HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DAN TINDAKAN PEMERIKSAAN Hubungan Antara Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Kanker Serviks dan Tindakan Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Sidanegara Kabupaten Cilacap.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR
TENTANG KANKER SERVIKS DAN TINDAKAN PEMERIKSAAN
PAP SMEAR DI KELURAHAN SIDANEGARA
KABUPATEN CILACAP
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran
Diajukan Oleh:
WINDA NUR ANNISA
J50012 0014
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARAPENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR
TENTANG KANKER SERVIKS DAN TINDAKAN PEMERIKSAAN
PAP SMEAR DI KELURAHAN SIDANEGARA
KABUPATEN CILACAP
Winda Nur Annisa1, Sri Wahyu Basuki, N2 . Juni Triastuti2 , 2016
Latar Belakang: Kanker serviks menduduki angka kematian tertinggi di antara
jenis kanker lain dikalangan perempuan. Tindakan pemeriksaan pap smear secara
rutin dapat memudahkan diagnosis dan penatalaksanaan kanker serviks.
Tujuan:Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis apakah ada hubungan antara
pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks dan tindakan pemeriksaan
pap smear di Kelurahan Sidanegara Kabupaten Cilacap.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional yang dilaksanakan bulan Desember 2015di Kelurahan
Sidanegara Kabupaten Cilacap. Besar sampel 44 sampel.Pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling.Data kemudian dianalisis menggunakan
uji Uji Fisherdengan bantuan SPSS 20.0 for windows.
Hasil:Terdapat hubungan secara signifikan antara pengetahuan wanita usia subur
tentang kanker serviks dengan tindakan pemeriksaan pap smear dengan hasil uji
Fisher Exact Test diperoleh p value 0,000. Responden yang berpengetahuan baik
sebanyak 33 responden, 78,8% diantaranya melakukan pemeriksaan pap smear
sedangkan sisanya 21,2% tidak melakukan pemeriksaan pap smear. Responden
yang berpengetahuan buruk sebanyak 11 responden, hanya 1 responden yang
melakukan pemeriksaan pap smear, hal ini menunjukkanterda pat keterkaitan baik
dan buruknya pengetahuan terhadap tindakan pemeriksaan pap smear.
Kesimpulan:Ada hubungan yang signifikan pengetahuan wanita usia subur
tentang kanker serviks dan tindakan pemeriksaan pap smear di Kelurahan
SidanegaraKabupaten Cilacap.
Kata Kunci :Pengetahuan, wanita usia subur, pemeriksaan pap smear
1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE WOMEN CHILD
BEARING AGE ABOUT CERVICAL CANCER AND
PAP SMEAR EXAMINATION IN SIDANEGARA CILACAP
Winda Nur Annisa1, Sri Wahyu Basuki, N2 . Juni Triastuti2 , 2016
Background: Cervical cancer occupies the highest mortality rates among other
types of cancer among women. The inspection pap smear contimay facilitate the
diagnosis and management of cervical cancer.
Objective: This researchis to analyze there is a relationship between knowledge
of women childearing ageabout cervical cancer and pap smear examination in
Sidanegara Cilacap.
Methods: The research desain that used isobservational analytic methodwith
cross sectional approachment in December2015 in the Sidanegara Village
Cilacap. Thesize ofsample44samples. Sampling using purposive sampling
technique. Data were analyzed using Fisher test using SPSS 20.0 program for
windows.
Result of Research: There isa significant relationship between knowledge of
reproductive age women about cervical cancer with a Pap Smear examination
with the test results obtained by the Fisher Exact Test p value of 0.000.
Respondents were knowledge well as much as33respondents, 78.8% of them
choose a Pap smear while the remaining21.2% did not pap smears. Respondents
were bad knowledgeas many as 11respondents, only one respondent who perform
pap smears, it show link ages to the knowledge of good and bad actions pap
smears.
Conclusions : There is a significant relationship between knowledge of
reproductive age women about cervical cancer and Pap smear examination in
Sidanegara Village Cilacap Distrct.
Keywords: Knowledge, women of childbearing age, pap smear
1
Student of Medical Faculty Muhammadiyah University of Surakarta
Lectures of Medical Faculty Muhammadiyah University of Surakarta
2
PENDAHULUAN
Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi pada serviks dan portio alat
genitalia wanita (Rasjidi, 2008). Pap smear digunakan untuk deteksi dini pada
kanker serviks karena metodologinya mudah di aplikasikan. Pemeriksaan ini
dapat mendeteksi
adanya lesi pada kanker serviks (Costa, 2015). Pap smear
biasanya dilakukan pada wanita usia subur yang telah melakukan hubungan
seksual (Raski, 2013).
Data Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
menunjukan bahwa tindakan pemeriksaan pap smear menurun pada tahun 2012
(BKKBN, 2012). Penurunan tersebut salah satunya disebabkan oleh pengetahuan
yang kurang tentang kanker serviks. Pengetahuan diperlukan untuk memberikan
informasi yang tepat mengenai perilaku seseorang (Widiani, 2010).
Mayoritas penderita kanker serviks berobat ketika keadaannya telah kritis
atau penyakitnya sudah stadium lanjut. Hal ini tidak akan terjadi jika para ibu
rutin melakukan pemeriksaan pap smear dan memiliki pengetahuan yang cukup
tentang pap smear. Tindakan pemeriksaan pap smear secara rutin dapat
memudahkan diagnosis dan penatalaksanaan kanker serviks (Yamani, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 terdapat
493.234 jiwa yang menderita kanker serviksdengan angka kematian 273.505 jiwa
di seluruh dunia (WHO,2010).Yayasan Kanker Indonesia menyatakan bahwa
kanker serviks menduduki angka kematian tertinggi di antara jenis kanker lain
dikalangan perempuan. Sebanyak 52.000.000 perempuan Indonesia memiliki
risiko yang tinggi mengalami kanker serviks dengan 5.000 kasus baru per tahun
dan 8.000 kematian (Nurwijaya,2010). Penyakit kanker di Provinsi Jawa Tengah
pada tahun 2012 sebanyak 11.341 kasus dan 19,92% kasus adalah kanker serviks
(Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Yasli pada tahun 2015 menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara pengetahuan tentang kanker serviks dan pemeriksaan
pap smear (Yasli, 2015).
Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Yasli pada tahun 2015 terletak pada variabel yang diteliti. Yasli
meneliti pengetahuan dan sikap keluarga tentang deteksi dini kanker serviks dan
kanker payudara, sedangkan penulis meneliti tentang hubungan antara
pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks dan tindakan pemeriksaan
pap smear.
Berdasarkan pernyataan di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hubungan antara pengetahuan pada wanita usia subur tentang
kanker serviks dan tindakan pemeriksaan pap smear di Kelurahan Sidanegara
Kabupaten Cilacap.
