PETUNJUK TEKNIS PENCATATAN BMN FHUKUM

PADA BAGIAN TATA USAHA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS RIAU

I. PENDAHULUAN

  A. Pengertian Yang dimaksud dengan barang inventaris kantor adalah yang menurut UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Di dalam penatausahaannya BMN dapat dibedakan sebagai aset lancar dan aset tetap dan aset tetap lainnya. Pencatatan barang inventaris kantor merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi dan pelaporan barang inventaris kantor sesuai dengan ketentuan yang berlaku. adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan BMN sesuai ketentuan yang berlaku (PP 38/2008)

  B. Tujuan Pencatatan barang inventaris kantor bertujuan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan sebagai bentuk tertib administrasi dan pertanggungjawaban atas pengelolaan barang inventaris pada Fakultas Hukum Universitas Riau. Informasi tersebut digunakan sebagai bahan: Penghitungan Jumlah Aset; Pengawasan pengelolaan Barang Inventaris kantor di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Riau. Ruang Lingkup dan Sasaran Ruang lingkup mencakup semua ruangan pada fakultas hukum, baik ruangan tertutup yaitu ruang kantor, ruang kelas dan lobby, juga ruang terbuka yaitu selasar dan halaman yang terdapat barang inventaris kantor di dalamnya. Sasaran Sasaran kegiatan pencatatan barang inventaris kantor adalah:

  1. Barang inventaris dari pembelian atau perolehan yang dibebankan pada DIPA Universitas Riau

  2. BMN berasal dari perolehan lainnya yang sah meliputi barang yang diperoleh dari hibah, sumbangan dan/atau sejenisnya, diperoleh sebagai pelaksanaan perjanjian/kontrak, diperoleh berdasarkan ketentuan yang berlaku.

  Organisasi dan Tugas Pencatatan Barang Inventaris Kantor

  a. Organisasi Organisasi pencatatan barang inventaris kantor dibentuk dengan SK Dekan Fakultas Hukum nomor: ……… tanggal ……………… dimana pada SK tersebut telah dituntuk: 1. Penanggung jawab: ………. b. Tugas Tugas pokok penanggungjawab adalah:

  1. Menunjuk dan menetapkan personal petugas pelaksana pencatatan barang inventaris kantor.

  2. Menandatangani laporan barang inventaris kantor dan surat-surat untuk pihak luar sehubungan pelaksanaan sistem pencatatan barang inventaris .

  3. Melakukan koordinasi, pembimbingan, pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pencatatan barang inventaris kantor

  4. Menelaah dan melakukan verifikasi data yang tersaji pada daftar barang.

  Tugas Pelaksana

  a. Membuat Daftar Barang Inventaris kantor yang terdiri dari:

  • Daftar barang ruangan
  • Daftar barang lainnya
  • Kartu inventaris barang (untuk aset gedung dan kendaraan bermotor)

  b. Melakukan pembukuan sebagai berikut:

  • Mencatat Barang inventaris yang telah ada sebelum diterbitkannya Petunjuk Teknis ini.
  • Mencatat perubahan lokasi dan/atau perubahan kondisi atas barang inventaris.

  c. Melakukan pengamanan dokumen dan arsip data komputer (ADK) meliputi:

  • Menyimpan bukti perolehan barang inventaris
  • Melakukan back up data komputer secara berkala

  c. Melakukan inventarisasi Barang Inventaris sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun Inventarisasi Inventarisasi adalah serangkaian kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan dan pelaporan BMN. Inventarisasi dilaksanakan dengan maksud membandingkan catatan BMN dengan kenyataan mengenai jumlah, nilai, harga, kondisi dan keberadaan BMN dalam rangka tertib administrasi BMN dan mendukung keandalan laporan BMN. Inventarisasi dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun. Hasil pelaksanaan inventarisasi dituangkan ke dalam Berita Acara Inventarisasi.

  Penanggungjawab harus menyertakan penjelasan terhadap perbedaan antara data dalam Daftar Barang Inventaris dengan Berita Acara Inventaris.

  Inventarisasi dilakukan agar semua barang inventaris dapat terdata dengan baik dan mempermudah pelaksanaan pengelolaan barang inventaris kantor.

  Pelaksanaan Inventarisasi 1) Tahap pendataan a) Menghitung jumlah barang.

  b) Meneliti kondisi barang.

  c) Menempelkan label registrasi sementara pada BMN yang telah dihitung.

  d) Mencatat hasil inventarisasi pada Kertas Kerja Inventarisasi. 2) Tahap identifikasi

  a) Pemberian nilai BMN sesuai ketentuan berlaku (membentuk Tim Penilai/Penaksir harga atau meminta bantuan ke KPKNL) b) Mengelompokkan barang dan memberikan kode barang sesuai penggolongan dan kodefikasi.

  c) Pemisahan barang-barang berdasarkan kategori kondisi : i. Barang Baik dan Rusak Ringan ii. Barang Rusak Berat / tidak dapat dipakai lagi d) Meneliti kelengkapan barang dengan membandingkan data hasil inventarisasi dan data awal/dokumen sumber: i. Barang yang tidak diketemukan/hilang