariwisata
Propinsi Bengkulu. Sedangkan penelitian yang akan saya lakukan melihat kepada implikasi yang muncul dengan dilakukannya komodifikasi budaya
Ruwatan Cukur Rambut Gembel yang kini diadakan secara massal dan dimasukan pada festival budaya tahunan di Dataran Tinggi Dieng Kabupaten
Wonosobo. Selanjutnya artikel yang ditulis oleh Prasetyo dan Sawititi2011
dalam jurnal yang berjudul “Komodifikasi Upacara Tradisional Seren Taun
dalam Pembentukan Identitas Sosial”.Artikel ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara komodifikasi upacara tradisional Seren Taun dengan pembentukan identitas komunitas Kampung Budaya Sindangbarang. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Hasil analisis menunjukan bahwa semakin rendah proses komodifikasi upacara Seren Taun
maka semakin kuat pembentukan identitas komunitas Kampung Budaya Sindangbarang.
Persamaan dengan penelitian yang saya lakukan yaitu melihat bentuk komodifikasi yang terjadi pada upacara tradisi. Perbedaan penelitian
Prasetyo dan Sarwoprasodjo dengan penelitian yang saya lakukan yaitu pada
perbedaan lokasi dan perbedaan permasalahan penelitian. Penelitian Prasetyo dan Sarwoprasodjo lebih melihat pada hubungan komodifikasi upacara
tradisional Seren Taun dengan pembentukan identitas sosial. Sedangkan penelitian yang saya lakukan melihat pada bentuk komodifikasi Ruwatan
Cukur Rambut Gembel yang kini diadakan secara massal dan dimasukan pada festival budaya tahunan di Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo.
B. KERANGKA KONSEPTUAL