GAYA BAHASA JURNALISME PELAJAR SMA PADA KORAN PENDIDIKAN (Analisis Isi Rubrik Teenagers Journalism edisi 5 Oktober-6 Desember 2011)

GAYA BAHASA JURNALISME PELAJAR SMA PADA KORAN
PENDIDIKAN
(Analisis Isi Rubrik Teenagers Journalism edisi 5 Oktober-6 Desember 2011)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh :
Fatma Nihayati
07220147

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

LEMBAR PERSEMBAHAN
Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

terselesaikannya skripsi ini, baik bantuan dan dukungan secara materi, moral
maupun spiritual.
Terimakasih sebesar-besarnya untuk:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

9.
10.
11.

12.

13.


ALLAH SWT, atas hembusan rahmatMu, atas petunjuk menuju jalan
lurusMu serta karuniaMu.
NABI MUHAMMAD SAW, atas pancaran sinar mu yang tak pernah redup
hinggaakhir zaman. Sholawat dan salam selalu terucap untuk mu.
Bapak Ibu, atas curahan kasih sayang tanpa pamrih, atas perjuangan mu
menjadikanku seperti saat ini dan keikhlasan yang mendalam.
Mb’ Zed, Mas Alex, Mas Anam, atas dukungan moral maupun materi yang
tak dapat diukur dengan apapun
Saka Azmi yang selalu mewarnai kerinduan ku akan celotehmu.
Mas Angga, atas motivasi, kekuatan, keikhlasan, ketulusan, cinta, kasih dan
sayang yang juuuuooooossssssssss gandoooossss!!!!!!
Bapak Joko Susilo, S.Sos.,M.Si. selaku pembimbing I, terimakasih atas
bimbingan dan diskunya selama ini.
Ibu Roziana Febrianita, S.Sos. selaku pembimbing II, terimakasih atas
kesabaran dan ketulusan dalam menuntun skripsiku ke jalan yang benar
(hihihi, thx sistaaaaaaa :-*)
Seluruh dosen dan staf pengajar yang telah membagi ilmunya selama
menuntut ilmu di Jurusan Ilmu Komunikasi-FISIP-UMM.
Kang Pitik “si Pembimbing III”, atas kesabaran dalam membimbing dalam
menuju gelar S.Ikom

JUFOC “My 2nd Home”, atas ilmu mu, atas atmosfir kekeluargaan yang tetap
berhembus sampai dengan 22 tahun ini (semoga sampai dengan waktu yang
tidak ditentukan)
“Mengenalmu membuatku bertemu dengan keluarga baru, rumah baru, ilmu
baru, pengalaman baru”
JFC 567 Ronggolawe (Mengga, mb Chy, mb A, ms Rino, mb Cha, mb Nina,
mb Vanti, Mbah slathem, mas Aris, om Galih, mb Wind, mb De, mb Je, mb
Ye, mb Khey, Firman, Rissang, dll) atas persahabatan dan persaudaraan yang
penuh dengan “kocak kocok”.
JUFOC’ers ;
Chiwa (dan ini semua akan berlalu… ☺), Haris (yg baru melepas masa
lajangnya, ups! masa jomblo mksdku), Hima (si pejuang cinta, hoho…), Fika
(“kisah indah”pasti dtng,jika kita berkenan membuka pintu yg teluh diketuk
olehnya),“Trio Bujang Lapuk” Dedy-Belung-Kimcil (buktikan kalian
g’maho!!!), “Sii’o-Enyong-Octo-Ucup” (tangan2 segera dikondisikan!!,mau
dikasih apa istri2 kalian nanti???), Ardi (segera tentukan pilihan, mau kripik,
pajak atau speedy???), Dian (tetap menyehatkan anak bangsa kan???), Dahlia
(hidup ini sangat indah, bukan??? ☺), Gapo-Joko (duet mawut kalian bikin

14.


15.
16.
17.
18.
19.
20.

Jufoc makin hidup) Risma, Anggun, Rena, Tantri “odol” dan teman2 yang
tidak bisa disebutkan satu per satu. Terimakasih atas persaudaraan yang nano
nano.
Penghuni “Gubuk Derita Penuh Bahagia“ (mb v3, metilia, maria, dina, widi)
atas warna warni persaudaraan tiada tara, atas ketulusan saling memberi dan
menerima, atas kisah yang telah menjadi indah sampai “nanti” (ceritakan ke
anak cucu kita yaaak :-*)
Tante Supangadi, atas keluarga kecil bahagia yang terbentuk di kediaman
anda.
Cendooolll – Menyeng, atas kesediaan kalian menerimaku apa adanya …
Kopral, Andre, Sinbad, Meychan, (atas kegilaan kalian yg bikin hidup makin
hidup)

Viscardine (teman seperjuangan dalam selama skripsi)
Mb Avril Lavigne dan rekan2 dari Paramore atas karya2 yang dapat
mengembalikan ion tubuh. (hihihi…)
Daaan… masih banyak teman2 yang masih belum tercantum namanya, tapi
buat semua yang telah menerima saya, yang telah bekerja bersama saya dan
yang telah membantu ku. Saya ucapkan terimakasih sebesar-besarnya.

Penulis

Fatma Nihayati

ABSTRACT
Fatma Nihayati. 07220147
High School Student Language Journalism style NEWSPAPER IN
EDUCATION (Rubric Content Analysis Teenagers Journalism issue 5
October to 6 December 2011).
Advisor: Joko Susilo, S.Sos., M.Si. and Roziana Febrianita, S.Sos.
(xix) + 68 Pages + 7 tables+ 14 attachements
Bibliographies: 14 Title
Keywords: content analysis, style high school journalism

Human life is increasingly complex demands of delivering information is
complete and without boundary. There are some media that began to create the
latest innovations, with the hope that people can turn to the media access to news
or information. One of the mass media that make innovation is the newspaper of
Education. The media is making a new section that involves students in the
manufacturing process, with a mission "of students to students". Thus, the mass
media can distract the public to continue making the media as a tool in meeting
the information needs of the mass media One example that has the rubric was
Newspaper Education. Teenagers through the rubric of journalism education
newspaper presented a number of information presented by the students and of
course the news is presented specifically for students, especially among teenagers.
Education makes the newspaper column in order to facilitate students who wish to
channel their talents and interests in the field of journalism. In addition, the
provision of section teenagers journalism, newspapers try to meet the information
needs of education for the public, especially students.
The problem statements  of the study are How big is the use of the rules of
journalism in the rubric Teenagers Journalism Newspaper In Education edition of
the October 5 to December 6 2011? The study was done in order to find a style of
journalism students as a young journalist (beginner).
The method used in this study is content analysis to obtain the content of

mass communication messages that objective, systematic and relevant to observe
and measure. The base type of research is quantitative descriptive rubric that
describes the content in Journalism Teenagers. Is a descriptive research method
that involves looking at the facts by describing a situation or event that is being
studied. The unit of analysis in this study form the content of the rubric Teenagers
Journalism and then analyzed. Unit of measurement in this study is the frequency
of occurrence of each category of research in each paragraph contained within the
rubric of Journalism Teenagers.
The conclusion of this study is a style of journalism students in a
newspaper column on Teenagers Journalism Education is very limited in using the
rules of journalism, as evidenced by the very low use of journalistic language in
any articles presented in each section. It is based on research results as follows;

categorization of language, the rubric of Journalism Teenagers have the stylistic
language of journalism at 5.4%, 62.9% and 31.9% popular language of the
standard language.

