Biologi Bahan Ajar Sistem Pencernaan

0

  More    Next Blog»

Create Blog   Sign In

Biologi
Rabu, 12 Desember 2012

Arsip Blog

Bahan Ajar Sistem Pencernaan

▼  2012 (2)

1.  Alat Pencernaan Makanan pada Manusia
Saluran Pencernaan memberi tubuh persediaan akan air, elektrolit, dan
makanan yang terus menerus. Untuk mencapai hal ini , dibutuhkan :
(1)   pergerakan melalui saluran pencernaa;
(2)   sekresi getah pencernaan dan pencernaan makanan;


▼  Desember (2)
UJI EFEKTIVITAS ANTI MIKROBA ALAMI
DAN KIMIA
Bahan Ajar Sistem Pencernaan

Mengenai Saya
Rifki Fajar

zat zat yang diabsorpsi; dan

segala hanya milik Allah dan
pasti akan kembali kepada
Allah Juga maka gunakan
waktu kita untuk menjadi hamba yang
selalu ada di jalan‐Nya

(5)   pengaturan semua fungsi ini oleh sistem syaraf dan hormonal.

Lihat profil lengkapku


(3)   absorpsi hasil pencernaanm, air dan berbagai elektrolit;
(4)   sirkulasi darah melalui organ – organ gastrointestinal untuk membawa

The digestion system of human body can be divided become alimentary canal
( 9 meters) and alimentary glands. Alimentary canal is started from mouth
to anus.      Saluran pencernaan tersebut  terdiri dari mulut, kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus.
Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran
pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

A. Rongga Mulut

Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga
mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu
pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat :
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan dan sistem
pernafasan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir.Proses
mengunyah terjadi di dalam mulut. Mengunyah makanan bersifat penting
untuk pencernaan semua makanan, selain itu mengunyah akan membantu


pencernaan makanan untuk alasan sederhana yaitu karena enzim enzim
pencernaan hanya bekerja pada permukaan partikel makanan.
Dalam proses mengunyah terjadi proses mencerna secara mekanik
maupun secara kimiawi. Secara mekanik dilakukan oleh gigi dan dengan
bantuan lidah, secara kimiawi karena adanya kerja enzim pencerna.
 a. Glandula/kelenjar saliva  dalam mulut
Saluran dari kelenjar liur di pipi (glandula parotis), dibawah lidah (Glandula
sublingualis)   dan dibawah rahang (Glandula submandibularis) mengalirkan
isinya ke dalam mulut.Pada saat makan, aliran dari ludah membersihkan
bakteri yang bisa menyebabkan pembusukan gigi dan kelainan lainnya.
Ludah

juga

mengandung

antibodi

dan


enzim

(misalnya

lisozim),

yang

memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung
                 Gambar 2
Kelenjar parotis (1), kelenjar sublingual (2)dan kelenjar submandibularis (3)
Pengeluaran air liur biasanya diatur oleh rangsangan syaraf, misalnya karena
terstimulasi oleh aroma makanan. Pada saat membaui aroma makanan
tertentu, apa yang kalian rasakan pada daerah di sekitar lidah ?
 Sekresi saliva normal sehari – hari berkisar 800 – 1500 ml dengan pH 6,0
– 7,0.
Fungsi air ludah adalah untuk :
-     Melindungi lapisan lunak rongga mulut dari kerusakan akibat dari gesekan.
-     Melumasi makanan supaya lebih mudah ditelan
-      Ludah mengandung buffer yang membantu mencegah pembusuka geligi dengan

cara ,menetralkan asam dalam mulut.
-          Zat antibakteri dalam ludah juga akan membunuh banyak bakteri yang
memasuki mulut melalui makanan.
1. 

