PENANAMAN KARAKTER PEDULI SOSIAL BAGI MAHASISWA MELALUI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT Penanaman Karakter Peduli Sosial Bagi Mahasiswa Melalui Kegiatan Pengabdian Masyarakat Di BEM FKIP UMS Tahun 2016/ 2017.

PENANAMAN KARAKTER PEDULI SOSIAL BAGI MAHASISWA
MELALUI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT
DI BEM FKIP UMS TAHUN 2016/ 2017

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Strata 1 pada Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:
DEVI ADESTIN WULAN NAFISAH
A 510 130 247

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017

HALAMAN PERSETUJUAN

PENANAMAN KARAKTER PEDULI SOSIAL BAGI MAHASISWA

MELALUI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

DI BEM FKIP UMS TAIIUN 2016/ 2017

PUBLIKASI ILMIATI

Oleh:

DEVI ADESTIN WULAN NAFISAH
A sto t30 247

Telah diperiksa dan disetujui oleh

Dosen Pembimbing

Dr. Achmad Fathoni. M.Pd
NIK.062

HALAMAN PENGESAHAN

PENANAMAN


*O*O*"*

PEDULI SOSIAL BAGI MAHASISWA

MELALUI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT
DI BEM FKIP UMS TAHUN 2016/ 2017

OLEH

DEVI ADESTIN WULAN NAFISAII
4510

130 247

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta
pada


hari ..V*6a.,.9V.

.1.rl1.'!,\,.

en\

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguii

l. Dr. Achmad Fathoni, S.E., M.Pd
(Ketua Dewan Penguii)
2.

Drs. Saring Marsudi, S.H., M.Pd
(Anggota I Dewan Penguji)

3.

Ratnasari Diah Utami, M.Si., M.Pd

(Anggota II Dewan Penguji)

NIP. 19650428199303 1001

l1

PERNYATAAN

Dengan,ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat
karya yang pemah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pemah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah
dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka
akan saya pertanggungiawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 29 Maret 201'/


111

\

PENANAMAN KARAKTER PEDULI SOSIAL BAGI MAHASISWA
MELALUI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT
DI BEM FKIP UMS TAHUN 2016/ 2017

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Jenis-jenis kegiatan
pengabdian masyarakat yang menanamkan karakter peduli sosial bagi mahasiswa di
BEM FKIP UMS, 2) Faktor-faktor yang mendukung penanaman karakter peduli
sosial bagi mahasiswa pada kegiatan pengabdian masyarakat di BEM FKIP UMS, 3)
Faktor-faktor yang menghambat penanaman karakter peduli sosial bagi mahasiswa
pada kegiatan pengabdian masyarakat di BEM FKIP UMS, 4) Solusi untuk
mengatasi hambatan penanaman karakter peduli sosial bagi mahasiswa pada kegiatan
pengabdian masyarakat di BEM FKIP UMS. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dan desain deskriptif, dan pendekatan fenomenologi. Informan penelitian
ini adalah wakil dekan III kemahasiswaan, ketua bidang kegiatan, ketua panitia
kegiatan, dan peserta kegiatan pengabdian masyarakat BEM FKIP UMS. Metode

pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Keabsahan
data menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Analisis data
menggunakan analisis interaktif dari Miles Huberman. Hasil penelitian ini adalah: 1)
Jenis-jenis kegiatan peduli sosial seperti penanaman bibit, nobar, pembagian
sembako, dan kerja bakti dengan tujuan untuk pencapaian karakter bertindak santun,
mau terlibat dalam kegiatan masyarakat, mampu bekerjasama, dan peduli pada orang
lain, 2) Faktor-faktor yang mendukung penanaman karakter peduli sosial yaitu faktor
prestige dan faktor sifat (internal). 3) Faktor-faktor yang menghambat pada kegiatan
pengabdian masyarakat yaitu mahasiswa yang kurang mampu bersosialisasi mereka akan
sulit untuk mencapai karakter peduli sosial mereka dan faktor teknis seperti kurangnya
pembekalan, 4) Solusi untuk mengatasi hambatan penanaman karakter peduli sosial bagi
mahasiswa pada kegiatan pengabdian masyarakat di BEM FKIP UMS adalah perlu
adanya bimbingan dan pendekatan antar mahasiswa atau bahkan dari pembina BEM.