KATA
A PENGANT
TAR


Puji Syukur Alhaamdulillah ddipanjatkan sebesar-besa
s
arnya kepadda pencipta
d penguassa alam sem
dan
mesta Allah SWT
S
yang teelah membeerikan hati yang tenang
d fikiran yang terangg, serta shaalawat kepaada Nabi M
dan
Muhammad SAW
S
yang
m
memberikan
n penerangann cahaya ilm
mu dan keluaasan pikirann dalam mennyelesaikan
t
tugas

akhir ini. Dengann kesungguhhan hati dan niat yang ikkhlas akhirnnya penulis
d
dapat
menyeelesaikan peendidikan dii Ilmu Kom
munikasi, Fakkultas Ilmu Sosial dan
I
Ilmu
Politik, Universitaas Muhammaadiyah Malaang (UMM) dengan baik
k.
Tugas akhir ini saaya mengam
mbil judul “G
GAYA BAH
HASA JURN
NALISME
P
PELAJAR
S
SMA
PADA
A KORAN P

PENDIDIKA
AN (Analisiss Isi Rubrik Teenagers
J
Journalism
P
Pada
Koran Pendidikan edisi 5 Oktoober – 6 Desember 2011)”.
Kehiduupan manusiia yang sem
makin kompleeks menuntuut adanya peenyampaian
k
komunikasi
dan inform
masi secara lengkap dann tanpa battas. Sehingg
ga manusia
d
dapat
memeenuhi segalaa kebutuhannnya.

Untuuk memenuhhi kebetuhan
n tersebut,


m
manusia
meelakukan koomunikasi dengan
d
sesam
ma dalam kkehidupan sehari-hari.
s
M
Melalui
kom
munikasi kitta dapat berrtukar inforrmasi dengaan orang laiin. Melalui
k
komunikasi
pula kita dappat melakukkan pemenuh
han kebutuhaan hidup.
Dewassa ini mediia massa teelah banyak
k melakukaan perkembaangan dan
p
perubahan,
baik dari segi
s
manajem
men maupuun penyajiann. Media massa
m
telah

berlomba-lomba merebut hati pembaca agar tetap menggunakannya sebagai salah
satu media komunikasi yang dapat memenuhi kebutuhannya. Tidak sedikit media
massa yang melakukan perubahan, salah satunya dalam hal penambahan
rubrikasi dalam media tersebut. Saat ini media massa sedang marak menampilkan
rubrikasi yang khusus disajikan oleh “tangan-tangan” remaja khususnya pelajar.
Penyelesaian Skripsi ini tidak lepas dari keterkaitan berbagai pihak dalam
usaha membantu terselesaikannya tugas akhir ini dengan sebaik-baiknya. Pertama,
penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada keluarga besar
Imam Syafi’I (Bapak Ibu Tercinta, Mbak Zed, Mas Alex, Mas Anam, Si Kecil
Saka Azmi) atas segala doa, semangat dan dukungan baik moral maupun materi
yang diberikan sehingga penulis bisa menyelesaikan studi ini “tepat” pada batas
waktunya.
Kedua, dari keluarga besar kampus putih Universitas Muhammadiyah
Malang: Dr. Muhadjir Efendy, M.Ap, selaku Rektor; Dr. Wahyudi Winaryo,
M.Si., selaku Dekan FISIP; Dra. Frida Kusumastuti, M.Si., selaku Ketua Jurusan
Ilmu Komunikasi; Joko Susilo, S.Sos., M.Si., dan Roziana Febrianita, S.Sos.,
selaku pembimbing dalam penyusunan skripsi ini, yang telah membimbing
dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, serta pemberian motivasi dan masukan
dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini. Segenap dosen Ilmu Komunikasi
dan Karyawan UMM yang banyak membantu dalam proses belajarku semasa di
kampus dan terimakasih telah memberikan ilmu pengetahuan dan ketrampilan
yang begitu banyak dan bermanfaat.

Ketiga, sahabat seperjuangan yang ada di JUFOC yang telah memberikan
banyak pengalaman berharga dan member banyak dorongan dan masukan untuk
menyelesaikan skripsi ini, dan rekan-rekan redaksi Koran Pendidikan atas
kesempatan untuk melakukan diskusi dan penelitian, teman-teman blok 1 kav.17
yang member banyak dorongan dan masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari skripsi ini
adalah sebuah pembelajaran untuk menjadi sempurna di masa depan. Saran yang
membangun senantiasa diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
dan pembacanya.

Malang, 27 Januari 2012

Fatma Nihayati

DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………... i
LEMBAR PERSETUJUAN…...………………………………………….…… ii
LEMBAR PENGESAHAN…….……………………………………………… iii
PERNYATAAN ORISINALITAS……………………………………….…… iv
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI………..………………………..... v
LEMBAR PERSEMBAHAN……………………………………………...…... vi
ABSTRAKSI………………………………………………………………..… viii
KATA PENGANTAR………………………………………………….……… xii
DAFTAR ISI………………………………………………………………...…. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………..…………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah….……………………………………………...…. 7
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 7
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………… 8
E. Tinjauan Pustaka................................................................................... 8
E.1. Komunikasi………………………………….…….................... 8
E.1.1 Fungsi Komunikasi…………………………………..…. 9
E.1.2 Jenis Komunikasi…………..…………………………… 9
E.2. Komunikasi Massa…………………………………………… 11
E.2.1 Ciri Komunikasi Massa………………………….…….. 12
E.2.2 Fungsi Komunikasi Massa……….……………………. 12
E.2.3 Elemen Komunikasi Massa……………………….…… 15
E.3. Media Massa............................………………………….….... 18
E.3.1 Konsep Media Massa………………………………….. 18
E.3.2 Industri Media Massa……..…………………………… 19
E.3.3 Surat Kabar Sebagai Alat Penyebarluasan Informasi.… 20
E.4 Jurnalisme…………………………………………................. 21

