Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yang kemudian diubah menjadi Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 memberikan pengertian bahwa Pegawai Negeri adalah setiap warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai aparatur negara, tentunya pegawai negeri sipil mempunyai tugas yaitu tugas pemerintahan dan pembangunan. Atas dasar tersebut setiap pegawai negeri sipil dituntut untuk dapat memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat. Untuk menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan dengan baik maka dibutuhkan pegawai negeri sipil yang profesional, jujur, adil dan bertanggung jawab. Daftar Penilaian Pelaksanaan PekerjaanDP3 Pegawai negeri sipil sebagai abdi negara mengemban tanggung jawab yang besar demi kelancaran pembangunan bangsa. Untuk menghasilkan pegawai yang profesional, jujur, adil dan bertanggung jawab seperti yang diamanatkan oleh undang-undang diperlukan adanya pembinaan PNS. Sebagai langkah awal dalam melakukan pembinaan diperlukan adanya penilaian terhadap kinerja PNS. Penilaian ini nantinya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan pembinaan PNS, antara lain dalam hal mempertimbangkan kenaikan pangkat, penempatan dalam jabatan, pemindahan, pendidikan dan pelatihan, kenaikan gaji berkala, dan lain-lain. Menjelang akhir tahun setiap Pegawai Negeri Sipil PNS atau sekarang disebut sebagai Aparatur Sipil Negara ASN diwajibkan untuk mendapatkan penilaian atas pekerjaan atau kinerja dalam pelaksanaan tugas, pokok dan 2 fungsinya dalam penyelenggaraan pemerintah. Penilaian atas pekerjaan pegawai negeri sipil ini awalnya dituangkan dalam bentuk Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil atau yang lebih dikenal dengan DP3 PNS. Namun DP3 PNS tersebut memiliki banyak kelemahan sehingga disempurnakan dengan Penilaian Prestasi Kerja PNS. Kelemahan yang utama dari DP3 adalah tidak dapat digunakan dalam menilai dan mengukur seberapa besar produktivitas dan kontribusi PNS terhadap organisasi pemerintah. Hal ini disebabkan karena penilaian prestasi kerja pegawai dengan menggunakan metode DP3 tidak didasarkan pada target tertentu hanya mengacu pada perilaku kerjanya. Untuk itu diberlakukannya Penilaian Prestasi Kerja PNS untuk menyempurnakan pelaksanaan penilaian PNS sejak tahun 2014 sebagai periode pertama dan tahun 2015 sebagai periode ke dua. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan secara sistematis yang penekanannya pada tingkat capaian sasaran kerja pegawai atau tingkat capaian hasil kerja yang telah disusun dan disepakati bersama antara Pegawai Negeri Sipil dengan Pejabat Penilai. Penilaian prestasi kerja PNS itu sendiri memiliki dua unsur penilaian, yaitu yang pertama dari Sasaran kinerja pegawai SKP dan yang kedua dari Perilaku kerja. Sasaran kinerja pegawai merupakan rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS dan dilakukan berdasarkan kurun waktu tertentu serta memiliki beberapa aspek penilaian baik dari aspek kualitas maupun kuantitas. Dan Perilaku kerja merupakan setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh seorang PNS yang seharusnya dilakukan atau tidak seharusnya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku serta memiliki beberapa unsur-unsur penilaian dalam perilaku kerja. Penyusunan Sasaran Kerja Pegawai SKP diwajibkan bagi seluruh PNS atan ASN yang dibuat setiap awal tahun anggaran 2 Januari yang didalamnya memuat kegiatan tugas jabatan dan target yang harus dicapai 3 dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata dan dapat diukur. SKP tersebut harus disetujui dan ditetapkan oleh Pejabat Penilai sebagai kontrak kerja, untuk penilaian Sasaran Kerja Pegawai dilaksanakan setiap akhir tahun anggaran 31 Desember dengan membandingkan capaian dan target yang telah diperjanjikan diawal tahun atau kontrak kerja dan ditambahkan dengan tugas-tugas tambahan lainnya. Penilaian akhir dari prestasi kerja adalah dengan cara menggabungkan penilaian SKP dengan penilaian perilaku kerja. Bobot nilai dari masing-masing adalah 60 bagi unsur SKP dan 40 bagi unsur perilaku kerja. Penilaian prestasi kerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja serta berguna untuk pertimbangan dalam kenaikan pangkat atau jabatan seorang PNS. Penilaian prestasi kerja PNS dilakukan berdasaran prinsip objektif, terukur, akuntabel, partisipasif, dan transparan. Penyusunan SKP ini dilakukan oleh semua PNS di semua instansi pemerintah, salah satunya di Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Kabupaten Karanganyar dengan unsur pejabat dinilai dan pejabat penilai yang disetujui langsung oleh atasan. PNS yang tidak menyusun SKP maka akan dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang mengatur mengenai disiplin PNS. Di DISPERINDAGKOP DAN UMKM Kabupaten Karanganyar penyusunan SKP dilakukan secara manual dan digital dengan menggunakan aplikasi web E-SKP. Untuk mengetahui hal tersebut dan latar belakang diatas maka penulis mengambil judul Tugas Akhir “Sistem Penilaian Sasaran Kinerja Pegawai Negeri Sipil Berbasis Web di Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Karanganyar ”. 4

B. Rumusan Masalah