Satuan Pemeriksaan Intern SPI Instalasi pengkajian dan pelayanan resep penelusuran riwayat penggunaan obat pelayanan lnformasi obat PIO konseling

Komite medik mempunyai otoritas tertinggi di dalam pengorganisasian Staf Medis Fungsional SMF dalam melaksanakan pengawasan dan review terhadap pelayanan pasien, mutu pelayanan medis, rekomendasi penetapan staf medis, audit medis dan pengawasan etika dan disiplin profesi medis dan juga merupakan wadah non struktural kelompok profesi medis yang keanggotaannya teridiri dari ketua- ketua SMF atau yang mewakili SMF secara tetap, dan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Salah satu yang termasuk dalam komite medik adalah komite farmasi dan terapi. Komite farmasi dan terapi harus sekurang-kurangnya terdiri dari 3 dokter, apoteker dan perawat. Peran apoteker sebagai sekretaris di KFT sangatlah penting karena semua kebijakan dan peraturan dalam mengelola dan menggunakan obat di seluruh unit di rumah sakit ditentukan dalam panitia ini, sehingga dengan keberadaan apoteker di KFT dapat turut ambil bagian menetapkan kebijakan-kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat serta evaluasinya dalam bentuk formularium. Komite etik dan hukum mempunyai tugas memberikan pertimbangan kepada direktur utama dalam hal menyusun dan merumuskan medicoetikolegal dan etik pelayanan rumah sakit, penyelesaian masalah etik kedokteran, etik rumah sakit serta penyelesaian pelanggaran terhadap kode etik pelayanan rumah sakit, pemeliharaan etika penyelenggaraan fungsi rumah sakit, kebijakan yang terkait dengan hospital bylaws serta medical staff bylaws, gugus tugas bantuan hukum dalam penanganan masalah hukum di rumah sakit.

c. Satuan Pemeriksaan Intern SPI

SPI adalah satuan kerja fungsional yang bertugas melaksanakan pemeriksaan intern rumah sakit. Satuan Pemeriksaan intern berada di bawah dan bertanggung jawab kepada direktur utama. Universitas Sumatera Utara

d. Instalasi

Instalasi adalah unit pelayanan non struktural yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan, pendidikan dan penelitian rumah sakit. Instalasi berada dibawah dan bertanggung jawab kepada direktur yang dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh direktur utama. Kepala instalasi dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga-tenaga fungsionalnon medis.

3.2 Instalasi Farmasi RSUP H. Adam Malik

Instalasi FarmasiRSUP H. Adam Malik dipimpin oleh seorang apoteker yang berada dan bertanggungjawab langsung kepada direktur umum dan operasional.Instalasi Farmasi bertanggung jawab terhadap pengelolaan perbekalan farmasi yang berupa pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, danbahan habis pakai dimana harus dilakukan dengan sistem satu pintu.Instalasi farmasi adalah regulator bagi semua unit di lingkungan rumah sakit untuk pelayanan rawat jalan maupun rawat inap. Falsafah pelayanan farmasi menurut SK MenKes Nomor 1333MenKesSKXII1999 adalah pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien,penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Fungsi Instalasi FarmasiRSUP H. Adam Malik adalah: a. melaksanakan kegiatan tata usaha untuk menunjang kegiatan Instalasi Farmasi dan melaporkan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian b. melaksanakan perencanaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan RSUP H. Adam Malik serta melaksanakan evaluasi dan SIRS Instalasi Farmasi Universitas Sumatera Utara c. melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi di gudang Instalasi Farmasi dan memproduksi obat-obat sesuai dengan kebutuhan rumah sakit d. mendistribusikan perbekalan farmasi ke seluruh satuan kerjainstalasi di lingkungan RSUP H. Adam Malik untuk kebutuhan pasien rawat jalan, rawat inap, gawat darurat dan instalasi-instalasi penunjang lainnya e. melaksanakan fungsi pelayanan farmasi klinis f. melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengembangan di bidang farmasi. Berdasarkan SK Direktur RSUP H. Adam Malik No OT.01.01.IV.2.1.1868a2009, struktur organisasi Instalasi Farmasi RSUP H. Adam Malik ditunjukkan pada Gambar 3.1. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP H. Adam Malik