E.4.1 Definisi Jurnalisme…………………………………..… 21
E.4.2 Jurnalisme Masa Kini……………………………….…. 22
E.4.3 Elemen Jurnalisme…………………………………….. 23
E.5 Bahasa Jurnalistik.......................................................……….. 23
E.5.1 Definisi Bahasa Jurnalistik………………………..…… 23
E.5.2 Karakteristik Bahasa Jurnalistik…………………..…… 24
E.6 Analisis Isi…………………………………………………..... 25
F. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional...................................... 26
F.1 Definisi Konseptual........................................................................ 26
F.1.1 Gaya Jurnalisme……..…………………………………….. 26
F.1.2 Pelajar…………………………………………………….... 27
F.2. Definisi Operasional...................................................................... 27
F.2.1 Struktur Kategorisasi………………………………..…….. 27
F.2.2 Unit Analisis Data Dan Satuan Ukur………………..……. 29
G. Metode Penelitian................................................................................. 29
G.1. Ruang Lingkup Penelitian........................................................... 30
G.2. Teknik Pengumpulan Data…........................................................ 30
G.3. Teknik Analisis Data.................................................................... 32
G.4. Uji Reliabilitas.............................................................................. 33
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Latar Belakang Koran Pendidikan….................................................... 34
A.1. Visi Misi Koran Pendidikan......................................................... 37
A.2 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas……............................ 38
A.2.1. Struktur Organisasi Koran Pendidikan…………………. 38
A.2.2 Pembagian Tugas……………………………………….... 40
B. Rubrikasi Koran Pendidikan................................................................. 42
C. Sejarah Teenagers Journalism……...…………................................... 44
C.1 Newsroom Teenagers Journalism……………………………….. 45

C.2 Daftar Tim Redaksi Teenagers Journalism…….……………….. 47
BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
A. Penyajian Tabel Kategori Gaya Jurnalisme Pelajar SMA Pada Rubrik
Teenagers Journalism.......................................................................... 49
B. Gaya Jurnalisme Pelajar Berdasarkan Kategori Gaya Bahasa............. 50
C. Analisis dan Pembahasan ………………………………………….. 58
D. Uji Reliabilitas……..………………………………………………… 60
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan………….………………………………………................ 66
B. Saran..……………….………………………………………………… 67
1. Saran Akademis..………………………………………………….. 67
2. Saran Praktis ……………………………………………………… 67
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Contoh Lembar Koding Gaya Bahasa Jurnalisme Pelajar SMA……. 30
Tabel 1.2 Contoh Tabel Distribusi Frekuensi Kategori Gaya Bahasa…………. 31
Tabel 3.1 Judul Tema Edisi Dalam Rubrik Teenagers Journalism………......... 49
Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Gaya Bahasa Jurnalisme Menurut Peneliti…… 51
Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Gaya Bahasa Jurnalisme Menurut Koder 1….... 54
Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Gaya Bahasa Jurnalisme Menurut Koder 2…… 56
Tabel 3.5 Penyajian Data Peneliti, Koder 1 dan Koder 2…………………...… 62

DAFTAR PUSTAKA

Biagi, Shirley. 2010. Media/Impact Pengantar Media Massa. Jakarta : Salemba
Humanika
Effendy, Onong Uchjana. 2002. Dinamika Komunikasi. Bandung : Rosdakarya
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana
Kusumaningrat, Hikmat & Purnama Kusumaningrat. 2005. Jurnalistik : Teori &
Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
McQuail, Denis. 1989. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta :
Penerbit Erlangga
Mulyana, Deddy. 2009. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Nurudin, 2009. Jurnalisme Masa Kini. Jakarta : Rajawali Pers
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Poerwadarminta, W.J.S. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN
Balai Pustaka
Santana, Septiawan. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia
Sobur, Alex.2006. Analisis Teks Media. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Sumadiria, Haris. 2006. Bahasa Jurnalistik. Bandung : Simbiosa Rekatama
Media
Suhandang, Kustadi. 2004. Pengantar Jurnalistik. Bandung : Penerbit Nuansa
Warindah, Ernawati. 2008. EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta:
KawanPustaka

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia yang semakin kompleks menuntut adanya
penyampaian komunikasi dan informasi secara lengkap dan tanpa batas.
Sehingga manusia dapat memenuhi segala kebutuhannya. Untuk memenuhi
kebetuhan tersebut, manusia melakukan komunikasi dengan sesama dalam
kehidupan sehari-hari. Melalui komunikasi kita dapat bertukar informasi
dengan orang lain. Melalui komunikasi pula kita dapat melakukan pemenuhan
kebutuhan hidup.
Menurut Thomas M. Scheidel, Komunikasi itu sendiri memiliki fungsi
untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak
sosial dengan orang di sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk
merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan (Mulyana,
2009:4).
Dilihat dari jumlah peserta yang terlibat dalam proses komunikasi,
komunikasi terbagi menjadi beberapa jenis, yakni : Komunikasi intrapribadi,
komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, kamunikasi kelompok (kecil),
komunikasi publik, komunikasi organisasi dan komunikasi massa (Mulyana,
2009:78).
Dari uraian beberapa jenis komunikasi diatas, komunikasi massa lah
yang paling melibatkan orang banyak. Karena, pada dasarnya komunikasi
massa merupakan komunikasi yang dilakukan melalui media massa (media

1

cetak maupun elektronik), (Nurudin, 2007:3-4). Contoh media massa cetak,
yaitu : Koran, tabloid, bulletin, majalah, dll. Dan untuk media elektronik dapat
berupa televisi dan radio. Namun, saat ini internet telah menjadi salah satu
media massa elektronik, karena ditinjau dari ciri, fungsi dan elemennya.
Kehidupan manusia yang semakin kompleks menuntut adanya
penyampaian informasi secara lengkap dan tanpa batas. Terdapat beberapa
media yang mulai menciptakan inovasi-inovasi terbaru, dengan harapan
masyarakat dapat beralih ke media tersebut dalam mengakses berita atau
informasi. Salah satu media yang kini telah mampu mengalihkan perhatian
masyarakat ialah internet. Media elektronik tersebut dapat menyuguhkan
berita secara aktual dan tidak termakan oleh waktu.
Namun ternyata tidak hanya media elektronik yang saat ini dapat
mempertahankan eksistensi dan fungsinya, sebagai media yang umurnya
sudah sangat tua, koran tetap dipercaya mampu memenuhi kebutuhan manusia
akan informasi. Kemudahannya untuk dibaca dan didokumentasikan tak
membuat jenis media ini tergeser eksistensinya dari kemajuan alat-alat
komunikasi yang lebih canggih, seperti televisi, internet dan radio. Koran
justru mampu memberi pemahaman yang tinggi kepada pembacanya, karena
koran sarat dengan analisis yang lebih dalam dibanding media lainnya. Dalam
kegiatannya sebagai media komunikasi massa, koran menyajikan isi dari
koran itu sendiri kepada pembaca, baik berupa berita, foto, tajuk, kritik,
analisa ataupun artikel-artikel menarik yang lainnya.

