HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MAHASISWA YANG BERASAL DARI Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa Yang Berasal Dari Provinsi X.

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KOMUNIKASI
INTERPERSONAL PADA MAHASISWA YANG BERASAL DARI
PROVINSI X

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam
Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan Oleh :
RO’IZ SANTRIA GIRI
F 100 124 023

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

i

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KOMUNIKASI
INTERPERSONAL PADA MAHASISWA YANG BERASAL DARI

PROVINSI X

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam
Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan Oleh :
RO’IZ SANTRIA GIRI
F 100 124 023

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

ii

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KOMUNIKASI
INTERPERSONAL PADA MAHASISWA YANG BERASAL DARI
PROVINSI X


Yang diajukan oleh :
RO’IZ SANTRIA GIRI
F 100 124 023

Telah disetujui untuk dipertahankan
di depan Dewan Penguji

Telah disetujui oleh :
Pembimbing

Surakarta,

Susatyo Yuwono S.Psi, M. Si., Psi

iii

r!

d,


diiqnhda,di&F, Dcq{

Pesuji

Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Komunikasi Interpersonal Pada
Mahasiswa Yang Berasal Dari Provinsi X
Ro’iz Santria Giri
Susatyo Yuwono
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Roizsantriagiri@gmail.com
ABSTRAKSI
Kehidupan manusia tidak akan terlepas dari kebutuhan untuk bergaul
dengan sesamanya. Kebutuhan ini merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi
manusia. Karena adanya kebutuhan inilah manusia akan melakukan interaksi
dengan sesamanya untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi antar manusia
tersebut dapat dilakukan melalui komunikasi. Konsep diri merupakan faktor yang
sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal, karena setiap orang
bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Konsep Diri dengan

Komunikasi Interpersonal, Sumbangan efektif Konsep Diri dengan Komunikasi
Interpersonal, Tingkat Konsep Diri, dan Komunikasi Interpersonal.
Subek penelitian ini adalah 109 mahasiswa yang tinggal di Asrama
Mahasiswa Provinsi X Wisma X yang berada di Sleman D.I. Yogyakarta. Metode
pengambilan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis
insidental sampling. Metode menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat
ukur skala konsep diri dan skala komunikasi interpersonal. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Product Moment dari Pearson
dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 For Windows.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi 0,539 dengan
sig = 0,000; (p < 0,001) artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan
antara konsep diri dengan komunikasi interpersonal pada mahasiswa yang berasal
dari provinsi X. Sumbangan efektif atau peranan konsep diri terhadap komunikasi
interpersonal sebesar 29,1% sisanya 70,9% dipengaruhi oleh faktor lain..
Variabel komunikasi interpersonal memiliki rerata empirik (RE) sebesar 75,51
sehingga memiliki kategori yang tergolong sedang, sedangkan variabel konsep
diri diketahui memiliki rerata empirik (RE) sebesar 105,75 sehingga memiliki
kategori yang tergolong tinggi.

Kata kunci : Konsep Diri, Komunikasi Interpersonal


1

The Correlation between The Self-Concept and The Interpersonal
Communication in The University Students Coming from Province X
Ro’iz Santria Giri
Susatyo Yuwono
Psychology Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta
Roizsantriagiri@gmail.com
ABSTRACT
The human life is never apart from the needs to get along with fellows.
This need is one of the basic needs for human. Because of the presence of the
needs, human will conduct an interaction with their fellows to reach a certain
goal. Interaction among human beings can be conducted through communication.
The self-concept is a very determinant factor in the interpersonal communication,
because each person behaves as appropriate as possible to his/her self-concept.
The objectives of this research were to know the correlation between the SelfConcept and the Interpersonal Communication, the effective contribution of the
Self-Concept to the Interpersonal Communication, the Level of the Self-Concept,
and the Interpersonal Communication.
The subjects of this research were 109 university students who stayed in