Tujuan dari penelitian iniadalah untuk menganalisis apakah ada hubungan
antara pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks dan tindakan
pemeriksaan pap smear di Kelurahan Sidanegara Kabupaten Cilacap.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional, dengan
rancangan penelitian cross sectional.Tempat penelitiandilakukan di Kelurahan
Sidanegara Kabupaten Cilacap pada Bulan Desermber 2015. Pengambilan sampel
penelitian menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel
dengan dasar pertimbangan tertentu. Dengan metode purposive sampling
didapatkan jumlah sampel sebesar 44 sampel. Kriteria sampel yang digunakan
pada penelitian ini adalah wanita usia subur yang berusia 20-49 tahun dan telah
menikah, bersedia menjadi responden, dapat membaca dan menulis dengan baik,
pendidikan minimal SMP, tidak sedang hamil, bukan janda. Teknik pengambilan
data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner yang telah dibuat
peneliti dan telah diuji validitas dan reliabilitas.
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ana lisa data
dengan SPSS 20.0 program for windows.Untuk menghitung uji statistik digunakan
Chi-Squarebila memenuhi syarat (nilai expected kurang dari 5, maksimal 20%
dari jumlah sel). Apabila tidak memenuhi syarat dapat digunakan uji alternatif
dengan menggunakan uji Fisher(Dahlan, 2009).
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan Kelurahan Sidanegara Kabupaten Cilacap pada
bulan Desember 2015.Responden dalam penelitian ini adalah wanita subur yang
berusia 20-49 tahun.Hasil penelitian ini di deskripsikan dengan analisis univariat
dan bivariat.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian meliputi usia dan pendidikan
responden.
a. Usia
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia
No.
Umur
Frekuensi
Prosentase (%)
1.
< 30 tahun
5
11,4
2.
31 – 40 tahun
14
31,8
3.
> 40 tahun
25
56,8
Jumlah
44
100
Sumber: hasil olah data
Tabel 4.1 menunjukkan distribusi frekuensi berdasarkan usia.
Usia responden terbanyak adalah lebih dari 40 tahun sebanyak 25
orang dengan persentase 56.8%.
b. Pendidikan
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No.
Pendidikan
Frekuensi
Prosentase (%)
1.
SMP
12
27,3
2.
SMA
15
34,1
3.
Diploma
7
15,9
4.
Sarjana
10
22,7
44
100
Jumlah
Sumber: hasil olah data
Tabel 4.2 menunjukkan distribusi frekuensi berdasarkan tingkat
pendidikan. Tingkat pendidikan responden terbanyak adalah SMA
yaitu sebanyak 15 orang dengan persentase 34.1%.
c. Pengetahuan tentang Kanker Serviks
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan
No.
Pengetahuan
Frekuensi
Prosentase (%)
1.
Baik
33
75,0
2.
Buruk
11
25,0
44
100
Jumlah
Sumber: hasil olah data
Tabel 4.3 menunjukkan distribusi frekuensi berdasarkan
pengetahuan. Pengetahuan responden terbanyak adalah pengetahuan
baik sebanyak 33 orang dengan persentase 25.0 %.
d. Pemeriksaan Pap Smear
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemeriksaan Pap Smear
No.
Tindakan
Frekuensi
Prosentase (%)
1.
Ya
27
61,4
2.
Tidak
17
38,6
44
100
Jumlah
Sumber: hasil olah data
Tabel 4.4 menunjukkan distribusi frekuensi berdasarkan pemeriksaan pap
smear. Pemeriksaan pap smear responden terbanyak adalah responden yang
melakukan tindakan pemeriksaan pap smear yaitu sebanyak 27 orang dengan
persentase 61.4 %.
2. Analisis Bivariat
Penelitian ini menggunakan analisis bivariat
yaitu untuk mengetahui
hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam hal ini
uji analisis bivariat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan skala data. Uji
bivariat korelasi Chi Square bila memenuhi syarat (nilai expected kurang dari 5,
maksimal 20% dari jumlah sel). Apabila syarat uji Chi-square tidak memenuhi
syarat dapat digunakan uji alternative dengan menggunakan uji Fisher.
Table 4.5.
Hasil Uji Fisher
Variabel
Pengetahuan
Tindakan Pap Smear
Buruk
Baik
Count
Expected Count
% within
Pengetahuan
Count
Expected Count
% within
Pengetahuan
Total
Count
Expected Count
% within
Pengetahuan
Total
Fisher’s Exact Test
Tidak
Ya
10
4.3
1
6.8
11
11.0
90.9%
9.1%
100.0%
7
26
33
OR
12.8
20.3
33.0
37,143
21.2%
78.8%
100.0%
17
27
44
P value
17.0
27.0
44.0
38.6%
61.4%
100.0%
0,000
(95% CI:4,040341,504
Sumber: hasil olah data
Berdasarkan hasil uji bivariat korelasi chi square diperoleh keterangan
bahwa di bawah tabel yang menunjukkan berlaku atau tidaknya salah satu asumsi
dari chi-square yang menyatakan bahwa frekuensi yang diharapkan untuk masingmasing kategori harus lebih besar dari 1. Frekuensi yang diharapkan yang bernilai
kurang dari 5 tida k boleh lebih dari 20 % dari kategori. Hasil analisis diperoleh
keterangan di bawah tabel, terlihat bahwa asumsi tersebut tidak terpenuhi karena
terdapat sel yang memiliki frekuensi harapan dibawah lima, dan frekuensi harapan
terendah adalah 4,3, sehingga menggunakan alternative uji Fisher. Nilai
significancy adalah 0,000, karena nilai p < 0,05 , maka dapat diambil kesimpulan
bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan wanita usia subur tentang kanker
serviks dan tindakan pemeriksaan pap smear di Kelurahan Sidanegara Kabupaten
Cilacap.
PEMBAHASAN
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa usia responden terbanyak adalah >40 tahun.
Responden dalam penelitian ini sebagian besar wanita usia subur yang berusia
lebih dari 40 tahun yaitu sebanyak 25 responden (56,8%). Wanita usia subur
dianjurkan secara rutin melakukan skrining kesehatan secara berkala. Wanita usia
subur berumur 30-50 tahun merupakan sasaran deteksi dini kanker serviks dan
payudara di Indonesia (Kemenkes RI, 2010). Wanita dengan rentang usia tersebut
menjadi sasaran deteksi dini kanker serviks mengingat kanker serviks invasif
biasanya terjadi pada wanita berusia 30 sampai 50 tahun (Otto, 2003). Sumber
lain menyebutkan bahwa umur rata-rata wanita yang terserang kanker serviks
adalah usia 50 tahun (Yatim 2005).
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pendidikan responden terbanyak adalah
SMA. Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan
yang lebih luas dibandingkan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Pernah atau tidaknya seseorang melakukan pemeriksaan pap smear
merupakan salah satu cerminan perilaku kesehatan wanita khususnya terhadap
kesehatan reproduksi (Notoatmodjo,2010).
