AAK Culture Library
www.alangalangkumitir.wordpress.com AAK Culture Library
1
RITUAL RUWATAN
Dalam masyarakat Jawa, ritual ruwat dibedakan dalam tiga golongan besar yaitu :
1. Ritual ruwat untuk diri sendiri. 2. Ritual ruwat untuk lingkungan.
2. Ritual ruwat untuk wilayah. Dalam masyarakat Jawa, ruwatan memiliki ketergantungan pada siapa yang
akan melaksanakan. Jika ruwatan dilakukan oleh orang yang memang memiliki kemampuan ekonomi yang memadai, maka biasanya dilakukan
secara besar-besaran yaitu dengan mengadakan pagelaran pewayangan. Pagelaran pewayangan ini berbeda dengan pagelaran yang pada umumnya
dilakukan. Pagelaran pewayangan dilakukan pada siang hari dan khusus dilakukan oleh dalang ruwat.
1. Ruwatan Diri Sendiri
ruwatan diri sendiri dilakukan dengan cara-cara tertentu seperti melakukan puasa ajaran sinkretisme, melakukan selamatan, melakukan tapa brata.
Dalam masyarakat Jawa, bertapa merupakan bentuk laku atau sering disebut lelaku. Lelaku sebagai wujud untuk membersihkan diri dari hal-hal
yang bersifat gaib negatif buruk juga termasuk dalam ruwatan. Dengan memasukan kekuatan gaib dalam diri yang bersifat positif baik, akan
memberikan keseimbangan energi dalam tubuh. Hal ini sering dikemukakan oleh para spiritualis Jawa sebagai bentuk nasehat untuk mempelajari hal-hal
yang bersifat baik. Pada saat ini, ruwatan yang dilakukan oleh sebagaian masyarakat Jawa
jauh berbeda dengan kebudayaan peninggalan pada zaman Hindu-Budha. Ruwatan lebih cenderung dilakukan dengan tidak mengatasnamakan
ruwatan, tetapi pada dasarnya memiliki tujuan yang sama. Lelaku sebagai wujud atau bentuk dari ruwatan bagi diri sendiri ini juga sering dilakukan
oleh sebagian mansyarakat Jawa agar mendapatkan kebersihan jiwa.
Rituan Ruwatan Diri Sendiri Menurut Kitab Primbon Mantrawara III, Mantra Yuda
Jika orang yang merasa selalu sial, dalam kepercayaan Jawa harus melakukan upacara ruwatan terhadap diri sendiri. Ritual ruwatan ini memiliki
AAK Culture Library
www.alangalangkumitir.wordpress.com AAK Culture Library
2 banyak sebutan, antara lain adalah Ruwatan Anggara Kencana. Kesialan
yang ada dalam diri manusia dipercaya timbul dari sedulur papat limo pancer atau sebagai pemicunya berasal dari kekuatan lain makhluk halus.
Btempat keberadaan sedulur papat ini dapat dilakukan pendeteksian. Pendeteksian yang dilakukan adalah melalui perhitungan petungan Jawa
yaitu : Ha: 1, Na: 2, Ca: 3, Ra: 4 dan seterusnya. Pendeteksian dilakukan dengan menjumlah neptu orang tuanya dengan orang yang akan melakukan
ritual ini. Jumlah keduanya kemudian dibagi 9 dan diambil sisanya. Jika sisa: 1. Bersemayam di sebelah kiri-kanan mata kanan,
2. Bersemayam di sebelah kiri-kana mata kiri, 3. Bersemayam di telinga kanan,
4. Bersemayam di telinga kiri, 5. Bersemayam di sebelah hidung kanan,
6. Bersemayam di sebelah hidung kiri, 7. Bersemayam di mulut,
8. Bersemayam di sekeliling pusar, 9. Bersemayam di kemaluan,
sebagai syarat dari ritual ini adalah mengambil sedikit darah di sekitar tempat keberadaan bersemayamnya. Darah ini akan dilabuh dilarung.
Cara mengambil darah ini adalah dengan mengunakan duri yang kemudian dioleskan pada kapas puti. Duri dan kapas nantinya akan dilabuh bersama-
sama dengan syarat yang lain, berupa : 1. Beras 4 kg,
2. Slawat 1 Dirham uang senilai emas 1 gram, 3. Ayam,
4. Teklek sandal dari kayu, atau bisa digantikan sandal biasa, 5. Benang Lawe satu gulung,
6. Telur ayam yang baru saja keluar belum ada sehari, 7. Gula setangkep gula Jawa satu pasang, gula pasir 1 kg,
8. Kelapa 1 buah. Kelapa, benang lawe, telur ayam, beserta kapas dan duri dilabuh sambil
membaca mantera: “Ingsung ora mbuwang klapa lan isine, ananging mbuwang apa kang ndadekake apesing awakku”. Aku tidak membuang
kelapa beserta isinya, tetapi aku membuang apa yang menjadikan kesialan bagiku.
Selain beberapa benda yang dilarung atau dilabuh tersebut, dikrarkan untuk disedekahkan kepada siap yang dikehendakinya, sebaiknya sodaqoh
kepada orang yang membutuhkan.
AAK Culture Library
www.alangalangkumitir.wordpress.com AAK Culture Library
3
2. Ruwatan Untuk Lingkungan