Kata Kunci: Penanaman Karakter, Peduli Sosial, Pengabdian Masyarakat
ABSTRACT
The object of this research was to describe: 1) The kinds of social service to
put the character of social attention for students of BEM FKIIP UMS, 2) The
supporting factor in social attention character of BEM FKIIP UMS, 3) the obstacle in
social attention character of BEM FKIIP UMS, 3) The solution to taking care the

obstacke in social attention character for students in social service BEM FKIIP UMS.
The research was qualitative research, with a descriptive design, and
phenomenology. The informants of this research was the leader of social service
activity, the leader of event organizer of social service activity and the member of
social service activity BEM FKIIP UMS. Technique for collecting data for this

1

research was interview, observation, and documentation. Thrustwortines data of this
research was technique triangulation and source triangulation. The analyzing data
technique was interactive analysis of Miles Huberman. The result of this research
were: 1) each days consists of the activity related to social attention such as planting,
contest, cheap market, nobar, pengajian, and sembako. the purposes of the
implementation of social service was to get the polite, social relationship, working
together, care characters, 2) the supporting factors in getting the social attention
character for students consists of prestige and personal character, 3) the obstacle in
getting the social attention character for students consists of personal character where
the students can not make a good relationship with society they will be difficult in
getting the characters. Beside that the tehcnical factor such as the less in guidance, 4)
the solution to handle the obsetacle of social attention character was, the students

need more guidance and workshop before the activity and the students also need to
get more attention from others.
Keywords: cultivation of character, social attention, social service
1. PENDAHULUAN
Pendidikan terhadap mahasiswa sekarang ini dituntut untuk lebih
mengembangkan karakter bagi mereka. Karakter adalah sifat yang di bawa oleh
tiap individu, yang setiap orang memiliki karakteristik masing-masing. Karakter
seorang individu terbentuk sejak dia kecil karena pengaruh genetik dan
lingkungan sekitar. Proses pembentukan karakter, baik disadari maupun tidak
akan

mempengaruhi

cara

individu

tersebut

memandang


diri

dengan

lingkungannya dan akan tercermin dalam perilakunya sehari-hari. Universitas
sebagai lembaga pendidikan tinggi adalah salah satu sumber daya yang penting
untuk membentuk karakter bagi mahasiswa. Karakter merupakan nilai-nilai
perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata
krama, budaya dan adat istiadat. Jadi bagi mahasiswa, sangat penting untuk
mendapatkan pendidikan karakter, hal ini bertujuan untuk memperkuat akhlak dan
sifat terpuji bagi mahasiswa. Karena kepandaian di bidang pendidikan saja belum
cukup tanpa bekal moral dan karakter yang kuat.
Berdasarkan latar belakang di atas diatas peneliti melakukan penelitian yang
lebih mendalam tentang penanaman karakter peduli sosial bagi mahasiswa dalam

2


kegiatan pengabdian masyarakat di BEM FKIP UMS tahun 2016/ 2017, dengan
tujuan untuk mendeskripsikan, 1) Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat
yang menanamkan karakter peduli sosial bagi mahasiswa di BEM FKIP UMS, 2)
Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penanaman karakter peduli sosial
bagi mahasiswa pada kegiatan pengabdian masyarakat di BEM FKIP UMS, 3)
Solusi untuk mengatasi kendala penanaman karakter peduli sosial bagi mahasiswa
pada kegiatan pengabdian masyarakat di BEM FKIP UMS.
Peduli sosial dalam kehidupan masyarakat lebih kental diartikan sebagai
perilaku baik seseorang terhadap orang lain di sekitarnya. Menurut Darmiyati
Zuchdi (2011: 170) peduli sosial merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Menurut Elly M.
Setiadi, dkk (2012: 66), lingkungan sosial merujuk pada lingkungan dimana
seseorang melakukan interaksi sosial, baik dengan anggota keluarga, teman, dan
kelompok sosial lain yang lebih besar. Furqon (2010: 34) menguraikan beberapa
indikator yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan karakter peduli sosial,
antara lain: 1) Peduli pada orang lain. 2) Menghargai orang lain. 3) Menghormati
hak-hak orang lain. 4) Bekerja sama. 5) Membantu dan menolong orang lain.
Berdasarkan kajian teori diatas indikator karakter peduli sosial yang digunakan
adalah sebagai berikut: 1) Bertindak santun. 2) Mau terlibat dalam kegiatan
masyarakat. 3) Mampu bekerjasama. 4) Peduli pada orang lain.

Pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan Sivitas Akademika
dalam mengamalkan dan membudayakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk
memajukan

kesejahteraan

umum

dan

mencerdaskan

kehidupan

bangsa.

