5.10 Genetic Analysis of The Half Diallel Populations of Five Genotypes of Papaya

Beberapa hasil penelitian yang lain menunjukkan bahwa karakter bobot buah mempunyai ragam daya gabung umum yang lebih tinggi dibandingkan dengan ragam daya gabung khusus.Hal ini menunjukkan karakter bobot buah dipengaruhi oleh efek aksi gen aditif Subhadrabandhu dan Nontaswatsri 1997 ; Marin et al. 2006 . Tabel 19. Analisis Ragam daya gabung umum, daya gabung khusus, aditif, non aditif dan heritabilitas pada karakter- karakter ukuran buah Bobot buah Diameter buah Panjang buah Kekerasan kulit Kekerasan daging Tebal daging TSS Ragam DGU 64075.60 0.61 5.19 5.28 59.32 -1.14 0.01 Ragam DGK 48129.90 0.52 3.99 8.33 37.42 41.20 0.22 Ragam aditif 128151.20 1.22 10.38 10.55 103.92 -2.29 0.01 Ragam non aditif 48129.90 0.52 3.99 8.33 31.07 41.20 0.22 Hns 0.72 0.68 0.71 0.49 0.73 0.00 0.07 Hbs 0.99 0.97 0.98 0.88 0.96 0.75 0.86 Rasio HnsHbs 0.73 0.70 0.72 0.56 0.76 0.00 0.08 Keteranga n : = nilai ragam negatif ≈ 0 Wricke and Weber 1986 Hns = Heritabilitas arti sempit Hbs = Heritabilitas arti luas Nilai ragam aditif pada karakter kekerasan kulit, kekerasan daging dan lebar rongga tengah buah lebih besar daripada nilai ragam non aditif Tabel 19. Demikian juga dengan rasio HnsHbs tergolong tinggi, artinya sifat pada karakter- karakter tersebut lebih dipengaruhi oleh aksi gen aditif. Perbaikan kualitas buah dengan peningkatan kekerasan daging buah dapat dilakukan dengan seleksi positif menuju tekstur daging yang keras. Nilai ragam aditif untuk karakter tebal daging dan PTT lebih kecil daripada ragam non aditif. Rasio HnsHbs tergolong rendah, artinya sifat pada karakter-karakter tersebut lebih dipengaruhi oleh aksi gen non aditif dan tidak diwariskan pada keturunannya. Heterosis Efek heterosis pada F1 mempunyai arti penting dalam pembentukan varietas hibrida. Pemulia tanaman memanfaatkan efek heterosis untuk meningkatkan keragaan daya hasil pada berbagai jenis tanaman. Apabila ukuran F1 melebihi rata-rata kedua tetuanya disebut heterosis MP, sedangkan jika melebihi tetua tertingi disebut heterobeltiosis HP. Heterosis yang tinggi mencerminkan bahwa perbedaan frekuensi alel-alel yang dimiliki oleh tetua- tetuanya sangat besar dan tetua-tetua tersebut memiliki gen-gen yang saling menguntungkan dan berinteraksi secara positif jika digabungkan Falconer 1981. Karakter vegetatif Efek heterosis dan heterobeltiosis pada karakter vegetatif dapat dilihat pada tabel 20. Heterosis dan heterobeltiosis untuk karakter tinggi tanaman dan panjang buku batang bernilai negatif untuk sebagian besar hibrida-hibrida yang diuji. Hibrida P4 X P5 mempunyai heterosis terendah, dimana kombinasi hibrida tersebut mengalami pengurangan tinggi tanaman dibanding rerata tinggi tanaman kedua tetuanya antara 25, sedangkan penurunan tinggi tanaman dibandingkan tetua terendah mencapai 31. Tanaman pepaya yang pendek lebih disukai karena memudahkan dalam pemetikan buah. Perbaikan karakter panjang buku batang diarahkan pada efek heterosis negatif agar ruas batang dan tinggi tanaman menjadi pendek. Delapan hibrida F1 yang diuji mempunyai heterosis panjang ruas batang negatif. Hibrida P1 X P2 mempunyai heterosis terendah untuk karakter panjang buku batang, dimana kombinasi hibrida tersebut mengalami pengurangan panjang buku mencapai 57 dibanding rerata kedua tetuanya. Efek heterosis positif tertinggi pada karakter diameter batang dijumpai pada hibrida P1 X P3. Peningkatan ukuran diamater batang pada hibrida P1 X P3 mencapai 21.43 jika dibandingkan dengan rata-rata kedua tetuanya, sedangkan jika dibandingkan dengan tetua tertinggi terjadi peningkatan mencapai 15.83. Tabel 20. Efek Heterosis MP dan Heterobeltiosis HP karakter vegetatif sepuluh hibria pepaya pada umur 6 bulan setelah tanam Genotipe Tinggi tanaman cm Panjang ruas Diameter batang MP HP MP HP MP HP P1 x P2 -16.07 -22.01 -57.41 -60.73 -6.81 -7.16 P1 x P3 -18.50 -28.10 -27.21 -50.67 21.43 15.83 P1 x P4 -22.67 -28.32 -36.78 -47.31 -2.46 -18.20 P1 x P5 -5.41 -18.81 -40.46 -54.80 4.94 -3.25 P2 x P3 5.66 -0.13 -36.64 -58.76 5.49 0.26 P2 x P4 -0.96 -1.21 -43.84 -56.02 -13.74 -27.44 P2 x P5 -4.07 -11.98 -38.23 -55.52 3.69 -4.06 P3 x P4 -3.08 -8.16 1.70 -22.03 -5.44 -23.68 P3 x P5 19.19 15.48 24.19 4.68 10.72 -2.27 P4 x P5 -25.14 -31.15