Tabel 4.3 menunjukkan ba hwa pengetahuan responden terbanyak adalah
pengetahuan baik. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Aswathy pada tahun
2012 yang berjudul Cervical cancer screening: Current knowledge & practice
among women in a rural population of Kerala di Negara India menyatakan bahwa
pengetahuan mempengaruhi tindakan seseorang dalam hal skrining kanker serviks
(Aswathy, 2012). Seseorang akan melakukan tindakan berdasarkan pengetahuan
yang dimilikinya serta akan mengaplikasikannya, semakin baik pengetahuan
seseorang tenta ng kankerserviks maka orang tersebut akan melakukan tindakan
pemeriksaan
pap smear dan sebaliknya jika pengetahuan seseorang kurang
tentang kanker serviks maka orang tersebut tidak akan melakukan pemeriksaan
pap smear setiap tahunnya (Notoatmodjo, 2010).
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang telah melakukan tindakan
pap smear lebih banyak daripada yang tidak melakukan tindakan pap smear. Pap
smear dilakukan bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya proses infeksi,
kelainan pra kanker dan kanker di vagina dan serviks (Lestadi, 2009). Hasil
pemeriksaan pap smear dapat menunjukkan adanya penyakit lain dalam vagina
dan serviks, diantaranya yaitu infeksi Human papillomavirus yang memiliki
hubungan yang kuat dengan kejadian kanker serviks. Dengan diketahuinya
penyakit atau keabnormalan pada vagina atau serviks dari hasil pemeriksaan pap
smear, maka dapat dilakukan pengobatan yang seksama sehingga akibat lebih
lanjut menjadi kanker serviks dapat dihindari.
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil uji Fisher’s Exa ct Test terdapat
hubungan antara pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks dan
tindakan pap smear di Kelurahan Sidanegara Kabupaten Cilacap dengan nilai
signifikan 0.000. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Junita pada tahun
2013terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kanker serviks dengan
pemeriksaan pap smear. Pap smear memberikan kesempatan untuk melakukan
deteksi dini (early detection) dan mengambil langkah tatalaksana yang sesuai.
Selain melakukan pap smear, tindakan preventif lain yang dapat dilakukan adalah
dengan vaksinasi Quadrivalent HPV.
Hasil output pada tabel analisis Fisher’s Exact Test, count adalah frekuensi
dari data yang diamati (observed) dan expected count adalah frekuensi yang
diharapkan. % within tindakan pap smear adalah persentase kolom dari tabel
silang ini (sesuai dengan pilihan yang diambil, hanya mencentang frekuensi
kolom). Berdasarkan frekuensi kolom ini dapat dibaca, bahwa terdapat
kecenderungan mereka yang berpengetahuan baik
lebih memilih melakukan
tindakan pap smear dibandingkan tidak melakukan tindakan pap smear. Hasil
penelitian menunjukan dari 33 responden berpengetahuan baik, 78,8% memilih
tindakan pemeriksaan pap smear sedangkan sisanya 21,2% tidak memilih
tindakan pemeriksaan pap smear. Sebaliknya, terdapat kecenderungan responden
yang berpengetahuan buruk memilih tidak melakukan pap smear. Hasil penelitian
menunjukan dari 11 responden, terdapat 1 responden melakukan tindakan
pemeriksaan pap smear. Adanya responden yang berpengetahuan buruk tetapi
mau melakukan pemeriksaan pap smear dapat dipengaruhi oleh faktor lain.
Terdapat keterkaitan baik dan buruknya pengetahuan terhadap pemilihan tindakan
pap smear. Hal ini sesuai dengan penelitian Melati (2012) menunjukkan bahwa
kurangnya pengetahuan wanita usia subur tentang kriteria pemeriksaan pap smear
dapat mengakibatkan kurangnya kesadaran wanita untuk melakukan pemeriksaan
karena mereka tidak mengetahui kapan mereka sudah dapat melakukan
pemeriksaan pap smear. Sedangkan dalam penelitian yang peneliti lakukan pada
44 wanita subur sebanyak 33 responden (75,0%) memiliki pengetahuan yang baik
mengenai kanker serviks dan 26 responden diantaranya melakukan pemeriksaan
pap smear untuk mengetahui ada atau tidaknya proses ineksi, kelainan pra kanker
divagina dan serviks.
Hasil analisis menunjukkan nilai OR sebesar 37,143 (95% CI:4,040341,504)hal ini menunjukkan responden yang mempunyai pengetahuan buruk
mempunyai peluang 37,143 kali tidak
melakukan pemeriksaan pap smear
dibandingkan dengan responden yang berpengatahuan baik.
Peningkatan pengetahuan sebagai tujuan dari pendidikan kesehatan
sebagai upaya pencegahan kanker serviks tidak terlepas dari karakteristik wanita
yang
menjadi
sasarannya.Pengalaman,
pendidikan,
keyakinan,
fasilitas,
penghasilan, sosial dan budaya merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang khususnya dalam hal ini adalah pengetahuan wanita
(Notoatmodjo, 2010).
Kelebihan dari penelitian ini adalah kuesioner penelitian dibuat oleh
peneliti sendiri, penelitian mudah dilakukan, hasil dapat cepat diperoleh, tidak
mengalami banyak kendala etik dan resiko drop out kecil. Pada penelitian ini
terdapat beberapa faktor perancu yang dapat dikendalikan, seperti usia,
pendidikan dengan pengisian kuesioner penelitian.
Kekurangan dari penelitian ini adalah peneliti tidak mengendalikan
variabel perancu lain seperti penghasilan, lingkungan dan informasi.Penelitian
yang dilakukan oleh Lyimo and Beran pada tahun 2012 yang berjudul
Demographic, knowledge, attitudinal, and accessibility factors associated with
uptake of cervical cancer screening among women in a rural district of Tanzania:
Three public policy implicationsmenunjukkan bahwa informasi mempengaruhi
tindakan skrining yang dilakukan oleh wanita. Wanita yang mengetahui banyak
informasi tentang bahaya kanker serviks akan lebih dini dalam melakukan
skrining terhadap kanker serviks (Lyimo, 2012).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data pada bab sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
wanita usia subur tentang kanker serviks dan tindakan pemeriksaan pap smear di
Kelurahan Sidanegara Kabupaten Cilacap.
SARAN
Pelayanan
kesehatan
khususnya
rumah
sakit
dan
puskesmas
diharapkanmampu meningkatkan pada aspek promotif dan preventif dengan cara
memberikan penyuluhan pada masyarakat mengenai pengetahuan kanker serviks
serta mengadakan pemeriksaan
pap smear
secara masal setiap tahun yang
diberikan secara gratis.
Peneliti berikutnya diharapkan mengendalikan variabel perancu lain
seperti informasi, penghasilan dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society.Cervical Cancer: Pap smear. Diakses pada tanggal 25
September 2015
http://www.cancer.org/cancer/cervicalcancer/index
Andrijono. 2010. Kanker Serviks Ed. 3. Jakarta: Divisi Onkologi Departemen
Obstetri dan Ginekologi FK UI
Anggraini FR. 2014. Tingkat Pengetahuan Kanker Serviks Dan Pengetahan Cara
Pencegahan Kanker Servik s di Fakultas Bisnis Unika Widya Mandala
Surabaya. Surabaya : Program Studi Pendidikan Dokter FK UKWM
Anonymous. 2003. Overview of Cervical Cancer Treatment and Palliative Care.
