tugas aplikom agrebisnis

TUGAS MAKALAH APLIKASI KOMPUTER

  Disusun oleh : MOCH. SYAMSUL ARIFIN (02720016) AGRIBISNIS

  FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2006 PENGGUNAAN TEKNOLOGI GIS UNTUK KEGIATAN AGRIBISNIS

A. LATAR BELAKANG

  Terdapat tiga faktor lingkungan strategis yang perlu diperhitungkan dalam melakukan penelitian pengembangan wilayah di masa depan, yaitu: Ilmu pengetahuan dan teknologi, Pembangunan daerah dalam rangka otonomi seluas- luasnya secara berkelanjutan, dan Pemberdayaan serta pencerdasan partisipasi masyarakat secara demokratis.

  Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berkembang dengan sangat cepat, jarak antara penemuan dan penerapan IPTEK menjadi sangat pendek. Kecepatan perkembangan IPTEK tersebut diikuti oleh adanya permintaan dan penerapannya yang semakin intensif dan luas dalam semua sektor kehidupan. Kebutuhan masyarakat menjadi semakin dinamis dan berubah-ubah dengan cepat.

  Menyadari kondisi tersebut maka saat ini kita perlu mengembangkan paradigma baru, mengadakan pilihan-pilihan baru, dan tidak mengulangi kesalahan masa lampau. Pembangunan dan pengembangan wilayah secara konseptual adalah suatu pengalokasian pemanfaatan kesatuan ruang yang utuh terdiri dari potensi fisik, sosial, budaya untuk peningkatan kesejahtraan secara berkelanjutan dengan pendekatan kewilayahan secara integral, yang artinya pembangunan harus didasarkan pada daya dukung potensi wilayah secara adil dan proporsional.

  Sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan yang lestari akan terwujud jika didukung oleh sistem perencanaan yang akurat dan terukur. Karena itu semua faktor yang mempengaruhi pembangunan yang berkelanjutan, termasuk faktor pendukung dan pembatas, dipikirkan sejak awal dan dituangkan dalam sebuah produk database dan peta pembangunan pertanian, perkebunan dan kehutanan. Lahan yang luas dan subur dengan kualitas sumberdaya manusia yang berpikiran maju merupakan faktor pendukung utama. Namun demikian dengan kondisi lahan yang terbatas dan kemampuan lahan tidak merata, maka pengembangan pertanian, kehutanan dan perkebunan yang berkelanjutan harus mempertimbangkan daya dukung lingkungan. Faktor pembatas yang umum dijumpai adalah kurangnya informasi dan data yang akurat tentang kondisi sumber daya alam, dimana data dan informasi merupakan instrument yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan.

  Perencanaan dan pengambilan keputusan yang tepat harus dilandasi oleh data dan informasi yang yang akurat tentang kondisi lahan. Penggunaan teknologi berbasis komputer untuk mendukung perencanaan tersebut Mutlak diperlukan untuk menganalisis, memanipulasi dan menyajikan informasi dalam bentuk tabel dan keruangan. Salah satu teknologi tersebut adalah Sistem Informasi Geografis (SIG) yang memiliki kemampuan membuat model yang memberikan gambaran, B. TUJUAN

  Tujuan dari Pembuatan Peta dan Analisis Kesesuaian Lahan dengan Menggunakan GIS ini antara lain :

  1. Mendorong peningkatan produktifitas sektor pertanian dan perkebunan sesuai dengan kemampuan dan daya dukung lahan.

  2. Memberikan pedoman dan arahan dalam pemilihan jenis tanaman yang dapat berproduksi optimal yang sesuai dengan kondisi fisigorafi dan melalui suatu analisa dengan menggunakan sistem informasi geografis (GIS)

  3. Melestarikan dan menjaga kemampuan sumber daya alami sehingga ketersediaannya sebagai sumberdaya pembangunan terjamin untuk selama- lamanya.

  4. Mendukung upaya pelestarian dan konservasi tanah dengan membuat menanama tanaman yang sesuai dengan kemampuan dan konfigurasi lahan dan tanah.

  C. ISI

  Tak sedikit kalangan perencanaan menyarankan penggunaan teknologi sistem informasi geografis (GIS) untuk keperluan tata ruang, pemilihan letak, maupun evaluasi kesesuaian lahan.