the Dormitory of university students of Province X Wisma X located in Sleman
D.I. Yogyakarta. The method of sampling in this research used the kind of
incidental sampling. The method of data collection used a quantitative approach
with the measurement of the scale of self-concept and the scale of interpersonal
communication. The technique data analysis used in this research was the Pearson
Product Moment Correlation using the aid of program SPSS 16 For Windows.
Based on the results of the data analysis, it was obtained the coefficient of
correlation 0.539 with sig = 0.000; (p < 0.001) that meant that there was a very
positively significant correlation between the self-concept and the interpersonal
communication in the university students coming from Province X. The effective
contribution or the role of self-concept on the interpersonal communication was as
much as 29.1%, the rest 70.9% was influenced by other factors. The variable of
interpersonal communication has the empirical mean as much as 75.51, therefore,
it was categorized as moderate, meanwhile, the variable of self-concept was
known having the empirical mean as much as 105,75, therefore, it was
categorized as high.
Keywords: Self-concept, Interpersonal communication

2


dan 132 perguruan tinggi swasta.

PENDAHULUAN
Yogyakarta memang pantas

Tentu saja hal ini selaras dengan

mendapat sebutan kota pelajar karena

banyak nya macam variasi pada

banyaknya

seluruh

setiap individu yang berkumpul di

penjuru Indonesia yang merantau ke

kota Yogyakarta. Dijelaskan lebih


kota tersebut untuk menuntut ilmu.

lanjut, terdapat 30 asrama mahasiswa

Merantau

daerah dan 15 asrama kabupaten/kota

pelajar

dari

merupakan

perwujudan

dari keinginan setiap individu yang

yang


baru menyelesaikan pendidikan di

Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

bangku SMA untuk memperoleh

Propinsi

pendidikan

yang

lebih

Yogyakarta.

Keinginan

untuk


mendapatkan

baik.

terdaftar

oleh

Daerah

Dinas

lstimewa

Kepala

Dinas

Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga


pendidikan di universitas terbaik

Daerah

biasanya tidak didapatkan di daerah

Kadarmanta Baskara Aji mengatakan

asal atau kota sendiri. Hal itu

bahwa konflik sosial yang acapkali

mengakibatkan sebagian orang harus

muncul

merantau

mendapatkan

karena sifat eksklusifitas tersebut.

pendidikan yang lebih tinggi dan

Yang dimaksud sifat eksklusifitas

berkualitas (Irene, 2013).

adalah

untuk

Istimewa

di

Yogyakarta,

kalangan

mahasiswa

pendatang

pendatang

di

Yogyakarta lebih senang tinggal di
Menurut Dinas Pendidikan,
Pemuda

dan

Olahraga

asrama

Propinsi

sehingga pemerintah meminta agar

dengan tahun ajaran 2015/2016, di

mahasiswa dari luar DIY yang kuliah

Yogyakarta tercatat 144 perguruan

di DIY tidak tinggal semua di asrama

tinggi, baik perguruan tinggi negeri,
tinggi

kedinasan

masing-masing

daripada di rumah-rumah warga,

Daerah lstimewa Yogyakarta, sampai

perguruan

daerah

daerah

dan

masing-masing.

Mereka

diminta untuk tinggal di rumah-

perguruan tinggi swasta, dengan 78

rumah penduduk agar bisa berbaur

fakultas dan 391 program studi.

dengan masyarakat sekitar (Rudiana,

Rinciannya adalah 5 perguruan tinggi

2013).

negeri, 7 perguruan tinggi kedinasan,

3

Keeksklusifitasan

dengan baik apa yang disampaikan

asrama

orang lain.

mahasiswa dapat menciptakan jarak
antara mahasiswa dengan masyarakat
asli

daerah.

Sebaliknya,

Seharusnya,

apabila

interpersonal

mereka mau tinggal di rumah-rumah

tercapai

penduduk hal ini bisa meminimalisir
kerawanan

konflik

sosial

saling

mahasiswa

menerima
dan

berhasil

tujuannya

atau

apabila

dengan masyarakat lokal atau dengan
mahasiswa

diantara

masyarakat

akan

mahasiswa perantau mau membaur

atau

perkelahian dan sebagainya, karena
bisa

komunikasi

dari

Komunikasi

asli

berhasil

daerah (Ridarineni, 2013).

dapat

daerah

lain.