New York: PATH Diakses pada tanggal 20 September 2015 di
http://pacificcancer.org/Resources/Cancer/Cervical/RH
Anonymous. 2015. Paliative Care. Diakses tanggal 25 September 2015
http://www.who.int/cancer/palliative/definition/en/
Arikunto S. 2010. Metode Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Assoumou S. 2015.Awareness and knowledge regarding of cervical cancer, Pap
smear screening and human papillomavirus infection in Gabonese
women. BMC Women’s Health. Vol 15:37
Aswathy. 2012. Cervical cancer screening: Current knowledge & practice among
women in a rural population of Kerala , India. Indian J Med Res 136,
August 2012, pp 205-210
BKKBN, 2012. Penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi.Jakarta :
BKKBN
Budiman dan Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan . Jakarta : Salemba Medika.
Cervical Cancer Campaign. 2006. Understanding Cervical Cancer. A Woman’s
Guide. Chicago: Ginecologic Cancer Foundation
Dahlan, S. 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Depkes. 2013. Program Penanggulangan Anemia Gizi pada Wanita Usia Subur
(WUS). Jakarta : Depkes RI
Depkes.2009. Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker
Payudara. Jakarta: DJPPPL Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Diananda dan Rama. 2008. Mengenal Seluk Beluk Kanker. Yogyakarta: Katahati
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2012. Buku Profil Kesehatan Provinsi
Garcia, AA.2009. Cervical Cancer. Diakses tanggal 20 September 2015
http://emedicine.medscape.com/article/253513-overview
Heru, P. 2010.Kanker Serviks. Jakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Jawa Tengah Tahun 2012 . Semarang
Junita, F. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kanker Serviks
Dengan Pemeriksaan Pap Smear di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bekasi Tahun 2013. Jurnal Kesehatan. Jakarta: Program Studi DIII
Kebidanan STIKES Medistra Indonesia.
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan
Kesehatan Tahun 2011 - 2014 . Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI
Lestadi, J. 2009. Sitologi Pap Smear: Alat Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker
Leher Rahim: Panduan Dokter Umum dan Bidan. Jakarta: EGC.
Lyimo and Beran. 2012. Demographic, knowledge, attitudinal, and accessibility
factors associated with uptake of cervical cancer screening among women
in a rural district of Tanzania: Three public policy implications. BMC
Public Health.2012.12:22.
Mehta V et al 2009.
2009;75:214-6.
Pap smear. Indian J Dermatol Venereol Leprol
Melati.2012. Pengetahuan Wanita Menikah yang Bekrja dan Tidak Bekerja
tentang Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok. Jakarta:
FIK. Universitas Indonesia.
Murti, B. 2010.Desain dan Ukuran Sampel untuk penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif di Bidang Kesehatan . Yogyakarta: Gajah Mada University Press
NCCN. 2010. Cervical Cancer. Clinical Practice Guidelines in Oncology. Diakses
pada tanggal 20 September 2015
http://mail.ny.acog.org/website/NCCNClinicalPracticeGuidelines.pdf
Notoatmodjo S. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat:
DasarCetakan Kedua. Jakarta: PT Rineka Cipta
Prinsip-Prinsip
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan (Ed. Rev). Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Noviana, H. 2012. Human Papilloma Virus dan Kanker Serviks. Kalbe Genomics
Laboratory. CKD. Volume 39.
Nurwijaya, H. 2010. Cegah dan Deteksi Kanker Serviks.Jakarta : PT. Gramedia
Otto, S. 2003. Buku Saku Keperawatan Onkologi (Budi, J.F., penerjemah).
Jakarta: EGC.
Ova et al. 2010.Bebas Ancaman Kanker Serviks. Yogyakarta: Media Pressindo
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan . Jakarta: Salemba Medika.
Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kandungan Ed 3. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakrata :EGC
Rasjidi, I. 2009. Deteksi dini dan Pencegahan Kanker Pada Wanita. Jakarta:
Sagung Seto
Rasjidi, I. 2008. Manual Prakanker Serviks Ed. 1. Jakarta: Sagung Seto
Rifki.2010.Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Serviks Dengan
Perilaku Ibu Dalam Melakukan Pemeriksaan Pap Smear Di Desa
Ketawang Daleman Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep. Surabaya:
FIK UM Surabaya
Rustagi, A S., Aruna Kamineni., Sheila Weinmann., Susan D. Reed., Polly
Newcomb., Noel S. Weiss. 2014. Cervical Screening and Cervical Cancer
Death Among Older Women. American Journal of Epidemiology. Vol.
179, No. 9 DOI: 10.1093/aje/kwu035. pp 1107-1108
Sabri, A. 2008.Strategi Belajar Mengajar Mikro Teaching. Ciputat: Quantum
Teaching
Samadi. 2010. Yes, I Know Everything About Kanker Serviks. Jakarta: Tiga
Kelana
Sastroasmoro, S. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi 3.
Jakarta: Sagung Seto
Sinta et al. 2010.Kanker Serviks Dan Infeksi Human Papilloma Virus (HPV).
Jakarta: Javamedia
Suwiyoga IK. 2006. Tes Human Papilloma Virus sebagai Skrining Alternative
Kanker Serviks. Cermin Dunia Kedokteran . Vol 151:29-33
Taufiqurrahman, M. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu
Kesehatan . Surakarta: UNS Press
Wawan, Dewi. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia . Yogyakarta: Nuha Medika.
Widiani, S. 2010. Hubungan Motivasi dengan Tindakan PAP Smear Pada Wanita
Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat. Denpasar :
Universitas Udayana
Wijaya
dan
Delia.2010. Pembunuh
Serviks.Yogyakarta: Sinar Kejora
Ganas
itu
Bernama
Kanker
World Health Organization. 2010. Comprehensive Cervical Cancer Control. A
Guide to Essential Practice. Diaksess pada tanggal 26 September 2015
http://whqlibdoc.who.int
World Health Organization. 2010. Comprehensive Cervical Cancer Control. A
Guide to Essential Practice.Diakses pada tanggal 26 September 2015
http://whqlibdoc.who.int
Yanty, Novita. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kanker
Serviks dengan Perilaku Ibu dalam Melakukan Tes Pap Smear di
Kelurahan Tugu Utara Pada Tahun 2013. Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah
Yasli, G. Turhan, E. Eser, S. Tozun, M. Ogus, M. 2015. Level of Knowledge and
Behavior of Family Health Personnel Workers in Izmir about Early
Diagnosis for Breast and Cervix Cancer.Asian Pacific Journal of Cancer
Prevention . Vol 16: 2501-2505
Yatim, F. 2005. Penyakit Kandungan. Jakarta: Pustaka Populer Obor
TENTANG KANKER SERVIKS DAN TINDAKAN PEMERIKSAAN
PAP SMEAR DI KELURAHAN SIDANEGARA
KABUPATEN CILACAP
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran
Diajukan Oleh:
WINDA NUR ANNISA
J50012 0014
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARAPENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR
TENTANG KANKER SERVIKS DAN TINDAKAN PEMERIKSAAN
PAP SMEAR DI KELURAHAN SIDANEGARA
KABUPATEN CILACAP
Winda Nur Annisa1, Sri Wahyu Basuki, N2 . Juni Triastuti2 , 2016
Latar Belakang: Kanker serviks menduduki angka kematian tertinggi di antara
jenis kanker lain dikalangan perempuan. Tindakan pemeriksaan pap smear secara
rutin dapat memudahkan diagnosis dan penatalaksanaan kanker serviks.
