Prinsip Kerja Bahan Ajar Sistem Rem ABS

 Sensor deselerasi Hanya pada beberapa model. Sensor deselerasi merasakan tingkat deselerasi kendaraan dan mengirimkan signal ke ECU Skid Control. ECU menentukan kondisi permukaan roda yang sebenarnya menggunakan signal ini dan mengambil ukuran kontrol yang sesuai.

3. Prinsip Kerja

Antilock-Braking System ABS berfungsi untuk mencegah rem mengunci locking pada saat pengereman mendadak yang dapat mengakibatkan roda tergelincir slip. Pada saat pengereman, roda akan slip apabila berdeselerasiberhenti lebih cepat dari kendaraan. ABS merupakan closed-loop control system yang bekerja dengan cara mengatur tekanan hidrolik rem pada roda. Pada roda dipasang wheel-speed sensor untuk memonitor putaran roda. Sensor ini secara terus-menerus mengirimkan informasi putaran roda ke ABS control module controller yang berfungsi mengontrol mekanisme hidrolik unit actuator. Hidrolik unit merupakan suatu mekanisme hidrolik yang di dalamnya terdapat flow-control valvesolenoid valve, pompa, reservoir, yang berfungsi mengatur tekanan hidrolik rem pada setiap roda. ABS belum bekerja pada kondisi pengereman normal. Pada pengereman mendadak dimana roda akan berdeselerasi dengan cepat, sesaat sebelum locking ABS control module akan mengirimkan sinyal ke solenoid valve untuk menutup aliran oli dari master cylinder. Dalam kondisi ini tekanan hidrolik di rem menjadi konstan. Apabila roda masih cenderung untuk locking, control module segera memerintahkan solenoid valve untuk mengurangi tekanan hidrolik rem dengan membuka aliran oli ke arah reservoir. Selanjutnya oli akan dipompa kembali menuju master cylinder. Selama pompa ini bekerja, pedal rem akan sedikit bergerak naik turun. Beberapa kendaraan juga dilengkapi dengan ABS yang dapat menaikkan tekanan hidrolik rem. Untuk melakukan hal ini, ABS didesain untuk mengoptimalkan kinerja rem dengan menggunakan slip ratio 10-30 apapun kondisi jalannya, pada saat yang 6 sama juga menjaga gaya belok setinggi mungkin untuk mempertahankan stabilitas arah pengemudian 1. Pada jalan licin, permukaan jalan mempunyai koefisien gesek rendah µ, sehingga jarak pengereman bertambah bila dibandingkan dengan pengereman pada permukaan jalan mempunyai nilai µ tinggi, meski saat itu ABS diaktifkan. Oleh karena itu dikurangi kecepatan bila berjalan di atas permukaan jalan basah. 2. Pada jalan kasar, atau pada jalan berbatu atau jalan dengan salju baru, kerja ABS akan menyebabkan jarak henti lebih panjang dibandingkan dengan kendaraan yang tidak dilengkapi dengan ABS. Kesimpulannya, prinsip utama dari sistem ABS adalah mengontrol kecepatan putaran roda dengan cara mengontrol tekanan pada jalur sistem pengereman. Dengan demikian dicapai kondisi dimana roda sedang tepat sebelum terkunci, yang mana akan menghasilkan pengereman yang paling efektif. Ditinjau dari sistem kontrolnya, sistem kontrol traksi merupakan sistem yang mampu mempertahankan ratio slip diantara ban dan permukaan jalan dengan cara mengontrol peralatan-peralatan guna memberikan perlawanan percepatan terhadap perubahan kondisi permukaan jalan. Peralatan itu tersebut, yaitu: a. Kontrol Torsi Engine, berfungsi mempertahankan kondisi steady state plant. b. Kontrol Torsi Pengereman, mencegah keberadaan torsi dengan memberikan gaya gesek yang berbeda di antara kedua roda penggerak. Sistem kontrol traksi direncanakan untuk mencegah roda melintir dengan gaya akseleratif yang tinggi, dan pemasarannya telah mulai dilakukan sejak tahun 1987. Kraf 1990, Rittmanssberger 1998, Kiyotaka 1991, menyatakan bahwa antiskid controller mengatur roda slip dengan torsi pengereman, biasanya pada keempat rodanya. W Shields Neeley 1994, menyatakan bahwa peren canaan kontrol slip dengan NeuFuz dapat dilakukan untuk sistem kontrol traksi dan sistem ABS. 7 Armin Czinczel 1991 dalam penelitiannya menyatakan bahwa kebutuhan akan sistem kontrol traksi untuk kendaraan FWD merupakan optimisasi traksi. Oleh karena itu sistem torsi pengereman sangat diperlukan. Tatsuhiko Abe 1996 melakukan penelitian sistem kontrol traksi dengan HTCS Hybrid Traction Control System yang menawarkan kinerja dalam hal memperbaiki TCS dengan EIB Engine Inertia Brake. Komponen-Komponen Kontrol Traksi tersebut meliputi : 1. Wheel Speed sensor, sensor yang memberikan informasi kepada ABS untuk ditindak lanjuti. 2. ECU Electronic Control Unit Input amplifier IC menerima sinyal dari wheel speed sensor, sinyal frekuensi tersebut memberi perintah tentang kecepatan roda penggerak. Microcontrollernya akan memproses sinyal-sinyal percepatan dan kecepatan roda penggerak. Data-data ini akhirnya akan menyiapkan basis perhitungan dalam menentukan nilai akhir yang dibutuhkan untuk kendali slip. 3. Hydraulic Unit 4. Electronic throttle control actuator 5. Simplified throttle control actuator 6. Fuel injection dan ignition control Pengurangan tekanan pompa mesin secara perlahan-lahan. Semua komponen tersebut terletak pada bagian-bagian mobil dan terpasang dengan cukup kuat untuk menghindari terjadinya copotnya soket penghubung antar sensor.

4. Macam-Macam Sitem ABS