Saliva mengandung dua tipe sekresi protein yang utama :
Sekresi serus yang mengandung ptialin (suatu α amilase ludah), yang

   

merupakan enzim yang mencernakan pati (polimer glukosa dari tumbuhan)
2. 

dan glikogen (polimer glukosa dari hewan).dan
  sekresi
mukus yang mengandung musin untuk

tujuan

pelumasan


dan

untuk

merasakan

dan

perlindungan permukaan.
 b. Lidah
                            Gambar 3
                Papila – Papila di Lidah
Di

dasar

mulut

terdapat


lidah,

yangnberfungsi

mencampur makanan. Makna penting dari pengecapan terletak pada fakta
bahwa

hal

keinginannya

itu
dan

memungkinkan
mungkin

juga


manusia
sesuai

memilih
dengan

makanan
kebutuhan

sesuai

dengan

jaringan

akan

substansi nutrisi tertentu.
Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.
Terdapat  3 jenis papila di lidah Yaitu :

-     Papila filiformis
-     Papila fungiformis
-     Papila circumvallate
Di dalam papila ini tersebar kuncup – kuncup rasa /taste bud yaitu daerah
yang memiliki reseptor untuk menerima impuls dan akan  mengirimkan impuls
rasa ini menuju sistem syaraf pusat.
                            Gambar 4
         Daerah sensasi  rasa di Lidah 
Sensasi utama . pengecapan terbagi menjadi empat kategori yaitu  asam ,
asin, manis dan pahit.Seorang manusia dapat menerima beratus ratus

pengecapan yang berbeda . Semua itu merupakan kombinasi dari sensasi
sensasi dasar dengan cara yang sama seperti kita melihat warna , yang
merupakan kombinasi dari ketiga sensasi warna utama.
Rasa asam. Rasa asam disebabkan oleh asam, dan intensitas dari ion
hidrogen. Semakin asam suatu asam , makin kuat sensasi yang terbentuk.
Rasa Asin. Rasa asin dibentuk oleg garam garam yang terionisasi . Kualitas
rasanya berbeda beda antara garam yang satu dengan garam yang lainnya
karena garam juga membentuk sensasi rasa yang lain selain rasa asin. Kation
dari garam terutama berperan membentuk rasa asin, tetapi anionnya juga

ikut berperan walaupun kecil.
  Rasa Manis. Rasa manis tidak dibentuk oleh satu golongan kelas substansi
kimia

saja.

mencakup

Beberapa
gula,

tipe

substansi

glokol,alkohol,

kimia

aldehid,


yang

menyebabkan

keton,amida,ester,asam

rasa

ini

amino,

beberapa protein kecil, asam sulfonat,asam halogenasi dan garam-garam
anorganik dari timah dan berilium. Perhatikan bahwa kebanyakan substansi
yang membentuk rasa manis adalah substansi kimia organik .
Rasa pahit. Rasa pahit ,seperti rasa manis tidak dibentuk hanya oleh satu
tipe substansi kimia, tetapi substansi yang membentuk rasa pahit hampir
seluruhnya merupakan substansi organik. Dua golongan substansi tertentu
yang cenderung menimbulkan rasa pahit adalah (1) substansi organik rantai
panjang yang mengandung nitrogen dan 

(2) alkaloid . Alkaloid meliputi

banyak zat yang digunakan dalam obat obatan seperti kuinin, kafein,striknin,
dan nikotin.
Lidah akan mengecap makanan, memanipulasinya selama pengunyahan dan
membantu membentuk makanan menjadi bolus . Selama penelanan, lidah akan
mendorong bolus ke bagian belakang rongga mulut dan akhirnya ke dalam
faring.
  c. Gigi   
                                   Gambar 5,
                        Bagian  Rongga mulut
Gigi sudah dirancang dengan sangat tepat untuk mengunyah, gigi anterior
(insisivus) menyediakan kerja untuk memotong yang kuat, dan gigi posterior
(molar) menyediakan kerja untuk menggiling.
c.1. Gigi susu

                     Gambar 6,
               Formula gigi susu

Jumlah total gigi susu ada 20. masing-masing rahang atas dan rahang bawah
ada 10 gigi. 4 gigi yang terletak paling depan adalah gigi insisif atau biasa
disebut gigi seri. lalu disebelahnya (gigi ke3 bila dihitung dari midline) adalah
kaninus atau yang biasa kita sebut taring. kemudian 2 sisanya yang terletak
paling belakang adalah gigi geraham (molar). disebutkan dari depan adalah
Insisif 1, insisif 2, kaninus, molar 1 dan molar 2.
 c.2. Gigi permanen
Pada gigi permanen. gigi geraham susu digantikan oleh gigi premolar dan
bukan geraham permanen. geraham permanen tumbuh di belekang gigi
premolar. dan berjumlah 3 untuk setiap bagian. sehingga gigi permanen
seluruhnya berjumlah 32 gigi. bila disebutkan dari depan adalah Insisif 1,
insisif 2, kaninus, premolar, premolar 2, molar 1, molar 2 dan molar 3.

