0.91 Genetic Analysis of The Half Diallel Populations of Five Genotypes of Papaya
Tabel 10. Nilai Ragam DGU, Ragam DGK, Rasio genetik, Ragan aditif, Ragam non aditif dan heritabilitas karakter vegetatif pada populasi setengah
dialel lima tetua papaya
Karakter Tinggi
tanaman Diameter
batang Panjang
tangkai daun
Panjang daun
Lebar daun
Panjang ruas
tengah
Ragam DGU 12.68
0.16 -3.99
-15.45 10.12
0.06 Ragam DGK
410.16 0.75
75.99 112.14
38.86 0.83
Ragam aditif 25.36
0.32 -7.98
-30.9 20.24
0.12 Ragam
non aditif
410.16 0.75
75.99 112.14
38.86 0.83
Hns 0.10
0.37 -0.23
-1.13 0.45
0.22 Hbs
0.53 0.63
0.37 0.22
0.89 0.56
Rasio HnsHbs
0.18 0.58
0.00 0.00
0.50 0.39
Keterangan : = nilai ragam negatif ≈ 0 Wricke and Weber 1986
Hns = Heritabilitas arti sempit Hbs = Heritabilitas arti luas
Karakter generatif tanaman
Karakter generatif yang diamati meliputi tinggi bunga pertama, buku posisi bunga pertama, tinggi buah pertama, buku posisi buah pertama, panjang
bunga sempurna dan umur panen buah pertama. Menurut Indriyani 2002, efek DGU yang negatif untuk sifat-sifat generatif pada pepaya sangat diperlukan
apabila menginginkan varietas pepaya berumur genjah, karena nilai yang negatif pada sifat-sifat generatif menunjukkan efek mempercepat umur berbuah. Seleksi
dan perbaikan varietas unggul papaya diarahkan pada karakter dengan posisi tinggi buah dan buku buah pertama yang pendek. Hal ini bertujuan untuk
memperpanjang umur produksi pepaya. Apabila buah pertama letaknya lebih pendek maka pada umur 3 tahun tidak akan mengalami kesulitan dalam memetik
buah, sehingga akan menguntungkan petani. Oleh karena itu efek DGU dan DGK untuk karakter tersebut ditujukan untuk mendapatkan efek yang negatif .
Analisis ragam daya gabung menunjukkan pengaruh DGU nyata pada karakter buku posisi bunga pertama, tinggi bunga pertama dan umur panen buah
pertama. Tetua P3 mempunyai efek DGU negatif terendah untuk karakter tinggi bunga pertama dan buku posisi bunga pertama, tetapi efek DGU untuk karakter
umur panen buah pertama lebih tinggi dibanding tetua lainnya. Selain itu tetua P4 dan P5 mempunyai efek DGU negatif yang lebih rendah dibanding tetua P2 untuk
karakter buku posisi bunga pertama Tabel 11. Hal ini menunjukkan bahwa tetua P3 apabila disilangkan dengan tetua lain akan menghasilkan keturunan dengan
umur berbunga lebih cepat, tetapi umur panen buah pertama lebih panjang. Tetua P5 mempunya nilai DGU negatif terendah untuk karakter umur panen buah
pertama dibandingkan tetua lainnya. Oleh karena itu tetua P5 dapat dipergunakan sebagai tetua untuk mendapatkan varietas umur berbunga dan umur panen yang
cepat.
Tabel 11. Nilai Duga Daya Gabung Umum untuk karakter-karakter generatif pada populasi setengah dialel lima tetua papaya
Genotipe Tinggi
bunga pertama
Buku posisi bunga
pertama Tinggi
buah pertama
Buku posisi buah
pertama Umur panen
pertama P1
7.03 0.77
6.73 1.11
1.02 P2
5.92 1.33
8.07 1.5
2.40 P3
-9.32 -0.93
-7.74 -1.98
24.88 P4
-2.98 -0.72
-0.48 0.2
-7.70 P5
-0.65 -0.45
-6.58 -0.85
-20.60
CD0.05 5.5
1.07 4.75
ns
2.03
ns
3.40
Keterangan: CD = nilai critical difference pada taraf 5
ns
= tidak berbeda nyata; = berbeda nyata
Pendugaan nilai daya gabung khusus pada F1 untuk karakter-karakter generatif dapat dilihat pada Tabel 12. Hibrida P1 X P2, P1 X P3, P1 X P4, P2 X
P5 dan P4 X P5 mempunyai efek DGK negatif terendah untuk karakter tinggi bunga pertama. Efek DGK negatif terendah untuk karakter buku posisi bunga
pertama diperoleh pada hibrida P1 X P4, P1 X P5, P2 X P3 dan P2 X P5. Tetua P3 dan P4 mempunyai DGU negatif untuk karakter tinggi bunga pertama dan
buku posisi bunga pertama sehingga menyebabkan DGK kombinasi hibrida P4 X P5, P1 X P4 dan P1 X P3 bernilai negatif. Nilai DGK hibrida P3 X P4 mempunyai
nilai positif tertinggi meskipun kedua tetuanya mempunyai nilai DGU negatif. Menurut Maurya dan Singh 1977, hibrida terbaik kemungkinan besar diperoleh
dari persilangan dua genotipe yang mempunyai nilai DGU yang besar, namun persilangan antara dua penggabung umum yang baik belum tentu memiliki nilai
DGK yang baik. Tetua yang memiliki efek DGU rendah bahkan negatif dapat menghasilkan hibrida dengan efek DGK yang tinggi. Hal ini mungkin terjadi
karena adanya interaksi gen-gen yang sesuai yang disumbangkan oleh tetua-tetua yang terlibat dalam persilangan tersebut. Iriany et al. 2011 mengemukakan
bahwa hal tersebut diduga disebabkan karena gen-gen yang menguntungkan pada suatu galur dapat menutupi gen-gen yang merugikan pada galur pasangannya dan
mampu bergabung dengan baik.
Hibrida P4 X P5 konsisten mempunyai DGK negatif untuk karakter tinggi bunga pertama dan buku posisi buah pertama. Hal ini menunjukkan hibrida
tersebut cepat memasuki fase generatif dan lebih cepat berbuah. Nilai DGK umur panen pertama terendah didapatkan pada persilangan P1 X P4. Nilai DGK yang
rendah pada karakter umur panen pertama diperlukan jika akan mendapatkan varietas yang berumur produksi genjah. Hibrid P1 X P4 dapat dipilih menjadi
kombinasi persilangan berumur genjah karena mempunyai nilai DGK yang rendah dan rata-rata umur panen yang tergolong cepat yaitu 267 hari setelah
semai.