Q = V x A ……….2
Keterangan: Q
= Debit Sungai V
= Kecepatan aliran sungai mdet A
= Luas penampang sungai m
2
BPA = CA
j
x DA……….3 Keterangan : BPA
= beban pencemaran sebenarnya CA
j
= kadar sebenarnya unsur j mgl DA
= hasil pengukuran debit limbah m
3
hari
3.4.2. Analisis Malformasi Kerang Hijau
Analisis malformasi di lakukan berdasarkan morfologi eskternal dan internal. Morfologi eksternalnya dapat ditinjau dari ukuran terutama tinggi tebal cangkang
Riani 2004. Untuk keperluan ini setiap individu kerang hijau akan diukur tingginya. Selanjutnya ukuran tinggi kerang akan dibandingkan terhadap ukuran tinggi kerang
normal. Jika mencapai 1,5 kali ukuran normal maka kerang dikategorikan mengalami malformasi. Analisis malformasi morfologi internal akan dilihat berdasarkan berat dan
volume daging kerang hijau. Ukuran fisik dan daging kerang yang didapatkan akan dibandingkan dengan kerang hijau normal yang didapat dari studi literatur. Selanjutnya
akan dihitung prosentase kerang yang mengalami malformasi yang ada dalam populasi kerang tersebut.
3.4.3. Model Akumulasi Logam Berat
Model dibuat berdasarkan pendekatan dan kondisi aktual hasil studi serta teori yang ada. Pembuatan model akan dilakukan dengan bantuan software Stella versi 8.
Model akumulasi dibangun berdasar beban limbah domestik dan industri hasil buangan kegiatan masyarakat Sungai Angke dan Muara Angke. Eriyatno 2003 menyatakan
diperlukan tahap analisa yang dilakukan untuk membangun sebuah model adalah formulasi masalah, identifikasi sistem, pemodelan sistem serta verifikasi dan validasi.
Formulasi masalah menurut Eriyatno 2003 sangat penting dalam perancangan model, dengan dasar penentuan informasi melalui identifikasi sistem yang dilakukan
secara bertahap. Identifikasi sistem dilakukan dengan memberikan gambaran terhadap komponen yang terlibat, yakni parameter fisika dan kimia, logam berat dalam air,
sedimen dan biota serta malformasi kerang hijau. Komponen tersebut dimasukan dalam diagram lingkar sebab akibat dan diagram input-output. Diagram lingkar sebab akibat
Gambar 8 berupa hubungan sebab akibat yang di masukan ke dalam bahasa gambar tertentu yang dibuat garis saling terkait.
Garis terkait digambarkan seperti panah, pangkal panah menggambarkan sebab sedangkan ujung panah menggambarkan akibat.
Diagram input-output yang sering disebut diagram kotak gelap, menggambarkan hubungan input terhadap output yang dihasilkan berdasarkan formulasi masalah dan
identifikasi sistem ditunjukan pada Gambar 9. Validasi model bertujuan untuk melihat kesesuaian hasil model dibandingkan
dengan realitas sistem yang dikaji Hatrisari 2007. Dengan kata lain validasi model menguji ketepatan stuktur dan keluaran model untuk menunjukan kesalahan yang
minimum dengan cara membandingkan data aktual, termasuk menguji secara statistika. Verifikasi data empirik output model dilakukan dengan menggunakan uji statistik AME
absolute mean error, yakni uji penyimpangan rata-rata simulasi terhadap kondisi aktual. Formula AME sebagai berikut
AME = [abs Sr-Ar]Ar Sr = int S[tn-t0]
Ar = int A[tn-t0] ……….3
Keterangan : A = nilai aktual
S = nilai simulasi
n = waktu
abs = nilai absolut
int = sigma fungsi waktu
batas penyimpangan yang dapat diterima 10