                                    Gambar 7;
                          Penampang gigi tetap
d. Struktur gigi
                                                                

                                                     Gambar 8;
                                                 Struktur gigi
Struktur jaringan keras gigi
 Secara klinis, gigi terdiri mahkota, leher gigi, dan akar gigi. Mahkota adalah
bagian gigi yang terlihat pada rongga mulut, akar adalah bagian gigi yang
tertanam pada tulang rahang, dan leher gigi adalah bagian pertemuan
mahkota dengan akar.
Struktur gigi terdiri dari 4 bagian yaitu enamel, dentin, pulpa, dan
sementum.
Mahkota tersusun atas:
-          enamel/email (bagian terluar),  adalah lapisan terluar gigi, yang
menutupi seluruh mahkota gigi dan merupakan bagian tubuh yang paling keras
dan dibentuk oleh sel-sel yang disebut ameloblast. Jaringan email adalah
struktur kristalin yang tersusun oleh jaringan anorganik 96 %, material
organik hanya 1 % dan sisanya adalah air. Komposisi ini membuat sifat email
gigi mirip seperti keramik.
          Meskipun sangat keras, email rentan terhadap serangan asam, baik
langsung dari makanan atau dari hasil metabolisme bakteri yang
memfermentasi karbohidrat yang kita makan dan menghasilkan asam. Pola
makan yang kaya asam akan mempercepat kerusakan email gigi. Demikian juga
pada penderita penyakit tertentu misalnya bulimia yang selalu memuntahkan
kembali makanan yang baru dimakan, di mana makanan yang dimuntahkan
tersebut telah bercampur dengan asam lambung sehingga bersifat erosif bagi
gigi.
-                  dentin,   merupakan struktur penyusun gigi yang terbesar.
Jaringan ini jauh lebih lunak dibandingkan email karena komposisi material
organiknya lebih banyak dibandingkan email yaitu mencapai 20 %, di mana 85
% dari material organik tersebut adalah kolagen. Sisanya adalah air sebanyak
± 10 % dan material anorganik 70 %.
          Secara anatomis, dentin sangat berhubungan erat dengan jaringan
pulpa.
Secara mikroskopis, dentin berbentuk seperti saluran yang disebut tubuli
dentin dan berisi sel odontoblast dan cairan tubuli dentin. Sel ini dianggap
sebagai bagian dari dentin maupun jaringan pulpa karena badan selnya ada di
rongga pulpa namun serabutnya (yang disebut serabut tomes) memanjang ke
dalam tubuli-tubuli dentin yang termineralisasi. Serabut tomes inilah yang
membuat dentin dianggap sebagai jaringan hidup dengan kemampuan untuk
bereaksi terhadap rangsang fisiologis maupun patologis.