Pengabdian kepada masyarakat dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan sesuai
dengan budaya akademik, keahlian, dan/atau otonomi keilmuan Sivitas
Akademika serta kondisi sosial budaya masyarakat. (Pasal 47 ayat 1 dan 2 UU
No.12 Tahun 2012). Jadi dapat disimpulkan bahwa pengabdian masyarakat adalah
berbagai bentuk kegiatan dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia
sebagai wujud kepedulian terhadap sesama.
Penelitian yang dilaksanakan Sifa (2015) mengatakan bahwa cara
mengimplementasikan sikap bersahabat dari masing-masing guru hampir sama

3

yaitu apabila guru ingin peserta didik menghargai pendapat orang lain,
memberikan dukungan kepada teman, berbagi, membiasakan bermusyawarah
untuk

memecahkan

masalah,

mengutamakan

kepentingan

bersama,

mengembangkan sikap demokratis, menyukai bergotong royong, serta dapat
bekerja sama dalam kelompok, guru juga harus mempunyai sikap tersebut
sehingga dapat dicontoh oleh anak didiknya. Penelitian Prajna Paramita (2014)
menyimpulkan bahwa anggota komunitas masyarakat lereng Merapi di Desa
Jrakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali memiliki karakter kepedulian sosial
yaitu memperlakukan orang lain dengan sopan, bertindak santun dan menyayangi
manusia dan makhluk lain. Faktor yang menghambat adalah keterbatasan bahasa
dalam menyampaian sosialisasi, kuranganya koordinasi antar anggota dalam
membantu masyarakat sekitar, kuranganya sarana dan prasarana dalam komunitas.
Penelitian Endri Dwi Astutik (2013) menunjukkan bahwa implementasi
pendidikan karakter kepedulian sosial melalui kegiatan Hisbul Wathan (HW) di
SMA Muhammadiyah 2 Surakarta diberikan pada kegiatan ekstrakurikuler banyak
nilai- nilai karakter yang terselip di dalamnya, salah satunya adalah pendidikan
karakter kepedulian sosial, sehingga pelan-pelan dapat merubah karakter siswa
yang semua kurangnya rasa antar sesama menjadi siswa yang mempunyai rasa
antar sesama dan kepedulian sosial yang tinggi.

2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan desain deskriptif
analitis dan pendekatan fenomenologi. Informan penelitian ini adalah ketua bidang
kegiatan pengabdian masyarakat BEM FKIP UMS, ketua panitia kegiatan pengabdian
masyarakat BEM FKIP UMS, dan peserta kegiatan pengabdian masyarakat BEM FKIP
UMS. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam,
observasi, dokumentasi. Observasi tak berstruktur yang berkembang selama
penelitian berupa field note.
Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang dikutip oleh
Sugiyono (2007: 246), yaitu: a) Reduksi Data yaitu data yang diperoleh kemudian
diolah

secara

triangulasi

kemudian

4

dirangkum,

dipilih

hal-hal

pokok,

memfokuskan pada hal penting, b) Penyajian Data yaitu setelah data direduksi,
penyajian data dilakukan dengan uraian, bagan, hubungan antar kategori dan
sejenisnya, dan c) Verifikasi Data diawal bersifat sementara yang akan mengalami
perubahan jika terdapat bukti–bukti kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Keabsahan data penelitian ini menggunakan
triangulasi teknik yang berfungsi untuk mengumpulkan data dari sebuah sumber
data menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang sama, dan an
triangulasi sumber yang merupakan pengumpulan data dari narasumber yang
berbeda dengan menggunakan satu teknik pengumpulan data (Sugiyono, 2007:
273).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut ini peneliti sajikan temuan penelitian mengenai hasil penelitian dan
disesuaikan dengan tumusan masalah serta teori – teori atau dengan penelitian
terdahulu yang relevan. Temuan penelitian diperolah berdasarkan informasi yang
didapatkan melalui pemaparan teknik pengumpulan data, yang selanjutnya saling
dihubungkan dan disesuaikan dengan rumusan masalah.
Berikut ini peneliti bahas berdasarkan hasil analisis temuan penelitian di
atas yang disesuaikan dengan aspek – aspek dalam rumusan masalah berikut:
Jenis-jenis Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian maka didapati bahwa jenis-jenis kegiatan yang
dilakukan oleh BEM FKIP 2016 adalah kegiatan pengabdian masyarakat yang
terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu: pembagian bibit pohon, NOBAR, pembagian
sembako, dan kerja bakti. Kegiatan ini adalah kegiatan pengabdian masyarakat yang
pada intinya adalah kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat yang bertujuan
untuk menjadikan mahasiswa siap terjun dalam masyarakat dan menjadi bagian dalam
masyarakat. Sebagai siswa yang intelek, mahasiswa bisa menjadi contoh yang baik
dalam masyarakat dengan menunjukkan kegiatan-kegiatan yang bermutu untuk
membangun masyarakat yang lebih baik. Jadi, pencapaian karakter bagi mahasiswa
terutama anggota BEM FKIP UMS 2016 adalah, bertindak santun, mau terlibat
dalam kegiatan masyarakat, mampu bekerjasama, dan peduli pada orang lain.

