METODE Analisis Distribusi Horizontal Klorofil A Sebagai Indikator Tingkat Kesuburan Di Perairan Teluk Meulaboh Aceh Barat

dan metode pengukuran parameter kualitas air yang diukur tersebut disajikan pada Tabel 1. Prosedur pengambilan fitoplankton Sampel fitoplankton pada setiap titik sampling diambil dengan alat pengambil sampel air Van Dorn ukuran volume 3000 ml pada kedalaman 1 meter dari permukaan perairan laut. Selanjutnya air sampel disaring dengan menggunakan planktonet no 25 dengan porositas antara 34-45 µm, air sampel yang telah disaring dimasukkkan ke dalam botol sampel sebanyak 25 ml diawetkan dengan 2-3 tetes larutan lugol 1 hingga air sampel berubah warna kekuning- kuningan. Kemudian sampel dianalisis dan diidentifikasi di Laboraturium Proling Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Identifikasi jenis fitoplankton dilakukan dengan menggunakan literatur dari Davis 1995, Prescott 1970, Yamaji 1979 dan Tomas 1997. Tabel 1. Alat dan metode pengukuran kualitas air Parameter Alat Metode Keterangan Fisika 1. Suhu Thermometer Pemuaian 2. Kecerahan Secchi disk Visual 3. Kekeruhan Turbidimeter Absorbsi cahaya Laboraturium 4. intensitas cahaya Lux meter, Photocell 4. kecepatan arus pelampung dan stop watch - Kimia Salinitas Refraktometer Refraktometri pH pH meter Potensiometri Oksiogen terlarut DO meter N- Amonium Spektrofotometer Phenate Laboraturium N-Nitrit Spektrofotometer Sulfanilamide Laboraturium N-Nitrat Spektrofotometer Brucine Laboraturium Ortofosfat Spektrofotometer Amonium molybdate Laboraturium Silikat Spektrofotometer Molybdosilicate Laboraturium Biologi Fitoplankton Mikroskop elektronik Sedgwick-Rafter Laboraturium binokuler Klorofil-a Spektrofotometer Aseton 90 Laboraturium Gambar 2. Peta lokasi penelitian perairan teluk meulaboh Berdasarkan Gambar 2 di atas lokasi stasiun A terletak di perairan Sungai Krueng Cangkoi yang berhubungan dengan teluk. Lokasi stasiun B berada di sekitar Muara Sungai Krueng Cangkoi estuari. Stasiun C terletak di sekitar pinggiran teluk dekat pemukiman penduduk desa Padang Serahet. Stasiun D berlokasi di tepi pantai dekat restoran dan cafe Desa Pasar Baru. Stasiun E berada di wilayah tepi pantai tetapi tidak terdapat aktivitas manusia di Kecamatan Meurebo. Stasiun F berada di bagian tengah dari teluk bagian dalam teluk. Stasiun G terletak di wilayah tepi pantai yang berdekatan dengan pelabuhan pelayaran. Stasiun H berada di wilayah sebelah barat yang mengarah keluar teluk yang terletak jauh dari pantai. Stasiun I berada di bagian tengah dari teluk mengarah keluar teluk yang terletak jauh dari pantai. Sedangankan stasiun J berada di wilayah sebelah timur yang mengarah keluar teluk yang terletak jauh dari pantai. Adapun posisi geografis setiap stasiun pengamatan di perairan Teluk Meulaboh dapat dilihat pada Tabel 2. Prosedur perhitungan kelimpahan fitoplankton Kelimpahan fitoplankton dihitung dengan metode strip dengan menggunakan Sedwick Rafter Cell SRC ditentukan dengan menggunakan rumus menurut APHA 1998, yaitu: N = n x Keterangan : N = Kelimpahan fitoplankton selm 3 n = Jumlah sel yang tercacah V d = Volume air contoh yang disaring m 3 V t = Volume air contoh yang tersaring ml V cg = Volume Sedwick Rafter Cell ml D = Luas penampang SRC mm 2 E = Luas objek strip yang diamati mm 2 Prosedur pengambilan sampel klorofil-a Sampel klorofil-a diambil dengan menggunakan Van dorn ukuran volume 3000 ml di setiap titik sampling pada permukaan perairan 1 meter, selanjutnya dimasukkan ke dalam