2

Koran juga mampu menyuguhkan berbagai informasi yang dikemas
melalui rubrik yang menarik pula. Berbagai media cetak seperti Koran, saat ini
telah banyak yang menciptakan rubrik baru di dalamnya. Rubrik tersebut
dibuat dengan beberapa sasaran pembaca, antara lain pelajar, remaja sampai
dengan keluarga. Bahkan ada pula rubrik yang memang khusus disajikan
hanya untuk perempuan.
Selain bentuk cetak, saat ini Koran juga menampilkan informasi dalam
bentuk On line yang diharapkan dapat diakses oleh masyarakat dimanapun
dan kapanpun. Dilihat dari waktu terbitnya pun, Koran memiliki variasi watu
terbit. Ada Koran yang terbit harian, namun ada pula Koran yang memang
terbit hanya dalam kurun waktu mingguan. Contoh dari Koran yang terbit
harian adalah Jawa Pos, Malang pos, Kompas, dll.
Walaupun demikian, fungsi surat kabar bukan sekedar pelopor kisah
human interest dari berbagai peristiwa atau kejadian orang. Pada abad ke-19,
koran independen pertama memberikan kontribusi signifikan bagi penyebaran
keaksaraan (kemelekhufuran) dan berbagai konsep hak asasi manusia dan
kebebasan demokratis. Surat kabar terus-menerus mengasah pandanganpandangan ihwal “global village”, perkampungan dunia, di akhir abad ke-20.
Setiap kejadian internasional terkait erat dengan kepentingan tiap orang di
belahan dunia manapun ia berada. Setiap kisah tragedi perseorangan menjadi
milik tiap orang untuk mempersoalkan ke dalam drama persoalan
internasional (Santana, 2005:87).

3

Mengacu pada judul penelitian “Gaya Bahasa Jurnalisme Pelajar SMA
Pada Koran Pendidikan ”(Analisis Isi Rubrik Teenagers Journalism edisi 5
Oktober – 6 Desember 2011)” dan melihat dari isi rubrik Teenagers
Journalism, peneliti ingin membahas bagaimana gaya bahasa jurnalisme
pelajar khususnya pelajar SMA dalam melakukan kontribusi di bidang
jurnalisme. Gaya dapat dilihat dari bahasa yang terkandung dalam artikel yang
digunakan para pelajar pada rubrik Teenagers Journalism.
Saat ini tidak sedikit pelajar SMA yang mulai tertarik untuk mengenali
dan mendalami bidang jurnalisme. Hal tersebut dapat dilahat dari fenomena
yang terjadi di beberapa sekolah yang telah memiliki ekstra kulikuler
Jurnalistik, seperti SMAN 5 Malang, SMAN 8 Malang, MAN 3 Malang,
SMKN 5 Malang, SMAN 10 Malang, SMAN 7 Malang. Selain itu, terdapat
pula sekolah yang memberikan mata pelajaran Jurnalisme untuk siswanya,
seperti SMKN 3 Batu. Prestasi para pelajar pun sudah tidak dapat diragukan
lagi. Dapat dilihat dari kompetisi bidang jurnalisme yang diadakan oleh
beberapa media dan dijuarai oleh pelajar SMA.
Fenomena lain yang juga sedang marak terjadi ialah media cetak
khususnya Koran, yang berlomba-lomba membuat rubrik yang menarik
didalamnya yang melibatkan pelajar dalam menyajikan informasi atau berita.
Seperti, Malang Pos yang memiliki rubrik M-Teens yang sasarannya dalah
pelajar. Jawa Pos sendiri telah menciptakan rubrik Deteksi yang mampu
membius ratusan pelajar dengan informasi yang disuguhkan. Terdapat pula
Koran Pendidikan, yang merupakan salah satu media cetak di kota Malang

4

yang cukup mampu mempertahankan eksistensinya sampai dengan saat ini. Di
tengah persaingan yang terjadi antar media cetak maupun elektronik, Koran
pendidikan mampu membius khalayak dengan menyuguhkan berbagai
informasi mengenai pendidikan. Informasi yang disajikan tidak kalah
menariknya dibandingkan dengan media cetak lain. Koran tersebut memiliki
fokus utama dalam bidang pendidikan. Jadi, informasi pendidikan yang
disampaikan tidak dapat diragukan lagi aktualitasnya. Koran yang telah
berusia tujuh tahun ini selalu terbuka dengan apa saja yang dibutuhkan oleh
masyarakat dan berusaha untuk memenuhinya. Seperti halnya rubrik yang
bernama “Teenagers Journalism”. Rubrik tersebut sengaja dibuat dari pelajar
untuk pelajar. Diharapkan dengan adanya rubrik “Teenagers Journalism”,
pelajar mampu menyalurkan dan mengembangkan minat dan bakatnya dalam
bidang jurnalisme.
Teenagers Journalism merupakan salah satu rubrik di Koran
Pendidikan yang terbit setiap hari Rabu. Rubrik ini dibuat oleh pelajar SMA di
Malang. Jika dilihat sepintas, Teenagers Journalism berisikan tentang artikel
dan foto yang berupa ilustrasi dari isi artikel serta komentar – komentar dari
para guru, siswa dan sumber lain dengan tema yang dibuat tidak jauh dari
dunia remaja sesuai dengan karakteristik usia para pelajar pada umumnya.
Dalam rubrik tersebut, berbagai informasi disuguhkan oleh jurnalis
pemula (pelajar) dengan menggunakan bahasa yang menarik dan mudah
difahami oleh kalangan pelajar juga. Dalam penyampaian bahasa masih
menggunakan bahasa kombinasi antara ejaan bahasa dengan kaidah-kaidah

5

EYD (Ejakan Yang Disempurnakan) dengan bahasa gaul yang sedang marak
digunakan oleh remaja untuk bahasa sehari-hari. Selain gaya bahasa dalam
tulisan, informasi yang disuguhkan pun tak kalah menariknya dengan
informasi lain.
Informasi yang disuguhkan dalam rubrik Teenagers Journalism sangat
tepat jika dinikmati dan diminati oleh palajar dalam mendapatkan sebuah
informasi. Berita yang dikemas secara ringan dan menarik tentunya membuat
minat baca para pelajar menjadi meningkat. Selain itu rubrik tersebut secara
tidak langsung juga memfasilitasi para pelajar untuk belajar menjadi seorang
jurnalis. Pelajar juga mampu mengenali dunia jurnalistik sejak dini, mulai dari
proses pencarian dan pembuatan berita, sampai dengan proses Layout. Dalam
hal pembuatan isi dari rubrik tersebut, dari pihak Koran Pendidikan telah
mempercayakan tiga sekolah di malang, yakni SMKN 5 Malang, SMK
Muhammadiyah Malang dan SMKN 4 Malang. Dalam kurun waktu satu
tahun, Tim tersebut nantinya akan berganti secara otomatis dan digantikan
oleh sekolah-sekolah berikutnya.
Sasaran dari Rubrik Teenagers Journalism sendiri adalah para pelajar
SMP dan SMA yang pada umumnya masih menggemari informasi seputar
remaja. Tentunya gaya bahasa tulisan yang dibuat pelajar pun sangat berbeda
dengan gaya bahasa jurnalis professional. Selain gaya bahasa tulisan, foto dan
pemilihan tema juga terlihat sangat berbeda dengan rubrik lain yang diproses
dan dibuat oleh jurnalis professional.