interpersonal

yang

atau

tercapai

tujuannya

terlihat

melalui

indikator

terjadi

perilaku seperti mampu membuka

mahasiswa

diri, memiliki sifat jujur dan menjadi

perantau lebih senang berkumpul

diri sendiri apa adanya, bisa percaya

dengan mereka mahasiswa yang satu

dengan

daerah, hal itu mungkin disebabkan

merasakan apa yang dirasakan orang

banyak kesamaan diantara mereka

lain dan mampu memahami dan

sehingga membuat mereka merasa

merespon dengan baik apa yang

nyaman.

tersebut

disampaikan orang lain. Hal tersebut

perantau

sesuai dengan teori dari Alfikalia &

kurang bisa membuka diri dengan

Maharani (2009) bahwa mahasiswa

lawan bicara, sehingga tidak bisa

yang memiliki keterampilan dalam

percaya dengan lawan bicara. Selain

komunikasi

itu mahasiswa perantau tersebut tidak

menyampaikan

ide-ide

memiliki

pikirannya

bisa

Kenyataan
tersebut

membuat

yang

membuat

Namun,

hal

mahasiswa

sifat

yang

jujur

dan

lawan

bicara,

mampu

interpersonal

agar

dapat
salam

dimengerti

menjadi diri sendiri apa adanya, serta

orang lain, menghadapi sanggahan

tidak

dengan

pihak lain terhadap apa yang ia

keadaan orang lain. Dan jugan tidak

sampaikan, hingga menghadapi kritik

mampu memahami dan merespon

pihak

mampu

berempati

lain

terhadap

disampaikannya.

4

apa

yang

komunikasi

Komunikasi merupakan suatu

(komunikasi antar pribadi).

proses dua arah yang menghasilkan
pertukaran informasi dan pengertian

Komunikasi

antara masing-masing individu yang
terlibat.

Komunikasi

Komunikasi

orang secara tatap muka, yang
memungkinkan

merupakan

nonverbal. Komunikasi interpersonal

informasi. Karena tanpa komunikasi,

sangat potensial untuk menjalankan

interaksi antar manusia, baik secara

fungsi

maupun

memerlukan

orang

Manusia

kehidupan

(dalam

Asminto,

2013)

perasaan,

alat

lain,

karena

kita

dapat

untuk

mempertinggi daya bujuk

pesan

yang

kita

komunikasikan

kepada komunikan kita (Pontoh,

melalui komunikasi manusia dapat
mengekspresikan

sebagai

menggunakan kelimat alat indera kita

sosial,

kehidupan bermasyarakat. Menurut
Larlen

instrumental

untuk mempengaruhi atau membujuk

organisasi tidak mungkin terjadi
(Rundengan,2013).

pesertanya

langsung, baik secara verbal maupun

manusia untuk saling tukar menukar

kelompok

setiap

menangkap reaksi orang lain secara

kebutuhan hakiki dalam kehidupan

perorangan,

interpersonal

adalah komunikasi antara orang-

merupakan

dasar dari seluruh interaksi antar
manusia.

interpersonal

2013).

isi

masalah

Taylor dkk, (dalam Siska,

kehidupannya kepada orang lain

Sudardjo & Purnamaningsih 2003),

secara lebih bebas dengan bahasa

mengungkapkan bahwa komunikasi

sebagai medium penyampaiannya.

interpersonal terjadi ketika seseorang

Berkomunikasi dengan orang lain

berkomunikasi

merupakan bagian dari kehidupan

dengan orang lain dalam situasi One-

manusia dan mempunyai arti penting

to-one

untuk memenuhi kebutuhan sosial

kelompok

karena manusia adalah makhluk

Laswell

sosial.

aspek yang membentuk komunikasi

hatinya,

dan

Sebagian

segala

besar

interaksi

atau

dalam

kecil.

langsung

kelompok-

Sementara

mengungkapkan

interpersonal

manusia berlangsung dalam situasi

secara

adalah

itu

aspek-

keterbukaan,

kejujuran, kepercayaan empati, dan

5

kesediaan

untuk

terdapat

mendengarkan

faktor

mempengaruhi

(dalam Yanuarita, 2014).
Komunikasi

tiga

yang

komunikasi

interpersonal yaitu : percaya, sikap

interpersonal

suportif dan sikap terbuka.