botol sampel bervolume 1000 ml yang dibungkus dengan kertas alumunium foil dan ditambahkan larutan MgCO 3 - sebagai pengawet sebanyak ± 10 tetes, selanjutnya disimpan dalam ice box yang bersuhu ± 4 o C untuk dianalisis kandungan klorofil-a fitoplanktonnya. Prosedur pengukuran klorofil-a Pengukuran kandungan klorofil-a dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri dari Lorenzen, 1967. Metode Lorenzen digunakan untuk perairan pesisir dan estuary. Contoh air yang diambil dari setiap titik sampling disaring sebanyak 1000 ml untuk stasiun-stasiun yang sangat pekat. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan pompa hisap WELCH dan kertas saring Whatman GFC diameter 47 mm; ukuran pori 1,2 µm. Kemudian kertas saring yang telah Tabel. 2 Posisi geografis setiap stasiun pengamatan di perairan Teluk Meulaboh Stasiun Lintang Bujur A 96° 8 48.694 E 4° 8 37.524 N B 96° 9 2.492 E 4° 8 7.059 N C 96° 8 32.908 E 4° 8 7.666 N D 96° 8 5.688 E 4° 8 6.624 N E 96° 9 28.093 E 4° 7 34.051 N F 96° 8 50.803 E 4° 7 33.403 N G 96° 8 11.023 E 4° 7 33.611 N H 96° 9 50.017 E 4° 7 4.540 N I 96° 8 54.329 E 4° 7 4.924 N J 96° 8 10.996 E 4° 7 4.708 N mengandung klorofil-a dibungkus dengan kertas alumunium foil dan diberi label. Apabila analisis ini tidak dilanjutkan maka kertas saring yang telah mengandung klorofil-a fitoplankton disimpan dalam lemari pendingin pada suhu -20 o C. Selanjutnya kertas saring yang mengandung klorofil-a dimasukkan ke dalam tabung dan ditambahkan 10 ml aseton 90. Digerus sampai hancur dan disimpan dalam lemari pendingin selama 30 menit, kemudian disentrifuse dengan kecepatan 2000 rpm selama 20 menit. Cairan bening hasil sentrifuse dituangkan ke dalam kuvet dan diukur kandungan klorofil-anya melalui absorbansi dengan spektrofotometer SHIMADZU UV- 160A pada panjang gelombang 750 nm dan 663 nm. Kemudian diberi HCl 0,1 N dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 750 nm dan 663 nm Lorenzen 1967. Kandungan kloril-a dihitung dengan menggunakan persamaan menurut Lorenzen 1967, yaitu: Chl-a = 11 x 2,43 x {E 663ba -E 750ba } - E 663aa -E 750aa } Keterangan: Chl-a = kandungan klorofil-a µgl 11 = koefisien absorbsi klorofil-a 2,43 = faktor koreksi E 663ba = absorbansi pada panjang gelombang 663 nm sebelum diberi HCl 0,1 N E 750ba = absorbansi pada panjang gelombang 750 nm sebelum diberi HCl 0,1 N E 663aa = asorbansi pada panjang gelombang 663 nm setelah diberi HCl 0,1 N E 750aa = absorbansi pada panjang gelombang 750 nm setelah diberi HCl 0,1 N V = volume ekstrak yang disaring l Va = volume ekstrak aseton ml d= diameter kuvet 1 cm Prosedur pengukuran unsur hara Sampel air laut dimasukkan ke dalam botol bervolume 250 ml dan ditambahkan larutan H 2 SO 4 sebagai larutan pengawet sebanyak ± 2-3 tetes, kemudian air sampel amonium, nitrit, nitrat, ortofosfat dan silikat tersebut dimasukkan ke dalam kotak pendingin. Air sampel yang dianalisis di laboraturium, terlebih dahulu dipompa dengan vacum pump serta disaring dengan membran filter berdiameter 47 mm yang berporositas 1,2 µm. Kemudian diukur dengan spektofotometer. Analisis kandungan unsur-unsur hara tersebut dilakukan mengacu pada APHA 2005. Pengukuran Intensitas cahaya permukaan air udara Pengukuran intensitas cahaya dilakukan dengan menggunakan luxmeter tipe Lutron LX-101. Prinsip kerja alat ini adalah menangkap cahaya melalui sensor berupa photoelectric cell dan merubahnya menjadi sinyal yang terbaca melalui lux selector. Selajutnya untuk memperoleh nilai intensitas