Pembinaan Nilai Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Teater Di Smk Nusantara Tangerang

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Harmellawati NIM 109018200022

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H

/

2013


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i

Nusantara

Penelitian dengan judul “Pembinaan Nilai Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Teater di SMK Nusantara Tangerang”. Skripsi program studi Manajemen Pendidikan,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Nusantara Tangerang pada bulan April sampai bulan Agustus 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk menggambarkan suatu kegiatan atau keadaan tertentu yang terlebih dahulu menganalisis data-data dan kejadiannya dalam bentuk tulisan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Untuk wawancara sebanyak 9 responden dan semua aspek yang berkaitan dengan pembinaan nilai karakter kegiatan ekstrakurikuler teater yang menjadi bahan dokumentasi peneliti. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa pembinaan nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara Tangerang cukup berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang mengatakan bahwa dilakukannya latihan rutin pada hari Sabtu dan dibentukknya nilai karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater, yaitu religius, jujur, kreatif, disiplin, percaya diri, mandiri, tanggung jawab dan kebersamaan.

Kata Kunci: Nilai Karakter, Ekstrakurikuler Teater


(7)

ii

Research by title "Development of Character value through Theater Extracurricular Activities at SMK Nusantara".This Thesis is course of education management, Faculty of Tarbiyah and Teaching Islamic State of University Jakarta. This Research aims to determine the value of the character in theater extracurricular activities at SMK Nusantara. This research was conducted in SMK Nusantara (April to August 2013). The method used is qualitative, which is a method that aims to describe a particular activity or situation to first analyze the data and its occurrence in writing.The Sampling was done by using the technique of interview, observation and documentation. Interview as many as 12 respondents and all aspects relating to the development of character values Theatre extracurricular activities was become a object researcher. Based on the research that has been done can be concluded that Development of charactervalue throughTheater extracurricular activities at SMK Nusantarahas gone well.It can be seen from the results of the interview which say that doing regular exercise on Saturday and develop character values in theater extracurricular activities is religious, honest, creative, discipline, self-confidence, independence, responsibility and togetherness.


(8)

iii

Bismillahirrahmanirrahim, segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan nikmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada jurusan Manajemen Pendidikan.

Dalam hal ini penulis mengangkat judul yaitu “PEMBINAAN NILAI

KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TEATER DI SMK NUSANTARA TANGERANG”

Terima kasih dan syukur penulis ucapkan atas segala dukungan dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis dari berbagai pihak sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dukungan dan motivasi dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam melalui hambatan selama proses penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’I, M.A., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd, selaku Kepala Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Mu’arif SAM, M. Pd, selaku Dosen MP yang telah meluangkan waktu dalam berkonsultasi dan memberikan banyak masukan selama saya kuliah. 4. Pembimbing I Bapak Prof. Dr. Armai Arief, MA, dan Pembimbing II Ibu Rosida

Erowati, M. Hum, yang dengan penuh kesabaran dan kasih sayang memberikan waktu luang untuk memberikan bimbingan, arahan, nasihat dan ilmu untuk penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga


(9)

iv dalam sidang munaqosah.

6. Seluruh Dosen beserta jajaran staf karyawan Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah memberikan saya begitu banyak ilmu pengetahuan selama saya kuliah.

7. Bapak Drs. Hudlori Ma’arif, M.Pd, selaku Kepala SMK Nusantara yang telah memberikan izin untuk penelitian di SMK Nusantara.

8. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mengizinkan saya mencari sumber referensi dalam mengerjakan skripsi.

9. Orang tua dan keluargaku khususnya Ibunda tercinta Sri Suryati dan Ayah tercinta Abdul Kohar yang telah banyak memberikan dukungan moril dan materil dan tak henti-henti memanjatkan do’a kepada-Nya untuk puteri tersayang. Juga teruntuk kakakku Desse Harviyanti dan adikku Reva Harseptiani yang tak henti memberikan memotivasi hingga skripsi ini terselesaikan.

10.Faris Bimantara, yang tak hentinya memotivasi, memberikan nasihat, saran, kritik, memberikan kasih dan sayang serta menghibur dikala penulis merasa jenuh sampai skripsi ini selesai.

11.Keluarga Besar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Syahid UIN Jakarta, teman-teman Forum UKM UIN Jakarta dan Bambang Prihadi selaku sutradara yang membantu penulis untuk mengetahui lebih dalam mengenai teater.

12.Sahabat dan teman-teman seperjuangan MP A 2009 Genk Keceh, Rempong, Bacok, Silet dan genk jama’ah, yaitu Silvi, Ocy, Riong, Vina, Tami, Yayu, Omah, Iput, Ika, Yuli, Dea, Lilis, Nisa, Fika, Lulu, Tines, Harni, Sri, Anis, Kahvi, Daus, Ari, Kikin, Rady, Herda, Leo, Januar, Fajar, Ruslan, MP B Yona, Deblo, Dinda, Helmi, Aan, Ardy, Azi, Mimi serta semua teman yang tidak bisa


(10)

v

Anul, Amel, Nova, Dewi dan Surur yang bersedia menjadi tempat berbagi dan tak

pernah bosan memberikan semangat, do’a serta cinta.

14.Seluruh pihak di sekolah SMK Nusantara khususnya Pembina dan siswa/i kegiatan ekstrakurikuler teater SMK Nusantara yang membantu proses kegiatan dan berjalannya penelitian.

15.Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Terakhir, dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Maka, untuk semua saran dan kritik yang bersifat membangun, sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa mendatang, serta besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb

Jakarta, 30 Oktober 2013


(11)

vi

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Pembinaan ... 6

1. Pengertian Pembinaan ... 7

B. Nilai Karakter ... 8

1. Pengertian Karakter ... 8

2. Nilai-Nilai Karakter ... 11

3. Tahap Pengembangan Karakter ... 16

C. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 18

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ... 18

2. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler... 19

3. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler ... 22

4. Prinsip-Prinsip Program Ekstrakurikuler... 23

5. Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler... 24

D. Teater ... 26

1. Pengertian Teater ... 26

2. Drama ... 28


(12)

vii

D. Data dan Sumber Data ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 35

F. Kisi-Kisi Instrument Penelitian ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian ... 39

1. Sejarah Singkat SMK Nusantara ... 39

2. Visi, Misi dan Strategi SMK Nusantara ... 41

3. Tujuan Sekolah SMK Nusantara ... 42

4. Guru yang terlibat dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Teater.. 44

5. Guru dan Tenaga Kependidikan ... 45

6. Jumlah Siswa SMK Nusantara ... 48

7. Sarana dan Prasarana SMK Nusantara ... 49

8. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 50

B. Paparan dan Analisis Data ... 51

1. Nilai Karakter Kegiatan Ekstrakurikuler Teater ... 51

2. Analisis Hasil Wawancara, Observasi dan Dokumentasi ... 57

3. Hasil Temuan Penelitian ... 60

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73

LAMPIRAN


(13)

viii

Tabel 4.1 Guru yang terlibat dalam Kegiatan Ekstrakurikuler ... 45

Tabel 4.2 Guru dan Tenaga Kependidikan ... 45

Table 4.3 Jumlah Siswa SMK Nusantara ... 48


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam proses pendidikan manusia memperoleh bimbingan, pengalaman, pengertian, serta pandangan yang menyebabkan seorang berfikir lebih maju. Pemberian bimbingan, kecakapan dan pengetahuan kepada siswa yang merupakan proses belajar mengajar itu dilakukan oleh guru di sekolah dengan mnggunakan metode tertentu. Penggunaan metode yang tepat diharapkan dapat meningkatkan kualitas atas mutu pendidikan.

Pendidikan membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya terhadap potensi yang dimiliki dan menjadi pribadi yang berkarakter, baik bagi lingkungan keluarga dan masyarakat. Karakteristik terdapat pada diri seseorang yang tergolong dalam nilai karakter.

Nilai karakter merupakan sifat kepribadian yang khas pada tiap individu dan tampak dalam kehidupan sehari-hari dalam bersikap. Nilai karakter yaitu mandiri, kreatif, jujur disiplin, kerja keras dan masih banyak lagi yang dapat membedakan seseorang dengan orang lain, karena karakter yang dimiliki seseorang belum tentu sama dengan karakter yang dimiliki orang lain. Karakter dapat terbentuk sejak lahir maupun dengan melalui proses sejak ia sudah mengenal lingkungan, misalnya lingkungan keluarga.

Sifat maupun ciri khas seseorang dapat dibentuk dan dibina melalui sekolah. Dalam pembinaan siswa di sekolah, banyak tempat atau wadah sebagai program yang dijalankan demi menunjang proses pendidikan yang


(15)

menampung peserta didik dan dibina agar mereka dapat memiliki kemampuan, kecerdasan dan keterampilan. Salah satu wadah pembinaan siswa yaitu kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian kegiatan dari pendidikan yang mempunyai tujuan atau sasaran yang akan dicapai. Kegiatan ekstrakurikuler yang beragam tersebut dibutuhkan untuk membantu mengembangkan kreatifitas, menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman yang didapat dari kegiatan ekskul khususnya teater, serta mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya.

Misalnya, seorang siswa akan mendapatkan nilai maupun prestasi yang baik apabila minat dalam belajarnya tinggi. Dengan adanya minat yang besar siswa akan mudah memperoleh ilmu yang diberikan guru, karena dengan minat tersebut ia merasa senang mengerjakan sesuatu atau ilmu yang diberikan guru, karena dengan minat tersebut ia merasa senang mengerjakan apa yang diperintahkan dan latihan-latihan yang diberikan guru. Apabila mereka tidak mempunyai minat untuk belajar, maka ia tidak akan bisa mendapatkan semangat, menangkap dan memahami pelajaran tersebut.

Kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya membutuhkan peran aktif antara kepala sekolah, guru,pembina atau pembimbing, dana dan fasilitas saja, akan tetapi juga keinginan atau minat siswa. Jika siswa kurang berperan aktif atau kurang berminat dalam kegiatan ekstrakurikuler, maka kegiatan tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Karena kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap siswa, seperti di lingkungan sekolah, maupun interaksi antara guru dengan siswa saat belajar di dalam kelas. Maka demikian, siswa sendirilah yang sangat berpengaruh dalam kegiatan ekstrakurikuler dan perlu adanya pembinaan dalam mengetahui nilai karakter apa saja yang terdapat di dalamnya.

Karena terlihat berbeda siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, terlihat dari keaktifan siswa itu sendiri dalam berorganisasi, dalam menerima pelajaran di sekolah, lebih disiplin, mentaati tata tertib, kemampuan sosialisasi dengan


(16)

teman-temannya, guru-guru terutama dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dan masyarakat.

Bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang terdapat di sekolah adalah : Teater, Kepramukaan, Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA), Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Jurnalistik, Band, Tari Saman, Dance, Marawis, Rohis, Taekwondo dan lain lain. Peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dapat mempengaruhi lingkungan yang dapat diwujudkan dalam sikap dan perilakunya sehari-hari serta dapat membangun nilai karakter dan kepribadiannya. Salah satunya yaitu membangun kreatifitas. Dalam pembahasan penelitian ini, akan membahas keterkaitan pembinaan karakter dalam ekstrakulikuler teater.

Teater adalah bentuk kegiatan yang dapat membentuk kepribadian seperti disiplin, mandiri, bertanggung jawab, rasa ingin tahu, kreatif, kebersamaan (solidaritas), kerja keras dan sportivitas. Di dalam teater, seseorang dapat dibina terbentuk karakter dengan sendirinya, bukan dengan apa yang dikatakan, namun dengan apa yang dilihat. Teater merupakan kegiatan yang dapat menciptakan kebersamaan kemudian menjaganya serta membangun imajinasinya seluas mungkin. Sehingga nilai karakter sebagian besar terdapat pada kegiatan ekstrakurikuler teater.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui adanya keterkaitan pembinaan nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler khususnya teater. Karena karakter peserta didik dapat dibentuk melalui proses pembelajaran formal dan informal di sekolah (ekstrakurikuler), dengan tujuan untuk membangun karakter sehingga peserta didik tidak hanya diajarkan materi sekolah saja, akan tetapi dengan melalui ekstrakurikuler itu sendiri agar peserta didik mampu secara aktif dalam pembelajaran ekstrakurikuler itu sendiri.

Sekolah beserta jajarannya seperti kepala sekolah dan guru juga mempunyai peran penting dalam merangsang dan membina siswanya dalam mengikuti kegiatan yang bermanfaat seperti kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan tambahan (ekstrakurikuler), dengan menyediakan fasilitas,


(17)

lingkungan, dana, pembina, dan menyediakan ekstrakurikuler yang bervariasi agar siswa tidak jenuh dan dapat sesuka hati memilih kegiatan ekstrakurikuler mana yang sesuai dengan minatnya.

Kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara Tangerang masih belum optimal pada pembinaan kegiatan esktrakurikuler teater, yaitu dapat dilihat pada pihak sekolah yang kurang memberikan perhatian dan bimbingan pada peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler khususnya teater.

Masih terdapat siswa yang tidak percaya diri seperti ketika sedang presentasi di dalam kelas. Selain itu kurangnya disiplin dan kerjasama dalam berbagai hal, yaitu seperti masih terdapat siswa yang datang terlambat dan masih menyendiri kurang adanya komunikasi dalam bekerjasama. Sehingga tidak sedikit siswa yang berminat untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater agar siswa tersebut mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, dapat disiplin dan dapat bekerjasama dengan baik dalam arti yang positif.

Berdasarkan pada pemikiran tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Pembinaan Nilai Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Teater di SMK Nusantara Tangerang”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah yang dikemukakan penulis sebagai berikut:

1. Belum optimalnya pembinaan pada ekstrakurikuler teater. 2. Belum tumbuhnya rasa percaya diri pada siswa.

3. Kurangnya disiplin dan kerjasama pada siswa.

C. Pembatasan Masalah

Untuk terarahnya penelitian ini, maka penulis membatasi masalah kepada :

Pembinaan ekstrakurikuler teater untuk membentuk nilai karakter yang positif: jujur, bertanggung jawab, mandiri, kreatif dan aktif di SMK Nusantara Tangerang.


(18)

D. Perumusan Penelitian

Berdasarkan masalah di atas maka perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana pembinaan nilai karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara Tangerang?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pembinaan nilai-nilai karakter kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara.

2. Untuk mengembangkan wawasan tentang dunia pendidikan dan kemajuan peserta didik terutama tentang kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara

3. Untuk mengetahui lebih jelas gambaran pembinaan kepada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan atau wawasan tentang pendidikan khususnya yang terkait dengan penelitian tentang kegiatan ekstrakurikuler Teater di SMK Nusantara.

2. Manfaat bagi Sekolah SMK Nusantara adalah mengetahui lebih jelas tentang pembinaan kegiatan ekstrakurikuler Teater di sekolah, apakah berkembang dengan adanya ekstrakurikuler Teater tersebut.

3. Sebagai bahan pengetahuan bagi pembaca.

4. Memberikan gambaran kepada siswa untuk mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia yang seutuhnya.

5. Meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan khususnya psikomotor.


(19)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembinaan

1. Pengertian Pembinaan

Pembinaan berasal dari kata dasar “bina”, yang berarti membangun,

mendirikan sesuatu supaya lebih baik. Pembinaan yaitu proses, cara, perbuatan membina, pembaruan, penyempurnaan, usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efesien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.1

Pembinaan dilakukan untuk ke arah yang lebih baik lagi agar terjadi suatu peningkatan dalam bekerja. Pembinaan diharapkan dapat membantu seseorang memecahkan masalah dan kesulitan yang mungkin akan dihadapi di dalam menggunakan cara-cara baru untuk melaksanakan

1

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 193.


(20)

tugasnya agar berjalan dengan efektif dan efesien untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Membina disiplin peserta didik harus mempertimbangkan berbagai situasi, dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, disarankan kepada guru untuk melakukan hal-hal sebagai berikut. a. Memulai seluruh kegiatan dengan disiplin waktu, dan patuh/taat

aturan.

b. Mempelajari pengalaman peserta didik di sekolah melalui kartu catatan kumulatif.

c. Mempelajari nama-nama peserta didik secara langsung, misalnya melalui daftar hadir di kelas.

d. Mempertimbangkan lingkungan pembelajaran dan lingkungan peserta didik.

e. Memberikan tugas yang jelas, dapat dipahami, sederhana dan tidak bertele-tele.

f. Menyiapkan kegiatan sehari-hari agar apa yang dilakukan dalam pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, tidak terjadi banyak penyimpangan.

g. Bergairah dan semangat dalam melakukan pembelajaran, agar dijadikan teladan oleh peserta didik.

h. Berbuat sesuatu yang berbeda dan bervariasi, jangan monoton, sehingga membantu disiplin dan gairah belajar peserta didik.

i. Menyesuaikan argumentasi dengan kemampuan peserta didik, jangan memaksakan peserta didik sesuai dengan pemahaman guru, atau mengukur peserta didik dari kemampuan gurunya.


(21)

j. Membuat peraturan yang jelas dan tegas agar bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik dan lingkungannya.2

B. Nilai Karakter

1. Pengertian Karakter

Menurut Jack Corley dan Thomas Philip karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam bertindak. Maksudnya karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berprilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga,masyarakt,bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusannya. 3

Selain itu, karakter menurut Helen G Douglas dikatakan bahwa karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi tinndakan. Sehingga karakter dapat dipahami sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa,diri sendiri,sesama manusia,lingkungan dan kebangsaan yang.terwujud dalam pikiran ,sikap, perasaan,perkataan dan perbuatan berdasarkan norma agama,hukum,tata krama,budaya,adat istiadat dan estetika.4

Karakter adalah “watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada

2

Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT Bumi Aksara), cet 2, hal.173. 3

Muchlas, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), Cet. 1, hal. 42.

4 Ibid , h. 41.


(22)

orang lain”. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter

masyarakat dan karakter bangsa5

“Karakter seseorang akan dipengaruhi oleh gen (keturunan). Namun, gen hanya salah satu factor pembentuk karakter, karena itu karakter bisa dibentuk sejak anak lahir. Dalam hal ini orang tualah yang memiliki peluang paling besar dalam pembentukan karakter anak”.6 Karakter menurut kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Karakter juga bisa diartikan tabiat, yaitu perangkai atau perbuatan yang selalu dilakukan atau kebiasaan. Karakter yang diartikan watak, yaitu sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku atau kepribadian.7

Dalam mendiskusikan kepribadian manusia, Freud berpandangan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk biologis. Sebelum ada yang lain seperti misalnya pergaulan social, akal sehat, tingkah laku, adat istiadat, moralitas dan lain-lain. Dalam teaori Freud, kehidupan psikis berakar pada kehidupan biologis. Oleh karena itu, penggerak kehidupan psikis (kepribadian) tidak lain dari pada upaya untuk memenuhi hasrat-hasrat biologis dalam kehidupan manusia di dunia.8

“Kepribadian adalah totalitas kejiwaan seseorang yang menampilkan sisi yang didapat dari keturunan (orang tua dan leluhur) dan sisi yang didapat dari pendidikan, pengalaman hidup, dan lingkunganya”.9 Kepribadian menunjukkan siapa diri kita yang sebenarnya dan menunjukkan pribadi kita yang sesungguhnya”.

5

Yusuf, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 1, h. 32.

6

Howard, Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 2.

7

Sulhan, Karakter Guru Masa Depan, (Surabaya: PT Jepe Press Media Utama, 2011), Cet. 1, h. 201.

8

Arief, Dinamika Kepribadian, (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), Cet. 1, h. 1. 9

Sudarsono, Character Building Membentuk Watak, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2002), Cet. 1, hal. 49.


(23)

Menurut Hamka, “Kepribadian adalah tingkah laku atau perangai sebagai hasil dari pendidikan dan pengajaran”. Jadi kepribadian adalah hasil

bentukan dan berhubungan erat dengan milieu (lingkungan)”.10

Sebagian akar psikologi kepribadian bisa ditelusuri ke teater. Menurut

Allport, “Aktor-aktor Romawi dan Yunani kuno menggunakan topeng untuk menekankan bahwa mereka sedang memainkan karakter yang berbeda dengan diri mereka sendiri. Ini menekanakn adanya kekaguman terhadap hakikat sebenarnya dari individu”.11

a. Karakter yang Dikembangkan:

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini:

1) Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya.

2) Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni.

3) Budaya: sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antara anggota masyarakat itu.

4) Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh

10

Hamka, Pendidikan Karakter Berpusat Pada Hati, (Jakarta: Al-Mawardi prima, 2011), Cet. 1, h. 50.

11

Friedman, Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 11.


(24)

berbagai satuan pndidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia.12

2. Nilai-nilai Karakter

Table 1.1

Nilai-Nilai Karakter

NILAI/

KARAKTER DESKRIPSI

1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh

dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada

upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.

3. Toleransi Sikap dan tindakan pada upaya

12

Yusuf, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 33.


(25)

saling menghargai.

4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan

perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya

sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu

untuk menghasilkan cara lain dalam hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak

mudah tergantung pada orang lain.

8. Demokratis Cara berpikir, bersikap dan

bertindak yang menilai sama hak dan kewajibandirinya dengan orang lain

9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya dilihat dan didengar.


(26)

10. Semangat kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya.

11.Cinta Tanah Air Cara berfikir,bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial,budaya,ekonomi dan politik bangsa.

12. Menghargai prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13.Bersahabat/komunikatif Tindakan yang memperlihatkan cara

senang berbicara,

bergaul,bekerjasama dengan orang lain

14. Cinta damai Sikap,perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran


(27)

dirinya.

15. Gemar membaca Kebiasaaan menyediakan waktu

untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17. Peduli social Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang mebutuhkan. 18. Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia

lakukan, terhadap dirinya

sendiri,masyarakat,lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.13

13Ibid,


(28)

Beberapa prinsip pendidikan karakter yang harus dipahami oleh peserta didik sebagai berikut, Pertama “karaktermu ditentukan oleh apa yang kamu lakukan, bukan apa yang kamu katakan atau yang kamu yakini”. Prinsip ini memberikan verifikasi konkrit tentang karakter seseorang individu dengan memberikan prioritas pada unsur psikomotorik yang menggerakkan seseorang untuk bertindak. Pemahaman, pengertian, keyakinan akan nilai secara obyektif oleh seorang individu akan membantu mengarahkan individu tersebut pada sebuah keputusan berupa tindakan. Namun verifikasi nyata sebuah perilaku berkarakter hanya bisa dilihat dari fenomena luar berupa perilaku dan tindakan . Jadi, perilaku berkarakter itu ditentukan oleh perbuatan, bukan melalui kata-kata seseorang.14

Kedua, “sikap dan keputusan yang kamu ambil menentukan akan

menjadi orang macam apa dirimu”. Individu mengukuhkan karakter pribadi melalui setiap keputusan yang diambilnya. Hanya dari keputusannya inilah seorang individu mendefinisikan karakternya sendiri. Oleh karena itu karakter seseorang itu bersifat dinamis, ia bukanlah kristalisasi pengalaman masa lalu, melainkan kesediaan setiap individu untuk terbuka dan melatihkan kebebasannya itu dalam membentuk jenis manusia macam apa dirinya melalui keputusan-keputusan dalam hidupnya. Untuk inilah setiap kebutusan menjadi semacam jalinan yang membingkai, membentuk jenis manusia macam apa yang diinginkannya.15

Ketiga, “karakter yang baik mengandalkan bahwa hal yang baik itu

dilakukan dengan cara-cara yang baik. Bahkan seandainya pun kamu harus

membayarnya secara mahal, sebab mengandung resiko”. Pribadi yang berproses membentuk dirinya menjadi manusia yang baik, juga akan memilih cara-cara yang baik bagi dirinya. Setiap manusia mesti menganggap bahwa

14

Syarbini, Pendidikan Karakter, (Jakarta: Prima Pustaka), h. 13. 15Ibid


(29)

manusia itu bernilai di dalam dirinya sendiri, karena itu tidak pernah boleh ia diperalat dan dipergunakan sebagai sarana bagi tujuan-tujuan tertentu.16

3. Tahap Pengembangan Karakter

Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing),

pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit). Karakter tidak terbatas pada pengetahuan saja. Seseorang yang memiliki pengetahuan kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya, jika tidak terlatih (menjadi kebiasaan) untuk melakukan kebaikan tersebut. Karakter juga menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri. Dengan demikian diperlukan tiga komponen karakter yang baik (components of good character), yaitu pengetahuan tentang moral (moral feling), dan perbuatan bermoral (moral action). Hal ini diperlukan agar peserta didik dan atau warga sekolah lain yang terlibat dalam sistem pendidikan tersebut sekaligus dapat memahami, merasakan, menghayati, dan mengamalkan (mengerjakan) nilai-nilai kebajikan (moral).17

Pengembangan karakter dapat dilihat dari metode pembelajaran karakter berbasis seni. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Zuchdi,

bahwa “Inkulkasi nilai dalam pendidikan karakter berbasis seni dapat dilakukan dengan menginventarisasi nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam berkesenian, baik substansi seninya maupun proses kegiatannya”.18

Dalam kegiatan seni terdapat peran yang dimainkan. Seorang pemeran harus mampu menghayati peran yang dimainkannya. Melalui peran, peserta didik berinteraksi dengan orang lain yang juga membawakan peran tertentu

16Ibid

17Ibid 18

Suyanto, Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan Praktik, (Jogyakarta: UNY Press, 2011), cet 1, hal. 266.


(30)

sesuai dengan tema yang dipilih. Dalam hal ini, setiap pemeran dapat melatih sikap empati, simpati, rasa benci, marah, senang dan peran-peran lainnya.19

Menurut Rendra, “Peran ialah gambaran orang. Semakin utuh

gambaran orang itu, akan semakin hidup ia kelihatan. Bagaimana gambar pikirannya, perasaannya, wataknya, keadaan dan sifat jasmaninya, bagaimana kedudukannya dalam masyarakat dan

lain-lain”.20

Melalui bermain peran dalam pendidikan karakter, diharapkan para peserta didik dapat (1) mengeksplorasi perasaan-perasaannya. (2) memperoleh wawasan tentang sikap, nilai dan persepsinya, (3) mngembangkan keterampilan dan siakp dalam memecahkan masalah yang dihadapi, (4) mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui berbagai cara.21

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembinaan karakter:22 1. Guru

2. Selebriti/artis 3. Pejabat

4. Tokoh Masyarakat 5. Teman Sejawat 6. Kedua Orang Tua 7. Media Cetak 8. Media Elektronik

19

Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT. Bumi Aksara), Cet 1,h. 181 20

Rendra, Seni Drama untuk Remaja, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1993), Cet. 1, h. 101. 21Ibid

, h. 181. 22

Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional,


(31)

C. Kegiatan Ekstrakurikuler

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut Oemar Hamalik “kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan

pendidikan diluar ketentuan kurikulum yang berlaku, akan tetapi bersifat paedagogis dan menunjang pendidikan dalam menunjang ketercapaian

tujuan sekolah”.23

Menurut Muhaimin kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.24

Ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam dan di luar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta morma-norma sosial, baik lokal, nasional, maupun global untuk membntuk insan yang paripurna. Dengan kata lain ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar jam pelajaran yang ditujukan untuk membantu perkembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, poensi, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.25

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan yang

23

Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), h.181.

