8
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian pertama dengan judul Perancangan Film Dokumenter Tentang Polusi Emisi Kendaraan Bermotor Studi Kasus : Kota Semarang menggunakan film
dokumenter sebagai media untuk memberi informasi kepada masyarakat tentang dampak negatif dari polusi emisi, penyebab salah satu meningkatnya polusi di Kota Semarang
adalah bertambahnya pengguna kendaraan bermotor. Salah satu media yang dapat menyampaikan informasi adalah film, karena melalui film film masyarakat tidak hanya
mendengar audio tetapi melihat secara visualisasi dalam bentuk video. Jenis film yang dipilih adalah dokumenter karena film dokumenter dapat memberi informasi kepada
masyarakat secara lengkap dan sesuai dengan fakta yang ada.[2].
Penelitian kedua berjudul Perancangan Film Dokumenter Sintuwu MarosoSebagai Falsafah HidupMasyarakat Poso, menggunakan film dokumenter sebagai salah satu
media yang sering digunakan dalam menyampaikan pesan dan informasi karena film dokumenter menampilkan kejadian yang benar-benar terjadi didunia nyata.Dalam film
dokumenter inimenceritakan tentang nilai-nilai atau kearifan lokal berupa falsafah hidup masyarakat Poso yang disebut Sintuwu Maroso. Melalui film documentermasyarakat
Poso khususnya generasi muda dapat lebih memahami falsafah hidup Sintuwu Maroso dan tertanam didalam diri setiap orang sehingga persatuan akan terus tercipta didalam
masyarakat Poso [3].
Dari kedua penelitian yang ada, perbedaan dari penelitian yang dilakukan yaitu film yang dirancang tidak hanya menceritakan tentang kehidupan masyarakat Sentani
berdasarkan kearifan lokal tetapi menceritakan juga mengenai makna dan filosofi dibalik kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Sentani. Selain itufilm dokumenter ini
menggunakan teknik sinematografi dan teknik pengambilan gambar secara candid agar menjadi lebih menarik dan dapat membangun suasana sesuai dengan kenyataan.
Kearifan lokal adalah kebenaran yang telah mentradisi pada suatu daerah yang bersifat menjaga dan melestarikan. Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu
yang patut secara terus menerus dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai identitas budaya suatu daerah.Dalam bahasa asing sering juga dikonsepsikan sebagai kebijakan
setempat “local wisdom” atau pengetahuan setempat “local knowledge” atau kecerdasan
setempat “local genious”.Artinya, kearifan lokal adalah hasil dari masyarakat pada suatu daerah melalui pengalaman hidup mereka dan belum tentu dialami oleh masyarakat lain.
Nilai-nilai tersebut akan melekat sangat kuat pada masyarakat tertentu dan nilai itu sudah melalui perjalanan waktu yang panjang, sepanjang keberadaan masyarakat tersebut [4].
Media Informasiadalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada orang lain.Kata media berasal dari kata latin,
merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar, yaitu perantara sumber pesan a source dengan
penerima pesan a receiver[5].
9
Multimedia yaitu pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak seperti video dan animasi. Dengan menggabungkan
link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikas [6].
Filmadalah serangkaian gambar yang digabungkan sehingga menjadi gambar yang hidup sehingga dapat menjadi salah satu media komunikasi massa audio visual
berdasarkan sinematografi. Selain itu film digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak umum melalui media cerita juga dapat diartikan sebagai media ekspresi artistik
bagi para seniman perfilman untuk mengungkapkan ide cerita dan gagasan.Berbeda dengan foto, film bisa menghadirkan unsur dinamis dari obyek yang ditampilkannya[7].
Dokumenteradalah film nonfiksi karena dalam pembuatannya film dokumenter hanya mendokumentasikan kenyataan dan fakta yang ada, dengan kata lain film
dokumenter hanya mempresentasikan kenyataan dan menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan. Jenis film dokumenter dibedakan berdasarkan cara pembuatannya,
dan yang digunakan dalam perancangan Film Dokumenter Potret Kehidupan Masyarakat Sentani Berdasarkan Kearifan Lokal adalah film dokumenter potret, yaitu jenis film
dokumenter yang mengupas aspek kehidupan dari sekelompok orang. Jenis film dokumneter ini lebih berkaitan dengan sekelompok orang yang diangkat menjadi tema
utama berdasarkan keunikan yang dimiliki ataupun aspek lain yang menarik. Masyarakat Sentani dari aspek kehidupan budaya dan kearifan lokal memiliki keunikan yang tidak
dimiliki daerah lain, sehingga dalam perancangnanya plot yang diambil hanya peristiwa
– peristiwa yang dianggap penting [8].
Sinematografiadalah suatu disiplin dalam menata cahaya dan sudut pandang kamera untuk menciptakan kualitas gambar yang menarik dalam sebuah produksi film
atau sinema. Secara etimologi sinematografi berarti menulis dengan gambar bergerak. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang
teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide atau cerita [9].
Masyarakat Sentani adalah sebutan yang merujuk kepada orang - orang atau masyarakat yang tinggal di pulau pulau dan pesisir Danau Sentani. Masyarakatpenghuni
Danau Sentani menyebut mereka adalah Bhuyakha Romiyae orang - orang yang hidup di sekitar Danau Sentani [10].Kearifan lokal masyarakat Sentani dipengaruhi oleh
keberadaan danau Sentani, karena danau Sentani merupakan sumber kehidupan masyarakat Sentani. Masyarakat Sentani memiliki kearifan lokal yang sudah ada sejak
zaman prasejarah, seperti membuat ukiran di atas batu Tutari sebagai gambaran kehidupan masyarakat Sentani sehari
– haripada zaman dahulu terhadap keberadaan danau Sentani. Kearifan lokal masyarakat Sentani terus mengalami perkembangan,
dengan mencari media lain untuk mengukir yaitu kayu dan kulit kayu sebagai bahan untuk menceritakan kehidupan disekitar seperti menceritakan hasil buruan, simbol dalam
tatanan adat, dan sejarah nenek moyang masyarakat Sentani.Selain itu ukiran - ukiran yang telah diukir di kayu dan kulit kayu memiliki makna, cerita, dan filosofi dari
kehidupan masyarakat Sentani.
10
3. Metode Penelitian