5

Kesemuanya adalah karakter yang harus dimiliki mahasiswa ketika berhubungan
dengan masyarakat dan menjadi kunci keberhasilan mereka ketika bersosialisasi.
Kegiatan pembagian bibit dan penanaman pohon, nobar, bagi sembako, dan
kerja bakti dilakukan mengacu pada pencapaian karakter bertindak santun, mau
terlibat dalam kegiatan masyarakat, mampu bekerjasama, dan peduli pada orang
lain. Hal ini sesuai dengan penelitian relevan Prajna Paramita (2014) tentang
memperlakukan orang lain dengan sopan, bertindak santun dan menyayangi
manusia dan makhluk lain. Jadi kedua penelitian relevan dengan teori yang
digunakan oleh peneliti tentang karakter yang didapat dalam kepedulian sosial
yaitu selalu berhubungan dengan sesama (Furqon, 2010: 34). Demikian halnya
dengan penelitian relevan Endri Dwi Astutik (2013) yang juga pencapaian
karakter dalam kaitannya dengan peduli sosial yang juga mengacu pada karakter
menunjukkan rasa peduli. Penelitian Endri juga relevan dengan penelitian ini
dalam kaitannya dengan karakter yang dicapai dalam peduli sosial yaitu bertindak
santun, mau terlibat dalam kegiatan masyarakat, mampu bekerjasama, dan peduli
pada orang lain. Penelitian relevan Layyinatus Sifa (2015) juga menyimpulkan
bahwa dalam peduli sosial, karakter yang bisa dicapai adalah mengutamakan
kepentingan bersama, mengembangkan sikap demokratis, menyukai bergotong
royong, serta dapat bekerja sama dalam kelompok. Hasil penelitiannya juga
relevan dengan penelitian ini mengenai karakter yang dicapai dalam kepedulian
sosial.
Jadi segala macam jenis kegiatan yang berkaitan dengan hubungan
masyarakat atau hubungan sosial, karakter yang dicapai merupakan karakter yang
berhubungan dengan hubungan antar manusia, seperti bertindak santun, terlibat
dalam kegiatan masyarakat, mampu bekerjasama, kasih sayang, peduli pada orang
lain, dan lain-lain.
Faktor-faktor yang Mendukung Penanaman Karakter Peduli Sosial
Faktor-faktor yang mendukung karakter peduli sosial bagi mahasiswa pada
kegiatan pengabdian masyarakat di BEM FKIP UMS berdasarkan hasil penelitian
didapati bahwa faktor prestige dan sifat baik mahasiswa bisa menjadi faktor
pendukung. Artinya adalah faktor prestige, menjadi pendukung mahasiswa untuk

