urat kayu terlihat alami, finishing nya bisa menggunakan politur, melamik atau PU polyurethane.
b. Kayu sungkai kini semakin popular penggunaannya sebagai pengganti kayu jati
yang mahal. Seratnya lebih lunak dan warnanya pun lebih terang dari kayu jati. Kayu sungkai cocok untuk furniture dalam ruangan. Walaupun harganya lebih
murah dari kayu jati tapi masih lebih mahal dari pada kayu nyatoh. c.
Kayu nyatoh biasa disebut kayu jati muda yang banyak terdapat di propinsi Riau.
Serat kayunya berwarna coklat muda dengan guratan yang khas. Kayu ini juga tahan terhadap serangan rayap dan tahan lama.
d. Kayu lapis plywood
Kayu lapis merupakan kayu olahan yang biasa kita kenal dengan sebutan tripleks atau mutipleks. Kayu lapis dibentuk dari beberapa lembaran kayu yang direkatkan
dengan tekanan tinggi. Ketabalanya bervariasi dari mulai 3 mm, 4 mm, 9 mm dan 18 mm dan luasannya 244 x 122 cm. Ketebalan plywood menentukan kekuatan dan
kestabilannya. Jenis kayu ini paling banyak dipakai sebagai material pembuat kitchen set, lemari, meja, dan tempat tidur. Oleh karena plywood mempunyai
permukaan polos dan tidak memiliki serat yang khas maka kadang perlu diberi pelapis tambahan seperti venneririsan kayu tipis PVC ataupun melaminto. Harga
kayu lapis lebih murah dari kayu solid tapi lebih mahal dari kayu olahan lainnya.
e. Blockboard
Blockboard merupakan potongan kayu kotak kecil-kecil sekitar 2.5 - 5 cm yang dipadatkan dengan mesin dan diberi pelapis venner di kedua sisinya sehingga
menjadi sebuah lembaran menyerupai papan. Ketebalannya bisa 12 mm, 15 mm dan 18 mm dan luasannya sama dengan multipleks. Blockboard biasanya dibuat
dari kayu lunaksehingga tidak sekuat plywood. Harganya pun sedikit dibawah plywood. Jenis block board yang banyak tersedia adalah teakblokmemakai
lapisan venner kayu jati. Cukup baik untuk membuat rak, cabinet ataupun kitchen set.
f. Kayu MDF Medium Density Fibreboard
MDF terbuat dari serbuk kayu halus dan bahan kimia resin yang direkatkan dan
dipadatkan dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Kayu yang dipakai biasanya diambil dari kayu sisa perkebunan ataupun bamboo. Ini membuat MDF lebih
ramah lingkungan. Bentuknya berupa papan atau lembaran yan siap dipotong sesuai dengan kebutuhan. Versi yang lebih padat dan lebih kuat dikenal dengan
HDF High Density Fibreboard. MDF sangat fleksibel sehingga mudah dibentuk. Ukuran dan kekuatannya pun konsisten. Karena memakai bahan kimia resin, MDF
lebih berat dari Plywood dan particle board. Di pasaran MDF memiliki jenis finishing yang sangat berfariasi dari cat kayu, venner, PVC, HPL ataupun paper
laminate. Warna dan motifnya pun dapat dibuat sangat beragam. Furniture yang memakai bahan MDF biasa dipakai untuk furniture praktis yang diproduksi masal
oleh pabrik. Sistem knock down digunakan hampir di semua industry furniture
dengan menggunakan dowel batang kayu atau plastic kecil atau connecting bolt yang membuat produk dapat dibongkar pasang dengan mudah.
g. Particel Board
Particle board terbuat dari partikel sisa pekerjaan kayu seperti serbuk gergaji, potongan kayu kecil, serpihan kayu dan bahan kimia resin yang direkatkan dengan
tekanan tinggi dan kemudian dikeringkan. Prosesnya kurang lebih hampir sama dengan MDF hanya bahan MDF lebih halus dan seragam sedangkan partikel board
lebih kasar dan tidak beraturan. Harga particle board paling murah diantara kayu
olahan lainnya. Musuh terbesarnya adalah air sehingga mempunyai keterbatasan dalam pemakaiannya di rumah tangga. Jika bahan ini basah maka kekuatannya
akan hilang. Selain itu particle board juga dapat melengkung jika menahan beban berat. Dalam proses finishingnya particle tidak bisa di cat atau di coating karena
teksturnya yang kasar. Sehingga untuk menutupi permukaannya dipakai lapisan veneer, laminate atau fancy paper laminate yang direkatkan. Berhati hati juga
karena partikel board tidak bisa digabungkan memakai paku atau sekrup biasa. Biasanya pabrik menggunakan semacan perekat atau sekrup khusus untuk
menginstal furniture berbahan particle board.
2.7. Komponen Perlengkapan Exterior