Hambatan Dalam Internalisasi Nilai Peduli Sosial di SMA Islam 1 Surakarta

commit to user 11 Pelaksanaan internalisasi nilai peduli sosial dikatakan berhasil apabila nilai-nilai karakter yang dimiliki peserta didik dapat disampaikan dalam masyarakat dan berpengaruh terhadap perilaku peserta didik tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan. Krathwohl, Bloom dan Marsia 1973 menjelaskan bahwa “internalisasi adalah proses perasaansikap terhadap subuah obyek yang berkisar dari sebuah tingkatan kesadaran dimana perasaan tersebut terinternalisasi dan secara konsisten membimbing atau mengontrol tingkah laku seseorang” Dharma Kesuma, 2011: 55. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan internalisasi nilai peduli sosial yang dilakukan oleh pendidik di SMA Islam 1 Surakarta masih kurang maksimal, karena dari segi kebijakan maupun kegian yang berhubungan untuk menanamkan nilai peduli sosial masih terdapat kekurangan dimana dari kekurangan tersebut sangat berpengaruh pada hasil yang diharapkan sehingga mempengaruhi perilaku peserta didik.

2. Hambatan Dalam Internalisasi Nilai Peduli Sosial di SMA Islam 1 Surakarta

pendidik dalam internalisasi nilai peduli sosial kepada peserta didik di SMA Islam 1 Surakarta, adalah sebagai berikut: a. Kendala dari peserta didik Factor dari latar belakang peserta didik yang beraneka ragam sehingga terdapat beberapa perbedaan budaya, kehidupan sosial, dan bahasa. Factor dari tingkat kemampuan atau intelegensi peserta didik yang rendah karena dalam pemasukan siswa baru di SMA Islam 1 Surakarta tidak ada ujian masuk dan juga tidak ada seleksi nilai. Karakteristik peserta didik berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Ada peserta didik yang berkarakter mudah diatur, tetapi juga ada sebagian siswa yang sulit diatur. Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan pendekatan secara kekeluargaan. commit to user 12 b. Kurangnya sarana prasarana dan keterbatasan waktu dalam pembelajaran Kenyataan di lapangan waktu pada saat proses kegiatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan untuk menanamkan nilai karakter kepada peserta didik membutuhkan waktu yang lama. c. Kegiatan ekstrakurikuler yang belum memberikan kontribusi secara maksimal dalam menamkan nilai peduli sosial kepada peserta didik di SMA Islam 1 Surakarta. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Dasim Budimansyah 2010: 142-143 mengatakan bahwa: Factor hambatan yang sering terjadi dalam membentuk karakter siswa adalah pelaksanaan kegitan ekstrakurikuler sebagai wahana sosio-pedagogis untuk mendapatkan hand-on experience juga belum memberikan kontribusi yang signifikan untuk menyeimbangkan atara penguasaan teori dan praktek pembiasaan perilaku dan keterampilan dalam kehidupan yang demokratis dan sadar hukum. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan internalisasi nilai peduli sosial yang dilakukan oleh pendidik selama ini belum bisa berjalan secara optimal dari segi metode, isi, dan perilaku karena pelaksanaannya masih menghadapi berbagai hambatan meliputi: factor dari tingkat kemampuan peserta didik yang rendah, kurangnya sarana prasarana dan keterbatasan waktu serta kegiatan ekstrakurikuler yang belum berkontribusi secara maksimal dalam pelaksanaan internalisasi nilai pesuli sosial di SMA Islam 1 Surakarta. 3. Dampak Terhadap Internalisasi Nilai Peduli Sosial Dalam Penguatan Civic Disposition Siswa di SMA Islam Internalisasi nilai peduli sosial merupakan sebuah usaha untuk menanamkan dan menumbuhkembangkan nilai peduli sosial menjadi bagian dari diri seseorang sehingga berpengaruh pada tingkah laku seseorang tersebut. Penanaman dan penumbuhkembangan nilai tersebut dilakukan melalui berbagai metode seperti melalui beberapa pendekatan nilai dan pengajaran seperti pendidikan, pengarahan, indokrinasi, bimbingan, binaan, dan lain sebagainya. Internalisasi menurut menurut Krathwohl, Bloom dan Masia adalah: commit to user 13 Internalisasi adalah proses perasaansikap terhadap sebuah obyek yang berkisar dari sebuah tingkatan kesadaran yang umumnyahanya menyadari sesuatumenjadi melek nilai, ketingkatan dimana perasaan tersebut terinternalisasi dan secara konsisten membimbing atau mengontrol tingkah laku seseorang Dharma Kesuma, 2011: 55 Melalui internalisasi nilai, dalam hal ini nilai peduli sosial diharapkan nantinya nilai peduli sosial tersebut dapat tumbuh dan berkembang dalam diri setiap anggota peserta didik sehingga akan berpengaruh terhadap perilaku peserta didik yang lebih menghargai dan menghormati perbedaan. Dalam hal ini, pendidikan sangat berperan penting dalam proses internalisasi nilai ke dalam diri peserta didik sehingga membuat peserta didik memiliki karakter yang baik civic disposition dapat terwujud. Jadi pendidikan merupakan sarana strategis dalam penanaman dan pembentukan civic disposition peserta didik. Internalisasi nilai peduli sosial di SMA Islam 1 Surakarta dilakukan melalui proses pembelajaran khususnya melalui pelajaran pendidikan kewarganegaraan PKn, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan kokurikuler. Kegiatan tersebut diharapkan mampu menanamkan sikap toleransi tidak hanya dilingkup sekolah akan tetapi juga dapat menghargai masyarakat yang berbeda budaya, agama, suku, maupun bahasa. Melalui kegiatan tersebut, peserta didik akan terpengaruh terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalam kegitan tersebut, sehngga peserta didik secara sadar akan mengimplementasikan keyakinan tersebut dalam wujud sikap dan tingkah laku yang berdasarkan nilai yang diperolehnya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun pelaksanaan nilai peduli sosial berpengaruh terhadap peningkatan sikap peduli sosial peserta didik di SMA Islam 1 Surakarta meskipun belum optimal dapat memperkuat karakter civic disposition peserta didik tersebut. Namun pengaruh tersebut belum sepenuhnya maksimal, karena dari hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada beberapa siswa yang masih memilih-milih teman dan sikap egois masih Nampak dalam diri peserta didik. commit to user 14

4. Hubungan Internalisasi Nilai Peduli Sosial Sebagai Upaya Penguatan Civic