6

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sembilan rubrik sebagai
sample. Karena, sembilan rubrik tersebut memiliki variasi tema yang menarik
dan cukup mewakili tema yang pantas untuk pembaca kalangan pelajar.
Dalam hal ini, peneliti berkeinginan melakukan penelitian dengan
menggunakan analisis isi. Menurut Wimmer & Kerlinger Analisis Isi
merupakan suatu metode yang digunakan untuk mempelajari dan menganalisis
komunikasi secara sistematik, objektif dan kuantitatif terhadap pesan yang
tampak. (Kriyantono, 2006 : 228)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari pemaparan latar belakang diatas, maka dapat ditarik
rumusan masalah, yaitu: “Seberapa besar penggunaan kaidah-kaidah bahasa
jurnalistik dalam rubrik Teenagers Journalism Pada Koran Pendidikan edisi 5
Oktober – 6 Desember 2011?’.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya pelajar di
bidang jurnalistik khususnya dalam gaya bahasa tulisan pelajar sebagai
jurnalis muda (pemula).

7

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan
bagi pelajar dan mahasiswa Ilmu Komunikasi, khususnya bidang
Jurnalistik.
2. Manfaat Praktis
Dapat di gunakan sebagai masukan bagi media cetak khususnya
surat kabar (Koran) dalam menyajikan rubrik-rubrik yang bersumber dari
kegiatan jurnalisme yang ditulis oleh jurnalis pemula (pelajar/mahasiswa).

E. Tinjauan Pustaka
E.1 Komunikasi
Sebagai makhluk sosial yang tak pernah lepas dari orang lain, manusia
pastinya membutuhkan dan melakukan komunikasi setiap saat. Mulai dari
pemenuhan kebutuhan sampai dengan berinteraksi dengan orang lain.
Komunikasi itu sendiri merupakan suatu proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan melalui media yang pada akhirnya
mendapatkan sebuah Feedback. Komunikasi dilakukan oleh seseorang dengan
harapan mendapatkan perubahan tindakan atau perilaku dari orang lain.
Komunikasi itu sendiri dibagi atas dua jenis yakni, komunikasi verbal dan
komunikasi non verbal.
Menurut Gordon I. Zimmerman, merumuskan bahwa kita dapat membagi
tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar. Pertama, kita berkomunikasi

8

untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan kita. Kedua,
kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang
lain. (Mulyana, 2009:4)
E.1.1. Fungsi Komunikasi
Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson mengemukakan bahwa komunikasi
mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup dirisendiri yang meliputi : keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi,
menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi.
Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki
hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.
(Mulyana, 2009:5)
E.1.2. Jenis Komunikasi
Setiap

orang

pasti

memiliki

tujuan

masing-masing

dalam

berkomunikasi, ada yang memang ingin merubah perilaku seseorang yang
dijadikannya sebagai komunikator, ada pula yang melakukan proses
komunikasi dengan harapan bisa mendapatkan segala informasi yang
dibutuhkan. Dilihat dari beberapa konteks dan aspek, komunikasi memiliki
jenis yang telah disetujui oleh pakar-pakar.
Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa-sosial, melainkan
dalam konteks atau situasi tertentu. Secara luas, konteks disini berarti semua
faktor di luar orang-orang yang berkomunikasi. Indikator paling umum untuk
mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya atau tingkatnya
adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Terdapat enam jenis

9

komunikasi yang disepakati banyak pakar, seperti yang dijelaskan Mulyana
(2009:77-83), yaitu :
1. Komunikasi Intrapribadi
Komunikasi

intrapribadi

(intrapersonal

communication)

adalah

komunikasi dengan diri sendiri. Komunikasi ini merupakan landasan
komunikasi antarpribadi dan komunikasi dalam konteks-konteks lainnya.
2. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi

antarpribadi (interpersonal communication)

adalah

komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan
setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik
verbal maupun nonverbal. Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini
adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya
dua orang.
3. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai
tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan
bersama (adanya saling kebergantungan), mengenal satu sama lainnya, dan
memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.
4. Komunikasi Publik
Komunikasi public (public communication) adalah komunikasi antara
seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak
bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut
pidato, ceramah atau kuliah (umum).

10

5. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam
suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam
jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok.
6. Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau
elektronik (radio, televisi). Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan
secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik).
E.2 Komunikasi Massa
Saat ini masyarakat memerlukan teknologi dalam mengakses informasi.
Demi memenuhi kebutuhan akan informasi dan berita, masyarakat mulai
mengenal dan akhirnya menggunakan teknologi-teknologi buatan manusia
yang dapat digunakan sebagai media penyampaian informasi. Dalam
mengakses informasi tersebut, secara otomatis seseorang telah Melakukan
proses komunikasi massa.
Menurut Nurudin (2007:3-4), pada dasarnya komunikasi massa adalah
komunikasi melallui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal
perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari perkembangan kata
media of mass communication (media komunikasi massa).

11

E.2.1. Ciri Komunikasi Massa
Komunikasi massa dapat dikatakan efektif dan sukses jika meliputi
ciriciri komunikasi massa yang dijelaskan Nurudin (2007:19-32), antara
lain :
1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga
2. Komunikan dalam Komunikasi Massa bersifat Heterogen
3. Pesannya Bersifat Umum
4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah
5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis
7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper
Hingga saat ini masyarakat masih sangat tergantung pada proses
Komunikasi Massa dalam mencari informasi dariberbagai pihak. Telah
banyak media Komunikasi Massa yang saat ini dengan mudah ditemukan
oleh masyarakat, antara lain : Radio, Televisi, Majalah, Koran dan melihat
cirri, elemen dan fungsinya internet juga dapat disebutkan disini. Namun,
dari sejumlah media Komunikasi Massa, hingga kini masyarakat masih
menggunakan media surat kabar (koran) dan televisi sebagai sumber
informasi.
E.2.2. Fungsi Komunikasi Massa
Di era perkembangan teknologi saat ini telah banyak ditemukan
macam-macam media yang berlomba-lomba mengalihkan perhatian
masyarakat untuk menggunakan media tersebut sebagai sarana penggali