6

melakukan kegiatan karena ketika mempunyai embel-embel mahasiswa maka akan ada
semangat tersendiri bagi mereka untuk bisa tampil, terutama dalam masyarakat. Sifat
ingin tampil ini merupakan bentuk prestige dari mahasiswa karena mereka mempunyai
nilai lebih daripada masyarakat yang menjadi tempat penelitian. Faktor sifat ini
merupakan faktor psikiologis yang dimiliki manusia, jadi sangat sulit untuk
dihilangkan. Ketika mahasiswa mempunyai sifat yang suka bergaul atau suka
bersosialisasi maka hasilnya mereka akan lebih cepat mencapai karakter seperti yang
disebutkan. Selain itu mahasiswa dengan sifat dan karakter yang mudah bergaul akan
jadi pemacu bagi mahasiswa lain untuk bisa mengikuti bahkan bisa memimpin ketika
mahasiswa lain kesulitan untuk bersosialisasi.
Berdasarkan hasil penelitian relevan terdpat kesamaan dengan hasil penelitian
terdahulu dari peneltii (Prajna Paramita, 2014) dan Endri Dwi Astutik, 2013) yang
mengatakan bahwa faktor yang mendukung berasal dari diri sendiri (internal) dan
dari luar (eksternal) yaitu berkaitan dengan sifat yang suka bersosial dan prestige
dalam diri yang merupakan faktor internal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung terbentuknya karakter
peduli sosial tidak lain adalah faktor manusianya yang cenderung pada faktor
internalnya, yaitu bagaimana sifat seseorang terhadap orang lain, bagaimana
seorang bisa hidup bermasyarakat atau tidak. Semakin baik seorang dalam
bergaul maka mereka akan lebih mudah terbentuk karakternya dalam kaitannya
dengan karakter peduli sosial.
Faktor-faktor yang Menghambat Penanaman Karakter Peduli Sosial
Faktor-faktor yang menghambat penanaman karakter peduli sosial bagi
mahasiswa pada kegiatan pengabdian masyarakat di BEM FKIP UMS muncul ketika
sifat mahasiswa tersebut terbalik yaitu mahasiswa yang pasif. Mahasiswa yang
mempunyai sifat pasif dan pemalu akan mejadi faktor penghambat pencapaian
karakter. Selain itu faktor penghambat lain adalah kurangnya pembekalan dari pihak
BEM kepada mahasiswa, sehingga terkadang terjadi kebingungan ketika mereka
sudah berada di lapangan.
Berdasarkan hasil penelitian relevan, terdapat kesamaan dalam hasil penelitian
mengenai kendala yang dihadapi berkaitan dengan kepedulian sosial yaitu karena

7

faktor internal (faktor individu) seperti keterbatasan bahasa dalam menyampaian
sosialisasi, kuranganya koordinasi antar anggota dalam membantu masyarakat
sekitar (Prajna Paramita, 2014), dan faktor intern (kurangnya minat, motivasi,
semangat) (Endri Dwi Astutik, 2013). Sedangkan penelitian ini juga
menghasilkan hasil yang sama mengenai kendala dalam peduli sosial yaitu
faktor diri mahasiswa sendiri, yaitu karakter dan sifat (pasif dan kurang bisa
bersosialisasi).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kendala ketika mahasiswa harus berhubungan
dengan masyarakat adalah tak jauh dari kepribadian mereka. Sifat dan karakter yang
dimiliki oleh mahasiswa tidaklah selalu sama, tingkat kesupelan, tingkat kesosialan
mempengaruhi proses pembentukan karakter mereka. Jika mahasiswa mempunyai
karakter pendiam, mereka akan sulit bersosial hingga pembentukan karakter sosial
akan berjalan lamban bahkan tidak tercapai.
Solusi untuk Mengatasi Kendala Penanaman Karakter Peduli Sosial
Solusi untuk mengatasi kendala penanaman karakter peduli sosial bagi
mahasiswa pada kegiatan pengabdian masyarakat di BEM FKIP UMS berkaitan
dengan kendala yang dihadapi. Berdasarkan beberapa informan dikatakan bahwa
solusi yang tepat adalah adanya pendekatan kepada mahasiswa satu dengan yang
lain untuk menghilangkan sifat pasif dalam berkegiatan. Secara perlahan
memang diperlukan bimbingan bagi mahasiswa tersebut. Kemudian solusi lain
adalah adanya pembekalan yang serius setiap ada kegiatan dan menghilangan
sifat senioritas dalam keorganisasian, terutama ketika kegiatan berlangsung.
Sifat senioritas ini akan menghambat segala hal, terutama kelancaran proses
kegiatan dan pencapaian karakter mahasiswa.
Berdasarkan penelitian relevan, terdapat relevansi dengan penelitian ini
berkaitan dengan kegiatan peduli sosial dan pembentukan karakter. Hasil yang
sama diperoleh berdasarkan penelitian Prajna Paramita, (2014) yang mengatakan
bahwa solusi mengatasi hambatan adalah memberikan arahan bagi anggota yang
lebih muda. Sama halnya dengan penelitian ini yang menghasilkan kesimpulan
bahwa solusi yang baik bagi mahasiswa yang mempunyai karakter yang kurang
bisa bersosial adalah adanya pengarahan dan pendekatan terhadap mahasiswa dan