melibatkan paling sedikit dua orang
yang mempunyai sifat, nilai-nilai,

Komunikasi interpersonal ini

pendapat, sikap, pikiran dan perilaku

sangatlah penting bagi mahasiswa

yang khas dan berbeda-beda. Selain

pendatang dari daerah lain ke daerah

itu, komunikasi interpersonal juga

perantauan untuk menyesuaikan diri

menuntut adanya tindakan saling

sehingga dapat menjalin komunikasi

memberi dan menerima di antara

yang

pelaku

dalam

ataupun masyarakat lokal. Kelebihan

komunikasi. Dengan kata lain para

mahasiswa pendatang adalah dapat

pelaku komunikasi saling bertukar

belajar

informasi, pikiran, gagasan, dan

bersosialisasi dengan teman baru

sebagainya. Komunikasi merupakan

serta

sistem aliran yang menghubungkan

dibandingkan

dan kinerja antar bagian sehingga

yang tinggal di kota bersama orang

menghasilkan suatu sinergi. Sebagai

tuanya.

suatu sistem, unsur-unsur yang ada

memiliki konsep diri dan budaya

dalam

interpersonal

yang berbeda dari daerah perantauan

sama

lain.

dimana

akan

Gunarsa (dalam Adawiyah, 2012)

yang

terlibat

komunkasi

saling

terkait

Ketiadaan

satu

satu

unsur

baik

dengan

hidup

mahasiswa

mandiri

lingkungan

barunya

dengan

mahasiswa

Mahasiswa

mereka

pendatang

akan

tinggal.

mengganggu unsur yang lainnya.

menjelaskan

Unsur-unsur tersebut adalah persepsi

adalah penilaian seseorang terhadap

interpersonal, konsep diri, atraksi

dirinya sendiri secara keseluruhan,

interpersonal

baik fisik, psikis, sosial maupun

dan

hubungan

Ruffner

&

Rakhmawati

itu

2012),

diri

tersebut sangat dipengaruhi oleh

Menurut

Burgoon

konsep

moral. Penilaian terhadap diri sendiri

interpersonal (Rakhmat, 2007).
Sementara

bahwa

dan

peniliaian

(dalam

lingkungan

terhadap

dirinya. Lingkungan tersebut adalah

menjelaskan

6

keluarga,

sekolah,

kampus

Fitts (dalam Maria, 2007)

dan

lingkungan pergaulan diluar rumah,

mengemukakan

sehingga, apabila mahasiswa tidak

konsep

dapat menyelaraskan antara konsep

(physical self), diri pribadi (personal

diri dengan kualitas komunikasi

self), diri moral-etik (moral-ethical

interpersonal

self), diri sosial (social self), diri

maka

akan

timbul

diri

bahwa

meliputi:

dimensi
diri

fisik

keluarga (family self).

konflik-konflik sosial.

Konsep diri merupakan faktor

Konsep diri adalah semua
bentuk kepercayaan, perasaan, dan

yang

penilaian yang diyakini individu

komunikasi

tentang

setiap orang bertingkah laku sedapat

dirinya

sendiri

dan

sangat

menentukan

dalam

interpersonal,

karena

mempengaruhi proses interaksi sosial

mungkin

dengan lingkungan sekitar (Pambudi

dirinya. Hal ini juga didukung

& Wijayanti, 2012).

penelitian yang telah dilakukan oleh

William
Hendriati,

H

2006)

Fitts

Yohana

(dalam

pengaruh

karena

konsep diri seseorang merupakan

faktor-faktor

terdapat

diri

terhadap

interpersonal.