12

informasi. Tidak sedikit pula media yang menciptakan inovasi terbaru agar
dapat membius semua orang untuk tetap menggunakan media komunikasi
tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, mulai dari mencari berita
terkini, mencari dan membuka peluang bisnis, sampai dengan persoalan
jodoh. Meskipun setiap media memiliki tujuan dan latar belakang yang
berbeda satu sama lain, akan tetapi pada dasarnya setiap komunikasi massa
memiliki fungsi yang sama.
Fungsi Komunikasi Massa menurut Pendapat Jay Black dan
Frederick C. Whitney antara lain : (1) to inform (menginformasikan), (2)
to entertain (member hiburan), (3) to persuade (membujuk), (4)
transmission of the culture (transmisi budaya) (Nurudin, 2007:64).
Karena telah terjadi perkembangan masyarakat dan teknologi
komunikasi dan jika dalam perspektif kritis, maka maka fungsi
komunikasi massa terdapat tambahan seperti yang dipaparkan Nurudin
(2007:65-93) :
1. Informasi
Informasi merupakan fungsi yang paling penting dalam komunikasi
massa. Salah satu komponen yang dapat menjadi tolak ukur dari fungsi
Informasi adalah isi yang terkandung dalam berita yang disajikan.
2. Hiburan
Saat ini, media elektronik telah mampu menduduki peringkat pertama
dari beberapa bentuk media massa. Terlebih televisi yang sangat
berfungsi sebagai hiburan masyarakat. Hiburan sendiri menduduki

13

posisi yang paling tinggi dibandingkang dengan fungsi komunikasi
massa yang lain.
3. Persuasi
Dalam hal ini, persuasi sangat berperan dalam fungsi komunikasi
massa. Tanpa kita sadari telah banyak tulisan-tulisan atau bahkan
simbol-simbol yang sebenarnya tidak hanya menginformasikan akan
tetapi juga memiliki fungsi sebagai persuasi. Salah satu contoh yang
terdapat pada media massa adalah surat pembaca pada surat kabar
(koran).
4. Transmisi Budaya
Transmisi budaya tidak dapat dielakkan selalu hadir dalam berbagai
bentuk komunikasi yang mempunyai dampak pada penerimaan
individu. Fungsi ini sangat jarang dibicarakan, namun juga memiliki
pengurh yang sangat kuat.
5. Mendorong Kohesi Sosial
Kohesi sosial dapat juga dikatakan sebagai penyatuan. Maksudnya
adalah dalam hal ini media massa mendorong masyarakat akan
pentingnya sebuah persatuan dan kesatuan sesame.
6. Pengawasan
Merujuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi yang dilakukan
media mengenai kejadian-kejadian yang ada disekitar kita.

14

7. Korelasi
Fungsi

korelasi

yang

dimaksud

disini

adalah

fungsi

yang

menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar dapat sesuai
dengan lingkungannya.
8. Pewarisan Sosial
Berfungsi sebagai seorang pendidik, yang mencoba meneruskan atau
mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata dan etika
dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
9. Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif
Komunikasi massa bisa menjadi sebuah alat untuk mengekspresikan
dirinya dan melawan kekuasaan dengan memberikan informasi yang
diungkapkankan

mempunyai

motif

tertentu

untuk

melawan

kemapanan.
10. Menggugat Hubungan Trikotomi
Hubungan Trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara
tiga pihak. Dalam fungsi ini, sangatlah melibatkan pers, pemerintah
dan masyarakat.
E.2.3. Elemen Komunikasi Massa
Elemen-elemen Komunikasi Massa

sangatlah mempengaruhi

keefektifan proses Komunikasi Massa itu sendiri. Menurut Nurudin
(2007:95-136), terdapat beberapa elemen penting di dalam komunikasi
massa, yaitu :

15

1. Komunikator
Komunikator disini sangatlah berbeda dengan komunikasi dalam yang
lain. Komunikator dalam komunikasi massa bukanlah individu
melainkan sekumpulan orang yang bekerjasama satu sama lain.
Kumpulan orang tersebut dapat disebut sebagai organisasi, lembaga,
intitusi atau jaringan. Komunikator dalam komunikasi massa bersifat
mencari keuntungan.
2. Isi
Setiap media massa memiliki kebijakan sendiri-sendiri dalam
menentukan atau mengelola isi dari media tersebut, tentunya semua itu
ditentukan berdasarkan dari sasaran media itu sendiri.
3. Audience
Audience dalam komunikasi massa memiliki jenis yang beragam. Ada
yang sebagai penonton televisi ada pula yang sebagai pembaca surat
kabar (Koran, majalah) dsb. Namun, pastinya setiap Audience
memiliki reaksi yang berbeda terhadap informasi atau pesan yang
diterima.
4. Umpan Balik
Ada dua umpan balik dalam komunikasi, yakni umpan balik langsung
(immediate feedback) dan umpan balik tidak langsung (delayed
feedback). Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan
komunikan bertatap muka secara langsung. Namun sebaliknya, umpan
balik tidak langsung dapat dinyatakan secara tulisan, seperti melalui

16

surat pembaca. Komunikasi massa biasanya terjadi umpan balik secara
tidak langsung.
5. Gangguan
Terdapat dua gangguan yang terjadi dalam proses komunikasi massa,
antara lain : gangguan saluran dan gangguan semantik. Gangguan
saluran dalam komunikasi massa dapat dilihat dari media cetak yang
mengalami kesalahan penulisan karena kesalahan teknis (hilangnya
kata) atau kesalahan cetak. Lain halnya dengan gangguan semantik
yang biasa terjadi di program televise. Misalkan seorang reporter berita
yang salah mengucapkan bahasa, atau melafalkan kalimat yang terlalu
cepat.
6. Gatekeeper
John R. Bittner mengistilahkan Gatekeeper sebagai individu-individu
atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah
saluran komunikasi massa
7. Pengatur
Yang dimaksud pengatur dalam media massa adalah mereka yang
secara tidak langsung ikut mempengaruhi proses aliran pesan media
massa. Pengatur ini tidak berasal dari dalam media tersebut, tetapi di
luar media.

17

8. Filter
Filter adalah kerangka piker melalui audience dalam menerima pesan.
Ada beberapa filter antara lain fisik, psikologis, budaya dan yang
berkaitan dengan informasi.
E.3 Media Massa
Pada saat ini, media massa telah melakukan banyak perkembangan dan
perubahan dengan pesat, sehingga media massa mampu membius khalayak
dengan segala sesuatu yang disuguhkannya. Bahkan, hampir setiap orang
dalam hitungan jam tidak dapat menghilangkan kebiasaannya untuk
menggunakan media massa dalam mengakses segala informasi dan berita,
baik itu mengenai social, budaya maupun ekonomi.
Media Massa merupakan sumber kekuatan, alat control, manajemen dan
inovasi

dalam

masyarakat

yang

dapat

didayagunakan

sebagai

penggantikekuatan atau sumber daya lainnya. (McQuail, 1989 : 3)
E.3.1 Konsep Media Massa
Media massa merupakan institusi kunci dalam masyarakat. Media
massa dapat mempengaruhi budaya, kebiasaan membeli dan politik
masyarakat secara luas. Terdapat tiga konsep penting mengenai media
massa yang dapatmengorganisir pemikiran :
1. Media Massa merupakan usaha yang berpusat pada keuntungan
2. Perkembangan