cahaya yang berada pada lapisan permukaan perairan, nilai intensitas cahaya yang diperoleh dari pengukuran di daratan dikurangi 10 dengan asumsi intensitas cahaya mengalami refleksi oleh permukaan air laut Kirk 1994; Damar 2003. Analisis Data Analisis data kandungan klorofil-a Gambaran mengenai kandungan klorofil-a di peraian Teluk Meulaboh disajikan dalam bentuk grafik diagram batang dan kontur permukaan sebaran horizontal klorofil-a dengan menggunakan perangkat lunak Surfer 10 yang selanjutnya dideskripsikan. Data pola sebaran horizontal konsentrasi klorofil-a secara visual dapat memberikan gambaran yang informatif terhadap sebaran distribusi horizontal klorofil-a di permukaan Perairan Teluk Meulaboh. Analisis tingkat kesuburan Analisis tingkat kesuburan perairan dilakukan berdasarkan Hakanson Bryann 2008. Dengan membagi empat tingkatan status kesuburan status tropik perairan pesisir dan estuaria yang terdiri dari oligotropik, mesotropik, eutropik dan hipertropik. Kriteria pembagian kondisi perairan didasarkan atas nilai konsentrasi klorofil-a, yaitu kandungan klorofil-a sebesar 2 µgL -1 termasuk kedalam perairan oligotrofik tingkat kesuburan rendah, kandungan klorofil-a sebesar 2-6 µgL -1 termasuk kedalam perairan mesotrofik tingkat kesuburan sedang, kandungan klorofil-a sebesar 6-20 µgL -1 termasuk perairan eutrofik tingkat kesuburan tinggi dan kandungan klorofil-a sebesar 20 µgL -1 termasuk kedalam perairan hipertrofik tingkat kesuburan sangat tinggi. Analisis tingkat pencemaran Penentuan status mutu kualitas perairan dilakukan dengan menggunakan metode storet KepMenLH No: 115 Tahun 2003. Metoda storet merupakan salah satu metoda untuk menentukan status mutu air yang umum digunakan. Dengan metoda STORET ini dapat diketahui parameter-parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Secara prinsip metoda STORET adalah membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan status mutu air. Cara untuk menentukan status mutu air adalah dengan menggunakan sistem nilai dari “US-EPA Environmental Protection Agency” dengan mengklasifikasikan mutu air dalam empat kelas, yaitu : 1 Kelas A : baik sekali, skor = 0 memenuhi baku mutu 2 Kelas B : baik, skor = -1 sd -10 cemar ringan 3 Kelas C : sedang, skor = -11 sd -30 cemar sedang 4 Kelas D : buruk, skor ≥ -31 cemar berat Analisis sidik ragam ANOVA Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan distribusi terhadap parameter-parameter yang diukur pada setiap stasiun penelitian. Jika hasil analisis sidik ragam memperlihatkan perbedaan yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji lanjut LSD Least Significance Different untuk mengetahui perbedaan tersebut. Sebelum dilakukan pengujian, semua parameter terlebih dahulu diuji dengan distribusi normal berdasarkan nilai koefisien variansi. Analisis korelasi pearson Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan 2 variabel, contohnya hubungan klorofil-a dengan kecerahan dan juga untuk dapat mengetahui bentuk hubungan antara 2 variabel tersebut dengan hasil yang sifatnya kuantitatif. Kekuatan hubungan anatar 2 variabel yang dimaksud adalah apakah hubungan tersebut erat, lemah ataupun tidak erat. Sedangkan bentuk hubungannya adalah apakah bentuk korelasinya linier positif ataupun linier negatif. Kriteria korelasi Pearson: r = Kriteria hubungan = Tidak ada korelasi 0 - 0,5 = Korelasi Lemah 0,5 -0,8 = Korelasi sedang 0,8-1 = Korelasi kuaterat 1 = Korelasi sempurna Analisis regresi linier sederhana Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara sebaran salinitas terhadap sebaran klorofil-a di Perairan Teluk Meulaboh yang dilakukan dengan regresi linier sederhana. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah sebagai berikut Mattjik dan Sumertajaya 2000 Keterangan: Y = Klorofil-a sebagai peubah tak bebas X = Salinitas sebagai peubah bebas α = Interseps β = Kemiringan Nilai koefisien determiniasi R 2 digunakan untuk mengetahui besarnya peranan dari peubah X terhadap Y. Nilai R 2 berkisar antara 0-1. Apabila nilainya lebih besar dari 0,9 atau mendekati 1 maka dapat diartikan bahwa X memiliki peranan yang besar terhadap Y. Analisis regresi linier berganda Regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis hubungan keseluruhan unsur hara dan intensitas cahaya perairan terhadap klorofil-a fitoplankton pada setiap kelompok zona perairan stasiun yang berbeda Mattjik dan Sumertajaya 2000. Model hubungan fungsional tersebut disajikan sebagai hubungan unsur hara dengan konsentrasi klorofil-a fitoplankton. Y pp : famonia, nitrat, nitrit, amonia, ortofosfat, silikat, intensitas cahaya Y pp = β + β 1 X 1i + β 2 X 2i +......β p X ki +Ԑ i Keterangan: Y pp = Klorofil-a sebagai peubah tak bebas X 1, X 2 ,X 3 ,...,X p = Nitrat,nitrit,amonia, ortofosfat,silikat dan cahaya sebagai peubah bebas b = Koefisien regresi b 1, b 2,... b p = interseps Nilai F dari uji Anova terhadap hasil perhitungan regresi berganda tersebut digunakan untuk menguji kepastian dari persamaan regresi secara keseluruhan, dengan hipotesis yang diajukan adalah: H : Variable independen peubah bebas tidak secara linier berhubungan dengan variable dependen peubah tidak bebas H 1 : Variabel independen peubah bebas secara linier berhubungan dengan variabel dependen peubah tidak bebas Apabila nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel pada tingkat kepercayaan 95, maka H ditolak dan H 1 diterima. Sebaliknya apabila nilai F hitung lebih kecil dari nilai F tabel maka H diterima H 1 ditolak. Adapun nilai koefisien determinasi R 2 yang disesuaikan Adjusted R Square digunakan untuk mengetahui keterandalan dari model yang diperoleh dalam menerangkan keragaman nilai peubah Y dan mengetahui besarnya peranan dari peubah X terhadap Y. Nilai R 2 berkisar antara 0-1. Apabila nilainya lebih besar dari 0,5 maka dapat diartikan bahwa X memiliki peranan yang besar terhadap Y. Nilai keeratan antara berubah tak bebas dengan peubah bebas ditentukan melalui koefisien regresi β i dari tiap peubah bebas yang terpilih dalam persamaan. Nilai koefisien yang menyatakan kemiringan garis hubungan antara peubah bebas dengan peubah tak bebas tersebut dapat menunjukkan sifat dari hubungan yang ada. Nilai positif menunjukkan hubungan yang setara, sedangkan nilai negatif menunjukkan hubungan yang berkebalikkan. Uji analisis sidik ragam Anova, regresi linear sederhana, regresi non linier dan regresi berganda dengan menggunakan program Ms-excel.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Gambaran umum lokasi penelitian Teluk Meulaboh merupakan perairan pesisir yang terletak di kawasan pesisir pantai barat yang berbatasan dengan Samudera Hindia. Adapun secara geografis teluk ini terletak di titik koordinat 96° 8 48.694 - 96° 8 10.996 LT dan 4° 8 37.524 - 4° 7 4.708 BU. Secara administratif Teluk Meulaboh atau Teluk Pasi Karam, terletak di Kecamatan Johan Pahlawan Kota Meulaboh yang di apit oleh dua Kabupaten. Dimana di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Jaya dan di sebelah timur