Oleh

mahasiswa

yang

itu

menjadi

dengan

penghubung

masyarakat

lingkungan. Konsep diri memiliki
beberapa

yang

merupakan agen perubahan, dimana

kerangka acuan (frame of reference)
berinteraksi

konsep

bahwa

konsep

komunikasi

penting dalam diri seseorang. Karena

dengan

(2014)

mengungkapkan

mengemukakan

bahwa konsep diri merupakan aspek

dalam

sesuai

dengan

antara
pemerintah

diharapkan memiliki konsep diri

yang

yang

mempengaruhinya yaitu citra diri,

positif

komunikasi

kemampuan bahasa, umpan balik

serta

interpersonal

kualitas
yang

bagus.

dari lingkungan, identifikasi dengan
peran jenis dan pola asuh (Burns

Hipotesis yang akan dibuktikan

dalam Widodo, 2006).

dalam penelitian ini yaitu : Ada
hubungan positif antara konsep diri
dengan

7

komunikasi

interpersonal

pada mahasiswa yang berasal dari

daerah lain. Serta terdapat beberapa

provinsi X. Semakin tinggi konsep

nama mahasiswa atau mahasiswi

diri maka akan semakin tinggi

yang masih tercantum dalam daftar

komunikasi

begitu

penghuni namun sudah tidak tinggal

juga sebaliknya semakin rendah

lagi di asrama. Dari 142 mahasiswa

konsep diri maka akan semakin

dan

rendah komunikasi interpersonal.

sebagai penghuni asrama mahasiswa

interpersonal,

Wisma

X

untuk

Provinsi

ditemui oleh peneliti dengan rincian

X

79 mahasiswa laki-laki dan 30

mengetahui

mahasiswa perempuan.

hubungan antara konsep diri dengan
komunikasi

interpersonal

tercatatat

sebanyak 109 subjek yang dapat

Penelitian ini dilakukan di
Mahasiswa

yang

sumatera utara wisma bukit barisan,

METODE PENELITIAN

Asrama

mahasiswi

Metode

pada

dalam

mahasiswa yang berasal dari provinsi

penelitian

menggunakan

X, dengan menggunakan pendekatan

yang

digunakan
ini

metode

adalah
penelitian

kuantitatif. Untuk mendapatkan data

kuantitatif dengan alat ukur skala.

dalam penelitian

Subjek dalam penelitian ini

ini

maka

alat

pengumpul data atau alat ukur yang

adalah Mahasiswa Laki-laki dan

digunakan

perempuan yang tinggal di asrama

komunikasi

mahasiswa provinsi X wisma X

dikemukakan oleh Laswell yang

tercatat sejumlah 142 terdiri dari 106

meliputi

laki-laki

kejujuran, kepercayaan, empati, dan

dan

36

perempuan.

berupa

skala.

Skala

interpersonal

yang

aspek

keterbukaan,

Penelitian ini menggunakan jenis

kesediaan

sampel insidental sampling dengan

sebanyak 40 aitem yang terdiri dari

alasan bahwa terdapat mahasiswa

20 aitem favorable dan 20 aitem

ataupun mahasiswi penghuni asrama

unfavorable. Kemudian skala yang

yang sedang melaksanakan Kuliah

kedua adalah skala konsep diri

Kerja Nyata (KKN) dan Progam

berdasarkan aspek dari Fitts yang

Pengalaman

meliputi aspek diri fisik, aspek diri

Lapangan

(PPL)

di

8

untuk

mendengarkan.

Adapun teknik analisis data

pribadi, aspek diri moral-etik, aspek
diri sosial, dan aspek diri keluarga,

yang

yang berisi 50 aitem terdiri dari 25

hipotesis yang diajukan adalah teknik

aitem

Analisis Product Moment dari Carl

favorable

dan

25

aitem

digunakan

untuk

menguji

Pearson.

unfavorable.
Suatu alat ukur yang tinggi

Dari

validitasnya akan menghasilkan eror

professional

yang kecil, artinya skor setiap subjek

kemudian dianalisis menggunakan

yang

ukur

formula Aiken’s. Skala komunikasi

tersebut tidak jauh berbeda dari skor

interpersonal dan skala konsep diri

yang

cara

ini menggunakan batas nilai valid

estimasinya yang disesuaikan dengan

sebesar 0,8. Untuk aitem dengan

sifat dan fungsi setiap tes, tipe

hasil validitas dibawah 0,8 (