Teknologi

mengubah

cara

pengiriman

dan

pengonsumsian media massa

18

3. Media Massa mencerminkan sekaligus mempengaruhi politik,
masyarakat dan budaya
(Biagi, 2010 : 13)
E.3.2 Industri Media Massa
Media Massa dibagi menjadi dua jenis, yakni media cetak dan
media elektronik. Media cetak terdiri dari ; Surat Kabar (Koran), Majalah.
Sedangkan untuk media elektronik terdiri dari ; Radio, Televisi dan
Internet. Warga Indonesia telah mendirikan beberapa industri media massa
yang dibangun dengan menggunakan idealisme masing-masing dan
mengusung visi misi yang berbeda.
Menurut Biagi (2010:11) Industri media massa menggambarkan
delapan jenis usaha atau bisnis media massa. Kata industri, ketika dipakai
untuk menggambarkan usaha atau bisnis media. Berikut adalah beberapa
industri media massa :
1. Buku
2. Surat Kabar (Koran)
3. Majalah
4. Rekaman
5. Radio
6. Film
7. Televisi
8. Internet

19

E.3.3 Surat Kabar Sebagai Alat Penyebarluasan Informasi
Surat kabar berasal dari istilah "pers" yang berasal dan bahasa
Belanda, yang dalam bahasa Inggrisnya berarti press. secara harfiah pers
berarti cetak dan secara maknawiah berarti penyiaran secara tercetak atau
publikasi secara dicetak. Pers mempunyai dua pengertian, yakni pers
dalam arti sempit dan pers dalam arti luas. Pers dalam arti sempit adalah
media massa cetak, seperti surat kabar, majalah, tabloid mingguan dan
sebagainya. Sedangkan pers dalam arti luas meliputi media massa
elektronik, antara lain radio siaran dan televisi siaran. (Kusumaningrat,
2005 : 17)
Fungsi pers menurut Effendy yaitu :
a. Fungsi menyiarkan informasi
menyiarkan informasi adalah fungsi pers yang pertama dan utama.
Khalayak pembaca berlangganan dan membeli surat kabar karena
memerlukan informasi mengenai berbagai hal dibumi ini, mengenai
peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang
dilakukan orang lain, apa yang dikatakan orang lain, dan sebagainya.
b. Fungsi mendidik
Fungsi kedua dari pers ialah mendidik. Sebagai sarana pendidikan
massa

(mass

education),

pers

memuat

tulisan-tulisan

yang

mengandung pengetahuan sehingga khalayak pembaca bertambah
pengetahuannya.

20

c. Fungsi menghibur
Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat pers untuk mengimbangi
berita-berita berat (hard news) dan artikel-artikel yang berbeda.
d. Fungsi mempengaruhi
Fungsi mempengaruhi inilah yang menyebabkan pers memegang
peranan penting dalam kehidupan masyarakat

E.4 Jurnalisme
E.4.1 Definisi Jurnalisme
Secara bahasa, Journal dapat diartikan sebagai majala, surat kabar
dan catatan harian. Pada dasarnya Jurnalistik atau Jurnalisme berasal dari
bahasa Perancis dari kata du jour atau journal, artinya harian atau catatan
harian.
Kustadi Suhandang melalui bukunya, Pengantar Jurnalistik
(2004:23) mendefinisikan jurnalisme atau jurnalistik adalah seni dan
keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan
menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah
dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya
sehingga bisa mengubah sikap, sifat, pendapat dan tingkah laku
khalayaknya.
Disisi lain terdapat pendapat mengenai Jurnalisme menurut
MacDougall yakni, kegiatan yang menghimpun berita, mencari fakta, dan
melaporkan peristiwa. (Kusumaningrat, 2005:15)

21

E.4.2 Jurnalisme Masa Kini
Jurnalisme di era saat ini telah melakukan banyak perubahan yang
tidak hanya menggunakan media cetak sebagai sarana penyampai
informasi dan berita, tetapi juga menggunakan media elektronik dalam
proses tersebut. Koran tidak lagi menjadi pemeran utama dalam kegiatan
jurnalisme sebagai penyampaian informasi dan berita, kini media cetak
mulai merambah ke dalam teknologi televisi, radio dan internet. Hal
tersebut dilakukan oleh beberapa media karena kebutuhan akan informasi
oleh masyarakat yang secara tidak langsung telah menuntut untuk
menyebarkan informasi secara aktual dan penyebaran yang luas.
Untuk pemenuhan permintaan akan informasi berita dari
masyarakat yang tinggi sehingga memunculkan perkembangan bentuk
jurnalisme baru, dimana masyarakat bisa melakukan kegiatan jurnalisme
layaknya seperti wartawan.
Jurnalisme Baru merupakan teknik liputan dan penulisan yang
kemudian menjadi genre (aliran atau gaya) baru dalam dunia
kewartawanan (Nurudin, 2009:180-181). Hal tersebut juga berlaku bagi
pelajar yang dapat memulai mengenal bidang jurnalisme sejak dini, yang
dapat menuangkan segala bentuk karya jurnalistiknya melalui media cetak.
Kini telah banyak media cetak yang menyuguhkan rubrik yang dikemas
dari “tangan” pelajar yang notabenenya belum banyak mendapatkan
pengalaman penuh mengenai dunia jurnalisme.

22

E.4.3 Elemen Jurnalisme
Bill kovach dan Tom Rosenstiel, merumuskan Sembilan elemen
jurnalisme yang merupakan dasar jurnalisme agar dipercaya masyarakat
kebenarannya. Sembilan elemen tersebut, yaitu :
1. Menyampaikan Kebenaran
2. Memiliki loyalitas kepada masyarakat
3. Memiliki disiplin untuk melakukan verifikasi
4. Memiliki kemandirian terhadap apa yang diliputnya
5. Memiliki kemandirian untuk memantau kekuasaan
6. Menyandi forum bagi kritik dan kesepakatan public
7. Menyampaikan sesatu seacara menarik dan relevan kepada publik
8. Membuat berita secara komprehensif dan proposional
9. Memberi keleluasaan wartawan untuk mengikuti nurani mereka
(Santana, 2005:6)
E.5 Bahasa Jurnalistik
E.5.1 Definisi Bahasa Jurnalistik
Bahasa Jurnalistik merupakan bahasa yang digunakan oleh para
wartawan, redaktur, atau pengelola media massa dalam menyusun dan
menyajikan, memuat, menyiarkan dan menayangkan berita serta laporan
peristiwa atau pernyataan yang benar, aktual, penting dan atau menarik
dengan tujuan agar mudah dipahami isinya dan cepat ditangkap maknanya.
(Sumadiria, 2006:7)