-           pulpa (bagian terdalam).
      Pulpa adalah suatu rongga yang berisi pembuluh darah dan persyarafan
bagi gigi. Pulpa gigi banyak memiliki kemiripan dengan jaringan ikat lain pada
tubuh manusia, namun ia memiliki karakteristik yang unik. Di dalam pulpa
terdapat berbagai elemen jaringan seperti pembuluh darah, persyarafan,
serabut jaringan ikat, cairan interstitial, dan sel-sel seperti fibroblast,
odontoblast dan sel imun.
           Di dalam pulpa, terdapat dua jenis serabut syaraf yaitu serabut
syaraf bermyelin (serabut A) dan tanpa myelin (serabut C). Serabut
sensorik pada pulpa berasal dari syaraf trigeminal dan memasuki ujung akar
pulpa melalui foramen apikal. Serabut syaraf A terletak di daerah perbatasan
dentin-pula, dan bila terstimulasi maka akan terasa rasa sakit yang tajam.
Sedangkan serabut syaraf C terdistribusi di seluruh kamar pulpa, bila serabut
syaraf tipe ini terangsang maka akan terasa rasa sakit yang lebih berat dan
biasanya gigi telah mengalami cedera, misalnya karena benturan atau karies
mencapai pulpa
     Akar tersusun atas:
-                  sementum (bagian terluar), Semen gigi melapisi akar gigi dan
membantu menahan gigi agar tetap melekat pada gusi. Terdiri atas:
Lapisan semen, merupakan pelindung akar gigi dalam gusi.
Gusi, merupakan tempat tumbuh gigi.
-          dentin, dan
-                    pulpa (bagian terdalam). Pada pulpa gigi terdapat banyak
pembuluh saraf dan pembuluh darah.
B.  Faring
  Faring merupakan daerah yang kita sebut sebagai kerongkongan, di bagian
atas faring terdapat persimpangan yang menuju ke esofagus dan trakea
(batang tenggorokan). Pada permukaan faring terdapat penutup dari tulang
rawan yang disebut sebagai epiglottis. Ketika kita menelan , epiglotis
menutup

lubang

yang

menuju

tenggorokan

untuk

melindungi

sistem

pernapasan terhadap masuknya makanan atau cairan selama penelanan.
C.  Esofagus
 Esofagus mengalirkan makanan dari faring turun menuju lambung . Gerakan
peritaltis akan mendorong bolus sepanjang esofagus yang sempit. Otot pada
bagian atas paling atas esofagus adalah otot lurik (otot sadar). Dengan
demikian

tindakan

penelanan

dimulai

secara

sadar

,

tetapi

kemudian

gelombang kontraksi tak sadar oleh otot polos pada sisa esofagus selanjutnya
akan menggantikannya. Amilase ludah akan terus menghidrolisis pati dan
glokogen sementara bolus makanan lewat melalui esofagus.

D. Lambung

lambung
Lambung

adalah

kelanjutan

dari

esophagus,

berbentuk

seperti

kantung.

Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding
lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan
secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos
yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot
menyerong. Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan
kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa
kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :
Asam

HCl

,Mengaktifkan

pepsinogen

menjadi

pepsin.

Sebagai

disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan
kolesistokinin pada usus halus
Lipase , Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun
lipase yang dihasilkan sangat sedikit
Renin , Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu
(ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
Mukus , Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.
Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan
menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.
Fungsi HCI Lambung :
1. Merangsang keluamya sekretin
2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.
3. Desinfektan
4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang
empdu mengeluarkan getahnya.
E.  Usus Halus

usus-halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang

sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (±
25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus halus hanya
terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang
dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang
dilepaskan ke usus halus. Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :
Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida
Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi
erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.
Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa
kimia yang dihasilkan ke usus halus
Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan
cairan empedu ke dalam usus halus.
Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :
Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari
lambung
Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta
mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton
menjadi asam amino.
Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida
Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol
Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.
Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino
Nuklease
pospat

Menguraikan

nukleotida

menjadi

nukleosida

dan

gugus

Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi
kadar normal
Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar
normal
2. PROSES PENCERNAAN MAKANAN
Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada
suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :
a.      Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan
dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas.
b.      Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai
kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan
dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida
kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu
glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus,
dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
c.   Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi
pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin,
kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino
kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh
peredaran darah.
d.      Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan
(diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi
butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian
diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol.
Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan
menuju jantung oleh pembuluh limfe.

A. Usus Besar (Kolon)

usus-besar
Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki
panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi
menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon
desenden. Fungsi kolon adalah :
a.   Menyerap air selama proses pencernaan.
b.      Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil
simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c.   Membentuk massa feses
d. 

Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh.
Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi.

   

B.  Rektum dan Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang
lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila
feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan
dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu
otot polos dan otot lurik.
3. Gangguan Sistem Pencernaan
1)        Diare
Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka
defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung
banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare
antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme
perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama
menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga
terjadi dehidrasi.
2)       Konstipasi (Sembelit)
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat.
Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi
keras

dan

kering.