Tujuan:Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis apakah ada hubungan antara
pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks dan tindakan pemeriksaan
pap smear di Kelurahan Sidanegara Kabupaten Cilacap.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional yang dilaksanakan bulan Desember 2015di Kelurahan
Sidanegara Kabupaten Cilacap. Besar sampel 44 sampel.Pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling.Data kemudian dianalisis menggunakan
uji Uji Fisherdengan bantuan SPSS 20.0 for windows.
Hasil:Terdapat hubungan secara signifikan antara pengetahuan wanita usia subur
tentang kanker serviks dengan tindakan pemeriksaan pap smear dengan hasil uji
Fisher Exact Test diperoleh p value 0,000. Responden yang berpengetahuan baik
sebanyak 33 responden, 78,8% diantaranya melakukan pemeriksaan pap smear
sedangkan sisanya 21,2% tidak melakukan pemeriksaan pap smear. Responden
yang berpengetahuan buruk sebanyak 11 responden, hanya 1 responden yang
melakukan pemeriksaan pap smear, hal ini menunjukkanterda pat keterkaitan baik
dan buruknya pengetahuan terhadap tindakan pemeriksaan pap smear.
Kesimpulan:Ada hubungan yang signifikan pengetahuan wanita usia subur
tentang kanker serviks dan tindakan pemeriksaan pap smear di Kelurahan
SidanegaraKabupaten Cilacap.
Kata Kunci :Pengetahuan, wanita usia subur, pemeriksaan pap smear
1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE WOMEN CHILD
BEARING AGE ABOUT CERVICAL CANCER AND
PAP SMEAR EXAMINATION IN SIDANEGARA CILACAP
Winda Nur Annisa1, Sri Wahyu Basuki, N2 . Juni Triastuti2 , 2016
Background: Cervical cancer occupies the highest mortality rates among other
types of cancer among women. The inspection pap smear contimay facilitate the
diagnosis and management of cervical cancer.
Objective: This researchis to analyze there is a relationship between knowledge
of women childearing ageabout cervical cancer and pap smear examination in
Sidanegara Cilacap.
Methods: The research desain that used isobservational analytic methodwith
cross sectional approachment in December2015 in the Sidanegara Village
Cilacap. Thesize ofsample44samples. Sampling using purposive sampling
technique. Data were analyzed using Fisher test using SPSS 20.0 program for
windows.
Result of Research: There isa significant relationship between knowledge of
reproductive age women about cervical cancer with a Pap Smear examination
with the test results obtained by the Fisher Exact Test p value of 0.000.
Respondents were knowledge well as much as33respondents, 78.8% of them
choose a Pap smear while the remaining21.2% did not pap smears. Respondents
were bad knowledgeas many as 11respondents, only one respondent who perform
pap smears, it show link ages to the knowledge of good and bad actions pap
smears.
Conclusions : There is a significant relationship between knowledge of
reproductive age women about cervical cancer and Pap smear examination in
Sidanegara Village Cilacap Distrct.
Keywords: Knowledge, women of childbearing age, pap smear
1
Student of Medical Faculty Muhammadiyah University of Surakarta
Lectures of Medical Faculty Muhammadiyah University of Surakarta
2
PENDAHULUAN
Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi pada serviks dan portio alat
genitalia wanita (Rasjidi, 2008). Pap smear digunakan untuk deteksi dini pada
kanker serviks karena metodologinya mudah di aplikasikan. Pemeriksaan ini
dapat mendeteksi
adanya lesi pada kanker serviks (Costa, 2015). Pap smear
biasanya dilakukan pada wanita usia subur yang telah melakukan hubungan
seksual (Raski, 2013).
Data Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
menunjukan bahwa tindakan pemeriksaan pap smear menurun pada tahun 2012
(BKKBN, 2012). Penurunan tersebut salah satunya disebabkan oleh pengetahuan
yang kurang tentang kanker serviks. Pengetahuan diperlukan untuk memberikan
informasi yang tepat mengenai perilaku seseorang (Widiani, 2010).
Mayoritas penderita kanker serviks berobat ketika keadaannya telah kritis
atau penyakitnya sudah stadium lanjut. Hal ini tidak akan terjadi jika para ibu
rutin melakukan pemeriksaan pap smear dan memiliki pengetahuan yang cukup
tentang pap smear. Tindakan pemeriksaan pap smear secara rutin dapat
memudahkan diagnosis dan penatalaksanaan kanker serviks (Yamani, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 terdapat
493.234 jiwa yang menderita kanker serviksdengan angka kematian 273.505 jiwa
di seluruh dunia (WHO,2010).Yayasan Kanker Indonesia menyatakan bahwa
kanker serviks menduduki angka kematian tertinggi di antara jenis kanker lain
dikalangan perempuan. Sebanyak 52.000.000 perempuan Indonesia memiliki
risiko yang tinggi mengalami kanker serviks dengan 5.000 kasus baru per tahun
dan 8.000 kematian (Nurwijaya,2010). Penyakit kanker di Provinsi Jawa Tengah
pada tahun 2012 sebanyak 11.341 kasus dan 19,92% kasus adalah kanker serviks
(Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Yasli pada tahun 2015 menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara pengetahuan tentang kanker serviks dan pemeriksaan
pap smear (Yasli, 2015).
Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Yasli pada tahun 2015 terletak pada variabel yang diteliti. Yasli
meneliti pengetahuan dan sikap keluarga tentang deteksi dini kanker serviks dan
kanker payudara, sedangkan penulis meneliti tentang hubungan antara
pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks dan tindakan pemeriksaan
pap smear.
Berdasarkan pernyataan di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hubungan antara pengetahuan pada wanita usia subur tentang
kanker serviks dan tindakan pemeriksaan pap smear di Kelurahan Sidanegara
Kabupaten Cilacap.