23

E.5.2 Karakteristik Bahasa Jurnalistik
Sumadiria mengungkapkan dalam bukunya, yakni terdapat 17 ciri
utama dari bahasa jurnalistik, antara lain :
1. Sederhana
2. Singkat
3. Padat
4. Lugas
5. Jelas
6. Jernih
7. Menarik
8. Demokratis
9. Populis
10. Logis
11. Gramatikal
12. Menghindari kata tutur
13. Menghindari kata dan istilah asing
14. Pilihan kata (diksi) yang tepat
15. Mengutamakan kalimat aktif
16. Menghindari kata atau istilah teknis
17. Tunduk kepada kaidah etika
(Sumadiria, 2006 : 14-20)

24

E.6 Analisis Isi
Berelson & Kerlinger mendefinisikan analisis isi merupakan suatu metode
untuk mempelajari dan menganalisi komunikasi secara sistematik, objektif dan
kuantitatif terhadap pesan yang tampak.
Penggunaan analisis isi mempunyai beberapa manfaat atau tujuan.
McQuail dalam buku Mass Comminication Theory (Kriyantono, 2006:229)
mengatakan bahwa tujuan dilakukan analisis terhadap isi pesan komunikasi
adalah :
a.

Mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi media

b.

Membuat perbandingan antara isi media dengan realitas sosial

c.

Isi media merupakan refleksi dari nilai-nilai sosial dan budaya serta
system kepercayaan masyarakat

d.

Mengetahui fungsi dan efek media

e.

Mengevaluasi media performance

f.

Mengetahui apakah ada bias media
Deskripsi lainnya mengenai tujuan dari analisis isi disampaikan oleh

Wimmer & Dominick :
a.

Menggambarkan isi komunikasi (describing communication content)

b.

Menguji hipotesis tentang karakteristik pesan (testing hypotheses of
message characteristic)

c.

Membandingkan isi media dengan dunia nyata (Comparing media
content to the “real-world”)

25

d.

Memperkirakan gambaran media terhadap kelompok tertentu di
masyarakat (Assessing the image of particular groups in society)

e.

Mendukung studi efek media massa (Establishing a starting point for
studies of media effects)

(Kriyantono, 2006:230)
F. Definisi Konseptual dan Operasional
F.1 Definisi Konseptual
F.1.1 Gaya Bahasa Jurnalisme
Menurut bahasa, gaya merupakan bentuk. Sedangkan dalam istilah,
gaya merupakan model atau bentuk dari sesuatu yang dilakukan. Gaya
biasanya dilakukan seseorang untuk memperlihatkan atau menunjukkan
gerakan atau bentuk yang ingin ia sampaikan, baik melalui tindakan
maupun tulisan.
Bahasa Jurnalisme atau yang biasa disebut dengan bahasa
jurnalistik merupakan bahasa yang digunakan oleh media massa dalam
menyuguhkan informasi atau berita. Bahasa Jurnalistik memiliki ciri-ciri
penulisan yang ringkas, mudah dipahami, lugas, sederhana, menarik,
akurat dan langsung menerangakan apa yang dimaksud. (Kusumaningrat,
2005:164)
Bisa disimpulkan bahwa Gaya Bahasa Jurnalisme merupakan
bentuk ungkapan seseorang dalam menyuguhkan informasi atau berita
melalui tulisan atau artikel yang bercirikan ringkas, mudah dipahami,

26

lugas, sederhana, menarik, akurat dan langsung menerangakan apa yang
dimaksud.
F.1.2 Pelajar
Dalam arti bahasa, pelajar adalah siswa. Dalam arti istilah, pelajar
merupakan seseorang yang sedang menjalani proses belajar dalam
lembaga atau instansi tertentu. (Poerwadaminta, 1984:724)

F.2 Definisi Operasional
Kerlinger menjelaskan bahwa dalam analisis isi harus sistematis, terdapat
proses kuantitatif dan kategorisasi yang harus komprehensif. Untuk itu peneliti
melakukan pembatasan-pembatasan agar tetap berada pada fokus penelitian.
F.2.1 Struktur Kategorisasi
Penentuan kategori dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
memahami dan mencermati rubrik Teenagers Journalism, sehingga
mendapatkan kategori sebagai berikut :
1. Kategori Berdasarkan Gaya Bahasa Jurnalistik
Bahasa merupakan alat yang terpenting dalam proses komunikasi
sehari-hari. Bahasa sendiri telah memiliki aneka ragam gaya bahasa,
gaya bahasa menurut Slamet Muljana adalah susunan perkataan yang
terjadi karena perasaan yang timbul

Dokumen yang terkait

Ekspresi Jurnalisme Pelajar (Analisis Isi Rubrik Koran Pelajar Pada Radar Tulungagung Edisi 1 Nopember - 31 Desember 2010)

0 13 38

ANALISIS BAHASA SARKASME PADA RUBRIK KRIMINAL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI SEPTEMBER - OKTOBER 2013 Analisis Bahasa Sarkasme Pada Rubrik Kriminal Surat Kabar Solopos Edisi September - Oktober 2013.

1 1 13

ANALISIS BAHASA SARKASME PADA RUBRIK KRIMINAL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI SEPTEMBER - OKTOBER 2013 Analisis Bahasa Sarkasme Pada Rubrik Kriminal Surat Kabar Solopos Edisi September - Oktober 2013.

0 3 21

GAYA BAHASA EUFEMISME PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINALITAS Gaya Bahasa Eufemisme Pada Rubrik Hukum Dan Kriminalitas Harian SOLOPOS Edisi September-Oktober 2012.

0 0 11

GAYA BAHASA EUFEMISME PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINALITAS Gaya Bahasa Eufemisme Pada Rubrik Hukum Dan Kriminalitas Harian SOLOPOS Edisi September-Oktober 2012.

0 1 16

ANALISIS ISI PADA RUBRIK PEMBACA MENULIS DI KORAN JAWA POS EDISI AGUSTUS – OKTOBER 2013.

0 0 118

Objektivikasi Perempuan Dalam Foto Majalah (Analisis Semiotika Foto-Foto Rubrik Exposure Pada Majalah Popular Edisi Oktober 2011)

0 0 2

Objektivikasi Perempuan Dalam Foto Majalah (Analisis Semiotika Foto-Foto Rubrik Exposure Pada Majalah Popular Edisi Oktober 2011)

0 0 1

ANALISIS ISI PADA RUBRIK PEMBACA MENULIS DI KORAN JAWA POS EDISI AGUSTUS – OKTOBER 2013

0 0 17

MOTIF WARGA KARESIDENAN SURAKARTA BERKONTRIBUSI DALAM RUBRIK JURNALISME WARGA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Partisipan Citizen Journalism dalam Memproduksi Berita di Rubrik Jurnalisme Warga Koran Solopos)

0 0 18