24

Muhaimin, dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah & Madrasah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2008), h. 74.

25

Aqib, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung: Yrama Widya, 2011), Cet. 1, h. 14.


(32)

dilaksanakan di luar jam pelajaran dengan maksud mengisi waktu senggang yang bertujuan agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan siswa serta mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang ada pada dirinya melalui jenis-jenis kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

Bakat merupakan kecakapan potensial yang bersifat khusus, yaitu khusus dalam sesuatu bidang atau kemampuan tertentu dan merupakan suatu kapasitas atau potensi yang belum dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar yang berkenaan dengan kemungkinan menguasai sesuatu pola tingkah laku dalam aspek kehidupan tertentu.26

Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan belajar yang waktunya di luar jam pelajaran yang telah di tetapkan dalam susunan program pelajaran. Kegiatan ini biasanya berupa kegiatan pembinaan yang berkaitan dengan program kurikuler, memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi yang bertujuan memantapkan pembentukkan kepribadian, yang dimaksudkan untuk mengembangkan bakat siswa yang diminati oleh sekelompok siswa diluar jam pelajaran biasa.

2. Tujuan kegiatan Ekstrakurikuler

Seperti yang telah disebutkan dalam pengertian ekstrakurikuler diatas, bahwa kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah pembinaan dan pelatihan bagi siswa yang terdapat dalam diri siswa sebagai penambahan pengetahuan dan pengalaman mereka. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat pendidikan Menengah Kejuruan yang dikutip oleh B. Suryo Subroto adalah:

26

Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), Cet. 1, h. 101.


(33)

a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif dan psikomotor.

b. Mengembangkan minat dan bakat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

c. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.27

Tujuan kegiatan ekstrakurikuker sesuai dengan tujuan yang tercantum dalam Permendiknas No. 39 Tahun 2008, yaitu sebagai berikut:

1. Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas.

2. Memantapkan kepribadian peserta didik untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan.

3. Mengaktualisasikan potensi peserta didik dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat.28

Dari tujuan yang telah dikemukakan diatas bahwa ekstrakurikuler bertujuan untuk memperluas, meningkatkan dan memantapkan pengetahuan siswa, membina dan mengembangkan bakat, minat dan keterampilan dalam rangka mengisi waktu senggang mereka serta dalam upaya pembentukkan pribadi dan mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, serta melengkapi upaya pembentukkan manusia Indonesia seutuhnya.

27

Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), h. 287-288.

28

Aqib, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung: Yrama Widya), Cet 1, h. 15.


(34)

Dari tujuan yang telah dikemukakan di atas bahwa ekstrakurikuler bertujuan untuk memperluas, meningkatkan dan memantapkan pengetahuan siswa, membina dan mengembangkan bakat, minat dan keterampilan dalam rangka mengisi waktu senggang mereka serta dalam upaya pembentukkan pribadi dan mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, serta melengkapi upaya pembentukkan manusia Indonesia seutuhnya.

Selain itu tujuan kegiatan ekstrakurikuler juga untuk membiasakan siswa melakukan kesibukan-kesibukan yang positif dengan mengisi waktu-waktu luang setelah pulang sekolah atau pada waktu libur sekolah. Disini siswa tidak akan ada waktu luang untuk mengisi hal-hal yang tidak bermanfaat seperti : tawuran antar pelajar, kumpul-kumpul untuk hal yang tida jelas (minum-minuman, merokok) dan lain sebagainya.

Dengan demikian kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah merupakan kegiatan preventif atau pencegahan terjadinya hal-hal negatif yang dilakukan oleh siswa. Kegiatan ekstrakurikuler sangat penting bagi siswa. Siswa akan memiliki rasa tanggung jawab dan dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum dapat dikemukakan bahwa tujuan ekstrakurikuler adalah untuk membina dan melatih siswa dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan untuk mengisi waktu senggang sehingga mereka dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka sendiri.


(35)

3. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

Dalam pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:

a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.

b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.

c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.

d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.29

Fungsi dan makna kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan akan terwujud, manakala pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan sebaik-baiknya khususnya pengaturan siswa, peningkatan disiplin siswa dan semua petugas. Biasanya mengatur siswa di luar jam-jam pelajaran lebih sulit dari mengatur mereka dalam kelas. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler melibatkan banyak pihak, memerlukan peningkatan kerja administrasi yang lebih tinggi.

29

Aqib, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung: 2011, Yrama Widya), Cet. 1, h. 14.


(36)

4. Prinsip-prinsip Program Ekstrakurikuler

Agar pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler mencapai hasil baik dalam mendukung kegiatan kurikuler maupun dalam upaya menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai kepribadian, maka perlu diusahakan adanya informasi yang jelas mengenai prinsip kegiatan ekstrakurikuler. Dan dengan berpedoman kepada tujuan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dapat ditetapkan prinsip-prinsip program ekstrakurikuler sebagai berikut:

a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat, minat peserta didik masing-masing.

b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.

c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.

d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai dan menggembirakan peserta didik.

e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil. f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang

dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.30

Prinsip-prinsip umum:

a. Semua murid, guru dan personil administrasi hendak ikut serta dalam usaha meningkatkan program.

b. Kerjasama dalam tim adalah fundamental.

30

Panduan Penyusunan KTSP Lengkap (Kurikulum Tingkat pendidikan) SD, SMP dan SMA, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2007), h. 213.


(37)

c. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan sejauh mungkin.

d. Prosesnya adalah lebih penting dari pada hasilnya.

e. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah. f. Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang sehingga

dapat memenuhi kebutuhan minat semua murid.31

5. Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler

Secara umum kegiatan ekstrakurikuler bermanfaat bagi siswa, guru, dan sekolah. Karena selain untuk menambah pengetahuan, wawasan, menyalurkan bakat dan minat siswa juga untuk popularitas sekolah sehingga menambah kualitas pendidikan dan proses belajar mengajar di sekolah tersebut. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuannya di berbagai bidang di luar aspek akademik. Meskipun ada juga kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan langsung dengan sisi akademik siswa. Manfaat kegiatan ini untuk wadah penyaluran hobi, minta dan bakat para siswa secara positif yang dapat mengasah kemampuannya, daya kreatifitas, jiwa sportifitas dan meningkatkan rasa percaya diri.

Manfaat yang terdapat dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah mancapai sebuah nilai sosial, nilai moral, maupun nilai-nilai lainnya.

Secara garis besar manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler, antara lain:

1. Memenuhi kebutuhan kelompok. 2. Menyalurkan minat dan bakat.

31

Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, (Bandung: Angkasa, 1983), Cet. 3, h. 70


(38)

3. Memberikan pengalaman eksplotorik.

4. Mengembangkan dan mendorong motivasi terhadap mata pelajaran. 5. Mengikat para siswa di sekolah.

6. Mengembangkan loyalitas terhadap sekolah. 7. Mengintegrasikan loyalitas terhadap sekolah. 8. Mengembangkan sifat-sifat tertentu.

9. Menyediakan kesempatan pemberian bimbingan dan layanan secara informal.

10.Mengembangkan citra masyarakat terhadap sekolah.32

Membangun citra terhadap sekolah tergantung dari warga sekolah. Salah satunya adalah siswa dalam menjaga dan menciptakan citra yang baik, sikap, perilaku dan prestasi yang diraih merupakan ukuran dalam menciptakan citra yang baik. Pendapat lain dikemukakan oleh Oteng Sutisna tentang hasil-hasil yang dapat dirasakan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti:

Hasil-hasil individu:

a. Siswa dapat menggunakan waktu senggangnya dengan kontruktif. b. Mengembangkan kepribadian.

c. Memperkaya kepribadian.

d. Mencapai realisasi diri untuk maksud-maksud baik. e. Mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab.

f. Belajar memimpin dan turut aktif dalam pertemuan-pertemuan. g. Menyediakan waktu bagi penilaian diri.33

Hasil-hasil Sosial:

32

Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Rosdakarya, 2004), h. 182.

33

Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, (Bandung: Angkasa, 1983), Cet. 3, h. 69.