Tujuan dari penelitian iniadalah untuk menganalisis apakah ada hubungan
antara pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks dan tindakan
pemeriksaan pap smear di Kelurahan Sidanegara Kabupaten Cilacap.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional, dengan
rancangan penelitian cross sectional.Tempat penelitiandilakukan di Kelurahan
Sidanegara Kabupaten Cilacap pada Bulan Desermber 2015. Pengambilan sampel
penelitian menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel
dengan dasar pertimbangan tertentu. Dengan metode purposive sampling
didapatkan jumlah sampel sebesar 44 sampel. Kriteria sampel yang digunakan
pada penelitian ini adalah wanita usia subur yang berusia 20-49 tahun dan telah
menikah, bersedia menjadi responden, dapat membaca dan menulis dengan baik,
pendidikan minimal SMP, tidak sedang hamil, bukan janda. Teknik pengambilan
data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner yang telah dibuat
peneliti dan telah diuji validitas dan reliabilitas.
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ana lisa data
dengan SPSS 20.0 program for windows.Untuk menghitung uji statistik digunakan
Chi-Squarebila memenuhi syarat (nilai expected kurang dari 5, maksimal 20%
dari jumlah sel). Apabila tidak memenuhi syarat dapat digunakan uji alternatif
dengan menggunakan uji Fisher(Dahlan, 2009).
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan Kelurahan Sidanegara Kabupaten Cilacap pada
bulan Desember 2015.Responden dalam penelitian ini adalah wanita subur yang
berusia 20-49 tahun.Hasil penelitian ini di deskripsikan dengan analisis univariat
dan bivariat.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian meliputi usia dan pendidikan
responden.
a. Usia
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia
No.
Umur
Frekuensi
Prosentase (%)
1.
< 30 tahun
5
11,4
2.
31 – 40 tahun
14
31,8
3.
> 40 tahun
25
56,8
Jumlah
44
100
Sumber: hasil olah data
Tabel 4.1 menunjukkan distribusi frekuensi berdasarkan usia.
Usia responden terbanyak adalah lebih dari 40 tahun sebanyak 25
orang dengan persentase 56.8%.
b. Pendidikan
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No.
Pendidikan
Frekuensi
Prosentase (%)
1.
SMP
12
27,3
2.
SMA
15
34,1
3.
Diploma
7
15,9
4.
Sarjana
10
22,7
44
100
Jumlah
Sumber: hasil olah data
Tabel 4.2 menunjukkan distribusi frekuensi berdasarkan tingkat
pendidikan. Tingkat pendidikan responden terbanyak adalah SMA
yaitu sebanyak 15 orang dengan persentase 34.1%.
c. Pengetahuan tentang Kanker Serviks
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan
No.
Pengetahuan
Frekuensi
Prosentase (%)
1.
Baik
33
75,0
2.
Buruk
11
25,0
44
100
Jumlah
Sumber: hasil olah data
Tabel 4.3 menunjukkan distribusi frekuensi berdasarkan
pengetahuan. Pengetahuan responden terbanyak adalah pengetahuan
baik sebanyak 33 orang dengan persentase 25.0 %.
d. Pemeriksaan Pap Smear
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemeriksaan Pap Smear
No.
Tindakan
Frekuensi
Prosentase (%)
1.
Ya
27
61,4
2.
Tidak
17
38,6
44
100
Jumlah
Sumber: hasil olah data
Tabel 4.4 menunjukkan distribusi frekuensi berdasarkan pemeriksaan pap
smear. Pemeriksaan pap smear responden terbanyak adalah responden yang
melakukan tindakan pemeriksaan pap smear yaitu sebanyak 27 orang dengan
persentase 61.4 %.
2. Analisis Bivariat
Penelitian ini menggunakan analisis bivariat
yaitu untuk mengetahui
hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam hal ini
uji analisis bivariat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan skala data. Uji
bivariat korelasi Chi Square bila memenuhi syarat (nilai expected kurang dari 5,
maksimal 20% dari jumlah sel). Apabila syarat uji Chi-square tidak memenuhi
syarat dapat digunakan uji alternative dengan menggunakan uji Fisher.
Table 4.5.
Hasil Uji Fisher
Variabel
Pengetahuan
Tindakan Pap Smear
Buruk
Baik
Count
Expected Count
% within
Pengetahuan
Count
Expected Count
% within
Pengetahuan
Total
Count
Expected Count
% within
Pengetahuan
Total
Fisher’s Exact Test
Tidak
Ya
10
4.3
1
6.8
11
11.0
90.9%
9.1%
100.0%
7
26
33
OR
12.8
20.3
33.0
37,143
21.2%
78.8%
100.0%
17
27
44
P value
17.0
27.0
44.0
38.6%
61.4%
100.0%
0,000
(95% CI:4,040341,504
Sumber: hasil olah data
Berdasarkan hasil uji bivariat korelasi chi square diperoleh keterangan
bahwa di bawah tabel yang menunjukkan berlaku atau tidaknya salah satu asumsi
dari chi-square yang menyatakan bahwa frekuensi yang diharapkan untuk masingmasing kategori harus lebih besar dari 1. Frekuensi yang diharapkan yang bernilai
kurang dari 5 tida k boleh lebih dari 20 % dari kategori. Hasil analisis diperoleh
keterangan di bawah tabel, terlihat bahwa asumsi tersebut tidak terpenuhi karena
terdapat sel yang memiliki frekuensi harapan dibawah lima, dan frekuensi harapan
terendah adalah 4,3, sehingga menggunakan alternative uji Fisher. Nilai
significancy adalah 0,000, karena nilai p < 0,05 , maka dapat diambil kesimpulan
bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan wanita usia subur tentang kanker
serviks dan tindakan pemeriksaan pap smear di Kelurahan Sidanegara Kabupaten
Cilacap.
PEMBAHASAN
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa usia responden terbanyak adalah >40 tahun.
Responden dalam penelitian ini sebagian besar wanita usia subur yang berusia
lebih dari 40 tahun yaitu sebanyak 25 responden (56,8%). Wanita usia subur
dianjurkan secara rutin melakukan skrining kesehatan secara berkala. Wanita usia
subur berumur 30-50 tahun merupakan sasaran deteksi dini kanker serviks dan
payudara di Indonesia (Kemenkes RI, 2010). Wanita dengan rentang usia tersebut
menjadi sasaran deteksi dini kanker serviks mengingat kanker serviks invasif
biasanya terjadi pada wanita berusia 30 sampai 50 tahun (Otto, 2003). Sumber
lain menyebutkan bahwa umur rata-rata wanita yang terserang kanker serviks
adalah usia 50 tahun (Yatim 2005).
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pendidikan responden terbanyak adalah
SMA. Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan
yang lebih luas dibandingkan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Pernah atau tidaknya seseorang melakukan pemeriksaan pap smear
merupakan salah satu cerminan perilaku kesehatan wanita khususnya terhadap
kesehatan reproduksi (Notoatmodjo,2010).