dengan Kabupaten Nagan Raya. Adapun batas- batas Teluk Meulaboh meliputi: - batas barat: Desa Ujung Karang Pantai Ujung Karang - batas timur: Pantai Lam Naga Kecamatan Meureubo - batas utara: Desa Padang Serahet pemukiman nelayan - batas selatan: Perairan Laut Indonesia Samudera Hindia. Teluk Meulaboh adalah perairan yang bersifat semi tertutup. Dengan sifatnya yang semi tertutup relatif terbuka menyebabkan teluk Meulaboh mempunyai bentuk seperti tapal kuda atau setengah lingkaran. Teluk ini Memiliki beberapa sungai yang bermuara, diantaranya Sungai Lhoung Nakyeu yang berada di Kecamatan Johan Pahlawan Kota Meulaboh dan sungai dari kecamatan Meureubo. Sebagai perairan Teluk yang relatif bersifat terbuka, Teluk Meulaboh sangat di pengaruhi oleh pergerakan pasang surut air laut. Tipe pasang surut termasuk dalam kategori semidiurnal. Hal ini menjukkan kondisi pasang dan surut dua kali sehari dengan ketinggian yang berbeda-beda. Pada tinggi pasang tertinggi dan surut terendah pertama adalah 0,7 meter dan 0,1 meter, sedangkan kisaran pasang tertinggi dan surut terendah kedua adalah 0,5 m dan 0,2 m. Intensitas cahaya matahari Cahaya merupakan sumber energi utama di perairan laut. Di perairan cahaya memiliki dua fungsi utama, di antaranya pertama memanasi air sehingga terjadi perubahan suhu dan berat jenis densitas yang menyebabkan terjadinya pencampuran massa dan kimia air dan kedua cahaya merupakan sumber energi bagi proses fotosintesis fitoplankton dan algae lainnya. Apabila penetrasi cahaya dalam perairan semakin besar maka akan menyebabkan semakin besarnya daerah berlangsungsnya fotosintesis, sehingga kandungan oksigen terlarut masih relatif tinggi pada kolom air yang lebih dalam. Nilai intensitas cahaya matahari yang mencapai permukaan laut berbeda- beda berdasarkan fluktuasi harian. Hal tersebut juga terjadi di perairan Teluk Meulaboh, dimana intensitas cahaya matahari mencapai di udara selama penelitian bervariasi. Nilai intensitas cahaya matahari yang sampai di udara mengikuti pola harian yaitu terjadinya peningkatan intensitas cahaya di pagi hari dan mencapai puncak pada siang hari, kemudian menurun pada sore hari. Nilai intensitas cahaya selama penelitian dalam waktu yang sama berbeda pada setiap pengukuran. Hal ini disebabkan oleh kondisi awan pada saat pengukuran terjadi, sehingga dapat mempengaruhi besar dan kecilnya nilai intensitas cahaya matahari yang sampai ke permukaan perairan teluk. Kondisi tersebut terjadi selama penelitian Gambar 3, nilai intensitas cahaya di permukaan udara mengalami kenaikan dan penurunan. Fluktuasi intensitas cahaya yang sampai di lapisan permukaan perairan pada lokasi penelitian bervariasi dari waktu ke waktu, seperti halnya intensitas cahaya di udara. Nilai intensitas matahari di udaradi atas permukaan laut akan mempengaruhi nilai intensitas cahaya matahari pada lapisan permukaan perairan, yang berarti bahwa intensitas cahaya yang mencapai permukaan laut, menunjukkan pola yang sama dengan intensitas yang masuk ke permukaan laut Gambar 3, Lampiran 3. Perbedaannya hanya terletak pada besarnya nilai intensitas cahaya matahari yang telah berkurang sekitar 10 . Lalli dan Persons 1993 berpendapat penetrasi cahaya matahari yang masuk ke bumi pada awalnya mencapai atmosfer kemudian ke laut. Cahaya yang terserap atau terpencar di atmosfir sekitar 50 , ditambahkan oleh Kirk 1994 selanjutnya akan mengalami pengurangan sekitar 10 pada lapisan permukaan atau 90 mencapai lapisan permukaan laut Iwasaka et al. 2000