  Bagi para perencana, GIS hanyalah alat yang dipakai untuk menurunkan sejumlah alternatif dalam perencanaan wilayah. Alternatif ini kemudian diberikan kepada para pengambil keputusan untuk dipakai sebagai acuan perencanaan, lengkap dengan segala risiko yang melekat. Singkatnya, ketika berbagai alternatif itu dibuat, proses yang ada seharusnya murni teknis-profesional dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

  Sekali salah satu alternatif dipilih, keputusan politislah yang berlaku. Oleh karena itu, alternatif yang dikembangkan seharusnya terbatas, logis, serta jelas risikonya, untuk "menggiring" para pengambil keputusan menentukan pilihan yang paling masuk akal dengan risiko yang jelas pula. GIS merupakan alat bantu perencanaan yang tepat untuk memenuhi kriteria ini.

  GIS merupakan sistem berbasis komputer yang digunakan dalam analisis informasi keruangan serta menurunkan informasi baru yang berguna. Dalam sistem ini, terdapat banyak kelompok aktivitas dan analisis, mulai dari pemasukan, pemrosesan, hingga pencetakan keluaran berupa peta. Namun, untuk kepentingan perencanaan wilayah, operasi penyusunan peta merupakan metode yang dominan karena mampu menggabungkan banyak variabel keruangan dalam mencapai optimasi pemanfaatan lahan.

  Pada umumnya, perencanaan menentukan lokasi optimal bagi suatu peruntukan dengan memilih serangkaian variabel yang dipandang berpengaruh besar bagi layak- tidaknya lokasi tersebut. Variabel-variabel itu dapat dikelompokkan menjadi variabel pendukung kelayakan sosial-ekonomi, kelayakan jarak atau aksesibilitas, dan kelayakan fisik.

  Setiap variabel tersebut harus dapat dipetakan, dengan satuan-satuan pemetaan yang jelas dan akurat batasnya. Bentuk pengaruh setiap variabel terhadap model sasaran juga harus ditentukan sejak awal. Sekelompok variabel berupa kemiringan lereng, tekstur tanah, dan curah hujan, misalnya, dapat menghasilkan variabel turunan berupa kerawanan erosi. Berbagai model perencanaan memerlukan kombinasi variabel yang berbeda dan model yang digunakan pun bisa bervariasi, tergantung pada pendekatan yang digunakan.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

  Agribisnis merupakan suatu sistem yang memiliki empat sub-sistem, yaitu (1) pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi dan pengembangan sumberdaya manusia, (2) produksi pertanian, (3) agroindustri, (4) pemasaran hasil. Sehingga pengembangan agribisnis harus secara terpadu dan bersama-sama memperhatikan penyiapan keempat sub-sistemnya, dengan demikian tujuan yang ingin dicapai dapat diwujudkan lebih cepat.

  Strategi pengembangan agribisnis dapat ditempuh dengan berbagai alternatif, prioritas ditetapkan berdasarkan sub-sistem yang paling kuat, atau yang mempunyai multiplayer efect paling besar terhadap pertumbuhan agribisnis. Masing-masing wilayah dengan potensi yang berbeda akan mempunyai strategi pengembangan yang berbeda. Pada umumnya tahap awal pengembangan agribisnis secara berurutan mulai dari subsistem produksi, subsistem pemasaran atau sub-sistem agroindustri. Sebaliknya, strategi pengembangan agribisnis juga dapat ditempuh melalui pengembangan sub-sistem yang paling lemah, yang secara berantai akan mendorong perkembangan sub-sistem yang lainnya.

  Pengembangan agribisnis mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pembangunan daerah dan pengembangan wilayah. Oleh karena itu, subsistem agribisnis pada dasarnya akan menyentuh semua aspek perekonomian masyarakat di suatu wilayah (daerah) dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, propinsi dan bahkan nasional. Jadi keberhasilan pengembangan agribisnis di suatu daerah (wilayah) akan mempunyai peranan yang sangat besar dalam kegiatan pembangunan secara keseluruhan bilamana perencanaan pengembangan agribisnis tersebut dipersiapkan secara matang, sehingga akan mendorong pembangunan yang berkelanjutan, yang akan mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pelestarian lingkungan hidup dan menghasilkan produk agroindustri yang mempunyai daya saing tinggi.

E. DAFTAR PUSTAKA

  Anonim. 1992. Pemberitaan Penulisan Jurnal dan Popular. Departemen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Agroklimat. Bogor. p: 65-72 Anonim. 1989. Peningkatan Pemanfaatan Agroklimatologi Dalam Pembangunan Hutan Tanaman Industri dan Pengembangan Perkebunan. Prosiding Seminar Sehari. Jakarta Anonim. 1996. Laporan Teknis Penentuan Kelas Kesesuaian Lahan Hutan. Departemen Kehutanan Direktorat Jenderal Kehutanan. JakartaKOMPAS, RABU, 29-MARET-2000 SUARA MERDEKA, SELASA, 01-JULI-2003