8

mengajak mereka untuk bisa lebih baik dalam bersosialisasi. Sedangkan penelitian
Endri Dwi Astutik (2013) mengatakan bahwa solusi untuk masalah kurangnya
minat dan motivasi adalah dengan memberikan pengarahan, tanggungjawab dan
menumbuhkan sikap peduli sosial yang baik secara individu maupun kelompok
dalam setiap kegiatan, ini pun sama dengan penelitin ini yang menyimpulkan hal
yang sama yaitu untuk mengatasi mahasiswa yang mempunyai karakter yang
kurang bisa bersosialisai adalah adanya pengarahan dan pendekatan terhadap
mahasiswa dan mengajak mereka untuk bisa lebih baik dalam bersosialisasi.
Jadi kesimpulannya adalah berkaitan bagaimana mengatasi sifat mahasiswa
yang cenderung tertutup dan tidak mudah bergaul. Perlu adanya bimbingan dan
pendekatan antar mahasiswa atau bahkan dari pembina BEM. Sedikit penekanan
bagi mahasiswa yang pasif akan membuat mereka terdorong untuk sedikit
berubah menjadi lebih aktif atau lebih bisa bersosialisasi.

4. PENUTUP
Jenis-jenis kegiatan pengabdian masyarakat mahasiswa BEM FKIP UMS
berjalan dengan lancar. Masing-masing hari terisi dengan kegiatan-kegaitan
peduli sosial yang runtut seperti penanaman bibit, lomba, pasar murah, nobar,
pengajian akbar, dan pembagian sembako. Pelaksanaan kegiatan pengabdian
masyarakat ini bertujuan untuk pencapaian karakter bertindak santun, mau
terlibat dalam kegiatan masyarakat, mampu bekerjasama, dan peduli pada orang
lain. Faktor-faktor yang mendukung pada kegiatan penanaman karakter peduli sosial
bagi mahasiswa pada kegiatan pengabdian masyarakat di BEM FKIP UMS terdiri dari
faktor individunya sebagai faktor pendukung. Individu mahasiswa yang supel dan
suka bergaul akan menjadi mudah dalam bersosialisasi daripada mahasiswa lain yang
bersifat pasif, selain itu mahasiswa yang mudah bersosialisasi akan menjadi contoh
bagi mahasiswa lain. Faktor prestige juga menjadi faktor pendukung penanaman
karakter. Mahasiswa akan bersemangat untuk tampil karena mereka mempunyai
kelebihan terutama tingkat keintelekan mereka sebagai mahasiswa. Faktor-faktor yang
menghambat kegiatan penanaman karakter peduli sosial bagi mahasiswa pada

9

kegiatan pengabdian masyarakat di BEM FKIP UMS berasal dari individu yaitu bagi
mahasiswa yang kurang mampu bersosialisasi maka mereka akan sulit untuk
mencapai karakter peduli sosial mereka. Selain itu faktor teknis seperti pembekalan
yang kurang ketika kegiatan juga menjadi penghambat. Solusi untuk mengatasi
kendala penanaman karakter peduli sosial bagi mahasiswa pada kegiatan
pengabdian masyarakat di BEM FKIP UMS berkaitan dengan kendala yang
dihadapi yaitu sifat atau latar belakang mahasiswa dan teknis. Jadi
kesimpulannya adalah berkaitan bagaimana mengatasi sifat mahasiswa yang
cenderung tertutup dan tidka mudah bergaul. Perlu adanya bimbingan dan
pendekatan antar mahasiswa atau bahkan dari pembina BEM. Sedikit penekanan
bagi mahasiswa yang pasif akan membuat mereka terdorong untuk sedikit
berubah menjadi lebih aktif atau lebih bisa bersosialisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Astutik, Endri Dwi. 2013. Implementasi Pendidikan Karakter Kepedulian Sosial
Melalui Kegiatan Hisbul Wathan. Skripsi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah surakarta.
Darmiyati, Zuchdi. 2011. Pendidikan Karakter dalam Prespektif Teori dan Praktek.
Yogyakarta: UNY Press.
Elly M. Setiadi, dkk. 2012. Ilmu sosial dan Budaya Dasar . Jakarta: Kencana.
Hidayatullah, Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Paramita, Prajna. 2014. Implementasi Karakter Peduli Sosial pada Masyarakat Lereng
Merapi. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah surakarta.
Republik Indonesia. 2012. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang
Pendidikan Tinggi. Lembaran Negara RI Tahun 2012, Nomor 158. Kementrian
Sekretariat Negara RI. Jakarta.
Sifa, Layyinatus. 2015. Implementasi Karakter Bersahabat dan Peduli sosial pada
Siswa SMP. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah surakarta.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D . Bandung:
Alfabeta.

10