3.2.1 Kepala Instalasi Farmasi

Kepala Instalasi FarmasiRSUP H. Adam Malik mempunyai tugas memimpin, menyelenggarakan, mengkoordinasi,merencanakan, mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian terhadap pasien, instalasi pelayanan dan instalasi penunjang lainnya di RSUP H. Adam Malik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepala Instalasi Farmasi berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada direktur umum dan operasional. Direktur Umum dan Operasional Ka.Instalasi Farmasi WaKa. Instalasi Farmasi Pokja Apotek II Pokja Apotek I Ka.Pokja Perbekalan Ka.Pokja Perencanaan dan Evaluasi Ka.Pokja Farmasi Klinis Ka.Depo Farmasi Rindu A Ka.Depo Farmasi Rindu B Ka.Depo Farmasi CMU Lt. III DepoFarmasi IGD Ka. Tata Usaha Wa Ka. Pokja perbekalan Wa Ka. Depo Farmasi Rindu A Wa Ka. Depo Farmasi Rindu B Wa Ka. Depo Farmasi CMU Lt. III Universitas Sumatera Utara 3.2.2Wakil Kepala Instalasi Farmasi Wakil kepala Instalasi FarmasiRSUP H. Adam Malik mempunyai tugas membantukepala Instalasi Farmasi dalam menyelenggarakan,mengkoordinasikan, merencanakan, mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian terhadap pasien, instalasi pelayanan dan instalasi penunjang lainnya di RSUP H. Adam Malik. 3.2.3Tata Usaha Farmasi Tata usaha farmasi berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala Instalasi Farmasi yang mempunyai tugas membantu kepala Instalasi Farmasi dalam hal mengkoordinasikan kegiatan ketatausahaan, pelaporan, kerumahtanggaan, mengarsipkan surat masuk dan keluar, serta urusan kepegawaian kepala Instalasi Farmasi. 3.2.4 Kelompok Kerja 3.2.4.1Pokja Perencanaan dan Evaluasi Pokja perencanaan dan evaluasi dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala Instalasi FarmasiRSUP H. Adam Malik, mempunyai tugas membantu kepala Instalasi Farmasi dalam hal mengkoordinasikan, membina, melaksanakan perencanaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan rumah sakit, melakukan evaluasi kegiatan pelayanan kefarmasian di RSUP H. Adam Malik dan melaksanakan SIRS Instalasi Farmasi serta melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan pokja perencanaan dan evaluasi. Pokja perencanaan dan evaluasi IFRS pada RSUP. H. Adam Malik mempunyai tugas dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, dan evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan. Universitas Sumatera Utara Pokja perencanaan dan evaluasi telah menerapkan sistem informasi manajemen rumah sakit SIRS secara online sehingga mempermudah segala transaksi dan pemantauan persediaan perbekalan farmasi. Sistem informasi rumah sakit SIRS adalah suatu sistem yang berhubungan dengan pengelolaandata, pegumpulandata, penyajian informasi, analisis dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit. Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang pesatsaat ini dengan kemajuan teknologi informasi, pengaksesan data atau informasi yang tersedia dapat berlangsung dengan cepat, efisien serta akurat. Hal ini jugalah yang menjadi pertimbangan RSUP H. Adam Malik untuk melakukansistem informasi rumah sakit terintegrasi. 3.2.4.2 Pokja Perbekalan Pokja perbekalan dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala Instalasi FarmasiRSUP H. Adam Malik, mempunyai tugas membantu kepala Instalasi Farmasi dalam hal mengkoordinasikan, membina, melaksanakan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian perbekalan farmasi alat kesehatan habis pakai AKHP, instrumen dasar, reagensia, radiofarmasi, obat, dan cairan, memproduksi obat-obatan dan pengujian mutu sesuai dengan kebutuhan rumah sakit serta melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan pokja perbekalan. Instalasi farmasi RSUP. H. Adam Malik memiliki 9 ruangan yang berfungsi sebagai gudang untuk menyimpan perbekalan farmasiyaitu ruang produksi, gudang bahan berbahaya dan mudah terbakar, ruang pembuatan aquadest, gudang Universitas Sumatera Utara jamkesmas, gudang askes tablet dan cairan, gudang umum, gudang floorstock, gudang floorstock Cathlab jantungbedah jantung, dan ruang pengklaiman. Namun kondisi fisik gudang perbekalan farmasi tidak memadai untuk menyimpan seluruh perbekalan farmasi yang diperlukan untuk kebutuhan pelayanan pasien, sehingga pembelian barang harus disesuaikan dengan kapasitas gudang. Penyimpanan perbekalan farmasi dilakukan dengan menggunakan prinsip First In First OutFIFO dan First Expired First OutFEFO. Pada gudang Askes, gudang ini menyusun tempat penyimpanan berdasarkan bentuk sediaan yaitu tablet dan cairan, sedangkan penyusunan obatnya sudah sesuai abjad, demikian juga pada gudang jamkesmas dan umum, penyusunan sudah berdasarkan pada bentuk sediaan dan abjad.

3.2.4.3 Pokja Farmasi Klinis

Pokja farmasi klinis dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala Instalasi FarmasiRSUP H. Adam Malik, mempunyai tugas membantu kepala Instalasi Farmasi dalam hal mengkoordinasikan, membina, melaksanakan pelayanan farmasi klinik dan melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengembangan pelayanan kefarmasian serta melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan pokja farmasi klinis. Pelayanan farmasi klinis meliputi:

a. pengkajian dan pelayanan resep

Pengkajian dan pelayanan resep untuk pasien rawat inap dilakukan oleh depo farmasi untuk permintaan perbekalan farmasi pada jam kerja hingga sore hari dan jam kerja yaitu pada malam hari,perngkajian dan pelayanan resep akan dilakukan oleh apotik I dan II. Universitas Sumatera Utara

b. penelusuran riwayat penggunaan obat

Penelusuran riwayat penggunaan obat telah dilakukan oleh farmasi klinis, data diperoleh dari wawancara dengan pasienkeluarga pasien, dan data rekam medik, namun penelusuran riwayat penggunaan obat tidak dilakukan kepada seluruh pasien di RSUP. H. Adam Malik dikarenakan keterbatasan jumlah apoteker farmasi klinis dengan jumlah pasien yang sangat banyak sehingga penelusuran riwayat penggunaan obat tidak optimal dilaksanakan.

c. pelayanan lnformasi obat PIO

PIO merupakan kegiatan dari farmasi klinis yang kegiatannya meliputi menjawab pertanyaan, menerbitkan buletin, menyediakan informasi bagi komite farmasi dan terapi sehubungan dengan penyusunan formularium rumah sakit, kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap, melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya dan melakukan penelitian.

d. konseling

Kegiatan konseling ini dilakukan untuk pasien rawat jalan dengan riwayat pasien penyakit kronik, geriatri, pediatri dan polifarmasi. Sarana yang diperlukan untuk konseling seperti ruangan tertutup yang disertai alat peraga belum memenuhi syarat. Pada akhir konseling dilakukan verifikasi tentang penggunaan obat yang diberikan.

e. visite