(39)

a. Memberikan rekreasi mental dan fisik yang sehat.

b. Memberikan pengalaman dalam bekerja dengan orang lain. c. Mengembangkan tanggung jawab kelompok yang demokratis. d. Belajar mempraktekkan hubungan manusia yang baik.

e. Memahami proses kelompok.

f. Memupuk hubungan murid-guru yang baik.

g. Menyediakan kesempatan bagi partisipasi murid-guru. h. Meningkatkan hubungan-hubungan social.34

D. Teater

1. Pengertian Teater

Teater berasal dari bahasa Yunani, yaitu Theatron. Yang

diturunkannya dari kata theaomai, yang mempunyai arti ta’jub melihat atau memandang. Sedangkan dalam arti luas, teater adalah segala macam jenis tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak.35

Teater secara luas dapat diartikan sebagai segala jenis pertunjukkan yang ditampilkan di depan penonton dan secara terbatas dapat diartikan sebagai drama, yaitu penuturan hidup dan kehidupan manusia yang ditampilkan diatas pentas.36

Teater bisa juga diartikan mencakup gedung, pekerja (pemain fan kru panggung), sekaligus kegiatannya (isi pentas-peristiwanya). Sementara itu, ada juga yang mengartikan teater sebagai semua jenis dan bentuk tontonan (seni pertunjukkan tradisional-rakyat-kontemporer), baik di panggung tertutup maupun di arena terbuka. Jika peristiwa tontonan mencakup “Tiga Kekuatan” (pekerja-tempat-penikmat), atau ada “Tiga Unsur” (bersama-saat-tempat) maka peristiwa itu adalah teater.37

34

Sutisna, op.cit, h. 69. 35

Asmara, Apresiasi Drama, (Yogyakarta: Nur Cahaya, 1979), h. 11. 36

Hermawan, Teater yang Hidup, (Bandung: Etnoteater Publisher, 2008), h. 27. 37


(40)

Cohen (1983) menyebutkan bahwa teater adalah “wadah kerja artistic

dengan actor menghidupkan tokoh, tidak direkam tetapi langsung dari

naskah”.38

Teater adalah suatu kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai alat atau media utama untuk menyatakan rasa dan karsanya, mewujud dalam suatu karya (seni).39 Teater istilah lain dari

drama. Drama lebih merupakan „penciptaan kembali’ realitas kehidupan. Aristoteles menyebutnya „peniruan gerak’ dengan memanfaatkan unsur -unsur aktivitas yang nyata.40

Teater adalah sekelompok orang-orang yang ingin mengasah dirinya di atas panggung dalam peran dan mempertunjukkan dirinya yang sebenarnya. Di dalam teater dapat membentuk karakter yang kuat karena di dalam sekelompok teater tersebut bersama-sama membangun rasa cipta dalam satu tujuan. Di dalam berteater banyak manfaat yang didapat salah satunya yaitu menjadikan pribadi yang kreatif.

Kreativitas adalah kemampuan: a) untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur yang ada, b) berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kualitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban, c) yang mencermikan kelancaran, keluwesan dan orisinilitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengkolaborasi suatu gagasan.41

Saran untuk mengembangkan kreativitas sebagaimana yang diringkaskan oleh Taylor sebagi berikut:

a. Menilai dan menghargai berpikir kreatif.

38

Yudiaryani, Panggung Teater Dunia Perkembangan dan Perubahan Konvensi, (Jogjakarta: Pustaka Gonddho Suli, 1999), h. 2.

39

Padmodarmaya, Tata dan Teknik Pentas, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. 1, h. 21. 40

Rahmanto, Drama, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), cet. 1, hal. 1.31 41

Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 104.


(41)

b. Membantu anak menjadi lebih peka terhadap rangsangan dari lingkungan.

c. Memberanikan anak untuk memanipulasi benda-benda (objek) dan ide-ide.

d. Mengembangkan rasa toleransi terhadap gagasan baru. e. Mengajar anak untuk menilai berpikir kreatifnya. f. Memberikan informasi tentang proses kreativitas.42

2. Drama

Drama berasal ari bahasa Yunani, dram yang berarti gerak. Atau Inggris lebih lanjut kata drama ini sebagai action atau a thing done. Dan drama ini tidak lain dari pada „life presented in Action‟ atau suatu segi kehidupan yang dihidangkan dengan gerak.43

Dalam The American Colege Dictionary dijelaskan bahwa drama adalah suatu karangan dalam prosa atau puisi yang disajikan dalam bentuk dialog atau pantomim suatu cerita yang mengandung konflik atau kontras seorang tokoh terutama suatu cerita dipentaskan di atas panggung.44

Drama adalah suatu cerita dalam bentuk dialog (antawacana) tentang konflik (pertentangan) manusia, diproyeksikan dengan ucapan dan perbuatan dari sebuah panggung kepada penonton.45

Jenis Drama:

1. Drama Teater peristiwa (kejadian) yang dipertunjukkan di atas panggung gedung pertunjukkan (teater).

2. Drama Film dan Drama TV peristiwa-peristiwa dalam cerita dapat dipertunjukkan pada tempat kejadian yang sesungguhnya, atau

42

Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 60.

43

Asmara, op. Cit, h. 9. 44

Tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, (Bandung: Angkasa, 2011), h. 70. 45


(42)

mirip dengan tempat yang sesungguhnya, berkat kemajuan teknologi dalam dunia fim.46

Tujuan penting dalam pembelajaran drama adalah untuk memahami bagaimana suatu tokoh harus diperankan dengan sebaik-baiknya. Untuk mempelajari pementasan, memang tidak mudah. Apalagi bagi siswa yang sama sekali belum mengenal seluk beluk pentas drama. Untuk itu, seorang guru harus memperkenalkan siswa-siswanya pada seluk beluk pementasan drama.47

E. Hasil Penelitian Relevan

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan relevansi dengan judul

skripsi “Pembinaan Karakter Siswa melalui Kegiatan Kepramukaan di SMAN

3 Slawi”. Skripsi ini ditulis oleh Mahpiatun, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

Pembinaan karakter siswa dalam kegiatan pramuka sebagai salah satu wadah atau organisasi bertujuan untuk membentuk setiap manusia agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriot, taat hokum, disiplin menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembinaan karakter siswa melalui kegiatan kepramukaan, mengetahui factor-faktor yang menunjang dan menghambat pembinaan karakter siswa melalui kegiatan kepramukaan di SMA Negeri 3 Slawi Kabupaten Tegal.

Hasil penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa pembiasaan, keteladanan, penugasan, ceramah dan hukuman atau sanksi merupakan cara yang

46Ibid,

h. 9. 47


(43)

digunakan dalam pembinaan karakter siswa melalui kegiatan kepramukaan di SMA Negeri 3 Slawi. Pembiasaan dengan meyuruh siswa (anggota pramuka)

datang tepat waktu, saling bertegur sapa, melaksanakan sholat berjama’ah dan

lain-lain. Keteladanan yaitu memberikan contoh perbuatan langsung kepada anggota pramuka. Penugasan yaitu saat kegiatan kemah pindah golongan berlangsung, siswa baru diberi tugas individu dan kelompok. Ceramah dengan memberikan penjelasan akan pentingnya nilai-nilai yang terkandung di dalam Pansasila dan lain-lain.

Relevansi yang kedua yaitu skripsi yang berjudul “Peran Ekstrakurikuler

Seksi Kerohanian Islam dalam Pembinaan Mental Siswa SMAN 1”, yang ditulis oleh Rokhana Idah Kusnawati mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

Berdasarkan penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dapat diketahui bahwa dalam pembinaan mental siswa SMAN 1 dapat dilakukan dengan berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler seksi kerohanian Islam agar terbina mental yang baik, terbukti dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa sudah mempunyai kesadaran untuk berakhlak mulia terhadap Allah SWT, orang tua, guru, sesama teman dan terhadap sekitar. Banyaknya kenakalan pelajar tampak jelas bahwa pada mereka yang sedang tumbuh jiwanya. Terutama mereka yang hidup dikota-kota besar yang mencoba mengembangkan diri kearah kehidupan yang lebih maju dan modern sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana beraneka ragam kebudayaan asing yang merusak seolah-olah tanpa seleksi. Mereka dihadapkan pada kontradiksi dan aneka ragam pengalaman yang menyebabkan mereka bingung memilih mana yang baik mana yang buruk. Nilai-nilai moral yang akan diambilnya menjadi pegangan terasa kabur, terutama peranan pendidikan keluarga yang kurang mengindahkan ajaran agama bagi anak-anaknya.


(44)

Sebelum memasuki SMA, kehidupan terarah dan teratur serta mengikuti tata cara tertentu, tetapi setelah memasuki SMA terasa seolah-olah kehilangan kemudi dan arah. Tindakannya sering kali mengalami tantangan baik dari teman sebaya, maupun dari teman yang lebih tua dan sering pula tindakan-tindakan mereka sudah dibatas kesopanan.

Para pendidik termasuk orang tua mempunyai tanggung jawab yang bersama dalam membentuk karakter serta tingkah laku yang baik bagi siswa terutama dalam hal mengatasi kenakalannya dilingkungan sekolah. Mental merupakan faktor penting dalam menentukan akhlak yang baik bagi manusia untuk berakhak mulia. Oleh karena itu dalam menanamkan nilai-nilai moral pada anak didik, maka disekolah tersebut dibentuklah kegiatan ekstrakurikuler Seksi Kerohanian Islam, yaitu suatu kegiatan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran tatap muka yang bertujuan untuk menunjang serta mendukung program ko kulikuler Pendidikan Agama Islam yang bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, pengamatan dan pengamalan ajaran Agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta bermental mulia.

Sedangkan dalam skripsi ini penulis menganalisis tentang pembinaan nilai karakter melalui kegiaan ekstrakurikuler teater. Siswa dibina pada nilai-ilai yang positif yang didapat dalam kegiatan ekstrakurikuler teater seperti religious, rasa percaya diri, mandiri, bertanggung jawab, disiplin dan dapat bersosialisasi dengan baik di keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat.


(45)

32 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan penelitian tersebut diharapkan dapat diperoleh pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai makna, kenyataan dan fakta yang relevan. Informasi faktual yang dicari dengan mendeskripsikan fakta-fakta yang ada. Dengan metode kualitatif ini, diharapkan dapat menggali data-data tentang kegiatan ekstrakurikuler Teater di SMK Nusantara. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat dan mengkaji data-data faktual tentang proses pembelajaran yang terjadi di lapangan, kemudian mendeskripsikan hasil temuan dalam bentuk tulisan.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk

memaparkan tentang “PEMBINAAN NILAI KARAKTER MELALUI

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TEATER DI SMK NUSANTARA”.

Menurut Cresswell, 1 pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada fenomena sosial dan masalah manusia, yaitu pengamatan pengamatan yang pencatatan dengan sistematis

1

Creswell, John W. 1994. Research Design : Qualitative and Quantitative Approaches. Thousand Oaks : SAGE Publications,IncCharles,William Maynes. 1998. The perils of (and for) an Imperial America, foreign Policy, Summer


(46)

fenomena yang diselidiki, observasi ini dilakukan untuk memperoleh data yang menyeluruh mengenai kondisi yang ada.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang jenis datanya bersifat nonangka. Bisa berupa kalimat, pernyataan, dokumen, seta data lain yang bersifat kualitatif untuk dianalisis secara kualiatif.2

Menurut Denzin & Licoln, penelitian kualitatif merupakan fokus perhatian dengan beragam metode yang mencakup pendekatan interpretatif dan naturalistik terhadap subjek kajiannya. Hal ini berarti bahwa para peneliti kualitatif mempelajari benda-benda di dalam konteks alaminya, yang berupaya untuk memahami, atau menafsirkan, fenomena dilihat dari sisi makna yang dilekatkan manusia (peneliti) kepadanya.

Menurut Strauss & Corbin, istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Contohnya dapat berupa penelitian tentang riwayat dan perilaku seseorang, di samping juga tentang peranan organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan timbal balik. Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif.3

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Jl. Tarumanegara Dalam No. 1 Pisangan Ciputat, Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitian dilakukan dari bulan April sampai bulan Agustus 2013.

2

Musfiqon, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012), h. 70. 3

Nusa Putra, Penelitian Kualitatif, (jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), Cet. 1, h. 66 .


(47)

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah Pupulasi, tetapi

oleh Spradley dinamakan “Sosial Situation” atau situasi social yang terdiri atas

tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity).5

Dalam situasi ini penulis akan mengamati nilai karakter yang dimiliki siswa pada kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SMK Nusantara yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yaitu sebanyak 50 siswa.

Sampel dalam penelitian ini penulis gunakan sebagai sumber data yang dianggap mengetahui tentang situasi sosial, dan untuk menentukan sampel tersebut penulis menggunakan teknik Cluster sampling (area sampling).Yaitu Kepala sekolah, pembina kegiatan ekstrakurikuler teater dan peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater. Ketiga bagian ini memiliki peranan penting dalam memberikan pembinaan nilai karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater.

D. Data dan Sumber Data

1. Data Primer, adalah data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya dan diolah sendiri oleh lembaga bersangkutan untuk dimanfaatkan. Data primer dapat berbentuk opini subjek secara individual atau kelompok, dan hasil observasi terhadap karakteristik benda (fisik), kejadian, kegiatan dan hasil

4

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 215.

5Ibid


(48)

pengujian tertentu.6 Merupakan observasi langsung pada pelaksanaan program dan wawancara mendalam. Informan dalam data primer ini, antara lain : pembina ekstrakurikuler teater dan peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater.

2. Data Sekunder, adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu.7 Berupa catatan-catatan dan dokumen dari sekolah, gambar (foto kegiatan), serta arsip-arsip yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menjawab pertanyaan penelitian skripsi ini, penulis mengandalkan data sekunder sebagai acuan, yakni data-data yang didapat dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi dan sudah dikumpulkan oleh pihak atau instansi lain. Data ini diperoleh melalui studi kepustakaan untuk mengetahui adakah Pembinaan nilai karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler teater di SMK Nusantara. Sumber-sumber data tersebut dapat berupa buku, jurnal, interview dan observasi.

Setelah data yang diperoleh terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengklarifikasi data-data tersebut secara sistematis yang kemudian dianalisis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelian, setelah itu disajikan dalam bentuk laporan ilmiah, yaitu skripsi.

Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan cara mengumpulkan data, disusun, disajikan yang kemudian dianalisis untuk mengungkapkan arti data tersebut, menggambarkan keadaan sasaran apa adanya berdasarkan teori yang ada.

6

Rosady Ruslan, Metode Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, h. 138. 7 Ibid,.


(49)

1. Observasi

Observasi, merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk mengamati atau mencatat suatu peristiwa dengan penyaksian langsung, dan biasanya peneliti dapat sebagai partisipan atau observer dalam menyaksikan atau mengamati suatu objek peristiwa yang sedang ditelinya.8

Dalam penelitian kualitatif, salah satu teknik yang digunakan peneliti untuk mengamati secara langsung responden di lapangan adalah dengan teknik observasi. Observasi dilakukan guna mengadakan secara langsung terhadap objek penelitian, tentang hal hal yang dilakukan dalam observasi adalah mengenal keadaan yang sebenarnya terjadi dan mengamati kegiatan, kejadian maupun peristiwa di lokasi penelitian yang terkait dengan masalah pembinaan nilai karakter pada kegiatan ekstrakurikuler teater. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian selama 4 bulan mulai dari 17 April 2013 sampai 31 Agustus 2013 dengan cara mengamati langsung terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan pembinaan nilai karakter siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater serta manfaat kegiatan ekstrakurikuler teater.

2. Wawancara

Selain observasi kami sebagai peneliti memilih teknik penelitian pengumpulan data dengan kegiatan wawancara.

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi dan keterangan-keterangan yang ada. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru bidang kesiswaan, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, guru mata pelajaran PAI, guru mata pelajaran PKN, Pembina kegiatan ekstrakurikuler Teater, peserta didik yang

8 Ibid


(50)

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater dan siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Teater.

Wawancara yang digunakan peneliti melalui pertanyaan yang diajukan setelah disusun terlebih dahulu oleh peneliti yang kemudian dirumuskan ke dalam pedoman wawancara. Penulis menggunakan beberapa pertanyaan bebas terpimpin, yaitu penulis menggunakan beberapa pertanyaan yang penulis siapkan, lalu dijawab dengan bebas dan terbuka.

3. Dokumentasi

Dokumentasi, yaitu teknik untuk memperoleh data dari responden. Pada teknik ini, peneliti memperoleh informasi dari dokumen yang ada dari responden atau tempat dimana responden melakukan kegiatan ekstrakurikuler teater. Dokumen yang dikumpulkan seperti kegiatan ekstrakurikuler di dalamnya, foto-foto saat pementasan, sarana dan prasarana dan penghargaan yang didapat saat mengikuti perlombaan.

F. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Dalam peelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri. Untuk itu maka peneliti akan membuat kisi-kisi instrumen sebagai bahan acuan pertanyaan yang akan dinyatakan kepada responden melalui teknik wawancara.


(51)

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No. Variabel Sub Variabel Indikator

1.

2.

Nilai karakter

Kegiatan Ekstrakurikuler

Pembinaan nilai karakter

Kegiatan Ekstrakurikuler Teater

a. Pelaksanaan

pembinaan kegiatan ekstrakurikuler teater b. Nilai karakter yang

dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater

c. Siswa setelah

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler teater a. Konstribusi sekolah

dalam meningkatkan ekstrakurikuler teater b. Tujuan kegiatan

ekstrakurikuler teater c. Manfaat kegiatan

ekstrakurikuler teater d. Pelaksanaan kegiatan


(52)

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A.Deskripsi Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat SMK Nusantara

Sekolah Nusantara ini pada dasarnya dibawah naungan Yayasan Al-Diana Nusantara berdiri pada tanggal 05 Mei 1995. Nama Al-Diana Nusantara diambil dari nama pemiliknya, yaitu Al adalah nama tengah dari Bapak Dr. H. Alimudin Al-Murtala, MM dan nama Diana adalah dari nama belakang istrinya bernama DRs. Hj. Risdianah, SE. Nama Nusantara itu sendiri dicantumkan karena mengingat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu sekolah yang diperuntukkan bagi putra/I Bangsa Indonesia yang bersifat umum/campuran dari berbagai suku dari sabang sampai merauke. Awal mulanya Yayasan Aldiana Nusantara ini membuka Akademik Pariwisata Nusantara yaitu pada tahun 1998 yang berada di Jl. Ir. H. Juanda disampaing IAIN Jakarta (UIN sekarang) dengan status gedung masih mengontrak.


(53)

Pada tahun 2001 Yayasan Al-Diana Nusantara membuka kembali Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nusantara yang berada di Jl. Legoso Raya No.30 Pisangan Ciputat, dengan status gedung masih mengontrak. Untuk jurusan yang pertama SMK Nusantara membuka jurusan/dibidang Pariwisata ( Akomodasi perhotelan ) dan peminatnya cukup memadai. Mengingat minat dan prospek kedepan menjanjikan maka pada tahun 2004 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nusantara ini membuka kembali dua jurusan yaitu pertama Jurusan Usaha Jasa Pariwisata yang bergerak dibidang Tour dan Travel dan kedua Bisnis Manajmen ( Penjualan ). Pada tahun 2006 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nusantara membuka kembali 2 jurusan yaitu Jurusan Farmasi dan Tehnik Informatika.

Banyak upaya yang dilakukan pihak Sekolah demi memajukan Sekolah dan meningkatkan prestasi belajar khususnya untuk siswa/i agar memiliki keahlian dibidangnya masing-masing. Salah satu yang dilakukan pihak sekolah yaitu melaksanakan kerjasama kepada pihak Hotel-hotel yang berbintang satu sampai dengan bintang lima yang ada di Jabotabek bahkan yang ada diluar negeri juga, begitu juga untuk jurusan Usaha Jasa Pariwisata dan Penjulan. Sebelum siswa/i di terjunkan langsung ke DU/ DI pihak sekolah mewajibkan kepada siswa/i harus mengikuti praktek-praktek di lab baik itu praktek bahasa inggris, bahasa jepang, bahasa mandarin, praktek di lab penjualan, paraktek House Keeping, Fo, praktek komputer dan kegiatan-kegiatan yang mendukung peningkatan prestasi belajar. Sehingga bila siswa/i telah memiliki bekal maka akan mudah mempraktekkannya di Dunia Usaha /Dunia Industri.

Pada tahun 2005 Yayasan Aldiana Nusantara membeli tanah yang luasnya

 1600 m2, kemudian dibagun gedung Sekolah menengah Kejuruan SMK Nusantara yang disebut dengan Gedung Baru yang berada di Jl. Tarumanegara Dalam No.1 Pisangan Ciputat Tangerang, digunakan untuk jurusan


(54)

Akomodasi Perhotelan, Usaha Jasa Pariwisata, dan Farmasi. Kemudian Gedung yang berada di Jl. Legoso Raya No.30 Pisangan Ciputat masih digunakan untuk jurusan Penjualan dan Tehnik Informatika, akan tetapi mulai tahun ajaran baru tahan 2008 gedung yang berada di Jl. Legoso Raya No. 30 Pisangan Ciputat tidak dipakai untuk SMK Nusantara karena semua jurusan akan dipindahkan di Gedung Baru semua.

2. Visi, Misi, dan Strategi SMK NUSANTARA

Adapun visi dan misi SMK Nusantara 1 diantaranya adalah :

Visi : Menciptakan tenaga kerja yang profesional yang berahlak mulia

Misi ` :

-Memelihara budaya bangsa sebagai aset pariwisata

-Mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan budaya bangsa yang bermoral dan religius.

-Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang bersifat teoritis dalam rangka profesional.

-Mengedepankan pendidikan agama dalam menciptakan tenaga kerja yang berakhlak mulia.

-Mendidik tenaga kerja terampil melalui guru industri berpengalaman dan dapat dipertanggung jawabkan guna kepentingan dunia kerja dalam dan luar negeri.

-Industri sebagai partner dalam mengembangkan kompetensi siswa/ i job training dan penempatan kerja.

-Setiap alumni dibekali sikap mental dan mampu bersaing dalam memasuki dunia kerja.


(55)

Strategi : Dalam rangka persaingan global multidemensi, SMK Nusantara selain bekerja sama secara aktif dengan dunia Industri, dalam Negeri juga mempersiapkan On The Job Training ke luar Negeri khususnya Malaysia, brunei Darussalam dan Singapura dengan bekal English Tourist.

3. Tujuan Sekolah SMK Nusantara Tujuan Sekolah

1. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mandiri dan dapat memenuhi kebutuhan dunia kerja sesuai dengan kompetensi pogram keahliannya.

2. Membekali peserta didik dengan ketrampilan agar lulusannya dapat terserap oleh dunia usaha dan industri yang relevan secara optimal.

3. Membekali peserta didik dengan jiwa kewirausahaan agar mampu menciptakan lapangan kerja yang berwawasan lingkungan.

4. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu bersaing untuk masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

5. Meningkatkan profesionalisme kinerja tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dengan mengedepankan aspek pelayanan.

Tujuan SMK

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan Pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan pasal 15 UU Sisdiknas. Merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekrja dalam bidang tertentu.

Tujuan umum dan khusus pendidikan menengah kejuruan adalah sebagi berikut:


(56)

1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan perserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokrasi dan bertanggung jawab.

3. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa.

4. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumberdaya alam dengan efektif dan efisien.

Tujuan Khusus

1. Mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan dalam kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran, agar dapat bekerja baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah.

2. Mendidik peserta didik agar mampu memilih karier, berkompetisi, dam mengembangkan sikap profesional dalam Kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran.

3. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran.

4. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan masa yang akan datang dalam Bidang keahlian Bisnis dan Manajemen khususnya kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran.

5. Siap untuk memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional dalam Bidang keahlian Bisnis dan Manajemen khususnya kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran.


(57)

6. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan.

7. Menjadi warga negara yang produktif dan kreatif.

Tujuan Program Keahlian

Menerapkan dan membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten :

1. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi baik lisan maupun tertulis dengan relasi dengan memperhatikan norma dan lingkungan masyarakat. 2. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan teknologi informasi untuk

melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.

3. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan, mengorganisasi, dan mengevaluasi tugas yang menjadi tanggungjawabnya.

4. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan dalam mengelola

surat/dokumen sesuai standar operasi dan prosedur untuk mendukung tugas pokok lembaga.

5. Menerapkan dan mengembangkan pelayanan terhadap relasi sehingga diperoleh manfaat masing-masing pihak.

6. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan mengelola adminitrasi keuangan sehingga segala aspek keuangan dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan.

4. Guru yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler teater

Peran guru sangat menentukan dalam meningkatkan proses belajar mengajar, untuk itu dibutuhkan guru yang profesional yang bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing.


(58)

ekstrakurikuler teater SMK Nusantara dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 4.1

Guru yang terlibat dalam Kegiatan Ekstrakurikuler teater

No. Nama Jabatan

1. Drs. H. Hudlori Ma’arif, M.Pd Kepala Sekolah 2. M. Arief Noor, SE, S.Pd, MM Wakasek

3. Bahrozih, SE, MM Wakasek.Bid.

Kesiswaan/Guru PKN dan PAI

4. Susanty Wanindya, SH. Pembina

5. N. Herlina, M.Pd Guru Bahasa

Indonesia

5. Guru dan Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan di SMK Nusantara berjumlah 93 orang, terdiri atas guru 78 orang, karyawan tata usaha 15 orang. Secara terperinci ialah sebagai berikut:

Table 4.2

Guru dan Staf Karyawan

No. Nama Jabatan

1 Drs. H.Hudlori M.Pd. Kepala Sekolah

2 M Arief Noor, SE, S.Pd, MM Wakasek/Guru

3 Bahrozih, SE, MM Wakasek. Bd. Kesiswaan/Guru/

W.Kls XII MM-1

4 Dra. Kanaah Djamal, SE.MM Wakasek. Bd. Kurikulum BM/ Guru/ W.Kls XII -1 Pms


(59)

5 Ika Kusumatuti, S.Kom Wakasek. Bd. Kurikulum TI/ Guru/ W.Kls XII -1 Tkj

6 R. Asnan Efendi, S,Pd Wakasek. Bd. Kurikulum BM/Guru/

W.Kls XII -2 Aph

7 Kartini, SE, MM Guru/ Kaprog Upw/ W.Kls XII Upw

8 Slamet Rujito, SE, MM Guru/ Kaprog APH/ W.Kls XII -1 aph

9 Tarudin, S.Pd Guru/ Kaprog T.Boga/ W.Kls XII

T.Boga

10 Yusroni, SPd. SE. Guru/ Kaprog Pms/ W.Kls XII - 2

Pms

11 Diana Rikaoknia D, S.Pd Guru/ Kaprog AK/ W.Kls XII -1 AK

12 Ramdan, S.Kom Guru/ Kaprog MM/ W.Kls X - 2 MM

13 Kusdiyono Irfan, S.T Guru/ Kaprog TKJ/ W.Kls XI-1 Tkj

14 Sumarto, SPd. SE. Guru/ W.Kls XII-2 TKj

15 Drs. M. Sarudji HB, S.Ag.MM Guru/ W.Kls XII - 2 MM

16 Nina Yuliestina, SE. Guru/ W.Kls XI-1 Aph

17 Sartoyo Soeman, SE. Guru

18 Ruzayana, SPd. Guru/ W.Kls X-2 Aph

19 Drs. Daeng Sibella Guru

20 Rochimah, SPd. Guru/ W.Kls XI-3 AK

21 Nurjanah, SE. Guru/ W.Kls X Pms

22 Wardoyo, SE. Guru

23 Pramaditya, SE. Guru

24 Hj. Tafi Erilla Lubis, SE. Guru/ W.Kls X-2 Ak 25 H. Joni Bastian, SE. MM. Guru/ W.Kls XII-2 Ak

26 Annie Rufeidah, SPd. Guru/ W.Kls XII-2 Rpl

27 Inung Idawati, SE Guru/ W.Kls XI-2 Pms

28 M. Arsyad Noor, SE Guru/ W.Kls XII-1 RPl

29 Husnul Ummah, S.Pd Guru/ W.Kls X-1 Tkj

30 Marino, SE Guru

31 Dra. Siti Aisyah M.Pd Guru

32 Salmawati, SH Guru

33 Herdianto, S.Hi Guru/ W.Kls XI-2 Ak

34 Meulana Malahayati, S.Pd Guru/ W.Kls X-1 T. Boga

35 Drs. Rasuddin, HB, SE. Guru

36 Imam Syambodo, S.Kom Guru

37 Rizqia Herliana, S.Psi Guru/ W.Kls X-2 T. Boga


(60)

39 Yuni Ruwanti, S.Pd Guru/ W.Kls XI-2 Aph

40 Andi Setiadi, S.Kom Guru

41 Agustomi, S.Pd. Guru/ W.Kls XI-2 Tkj

42 Rini Ramadani Yafas, SE. Guru/ W.Kls XI-1 Pms

43 Prandiri Wijaya, S.Pd Guru

44 Nur Afriani, S.Pd Guru

45 Suryani, S.Pd Guru/ W.Kls XI-1 T.Boga

46 Shartika, S. Kom Guru/ W.Kls X-1 Ak

47 Amran Mursalim, S.Pd.I, ST Guru

48 M. Yusuf, ST Guru

49 Yepi Iriani, S.Pd Guru

50 Achmad Mulyana, SE, MM Guru

51 Kaidar Rifaat Hidayatullah, M. Si Guru/ W.Kls X Upw

52 Petty Supartiwi, S.Pd Guru/ W.Kls X-1 Aph

53 Ima Maryamah, S.Pd Guru/ W.Kls XI-1 Rpl

54 Hanum Ningtyas, S.Pd Guru/ W.Kls XI-2 Rpl

55 Sofwan, SE,MM. Guru

56 Iceu Nururohmah, S.Pd Guru/ W.Kls X-1 MM

57 Hayatun Nufus, SH Guru

58 Ernita Krisnayanti, Amd Guru/ W.Kls XiI- Upw

59 Rohadi Sutaryono, SE Guru

60 Bahriah, S.Pd Guru/ W.Kls X- Rpl

61 Budi Riswanto, S.Pdi, ST Guru/ W.Kls X-2 Tkj

62 Dessy Natalia ,SE Guru/ W.Kls XI-1 AK

63 Nurbaiti, S.Pd Guru/ W.Kls XII- 4 Ak

64 Dra. Priska Hutapea Guru/ W.Kls XI-2 T. Boga

65 Asianto Herlambang, Ss Guru

66 Abdul Khohar, S.Pd, M.Pd Guru

67 Syaiful Amri, ST Guru/ W.Kls XI Rpl

68 Andi Rustandi, S.Pd Guru

69 Arief Marna Sanjaya, Guru

70 Arief Wibowo, S.Pd Guru/ W.Kls X-3 Ak

71 Washadi, S.Pd Guru

72 Euis Tien Muliawati, SE Guru

73 Dra. Tienelfia Agus Guru

74 Mahfud Arifin Guru

75 Alwis Susanti, S.pd Guru


(61)

77 Nurdiansyah Guru

78 H. Muslim Guru

79 Muntohar Kepala Keuangan

80 Minarni, S.Pd. Kepala TU

81 Arie Candrawati, SE. TU. Adm. Kesiswaan

82 Nurhidayat TU Humas

83 Hariyanto TU. Adm. Umum

84 Maman Fathurohman TU. Adm. Umum

85 Anggi Yulianto TU. Adm. Umum

86 Raisera Agustina TU

87 Sujana Octaviany TU

88 Sukatma TU Perpustakaan

6. Jumlah Siswa SMK Nusantara

Siswa SMK Nusantara terbagi ke dalam tiga rumpun, yakni rumpun Pariwisata, Bisnis Manajemen, dan Teknik Informatika. Masing-masing rumpun terbagi menjadi beberapa jurusan. Rumpun pariwisata memiliki jurusan Akomodasi Perhotelan, Boga dan Usaha Perjalanan Wisata; rumpun bisnis manajemen memiliki jurusan Pemasaran dan Akuntansi; sedangkan rumpun teknik informatika memiliki jurusan Teknik Komputer Jaringan, Rekayasa Perangkat Lunak dan Multimedia. Jumlah siswa masing-masing jurusan ditunjukkan oleh tabel berikut.

Table 4.3

Jumlah Siswa SMK Nusantara 1

Rumpun/Jurusan Kelas X Kelas XI Kelas XII

PARIWISATA

- Akomodasi Perhotelan - Boga (Restoran)

59 50

66 39

54 43


(62)

- Usaha Perjalanan Wisata 21 20 23 BISNIS MANAJEMEN - Pemasaran - Akuntansi 37 91 68 117 62 137 TEKNIK INFORMATIKA

- Teknik Komputer Jaringan - Rekayasa Perangkat Lunak - Multimedia 66 22 68 67 38 69 67 59 57

7. Sarana dan Prasarana SMK Nusantara

Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nusantara sudah cukup media sesuai dengan standar yang ditetapkan. Sehingga masing -masing jurusan dapat memahami pelajarannya dengan baik ditambah praktek -praktek kejuruan yang dapat memperjelas dan memahami ilmu yang didapat didalam kelas mengenai pelajaran mereka.

Sarana dan Prasarana yang miliki pada dasarnya banyak sekali, akan tetapi ada beberapa yang penulis catat sebagai fasilitas yang dianggap penting antara lain :

Table 4.4

Fasilitas SMK Nusantara

No. Nama Fasilitas Jumlah Keadaan Ket

1. 2.

Lab Bahasa Inggris Lab Bahasa Jepang

1 1

Kurang Baik Baik


(63)

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Lab Bahasa Mandarin Lab Penjualan Lab Farmasi Lab Komputer House Keeping FO Hotel Nusantara Perpustakaan Lab Restoran Lab Pastry 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Hak dan Kepemilikan

Hak dan kepemilikan tanah dan gedung adalah milik sepenuhnya Yayasan Aldiana Nusantara, dengan tanah  2000 m2. Jumlah kelas yang sebanyak 40 kelas termasuk ruang TU dan kepala Sekolah dan ruang guru. Hak kepemilikan tanah dang dung yaitu pada tahun 2005.

8. Kegiatan Ekstrakurikuler

SMK Nusantara memiliki berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan untuk menyalurkan dan mengembangkan potensi, minat, bakat dan kreatifitas peserta didik.


(1)

(2)

SISWI-SISWI EKSTRAKURIKULER TEATER PADA SAAT MEMPELAJARI NASKAH DRAMA


(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SMK AL MA’SHUM SIDODADI KISARAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

12 35 29

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER Penanaman Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Patroli Keamanan Sekolah (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Patroli Keamanan Sekola

0 3 22

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER Penanaman Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Patroli Keamanan Sekolah (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Patroli Keamanan Sekolah

0 1 13

PENGEMBANGAN NASIONALISME SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER Pengembangan Nasionalisme Siswa Melalui Kegiatan ekstrakurikuler (Studi Situs Di SMK N 5 Surakarta).

0 1 15

PENGEMBANGAN NASIONALISME SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER Pengembangan Nasionalisme Siswa Melalui Kegiatan ekstrakurikuler (Studi Situs Di SMK N 5 Surakarta).

0 4 16

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI EKSTRAKURIKULER ROHANI ISLAM.

1 6 49

PEMBINAAN NILAI KEDISIPLINAN MELALUI PROGRAM EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SD SANTA URSULA BANDUNG.

1 1 41

Materi Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler Mahasiswa

0 0 7

Penanaman Nilai-nilai Tasawuf dalam Rangka Pembinaan Akhlak di Sekiolah Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan

0 0 20

POLA PEMBINAAN KARAKTER ANAK MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI MI MUHAMMADIYAH 6 SYUHADA KOTA MAKASSAR

0 0 112