Tabel 4.3 menunjukkan ba hwa pengetahuan responden terbanyak adalah
pengetahuan baik. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Aswathy pada tahun
2012 yang berjudul Cervical cancer screening: Current knowledge & practice
among women in a rural population of Kerala di Negara India menyatakan bahwa
pengetahuan mempengaruhi tindakan seseorang dalam hal skrining kanker serviks
(Aswathy, 2012). Seseorang akan melakukan tindakan berdasarkan pengetahuan
yang dimilikinya serta akan mengaplikasikannya, semakin baik pengetahuan
seseorang tenta ng kankerserviks maka orang tersebut akan melakukan tindakan
pemeriksaan
pap smear dan sebaliknya jika pengetahuan seseorang kurang
tentang kanker serviks maka orang tersebut tidak akan melakukan pemeriksaan
pap smear setiap tahunnya (Notoatmodjo, 2010).
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang telah melakukan tindakan
pap smear lebih banyak daripada yang tidak melakukan tindakan pap smear. Pap
smear dilakukan bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya proses infeksi,
kelainan pra kanker dan kanker di vagina dan serviks (Lestadi, 2009). Hasil
pemeriksaan pap smear dapat menunjukkan adanya penyakit lain dalam vagina
dan serviks, diantaranya yaitu infeksi Human papillomavirus yang memiliki
hubungan yang kuat dengan kejadian kanker serviks. Dengan diketahuinya
penyakit atau keabnormalan pada vagina atau serviks dari hasil pemeriksaan pap
smear, maka dapat dilakukan pengobatan yang seksama sehingga akibat lebih
lanjut menjadi kanker serviks dapat dihindari.
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil uji Fisher’s Exa ct Test terdapat
hubungan antara pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks dan
tindakan pap smear di Kelurahan Sidanegara Kabupaten Cilacap dengan nilai
signifikan 0.000. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Junita pada tahun
2013terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kanker serviks dengan
pemeriksaan pap smear. Pap smear memberikan kesempatan untuk melakukan
deteksi dini (early detection) dan mengambil langkah tatalaksana yang sesuai.
Selain melakukan pap smear, tindakan preventif lain yang dapat dilakukan adalah
dengan vaksinasi Quadrivalent HPV.
Hasil output pada tabel analisis Fisher’s Exact Test, count adalah frekuensi
dari data yang diamati (observed) dan expected count adalah frekuensi yang
diharapkan. % within tindakan pap smear adalah persentase kolom dari tabel
silang ini (sesuai dengan pilihan yang diambil, hanya mencentang frekuensi
kolom). Berdasarkan frekuensi kolom ini dapat dibaca, bahwa terdapat
kecenderungan mereka yang berpengetahuan baik
lebih memilih melakukan
tindakan pap smear dibandingkan tidak melakukan tindakan pap smear. Hasil
penelitian menunjukan dari 33 responden berpengetahuan baik, 78,8% memilih
tindakan pemeriksaan pap smear sedangkan sisanya 21,2% tidak memilih
tindakan pemeriksaan pap smear. Sebaliknya, terdapat kecenderungan responden
yang berpengetahuan buruk memilih tidak melakukan pap smear. Hasil penelitian
menunjukan dari 11 responden, terdapat 1 responden melakukan tindakan
pemeriksaan pap smear. Adanya responden yang berpengetahuan buruk tetapi
mau melakukan pemeriksaan pap smear dapat dipengaruhi oleh faktor lain.
Terdapat keterkaitan baik dan buruknya pengetahuan terhadap pemilihan tindakan
pap smear. Hal ini sesuai dengan penelitian Melati (2012) menunjukkan bahwa
kurangnya pengetahuan wanita usia subur tentang kriteria pemeriksaan pap smear
dapat mengakibatkan kurangnya kesadaran wanita untuk melakukan pemeriksaan
karena mereka tidak mengetahui kapan mereka sudah dapat melakukan
pemeriksaan pap smear. Sedangkan dalam penelitian yang peneliti lakukan pada
44 wanita subur sebanyak 33 responden (75,0%) memiliki pengetahuan yang baik
mengenai kanker serviks dan 26 responden diantaranya melakukan pemeriksaan
pap smear untuk mengetahui ada atau tidaknya proses ineksi, kelainan pra kanker
divagina dan serviks.
Hasil analisis menunjukkan nilai OR sebesar 37,143 (95% CI:4,040341,504)hal ini menunjukkan responden yang mempunyai pengetahuan buruk
mempunyai peluang 37,143 kali tidak
melakukan pemeriksaan pap smear
dibandingkan dengan responden yang berpengatahuan baik.
Peningkatan pengetahuan sebagai tujuan dari pendidikan kesehatan
sebagai upaya pencegahan kanker serviks tidak terlepas dari karakteristik wanita
yang
menjadi
sasarannya.Pengalaman,
pendidikan,
keyakinan,
fasilitas,
penghasilan, sosial dan budaya merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang khususnya dalam hal ini adalah pengetahuan wanita
(Notoatmodjo, 2010).
Kelebihan dari penelitian ini adalah kuesioner penelitian dibuat oleh
peneliti sendiri, penelitian mudah dilakukan, hasil dapat cepat diperoleh, tidak
mengalami banyak kendala etik dan resiko drop out kecil. Pada penelitian ini
terdapat beberapa faktor perancu yang dapat dikendalikan, seperti usia,
pendidikan dengan pengisian kuesioner penelitian.
Kekurangan dari penelitian ini adalah peneliti tidak mengendalikan
variabel perancu lain seperti penghasilan, lingkungan dan informasi.Penelitian
yang dilakukan oleh Lyimo and Beran pada tahun 2012 yang berjudul
Demographic, knowledge, attitudinal, and accessibility factors associated with
uptake of cervical cancer screening among women in a rural district of Tanzania:
Three public policy implicationsmenunjukkan bahwa informasi mempengaruhi
tindakan skrining yang dilakukan oleh wanita. Wanita yang mengetahui banyak
informasi tentang bahaya kanker serviks akan lebih dini dalam melakukan
skrining terhadap kanker serviks (Lyimo, 2012).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data pada bab sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
wanita usia subur tentang kanker serviks dan tindakan pemeriksaan pap smear di
Kelurahan Sidanegara Kabupaten Cilacap.
SARAN
Pelayanan
kesehatan
khususnya
rumah
sakit
dan
puskesmas
diharapkanmampu meningkatkan pada aspek promotif dan preventif dengan cara
memberikan penyuluhan pada masyarakat mengenai pengetahuan kanker serviks
serta mengadakan pemeriksaan
pap smear
secara masal setiap tahun yang
diberikan secara gratis.
Peneliti berikutnya diharapkan mengendalikan variabel perancu lain
seperti informasi, penghasilan dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society.Cervical Cancer: Pap smear. Diakses pada tanggal 25
September 2015
http://www.cancer.org/cancer/cervicalcancer/index
Andrijono. 2010. Kanker Serviks Ed. 3. Jakarta: Divisi Onkologi Departemen
Obstetri dan Ginekologi FK UI
Anggraini FR. 2014. Tingkat Pengetahuan Kanker Serviks Dan Pengetahan Cara
Pencegahan Kanker Servik s di Fakultas Bisnis Unika Widya Mandala
Surabaya. Surabaya : Program Studi Pendidikan Dokter FK UKWM
Anonymous. 2003. Overview of Cervical Cancer Treatment and Palliative Care.
New York: PATH Diakses pada tanggal 20 September 2015 di
http://pacificcancer.org/Resources/Cancer/Cervical/RH
Anonymous. 2015. Paliative Care. Diakses tanggal 25 September 2015
http://www.who.int/cancer/palliative/definition/en/
Arikunto S. 2010. Metode Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Assoumou S. 2015.Awareness and knowledge regarding of cervical cancer, Pap
smear screening and human papillomavirus infection in Gabonese
women. BMC Women’s Health. Vol 15:37
Aswathy. 2012. Cervical cancer screening: Current knowledge & practice among
women in a rural population of Kerala , India. Indian J Med Res 136,
August 2012, pp 205-210
BKKBN, 2012. Penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi.Jakarta :
BKKBN
Budiman dan Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan . Jakarta : Salemba Medika.
Cervical Cancer Campaign. 2006. Understanding Cervical Cancer. A Woman’s
Guide. Chicago: Ginecologic Cancer Foundation
Dahlan, S. 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Depkes. 2013. Program Penanggulangan Anemia Gizi pada Wanita Usia Subur
(WUS). Jakarta : Depkes RI
Depkes.2009. Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker
Payudara. Jakarta: DJPPPL Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Diananda dan Rama. 2008. Mengenal Seluk Beluk Kanker. Yogyakarta: Katahati
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2012. Buku Profil Kesehatan Provinsi
Garcia, AA.2009. Cervical Cancer. Diakses tanggal 20 September 2015
http://emedicine.medscape.com/article/253513-overview
Heru, P. 2010.Kanker Serviks. Jakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Jawa Tengah Tahun 2012 . Semarang
Junita, F. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kanker Serviks
Dengan Pemeriksaan Pap Smear di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bekasi Tahun 2013. Jurnal Kesehatan. Jakarta: Program Studi DIII
Kebidanan STIKES Medistra Indonesia.
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan
Kesehatan Tahun 2011 - 2014 . Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI
Lestadi, J. 2009. Sitologi Pap Smear: Alat Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker
Leher Rahim: Panduan Dokter Umum dan Bidan. Jakarta: EGC.
Lyimo and Beran. 2012. Demographic, knowledge, attitudinal, and accessibility
factors associated with uptake of cervical cancer screening among women
in a rural district of Tanzania: Three public policy implications. BMC
Public Health.2012.12:22.
Mehta V et al 2009.
2009;75:214-6.
Pap smear. Indian J Dermatol Venereol Leprol
Melati.2012. Pengetahuan Wanita Menikah yang Bekrja dan Tidak Bekerja
tentang Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Grogol, Depok. Jakarta:
FIK. Universitas Indonesia.
Murti, B. 2010.Desain dan Ukuran Sampel untuk penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif di Bidang Kesehatan . Yogyakarta: Gajah Mada University Press
NCCN. 2010. Cervical Cancer. Clinical Practice Guidelines in Oncology. Diakses
pada tanggal 20 September 2015
http://mail.ny.acog.org/website/NCCNClinicalPracticeGuidelines.pdf
Notoatmodjo S. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat:
DasarCetakan Kedua. Jakarta: PT Rineka Cipta
Prinsip-Prinsip
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan (Ed. Rev). Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Noviana, H. 2012. Human Papilloma Virus dan Kanker Serviks. Kalbe Genomics
Laboratory. CKD. Volume 39.
Nurwijaya, H. 2010. Cegah dan Deteksi Kanker Serviks.Jakarta : PT. Gramedia
Otto, S. 2003. Buku Saku Keperawatan Onkologi (Budi, J.F., penerjemah).
Jakarta: EGC.
Ova et al. 2010.Bebas Ancaman Kanker Serviks. Yogyakarta: Media Pressindo
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan . Jakarta: Salemba Medika.
Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kandungan Ed 3. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakrata :EGC
Rasjidi, I. 2009. Deteksi dini dan Pencegahan Kanker Pada Wanita. Jakarta:
Sagung Seto
Rasjidi, I. 2008. Manual Prakanker Serviks Ed. 1. Jakarta: Sagung Seto
Rifki.2010.Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Serviks Dengan
Perilaku Ibu Dalam Melakukan Pemeriksaan Pap Smear Di Desa
Ketawang Daleman Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep. Surabaya:
FIK UM Surabaya
Rustagi, A S., Aruna Kamineni., Sheila Weinmann., Susan D. Reed., Polly
Newcomb., Noel S. Weiss. 2014. Cervical Screening and Cervical Cancer
Death Among Older Women. American Journal of Epidemiology. Vol.
179, No. 9 DOI: 10.1093/aje/kwu035. pp 1107-1108
Sabri, A. 2008.Strategi Belajar Mengajar Mikro Teaching. Ciputat: Quantum
Teaching
Samadi. 2010. Yes, I Know Everything About Kanker Serviks. Jakarta: Tiga
Kelana
Sastroasmoro, S. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi 3.
Jakarta: Sagung Seto
Sinta et al. 2010.Kanker Serviks Dan Infeksi Human Papilloma Virus (HPV).
Jakarta: Javamedia
Suwiyoga IK. 2006. Tes Human Papilloma Virus sebagai Skrining Alternative
Kanker Serviks. Cermin Dunia Kedokteran . Vol 151:29-33
Taufiqurrahman, M. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu
Kesehatan . Surakarta: UNS Press
Wawan, Dewi. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia . Yogyakarta: Nuha Medika.
Widiani, S. 2010. Hubungan Motivasi dengan Tindakan PAP Smear Pada Wanita
Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat. Denpasar :
Universitas Udayana
Wijaya
dan
Delia.2010. Pembunuh
Serviks.Yogyakarta: Sinar Kejora
Ganas
itu
Bernama
Kanker
World Health Organization. 2010. Comprehensive Cervical Cancer Control. A
Guide to Essential Practice. Diaksess pada tanggal 26 September 2015
http://whqlibdoc.who.int
World Health Organization. 2010. Comprehensive Cervical Cancer Control. A
Guide to Essential Practice.Diakses pada tanggal 26 September 2015
http://whqlibdoc.who.int
Yanty, Novita. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kanker
Serviks dengan Perilaku Ibu dalam Melakukan Tes Pap Smear di
Kelurahan Tugu Utara Pada Tahun 2013. Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah
Yasli, G. Turhan, E. Eser, S. Tozun, M. Ogus, M. 2015. Level of Knowledge and
Behavior of Family Health Personnel Workers in Izmir about Early
Diagnosis for Breast and Cervix Cancer.Asian Pacific Journal of Cancer
Prevention . Vol 16: 2501-2505
Yatim, F. 2005. Penyakit Kandungan. Jakarta: Pustaka Populer Obor