Manfaat Hasil Penelitian PENDAHULUAN
Hendy 1989: 176 menerangkan bahwa penokohan terdiri dari bebrapa hal, yaitu kualitas nalar tokoh yang bersangkutan, sikap dan tingkah laku tokoh tersebut, kemauan,
pendirian, temperamen, jiwa, dan sebagainya. 1.6.1.3
Latar Menurut Semi 1988: 46, latar atau landas tumpu
setting
cerita adalah tempat peristiwa terjadi. Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-
peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan
peristiwa sejarah. Latar waktu dalam fiksi dapat menjadi dominan dan fungsional jika digarap secara teliti, terutama jika dihubungkan dengan waktu sejarah. Pengangkatan unsur sejarah ke
dalam karya fiksi akan menyebabkan waktu yang diceritakan menjadi bersifat khas, tipikal, dan dapat menjadi sangat fungsional sehingga tak dapat diganti dengan waktu lain tanpa
mempengaruhi perkembangan cerita. Latar waktu menjadi amat koheren dengan unsur cerita yang lain.
Menurut Fananie 2002: 97, setting hakikatnya tidak hanya sekadar menyatakan di mana, kapan, dan bagaimana situasi peristiwa berlangsung, melainkan berkaitan juga dengan
gambaran tradisi, karakter, perilaku sosial, dan pandangan masyarakat pada waktu cerita ditulis. Nurgiyantoro 2005:216 latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu,
mengarah pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang akan diceritakan. Latar sosial mengarah pada hal-hal yang
berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah yang
cukup kompleks. Latar sosial dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan,
pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan.
Berdasarkan rangkaian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa latar atau setting adalah keseluruhan lingkungan dalam cerita dan peristiwa dalam suatu karya fiksi baik itu di
lingkungan tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat mengarah pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa
tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Penggunaan latar tempat dengan nama-nama tertentu haruslah mencerminkan atau
paling tidak tak bertentangan dengan sifat dan keadaan geografis tempat yang bersangkutan. Masing-masing tempat tentu saja memiliki karakteristiknya sendiri yang membedakan
dengan tempat lain. 1.6.1.4
Tema Menurut Semi 1988: 42, kata tema seringkali disamakan dengan pengertian topik:
padahal kedua istilah itu mengandung pengertian yang berbeda. Kata topik berasal dari bahasa Yunani
topoi
yang berarti tempat. Topik dalam suatu tulisan atau karangan berarti pokok pembicaraan, sedangkan tema merupakan tulisan atau karya fiksi. Jadi tema tidak lain
dari suatu gagasan sentral yang menjadi dasar tersebut. Menurut Fananie 2002: 84, tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang
yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra. Nurgiyantoro 2005:67 menyatakan bahwa tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tema merupakan gagasan pokok yang membangun dan membentuk sebuah cerita dalam suatu karya sastra.