Sembelit

ini

disebabkan

karena

kurang

mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan
banyak mengkonsumsi daging.
3)       Tukak Lambung (Ulkus)
Dinding

lambung

diselubungi

terkandung

enzim.

pencernaan

akan

Jika
memakan

mukus

pertahanan

yang

di

mukus

bagian-bagian

kecil

dalamnya

juga

rusak,

enzim

dari

lapisan

permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya

tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding
lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian
besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis
tertentu.
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain
sebagai berikut: Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput
perut (peritonium).
Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang
merangsang

lambung,

seperti

alkohol

dan

cabe

yang

mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi
HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada
dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang
disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung
dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada
akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung.
Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan
pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi
peradangan yang disebut apendisitis.
4. SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN RUMINANSIA
a.   Struktur khusus sistem pencernaan hewan ruminansia :

1.

Gigi seri (Insisivus) memiliki bentuk untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan seperti
rumput.

2. Geraham belakang (Molar) memiliki bentuk datar dan lebar.
3. Rahang dapat bergerak menyamping untuk menggiling makanan.
4. Struktur lambung memiliki empat ruangan, yaitu: Rumen, Retikulum, Omasum dan
Abomasum.
Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri atas
mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian, struktur alat pencernaan
kadang-kadang berbeda antara hewan yang satu dengan hewan yang lain.

 

Sapi, misalnya, mempunyai susunan gigi sebagai berikut:
3 3 - - - - - - Rahang atas
M P C I I C P M Jenis gigi
3 3 - 4 4 - 3 3 Rahang bawah
I = insisivus = gigi seri
C = kaninus = gigi taring
P = premolar = geraham depan
M = molar = geraham belakang
Berdasarkan susunan gigi di atas, terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak
mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih banyak

dibandingkan dengan manusia sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah makanan berserat,
yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa.
Jika

dibandingkan

(kerongkongan)

pada

sapi

dengan
sangat

kuda,
pendek

faring
dan

pada
lebar

sapi
serta

lebih
lebih

pendek.
mampu

Esofagus
berdilatasi

(mernbesar). Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan sekitar 5 cm.
Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dari isi rongga perut. Lambung
mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dimamah
kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan
fermentasi.
Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan
abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya.
Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%. Pembagian ini
terlihat dari bentuk tonjolan pada saat otot sfinkter berkontraksi.
Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang
sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida,
dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa
tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan
akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus). Bolus akan
dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulutmakanan akan ditelan
kembali untuk diteruskan ke ornasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi
enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum,
yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara
kimiawi oleh enzim.
Selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan merombak selulosa
menjadi asam lemak. Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di abomasum karena pH yang
sangat rendah, akibatnya bakteri ini akan mati, namun dapat dicernakan untuk menjadi
sumber protein bagi hewan pemamah biak. Dengan demikian, hewan ini tidak memerlukan
asam amino esensial seperti pada manusia. Asam lemak serta protein inilah yang menjadi
bahan baku pembentukkan susu pada sapi. Nah, inilah alasan mengapa hanya dengan memakan
rumput, sapi dapat menghasilkan susu yang bermanfaat bagi manusia.
Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti
pada sapi untuk fermentasi seluIosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan
oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi pada
sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci,
dan marmut lebih kasar karena proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada
sekum. Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan
sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.
Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali dimakan
kembali. Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat makanan, yang
akan dicernakan lagi oleh kelinci.
Sekum pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan dengan sekum
karnivora. Hal itu disebabkan karena makanan herbivora bervolume besar dan proses
pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora volume makanan kecil dan pencernaan
berlangsung dengan cepat. Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40
meter. Hal itu dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa).
Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk mencerna
selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat menghasilkan bio gas yang berupa CH4 yang
dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif. Tidak tertutup kemungkinan bakteri yang
ada di sekum akan keluar dari tubuh organisme bersama feses, sehingga di dalam feses
(tinja) hewan yang mengandung bahan organik akan diuraikan dan dapat melepaskan gas CH4
(gas bio).

Diposkan oleh Rifki Fajar di 22.34
Rekomendasikan ini di Google

Tidak ada komentar:
Poskan Komentar

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: 

Publikasikan

 

Google Account

Pratinjau

Posting Lebih Baru

Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger.