Pengembangan SIJELITA sebagai sistem keamanan perumahan berbasis SMS

PENGEMBANGAN SIJELITA SEBAGAI SISTEM KEAMANAN
PERUMAHAN BERBASIS SMS DAN PSTN

ANDI SETIADI
G64103025

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

PENGEMBANGAN SIJELITA SEBAGAI SISTEM KEAMANAN
PERUMAHAN BERBASIS SMS DAN PSTN

ANDI SETIADI
G64103025

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komputer pada

Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

ABSTRAK

ANDI SETIADI. Pengembangan SIJELITA sebagai sistem keamanan perumahan berbasis SMS
dan PSTN. Dibimbing oleh HERU SUKOCO dan SRI WAHJUNI.
Sistem keamanan perumahan berbasis teknologi komputer telah banyak dikembangkan. Sistem
seperti ini dikembangkan mengingat dibutuhkannya sistem keamanan yang lebih efektif untuk
mencegah terjadinya tindakan pencurian dan perampokan di perumahan. Selain itu, sebuah sistem
keamanan perumahan juga dapat dikembangkan dengan menambah fungsi pemberitahuan kepada
pemilik rumah di manapun ia berada dengan menggunakan layanan SMS. Fungsi pemberitahuan
juga dapat diberikan kepada tetangga sebelah rumah mengingat tetangga merupakan pihak terdekat
yang paling memungkinkan untuk segera mengambil tindakan ketika tindak kriminal terjadi.
Fungsi pemberitahuan ke tetangga sebelah rumah tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan

layanan PSTN.
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem pengamanan rumah yang telah ada
bernama SIJELITA
(SIstem Jaminan kEamanan meLaluI Teknologi nirkAbel) dengan
menambahkan fitur SMS dan dial up PSTN. Fungsi fitur-fitur tersebut secara berurutan adalah
untuk mengirimkan informasi kepada pemilik rumah melalui SMS dan tetangga rumah melalui
layanan telepon publik PSTN.
Evaluasi kinerja sistem dilakukan berdasarkan waktu respon yang dibutuhkan untuk
mengirimkan pesan SMS dan melakukan proses dial up ke jaringan telepon publik PSTN dengan
frekuensi dial tone 425 Hz. Waktu respon SMS dihitung sejak detektor yang terpasang pada pintu
dan jendela mengirimkan sinyal sampai SMS diterima di telepon seluler tujuan. Sedangkan waktu
respon dial up dihitung sejak detektor yang terpasang pada pintu dan jendela mengirimkan sinyal
sampai telepon tujuan berbunyi. Pengambilan waktu respon dan pengujian sistem dilakukan
sebanyak 30 kali pada jam sibuk selama 10 hari berturut-turut. Dari pengujian yang telah
dilakukan, didapatkan rata-rata waktu respon SMS dan dial up terendah secara berturut-turut
adalah 9,33 detik dan 11,7 detik. Sedangkan rata-rata waktu respon SMS dan dial up tertinggi
secara berturut-turut adalah 10,285 detik dan 13,069 detik. Selama pengujian dilakukan, sistem
dapat mengirim SMS ke telepon seluler tujuan dan melakukan proses dial up ke nomor telepon
tujuan. Hal ini menunjukkan bahwa sistem ini cukup handal dengan keberhasilan penerimaan data
sebesar 100% sehingga dapat disimpulkan prototipe pengembangan sistem SIJELITA ini dapat

direkomendasikan sebagai acuan dalam mengimplementasikan suatu sistem keamanan perumahan.
Kata Kunci: Client/Server, mikrokontroler, teknologi nirkabel IEEE 802.11 b/g, PSTN, SMS,
GSM.

Judul
Nama
NRP

: Pengembangan SIJELITA Sebagai
Perumahan Berbasis SMS dan PSTN
: Andi Setiadi
: G64103025

Sistem

Keamanan

Menyetujui:
Pembimbing I,


Pembimbing II,

Heru Sukoco, S.Si., M.T.
NIP. 132 282 666

Ir. Sri Wahjuni, M.T.
NIP. 132 311 920

Mengetahui:
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S.
NIP. 131 473 999

Tanggal Lulus:

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1985 dari ayah Egidius Tumidjo dan ibu
Sri Sumilah. Penulis merupakan putra keempat dari empat bersaudara. Tahun 2003 penulis lulus

dari SMU Negeri 90 Jakarta dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis memilih Program Studi Ilmu Komputer, Departemen Ilmu
Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama masa perkuliahan, Penulis pernah bergabung dalam kepengurusan Himpunan
Mahasiswa Ilmu Komputer sebagai staf Departemen Olah Raga dan Seni periode 2004-2005.
Selain itu, Penulis juga aktif berpartisipasi dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa
Katholik IPB (Kemaki) sebagai ketua divisi eksternal periode 2005-2006. Penulis juga aktif dalam
kegiatan Tim Pendamping IPB. Pada tahun 2006 Penulis menjalankan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) di perusahaan SUCOFINDO selama kurang lebih dua bulan.

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala curahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah skripsi ini. Rasa syukur
juga penulis sampaikan kepada Bunda Maria beserta semua Keluarga Kudus lainnya.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Heru Sukoco, S.Si., M.T. dan Ibu Ir.
Sri Wahjuni, M.T. selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak memberi saran,
masukan dan ide-ide kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.
Sugi Guritman selaku penguji yang telah memberi saran dan masukan. Selanjutnya, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1 Ayah, Ibu, kakak-kakak dan keponakan-keponakanku serta seluruh keluarga yang selalu

memberikan bimbingan, doa dan kasih sayang.
2 Oci, yang telah banyak memberi saran dan selalu memberi semangat penulis ketika mengalami
hari-hari yang sulit. Terima kasih juga atas segala kemurahan hati dan kesabarannya.
3 Bapak Sujatmiko, dan teman-teman di laboratorium Net Centric Computing (NCC) antara lain
Nanik Q., Rizal Ansyori, Faiq, David T., dan Gallan yang turut memberikan andil besar.
4 Departemen Ilmu Komputer, staf dan dosen yang telah begitu banyak membantu baik selama
penelitian maupun pada masa perkuliahan.
5 Ilkomerz 40: Agung P. I. S., Teh Arum, Albert Y., David H., Chita, Irena, Lindayati, Anti,
Jemi, Dhiku, M. Pandi, Mulyadi, Ghoffar S., dan teman-teman lainnya yang banyak membantu
penulis pada masa perkuliahan.
6 Kemaki 40: Ursula, Apriadi S., Lusi dan teman-teman Kemaki 40 lainnya yang telah
memberikan dukungan dan inspirasi kepada penulis.
7 Teman-teman dari Tim Pendamping IPB yang selalu memberikan hiburan dan semangat.
8 Sandy, Deni, Kiki, Nirwan dan teman-teman TEP lainnya yang telah menyumbangkan fasilitas
dan ilmunya untuk membantu penulis menyelesaikan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, kritik
dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan penelitian di masa mendatang. Akhir kata,
Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi pembaca,
terutama untuk para peneliti yang berminat untuk melanjutkan dan menyempurnakan penelitian
ini.


Bogor, Agustus 2007

Andi Setiadi

vi

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................................... vii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..............................................................................................................................1
Tujuan Penelitian ..........................................................................................................................1
Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................................................1
Manfaat Penelitian ........................................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA
Mikrokontroler ..............................................................................................................................2
SMS (Short Message Service) ......................................................................................................2

SMSC (Short Message Service Center) .......................................................................................3
AT Command ................................................................................................................................3
PSTN (Public Switched Telephone Network) ..............................................................................3
METODE PENELITIAN
Analisis SIJELITA ........................................................................................................................3
Perancangan Modul-modul Pengembangan .................................................................................4
Pembuatan Modul-modul Pengembangan ....................................................................................4
Implementasi Modul dan Modifikasi SIJELITA .........................................................................6
Pengujian Sistem ...........................................................................................................................6
Lingkungan Pengembangan..........................................................................................................8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengembangan Modul Dial Up ....................................................................................................9
Pengembangan Modul Pengiriman SMS....................................................................................10
Status Report ...............................................................................................................................11
Modifikasi SIJELITA .................................................................................................................12
Analisis Kinerja...........................................................................................................................12
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan..................................................................................................................................13
Saran ...........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................14

LAMPIRAN .......................................................................................................................................15

vii

DAFTAR TABEL
Halaman
1 Beberapa AT command ................................................................................................................... 3
2 Hubungan DT-51 dengan de Kits Phone Interface......................................................................... 5
3 Pengkodean digit DTMF ............................................................................................................... 10
4 Kombinasi CPFlag dan CFlag ....................................................................................................... 10
5 Rataan waktu respon sistem .......................................................................................................... 13
6 Presentasi akurasi sistem ............................................................................................................... 13

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Skema pengiriman dan penerimaan SMS. ..................................................................................... 2
2 Arsitektur sistem keamanan perumahan SIJELITA lama. ............................................................ 3
3 Skema pengembangan sistem. ........................................................................................................ 3
4 Pin-pin pada port 1. ........................................................................................................................ 3
5 Skema pengiriman SMS. ................................................................................................................ 4

6 Skema dial up pesawat telepon. ..................................................................................................... 4
7 Modul de Kits Phone Interface. ..................................................................................................... 5
8 Model pengujian modul dial up. .................................................................................................... 7
9 Model pengujian modul SMS. ........................................................................................................ 7
10 Model pengujian gabungan. ............................................................................................................ 7
11 Diagram alir proses inisialisasi MT8888. ....................................................................................... 9
12 Diagram alir proses dial up. .......................................................................................................... 10
13 Diagram alir proses pengiriman SMS........................................................................................... 11
14 Skema pin masukan....................................................................................................................... 12

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Oktet-oktet PDU .............................................................................................................................. 16
2 Data lengkap waktu respon dan keluaran sistem ............................................................................ 17
3 Grafik data waktu respon SMS dan dial up .................................................................................... 25

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Keamanan di daerah rumah tinggal
sangat penting bagi masyarakat saat ini
karena tindakan kriminal sudah sangat
meresahkan. Hal ini ditandai dengan
semakin maraknya tindakan pencurian yang
terjadi pada rumah-rumah kosong yang
ditinggal pergi oleh penghuninya. Menurut
data dari Polda Metro Jaya, selama Operasi
Ketupat 2006 berlangsung dari tanggal 1529 Oktober 2006 tindakan pencurian dan
perampokan yang terjadi di perumahan
merupakan peristiwa yang paling marak
terjadi. Terdapat 48 kasus kriminal yang
terjadi dan 14 di antaranya terjadi di
kawasan perumahan. Jumlah ini meningkat
jika dibandingkan dengan yang terjadi
selama bulan Ramadhan (25 September-24
Oktober 2006) dimana terdapat 33 kasus
kriminal yang terjadi.
Maraknya tindakan pencurian yang
terjadi menimbulkan rasa tidak tenang di
masyarakat apabila ingin meninggalkan
rumah dalam keadaan kosong untuk
bepergian. Hal ini mengingat sistem
keamanan yang telah ada dan dikembangkan
sebelumnya hanya memberitahu kepada
petugas keamanan apabila terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu, perlu dikembangkan
sebuah sistem keamanan yang lebih efektif.
Sebuah sistem keamanan harus mampu
menyampaikan informasi secara otomatis
tidak hanya ke petugas keamanan tetapi juga
kepada pemilik rumah di mana pun pemilik
rumah berada. Selain ke pemilik rumah,
tetangga sebelah rumah juga harus diberi
informasi. Hal ini dilakukan karena tetangga
rumah merupakan pihak yang paling dekat
dan dapat langsung mengambil tindakan
apabila terjadi tindak pencurian. Kedua hal
tersebut
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan layanan SMS (Short Message
Services) dan PSTN (Public Swicth
Telephone Network).
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengembangkan
SIJELITA
(SIstem
Jaminan kEamanan meLaluI Teknologi
nirkAbel) sebagai sistem pengamanan
rumah yang telah ada sebelumnya dengan
menambahkan fungsi pemberitahuan kepada
pemilik rumah dan tetangga sebelah rumah

dengan menggunakan layanan SMS dan
PSTN.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pada penelitian ini adalah:
1 Sistem pengiriman SMS menggunakan
telepon seluler yang dihubungkan ke PC
(Personal Computer) melalui kabel data
dan menggunakan jaringan GSM
(Global
System
for
Mobile
Communication)
sebagai
jalur
pengiriman SMS.
2 Pembahasan
mengenai
sistem
mikrokontroler terbatas pada proses
pemutaran (dial up) nomor telepon pada
modul phone interface secara logika dan
konseptual, bukan pada komponenkomponen eletronik yang terkait di
dalamnya.
3 Pembahasan pada sistem pengiriman
SMS terbatas pada proses komunikasi
antara PC dengan telepon seluler sampai
telepon seluler tersebut mengirimkan
SMS, bukan pada proses perjalanan
SMS sampai ke telepon seluler
penerima.
4 Sistem keamanan ini digunakan ketika
rumah ditinggalkan dengan keadaan
kosong.
5 Pemilik rumah diasumsikan mempunyai
telepon seluler.
6 SMS akan dikirimkan ke telepon seluler
pemilik rumah dan proses dial up
dilakukan ke tetangga sebelah rumah.
7 Sistem telepon hanya bekerja pada
jaringan telepon PSTN untuk frekuensi
sinyal tone sebesar 425 Hz dan tidak
dapat bekerja untuk jaringan private
seperti PBX (Private Branch Exchange).
Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan menghasilkan sebuah
prototipe sistem keamanan perumahan
berbasis teknologi komputer dengan
memanfaatkan komputer, mikrokontroler,
jaringan nirkabel standar IEEE 802.11,
layanan SMS dan PSTN. Selain dapat
digunakan untuk sistem pemantauan terpusat
di pos keamanan, prototipe ini akan
memberikan rasa tenang kepada pemilik
rumah ketika meninggalkan rumahnya
dalam keadaan kosong karena adanya
peringatan yang dikirimkan apabila terjadi

2

hal-hal yang tidak diinginkan. Tindakan
kriminal juga dapat lebih cepat diatasi
karena adanya peringatan yang dikirim ke
tetangga sebelah rumah.
TINJAUAN PUSTAKA
Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah komputer chip
tunggal (single chip computer) yang
memiliki kemampuan untuk diprogram dan
umumnya digunakan pada sistem kontrol
yang membutuhkan jumlah komponen
minimum dan biaya rendah.
Dalam
integrated circuit (IC) mikrokontroler telah
terdapat ROM, RAM, EPROM, antarmuka
serial dan paralel, timer, analog-to-digital
converter
(ADC),
digital-to-analog
converter (DAC), dan fitur lainnya.
Mikrokontroler saat ini banyak digunakan
sebagai sistem pengontrol, mulai dari
mainan anak-anak, perangkat elektronik
rumah tangga, perangkat pendukung
automotif, peralatan industri, peralatan
telekomunikasi, pengendali robot sampai
dengan persenjataan militer.

diberikan secara langsung ke penerima.
Keuntungan dari layanan ini adalah telepon
seluler si penerima tidak harus dalam
keadaan aktif atau berada dalam area sinyal
ketika si pengirim mengirimkan pesan.
Apabila telepon seluler si penerima dalam
keadaan non aktif atau berada di luar
jangkauan, pesan yang dikirim oleh si
pengirim akan disimpan dalam SMSC (Short
Message Service Centre) selama beberapa
waktu sampai telepon seluler si penerima
dalam keadaan aktif atau berada di dalam
jangkauan.
Ketika seseorang mengirim sebuah SMS,
pesan tersebut akan dikirimkan melalui BTS
(Base Transceiver Station) ke SMSC, lalu
SMSC tersebut akan mengirimkan pesan
tersebut melalui BTS pula ke telepon seluler
penerima. Secara umum, proses pengiriman
SMS ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Core Network

Beberapa keunggulan yang diharapkan
dari alat-alat berbasis mikrokontroler
diantaranya :
1 Kehandalan yang tinggi dan kemudahan
integrasi dengan komponen lain.
2 Ukuran yang semakin dapat diperkecil.
3 Penggunaan komponen lebih efisien
sehingga biaya produksi lebih rendah.

SMSC

4 Waktu pembuatan lebih singkat sehingga
lebih cepat pula dipasarkan sesuai
kebutuhan.
5 Konsumsi daya yang rendah.
(Ayala 1997)
SMS (Short Message Service)
SMS
(Short
Message
Service)
merupakan sebuah metode komunikasi
dimana terjadi pengiriman-pengiriman teks
di antara telepon-telepon seluler atau dari
PC atau peralatan handheld ke telepon
seluler. Ukuran maksimum pesan teks
sebanyak 160 karakter huruf, angka atau
simbol dalam alfabet Latin. Untuk alfabet
lain, seperti Cina, ukuran pesan teks
maksimumnya sebanyak 70 karakter.
SMS merupakan layanan store-andforward dimana pesan yang dikirimkan tidak

Gambar 1 Skema pengiriman dan
penerimaan SMS.
Format data yang dikirimkan meliputi
beberapa hal seperti panjang pesan, sebuah
time stamp, nomor telepon tujuan, format
pesan, dan lain-lain. (How Stuff Works
2006)

3

SMSC (Short Message Service Center)
SMSC
bertanggungjawab
untuk
menangani operasi-operasi SMS pada
jaringan. Ketika sebuah pesan dikirm, pesan
tersebut akan sampai ke SMSC terlebih
dahulu. Kemudian SMSC akan meneruskan
pesan tersebut ke penerima. Tugas utama
SMSC adalah untuk merutekan pesan-pesan
SMS dan mengatur proses-proses yang ada.
Jika penerima tidak aktif maka pesan yang
dikirim akan disimpan selama beberapa saat
dan akan dikirimkan kembali beberapa saat
kemudian. (How Stuff Works 2006)
AT Command
AT command merupakan instruksiinstruksi
yang
digunakan
untuk
mengendalikan telepon seluler atau modem
GSM/GPRS yang dihubungkan ke PC.
Modem-modem dial-up, GSM/GPRS dan
mobile phone mendukung instruksi-instruksi
standar dalam AT command. Tabel 1 berisi
instruksi-instruksi yang berhubungan dengan
menulis dan mengirim pesan SMS.
(Developer’s Home 2006)
Tabel 1 Beberapa AT command
AT command

Instruksi

+CMGS

Mengirim pesan

+CMSS

Mengirim pesan dari
tempat penyimpanan

+CMGW

Menulis pesan ke
memory

+CMGD

Menghapus pesan

+CMMS

Mengirim pesan
lainnya

PSTN (Public
Network)

Switched

Telephone

PSTN merupakan salah satu contoh dari
tipe jaringan circuit switched dimana ketika
sebuah panggilan dibuat, digit-digit akan
diputar untuk memberitahu kepada jaringan
tujuan dari panggilan tersebut. Dedicated
circuit dibangun antara sumber dan tujuan
selama panggilan dilakukan. Circuit ini akan
dihilangkan ketika panggilan telah selesai
dilakukan. (Stephen 2002)

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan kelanjutan dari
penelitian yang dilakukan oleh Ratih
Ramadhini pada tahun 2006. Rancangan
arsitektur SIJELITA dapat dilihat pada
Gambar 2. Pada penelitian sebelumnya,
informasi adanya gangguan kemanan hanya
dikirimkan ke petugas keamanan. Pada
penelitian ini informasi sinyal yang
dihasilkan selain dikirim ke petugas
keamanan akan dikirimkan juga ke pemilik
rumah melalui layanan SMS dan PSTN.
Skema pengembangan ini dapat dilihat pada
Gambar 3.
Analisis SIJELITA
SIJELITA (SIstem Jaminan kEamanan
meLaluI Teknologi nirkAbel) merupakan
sebuah sistem keamanan dengan prinsip
kerja
mendekati
sistem
keamanan
perumahan yang terpantau yang telah ada
sebelumnya,
dengan
memanfaatkan
teknologi komputer, mikrokontroler, dan
jaringan nirkabel IEEE 802.11. Pemantauan
pada sistem ini dilakukan oleh petugas
keamanan di perumahan yang bersangkutan.
Proses pengiriman pesan dari sebuah rumah
ke pos jaga petugas keamanan dilakukan
melalui transmisi teknologi nirkabel IEEE
802.11.
Ketika pintu atau jendela dibuka,
detektor
yang
terpasang
akan
membangkitkan
sinyal
analog
yang
dikirimkan ke perangkat mikrokontroler.
Sistem mikrokontroler menerima masukan
berupa sinyal analog tersebut melalui port 1
(P1) yang terdiri dari 8 pin. Mikrokontroler
itu sendiri memiliki 4 port paralel
Input/Output. Pada port ini terdapat 8 pin
dengan skema seperti yang terlihat pada
Gambar 4.
P1.1

P1.3

P1.5

P1.7

P1.0

P1.2

P1.4

P1.6

Gambar 2 Pin-pin pada port 1.

3

Gambar 3 Arsitektur sistem keamanan perumahan SIJELITA lama.

Gambar 4 Skema pengembangan sistem.
Masing-masing pin dapat menerima
masukan yang berbeda, sehingga satu
mikrokontroler dapat menerima masukan
dari maksimal 8 detektor yang dihubungkan
pada pin P1.0 sampai P1.7 secara
bersamaan. Untuk memudahkan identifikasi
kedelapan detektor tersebut, maka tiap
detektor diberi kode dengan aturan sebagai
berikut:
• Kode detektor berupa 8 digit angka biner
yang terdiri atas kode rumah pada 5 digit
pertama dan kode detektor pada 3 digit
berikutnya.

• Kode rumah berupa 00000, 00001,
00010, ..., 11111, sehingga rumah yang
dapat dipantau pada sitem ini sebanyak
32 rumah.
• Kode detektor berupa 000, 001, ..., 111,
sehingga detektor yang dapat digunakan
sebanyak 8 detektor.
Setelah sinyal diterima, sinyal tersebut
akan diteruskan ke komputer client melalui
komunikasi serial menggunakan antar muka
RS232 dengan inisialisasi sebagai berikut:
Port = COM1
Baud Rate = 19200 bps

4

Parity = 0
Data Bit = 8
Stop Bit = 1
Flow Control = None
Time Out = 1500 ms
Program yang berada di komputer client
akan menerima data dan mengirimkannya ke
komputer server melalui jaringan nirkabel
IEEE 802.11. Program ini dikembangkan
dengan bahasa pemrograman Microsoft
Visual Basic .NET 2003.
Program yang berada pada komputer
server akan menerima data yang dikirimkan
dari komputer client dan menampilkan data
tersebut ke layar monitor. Program ini juga
dikembangkan dengan bahasa pemrograman
Microsoft Visual Basic .NET 2003.

antara mikrokontroler dan kabel telepon.
Modul
ini
dihubungkan
dengan
mikrokontroler DT-51 MinSys yang
digunakan pada penelitian sebelumnya.
Karena metode dial up dilakukan pada
mikrokontroler,
pemrograman
yang
digunakan menggunakan bahasa assembly.
Program ini berfungsi untuk menerima
masukan berupa sinyal analog dari detektor,
meneruskan sinyal tersebut ke PC dan
memutar nomor telepon tertentu. Secara
umum, skema dial up ini dapat ditunjukkan
pada Gambar 6.
Power Line

Serial Line
Core of PSTN Network

MCU
(DT51 + AN67)

`

Phone Line
Phone Line

Perancangan Modul-modul
Pengembangan

Ketika sinyal datang, program yang
berada pada PC akan menginstruksikan
telepon selular untuk mengirimkan pesan ke
nomor telepon selular pemilik rumah. Pesan
tersebut akan dirubah ke dalam bentuk PDU
(Protocol Description Unit). Telepon selular
akan mengenali instruksi ini sebagai
instruksi AT Command untuk mengirim
SMS. Secara umum, skema pengiriman
SMS ini dapat ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5 Skema pengiriman SMS.
2 Perancangan Modul Dial-Up
Modul dial up membutuhkan modul
mikrokontroler tambahan sebagai antarmuka

*
*

DT-51 Min Sys
Ver. 3.0

Phone A

Phone
Interface
LINE

Mekanisme pengiriman SMS yang
digunakan adalah pengiriman melalui
telepon selular. Telepon selular yang
digunakan tersebut dihubungkan ke PC
menggunakan kabel data.

*

Phone B

PHONE

1 Perancangan Modul Pengiriman SMS

Phone Line

Phone Line Phone Line
Power LineSerial Line To PSTN To Phone A

Gambar 6 Skema dial up pesawat telepon.
Pembuatan Modul-modul Pengembangan
1 Pembuatan Modul Pengiriman SMS
Pengiriman SMS dilakukan dengan cara
menghubungkan telepon selular ke PC
menggunakan kabel data. Telepon selular
yang digunakan harus mendukung instruksiinstruksi AT Command.
Program
yang
digunakan
untuk
mengirimkan SMS dibuat dengan bahasa
pemrograman Microsoft Visual Basic .NET
2003. Program ini membutuhkan library
tambahan yang berisi class-class yang dapat
digunakan untuk komunikasi ke telepon
selular.
Library
yang
digunakan
adalah
GSMComm yang dapat diunduh secara
gratis dari internet. GSMComm berisi
komponen-komponen yang dapat digunakan
untuk melakukan komunikasi dari dan ke
telepon seluler termasuk mengirim SMS.
Agar semua fungsi dalam library ini dapat
berjalan dengan baik, dibutuhkan framework
.NET versi 1.1 dan telepon selular yang
mendukung AT Command.
Komponen-komponen
terdiri dari:

GSMComm

5

• PduConverter
(terdapat
dalam
PduConverter.dll).
Komponen
ini
berfungsi untuk mengubah format pesan
SMS menjadi format PDU. Tidak ada
komunikasi ke telepon selular ketika
komponen ini digunakan.
• GsmCommunication (terdapat dalam
GsmCommunication.dll). Komponen ini
berfungsi untuk melakukan komunikasi
ke telepon selular. Untuk ketepatan
operasi, dibutuhkan telepon selular yang
mendukung AT Command.
• RS232 (terdapat dalam RS232.dll).
Komponen ini merupakan komponen
low level yang digunakan dalam
komunikasi serial.
Proses pengiriman SMS menggunakan
GSMComm adalah sebagai berikut:
• Membuat obyek dari class GSMComm
baru dengan parameter inisialisasi
komunikasi serial ke telepon selular yang
digunakan. Inisialisasi komunikasi serial
meliputi port, baud rate, parity, data bit,
stop bit dan time out yang digunakan.
Port yang digunakan tergantung dari
hasil instalasi driver telepon selular.
Dalam hal ini, port yang digunakan
adalah port 3 (COM3). Berikut ini
adalah nilai inisialisasi lainnya:
Baud Rate = 19200
Parity = None
Data Bit = 8
Stop Bit = 1
Time Out = 30000
• Membuka koneksi ke telepon selular.
Untuk membuka koneksi ke telepon
selular digunakan method Open yang
terdapat pada class GSMComm.
• Mengirim SMS. Pengiriman SMS
dilakukan
menggunakan
method
SendMessage dengan parameter berupa
obyek PDU dan parameter bertipe
boolean yang menyatakan sebuah
exception akan dilempar apabila terjadi
suatu
kesalahan.
Obyek
PDU
mempunyai dua buah parameter yaitu
pesan yang akan dikirim dan nomor
telepon tujuan. Kedua tipe tersebut
bertipe string.
• Menutup koneksi komunikasi ke telepon
seluler. Method yang digunakan untuk
menutup koneksi adalah method Close
yang terdapat dalam class GSMComm.

2 Pembuatan Modul Dial Up
Mekanisme dial up dilakukan dengan
menambahkan sebuah modul mikrokontroler
ke dalam rangkaian mikrokontroler yang
ada. Modul tambahan ini berfungsi sebagai
antarmuka mikrokontroler ke kabel telepon
atau ke pesawat telepon.
Modul tambahan yang digunakan adalah
modul DT-IO Phone Interface Ver 2.0 dari
Innovative
Electronics.
Modul
ini
kompatibel penuh dengan mikrokontroler
DT-51 MinSys Ver 3.0 yang digunakan pada
SIJELITA. Selain itu, modul ini dilengkapi
dengan rutin-rutin siap pakai yang dapat
digunakan untuk keperluan berbagai
aplikasi. Hubungan antara DT-51 MinSys
dengan de Kits Phone Interface dilakukan
dengan menghubungkan pin-pin pada port
data, control, dan port 1. Tabel 2
menunjukkan hubungan pin-pin pada ketiga
port tersebut.
Tabel 2 Hubungan DT-51 dengan de Kits
Phone Interface
DT-51 MinSys
DATA&CS
Pin
Name
1
AD0
2
AD1
3
AD2
4
AD3
9
CS0
CONTROL
1
VCC
2
GND
3
I0
5
T0
7
WR
8
RD
PORT C & PORT 1
9
P10
10
P11
11
P12
12
P13

de Kits Phone
Interface
DATA
Pin
Name
1
D0
2
D1
3
D2
4
D3
9
CS
CONTROL
1
VCC
2
GND
3
IRQ
5
PLL_OUT
7
WR
8
RD
PORT 1
9
RI
10
HK
11
RE
12
RS0

Gambar 7 Modul de Kits Phone Interface.

6

Program
untuk
mengoperasikan
rangkaian mikrokontroler ini dibangun
dengan menggunakan bahasa assembler
untuk mikrokontroler DT-51, yaitu ASM51
yang selanjutnya dikompilasi menjadi
format Hexadesimal (HEX). Karena rutinrutin yang akan dipakai dibuat menggunakan
sistem operasi DOS 16 bit maka file ASM51
tersebut
juga
harus
dikompilasi
menggunakan sistem operasi DOS 16 bit.
File dalam bentuk HEX inilah yang
kemudian diunduh dan disimpan ke
mikrokontroler. Program ini selanjutnya
akan tersimpan di dalam mikrokontroler
selama masih mendapatkan catu daya
(tegangan).
Rutin-rutin built in yang digunakan
dalam pemrograman dial up adalah sebagai
berikut:
• Init8888: berfungsi meng-inisialisasi
MT-8888 (komponen inti modul phone
interface)
• CekDialTone: berfungsi untuk mengecek
dial tone
• DTMFDialing:
berfungsi
untuk
membangkitkan
dan
mengirimkan
sinyal-sinyal DTMF (Dual Tone Multi
Frequency) ke jaringan telepon
• Delay60: berfungsi untuk menghasilkan
delay selama 60 ms
• Delay40: berfungsi untuk menghasilkan
delay selama 40 ms
• CekCP: berfungsi untuk mengecek bussy
tone, ringback tone atau outgoing call
complete.
Implementasi Modul dan Modifikasi
SIJELITA
1 Implementasi Modul Pengiriman SMS
Program yang dibuat berdasarkan
algoritma pengiriman SMS dienkapsulasi
menjadi sebuah modul. Fungsi pemanggilan
modul ini kemudian disisipkan ke dalam
program client SIJELITA.
Penyisipan fungsi pemanggilan modul
pengiriman SMS dilakukan sebelum
program tersebut mengirimkan sinyal ke
komputer server melalui jaringan nirkabel
IEEE 802.11. Dengan demikian, diharapkan
agar SMS diterima oleh pemilik rumah tidak
lama
setelah
petugas
keamanan
mendapatkan sinyal.

2 Implementasi Modul Dial Up
Modul dial up yang dibuat dengan
bahasa assembler dienkapsulasi menjadi
sebuah fungsi yang dapat digunakan dan
dipanggil oleh program assembler lain.
Fungsi tersebut kemudian ditambahkan dan
disisipkan ke dalam program assembler
SIJELITA.
Pemanggilan fungsi dial up ini dilakukan
setelah prosedur pengiriman data ke
komputer melalui komunikasi serial.
Modul mikrokontroler phone interface
menggunakan beberapa pin port 1 seperti
P1.0, P1.1, P1.2 dan P1.3. Hal ini
mengakibatkan pin-pin tersebut tidak dapat
digunakan untuk aplikasi lain. Oleh karena
itu, SIJELITA tidak dapat menggunakan
pin-pin tersebut sebagai masukan dari
detektor.
Perubahan port ini mengakibatkan
adanya modifikasi pada program assembler
SIJELITA. Modifikasi dilakukan pada
proses
pembacaan
bit-bit
masukan.
Pembacaan dialihkan ke P1.4-P1.7 yang
tidak digunakan oleh modul dial up.
Selain perubahan pembacaan, modifikasi
lain pada program assembler adalah
menambahkan fungsi dial up ke nomor
telepon tertentu.
Pengujian Sistem
Pengujian sistem bertujuan untuk
melihat waktu yang diperlukan pada proses
pengiriman SMS dan dial up telepon.
Kinerja yang diukur adalah waktu
pengiriman SMS (tkirimSMS), waktu dial up
telepon (tdialup) dan akurasi/kehandalan
sistem (P, Q).
1 Lokasi Pengujian
Pengujian prototipe pengembangan
SIJELITA ini dilakukan di dua tempat yaitu
Perumahan Sindang Barang II Blok C/3
Darmaga-Bogor 16680 dan Jalan Perwira
No. 12 Darmaga-Bogor 16680. Pengujian
modul dial up menggunakan jaringan
telepon Telkom sebagai jalur dial up.
Aplikasi client dan server dilakukan pada
satu buah komputer.
2 Alat Pengujian
Perangkat yang digunakan untuk
pengujian pengembangan sistem keamanan
perumahan adalah sebagai berikut:

7

• Sistem Mikrokontroler yang dilengkapi
dengan kabel RS-232 sebagai antarmuka
komunikasi mikrokontroler dengan
komputer.

Data Cable
MCU

RS 232

`

S
SM

• Satu buah komputer yang digunakan
sebagai client dan server dengan
spesifikasi:
Prosesor AMD Athlon 3500+ 2,20 GHz,
Memori RAM 512 MB, dan Media
Penyimpanan 80 GB.

Motorola E398

C/S

Transmitter

Siemens A31

Gambar 9 Model pengujian modul SMS.

• Satu buah telepon seluler Motorola E398
yang dilengkapi dengan kabel data USB
sebagai antarmuka dengan komputer
yang digunakan untuk mengirim SMS
menggunakan jaringan GSM IM3.
• Satu buah telepon seluler Siemens A31
yang digunakan sebagai tujuan dial up,
SMS dan sebagai pencatat waktu.
• Satu buah pesawat telepon
3 Model Sistem pada Pengujian
Terdapat
dua
model
pengujian
pengembangan sistem. Model pengujian
pertama memisahkan pengujian untuk
modul SMS dan dial up. Pengujian untuk
modul dial up dilakukan di Perumahan
Sindang Barang sedangkan pengujian untuk
modul SMS dilakukan di Jalan Perwira.
Kedua buah model pengujian ini dapat
dilihat pada Gambar 8 dan 9. Model
pengujian kedua menggabungkan kedua
buah modul tersebut menjadi sebuah sistem
dan dilakukan di Perumahan Sindang
Barang. Model pengujian tersebut dapat
dilihat pada Gambar 10.

S
SM

• Satu buah komputer dengan sistem
operasi Microsoft Windows 98 yang
digunakan untuk melakukan kompilasi
program assembler dan mengunduhnya
ke mikrokontroler.

Gambar 10 Model pengujian gabungan.
Arsitektur pengujian sedikit berbeda
dengan arsitektur pengembangan sistem
yang dapat dilihat pada Gambar 2. Salah
satu penyebab utamanya adalah keterbatasan
modul dial up yang hanya dapat bekerja
pada frekuensi tone 425 Hz yang notabene
merupakan frekuensi dari PT. Telkom. Oleh
karena itu, harus dicari lokasi pengujian
yang mempunyai jalur telepon langsung ke
PT. Telkom dan dapat melakukan panggilan
ke luar. Perbedaan-perbedaan pada arsitektur
pengujian ini antara lain:
• Aplikasi client dan server dijalankan
pada satu buah komputer. Hal ini
dikarenakan adanya keterbatasan jumlah
komputer pada lokasi pengujian.
• Proses dial up dilakukan dari
mikrokontroler ke telepon seluler dan
bukan ke telepon rumah. Hal ini juga
dikarenakan keterbatasan telepon rumah
pada lokasi pengujian. Perbedaan tujuan
dial up ini tidak mempengaruhi waktu
proses pada mikrokontroler. Proses yang
dipengaruhi oleh perbedaan tujuan dial
up ini adalah waktu proses dial up pada
jaringan Telkom itu sendiri.
4 Rancangan Percobaan

Gambar 8 Model pengujian modul dial up.

Data yang diambil berupa waktu respon
dan akurasi sistem. Pengambilan data
dilakukan
pada
saat
menjalankan
keseluruhan program. Pada saat pengujian
sistem, detektor untuk sementara digantikan
dengan transceiver ultrasonik.

8

Pengujian sistem dimulai dengan
memberikan masukan pada sistem, yaitu
dengan mengaktifkan transmitter sehingga
detektor berkondisi ON. Penilaian waktu
respon sistem bertujuan untuk melihat lama
pengiriman SMS dari telepon seluler pada
client (perumahan) hingga ke telepon seluler
tujuan (pemilik rumah) dan melihat waktu
proses dial up dari client (perumahan) ke
tetangga. Waktu respon pengiriman SMS
dihitung dengan menggunakan fungsi
sebagai berikut:
tkirimSMS = tterimaSMS - tdetektor ....................... (1)
dengan:
tterimaSMS

adalah waktu pada saat SMS
diterima pada telepon seluler
tujuan

tdetektor

adalah waktu pada saat detektor
aktif

Sedangkan waktu respon dial up dihitung
dengan menggunakan fungsi sebagai
berikut:
tdialup = tterimaDialUp - tdetektor ....................... (2)
dengan:
tterimaDialUp adalah waktu pada saat dering
pertama pada telepon tujuan
berbunyi
Penilaian
terhadap
akurasi
atau
kehandalan sistem bertujuan untuk melihat
peluang kegagalan atau keberhasilan sistem
merespon
permintaan
dari
client.
Kehandalan sistem diperoleh dengan
menggunakan fungsi sebagai berikut:

P=

Np
Nq
atau Q =
.........................(3)
N
N

Waktu dan metode pengambilan data
disesuaikan dengan prinsip pengukuran
intensitas trafik pada rekomendasi CCITT
(International Telegraph and Telephone
Consultative Committee) E500. Berdasarkan
rekomendasi
ini,
pengambilan
data
dilakukan sebanyak 30 kali percobaan/hari
selama 10 hari pada waktu sibuk. Dari data
yang diperoleh, waktu sibuk jaringan
Telkom adalah pukul 09.00-16.00 WIB
sedangkan waktu sibuk jaringan GSM IM3
adalah pukul 07.00-19.00 WIB. Data pada
waktu sibuk diperhitungkan sebagai data
dengan nilai puncak trafik dari nilai rata-rata
yang
diperoleh
dalam
satu
hari.
Pengambilan data waktu respon dilakukan
dalam rentang waktu sibuk kedua jaringan
tersebut yaitu pukul 10.00-12.00 WIB untuk
pengambilan waktu respon SMS dan 13.0015.00 WIB untuk pengambilan waktu respon
dial up.
Lingkungan Pengembangan
Lingkungan
pengembangan
yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi
lingkungan pengembangan pada sisi client
dan server. Lingkungan pengembangan pada
sisi client adalah sebagai berikut:
Perangkat lunak:
-

Sistem Operasi: Microsoft Windows XP

-

Bahasa
Pemrograman:
Bahasa
Assembler Mikrokontroler 89C51 dan
Microsoft Visual Basic .Net 2003

-

Aplikasi pendukung : DOS 16 bit dan
library GSMComm for .Net 1.1

Perangkat keras:
-

Komputer untuk pembuatan dan
pengolahan data, dengan spesifikasi:
Prosesor AMD Athlon 64 3500+ 2,20
Ghz, Memori RAM 512 MB, dan Media
penyimpanan 80 GB.

-

Satu buah telepon seluler yang
dilengkapi dengan kartu GSM dan kabel
data.

dengan:
P

Q

N

: peluang banyaknya percobaan yang
berhasil, yaitu jika keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan yang
diharapkan.
: peluang banyaknya percobaan yang
gagal, yaitu jika keluaran yang
dihasilkan tidak sesuai dengan yang
diharapkan (1-P).
: banyaknya percobaan yang dilakukan

Np : banyaknya percobaan yang gagal
Nq : banyaknya percobaan yang berhasil

Sementara lingkungan pengembangan
pada sisi server adalah sebagai berikut:
Perangkat lunak:
-

Sistem Operasi: Microsoft Windows XP

-

Bahasa Pemrograman: Microsoft Visual
Basic .Net 2003

9

-

Aplikasi pendukung : Microsoft Access
2003

Perangkat keras:
-

Komputer untuk pembuatan dan
pengolahan data, dengan spesifikasi:
Prosesor AMD Athlon 64 3500+ 2,20
Ghz, Memori RAM 512 MB, dan Media
penyimpanan 80 GB.
HASIL DAN PEMBAHASAN

datangnya sinyal-sinyal DTMF dinamakan
on hook. Kondisi ini biasanya ditandai
dengan menutupnya gagang telepon.
Kondisi off hook dan on hook
direpresentasikan pada pin 1.1. Jika kondisi
off hook terjadi, P1.1 akan bernilai 0 dan jika
on hook terjadi, P1.1 akan bernilai 1.
Mulai

Baca status
register

Pengembangan Modul Dial Up
Proses dial up dilakukan oleh modul
phone interface setelah modul DT-51
menerima sinyal dari detektor. Komponen
paling penting dalam modul phone interface
adalah MT8888. Komponen inilah yang
akan membangkitkan DTMF dialing ke
nomor telepon tujuan. MT8888 mempunyai
3 buah register yaitu register control yang
digunakan untuk mengatur kerja IC
MT8888, Register Status untuk melihat
status IC MT8888 dan Register Data untuk
mengirim dan menerima data ke atau dari
sinyal DTMF.
Sebelum dioperasikan, perlu dilakukan
inisialisasi MT8888 terlebih dahulu pada
100 ms atau lebih setelah power supply
aktif. Urutan dari proses tersebut adalah
sebagai berikut:
-

Baca status register

-

Tulis control register dengan data 00H

-

Tulis control register dengan data 00H

-

Tulis control register dengan data 08H

-

Tulis control register dengan data 00H

-

Baca status register

Diagram alir (flow chart) dari proses
inisialisasi tersebut dapat dilihat pada
Gambar 11.
Setelah inisialisasi dilakukan, langkah
selanjutnya adalah membuat kondisi jalur
telepon yang digunakan menjadi off hook.
Hal ini dilakukan karena proses dial up
hanya dapat terjadi jika kondisi jalur telepon
yang digunakan dalam keadaan off hook.
Kondisi off hook merupakan kondisi dimana
jalur telepon yang digunakan telah siap
untuk melakukan pengiriman sinyal-sinyal
DTMF. Keadaan ini biasanya ditandai
dengan menggantungnya gagang telepon.
Sebaliknya, kondisi dimana jalur telepon
yang digunakan dalam keadaan menunggu

Tulis control register
dengan data 00H

Tulis control register
dengan data 00H

Tulis control register
dengan data 08H

Tulis control register
dengan data 00H

Baca status
register

Selesai

Gambar 11 Diagram alir proses inisialisasi
MT8888.
Setelah dilakukan pengecekan terhadap
kondisi jalur telepon yang digunakan,
selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap
dial tone yang terdeteksi. Modul phone
interface mempunyai sebuah blok tone
detector berbasis LM567 yang berfungsi
untuk melakukan pengecekan dial tone.
Modul phone interface hanya dapat bekerja
pada frekuensi dial tone sekitar 425 Hz.
Beberapa tipe PABX yang tidak mendukung
frekuensi dial tone sebesar 425 Hz tidak
didukung oleh modul ini. Frekuensi 425 Hz
merupakan frekuensi dial tone standar yang
digunakan oleh perusahaan penyedia
layanan telepon (Telkom). Oleh karena itu,
untuk menggunakan modul ini disarankan
menghubungkan jalur telepon langsung dari
Telkom. Jika frekuensi dial tone yang ada
tidak sesuai, dial tone tersebut tidak akan
terdeteksi oleh modul ini dan modul ini akan
terus menerus melakukan pengecekan.
Jika proses pengecekan dial tone
berjalan dengan baik, langkah selanjutnya

10

adalah memutar nomor telepon tujuan.
Fungsi ini merupakan fungsi utama yang
dilakukan oleh modul phone interface.
Proses pertama yang dilakukan adalah
mengambil digit-digit nomor telepon tujuan.
Masukan dari proses ini adalah alamat dari
digit pertama yang akan diproses. Digit-digit
kemudian dibaca melalui port data pin 1, 2,
3 dan 4 Setelah dibaca, digit-digit tersebut
satu per satu akan dikodekan menjadi dua
jenis frekuensi rendah dan tinggi yang akan
digunakan untuk membangkitkan sinyal
DTMF. Tabel pengkodean tersebut dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Pengkodean Digit DTMF
FLOW
697
697
697
770
770
770
852
852
852
941
941
941
697
770
852
941

FHIGH DIGIT D3
1209
1
0
1336
2
0
1477
3
0
1209
4
0
1336
5
0
1477
6
0
1209
7
0
1336
8
1
1477
9
1
1336
0
1
1209
1
1477
#
1
1633
A
1
1633
B
1
1633
C
1
1633
D
0

D2
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0

D1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0

D0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0

Hasil dari pengkodean digit-digit
tersebut adalah frekuensi tinggi dan rendah
sinyal DTMF dari setiap digit sehingga
dihasilkan sebuah tone untuk setiap digit.
Tone tersebut kemudian dikirimkan ke jalur
telepon. Dengan demikian, proses dial up
telah selesai.
Setelah proses dial up dilakukan, fungsi
selanjutnya
yang
dijalankan
adalah
mengecek proses dial up tersebut sampai ke
jalur telepon tujuan. Proses pengecekan ini
dinamakan Call Progress. Proses ini akan
mengecek keadaan jalur telepon tujuan.
Terdapat 4 kemungkinan kondisi dalam
sebuah jalur dial up telepon. Kondisikondisi tersebut antara lain:
-

busy : tone 425Hz ini hadir tiap selang
waktu 1 detik masing-masing selebar 1
detik

-

ringback : tone 425Hz hadir tiap selang
waktu 4 detik masing-masing selebar 1
detik

-

complete : tone 425Hz hadir terus
menerus

-

unknown : keadaan-keadaan lain yang
tidak diketahui

Keempat kondisi tersebut dapat dideteksi
dengan membaca CPFlag dan CFlag.
Kombinasi nilai dari kedua buah flag ini
memberikan informasi keadaan
jalur
telepon
tujuan.
Kombinasi-kombinasi
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Kombinasi CPFlag dan CFlag
CPFlag

CFlag

0
1
0
1

0
0
1
1

Keadaan Jalur
Telepon
Busy
RingBack
Complete
Unknown

Diagram alir (flow chart) proses dial up
yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 12.
START

INITIALIZE
MT8888

MAKE
PHONE LINE
OFF HOOK

CEK
DIAL TONE
NO

DIAL TONE
VALID?

YES
DTMF
DIALING

PHONE
NUMBER

CALL
PROGRESS

END

Gambar 12 Diagram alir proses dial up.
Pengembangan Modul Pengiriman SMS
Seperti telah disebutkan sebelumnya,
proses pengiriman SMS yang dilakukan
pada pengembangan SIJELITA adalah
dengan menggunakan telepon seluler yang
dihubungkan
ke
komputer
client
menggunakan kabel data. Selain itu,
digunakan
library
tambahan
yaitu

11

GSMComm untuk proses komunikasi dari
dan ke telepon seluler.
Terdapat mekanisme lain yang dapat
digunakan untuk mengirim SMS dari
komputer yaitu dengan memanfaatkan web
service yang akan mengirim pesan SMS ke
telepon seluler tujuan. Akan tetapi, untuk
dapat menggunakannya komputer harus
selalu terhubung ke internet. Selain itu,
pengguna juga diharuskan membayar tarif
yang dikenakan untuk setiap kali
pengiriman.
Sebelum proses pengiriman SMS
dilakukan, komputer harus membuka
koneksi ke telepon seluler sehingga
komunikasi dapat dilakukan. Untuk itu,
pengguna diminta untuk memasukkan
beberapa parameter yang dibutuhkan yaitu
nomor port, baud rate dan timeout. Nilai
parameter yang lain seperti parity, data bit
dan stop bit menggunakan nilai standar yang
biasanya dipakai untuk komunikasi ke
telepon selular. Nilai-nilai standar tersebut
antara lain:
Parity : None
Data Bit : 8
Stop Bit : 1
Setelah koneksi terbentuk, pengguna
diminta untuk memasukkan nomor telepon
seluler tujuan. Parameter-parameter tersebut
kemudian akan disimpan di registry
komputer dan telepon seluler siap untuk
menerima dan melaksanakan instruksiinstruksi dari komputer termasuk instruksi
untuk mengirim SMS.
Ketika telepon seluler dihubungkan ke
komputer
menggunakan kabel
data,
pengguna harus dapat mengetahui nomor
port yang digunakan oleh kabel data
tersebut. Jika tidak maka koneksi yang
dibangun akan mengalami kegagalan.
Mekanisme pengiriman SMS dilakukan
setelah komputer menerima sinyal dari
mikrokontroler. Proses pengiriman SMS ini
melalui dua tahap. Tahap pertama adalah
mengubah pesan SMS yang akan dikirimkan
ke dalam bentuk PDU. Proses pengubahan
ini memerlukan dua buah parameter yaitu
nomor telepon tujuan dan isi pesan SMS
yang akan dikirim. Tahap kedua merupakan
tahap pemberian instruksi ke telepon seluler
untuk mengirimkan pesan dalam bentuk
PDU tersebut ke nomor tujuan.

Pesan SMS yang dikirim adalah
“Detektor Aktif”. PDU yang terbentuk dari
pesan ini adalah sebagai berikut:
0011000C818065296007730000A70EC43
2BDBCA6BF E5A0E09A9E3603
Nilai PDU ini terdiri dari oktet-oktet
yang berisi beberapa data seperti data seperti
panjang dan nomor SMSC, panjang dan isi
data teks, dan lain-lain. Keterangan lengkap
dari oktet-oktet ini terdapat pada Lampiran
1.
Setelah dikodekan menjadi bentuk PDU,
telepon seluler mengeksekusi instruksi untuk
mengirimkan PDU tersebut ke nomor
tujuan.
Diagram alir (flow chart) proses
pengiriman SMS dapat dilihat pada Gambar
13.
START

PORT
BAUD RATE
TIME OUT
CONNECT
TO
CELL PHONE

NO

PHONE
CONNECTED?

YES

PHONE NUMBER

SAVE
PARAMETERS
TO REGISTRY
NO
DETECTOR
ACTIVE?
YES
CONVERT
MESSAGE
TO PDU

MESSAGE
PHONE NUMBER

SEND SMS

END

Gambar 13 Diagram alir proses pengiriman
SMS.
Status Report
Salah satu layanan yang diberikan oleh
perusahaan jasa layanan komunikasi telepon
seluler yang terkait dengan pengiriman SMS
adalah status report. Status report ini berisi
kondisi pesan yang telah dikirim. Status
report ini memberikan informasi apakah
pesan yang dikirim telah sampai ke tujuan,

12

masih dalam proses pengiriman atau proses
tersebut mengalami kegagalan dalam proses
pengiriman.
GSMComm menyediakan suatu fungsi
bernama MessageNotification yang dapat
diaktif/nonaktifkan.
Jika
fungsi
ini
diaktifkan maka ketika sebuah event pesan
masuk ke telepon seluler maka handler dari
event tersebut akan dieksekusi.
Karena sebagian besar status report
dikirimkan ke telepon seluler pengirim
dalam
bentuk
SMS
maka
fungsi
MessageNotification dapat digunakan untuk
memberitahu status pesan yang dikirimkan.
Akan tetapi, tidak semua jenis telepon
seluler dapat menggunakan fungsi ini.
Terdapat beberapa jenis telepon seluler yang
tidak mendukung fungsi ini.
Hal ini
disebabkan
karena
fungsi
MessageNotification menggunakan salah
satu parameter Message Indication yaitu
SMSDeliverIndicationStyle
dan
SMSStatusReportStyle
yang
akan
memberitahukan ke komputer apabila
terdapat pesan yang masuk ke telepon
seluler. Message Indication merupakan
parameter-parameter indikasi perlakuan
penerimaan pesan pada telepon seluler.
Nilai-nilai Message Indication dapat dilihat
pada program Hyper Terminal dengan
memberikan instruksi AT+CNMI.
Modifikasi SIJELITA
Seperti telah disebutkan sebelumnya,
SIJELITA menerima masukan dari delapan
pin port 1. Akan tetapi, koneksi modul
phone
interface
ke
DT-51
juga
menggunakan beberapa pin pada port 1. Pinpin yang digunakan adalah pin 1 sampai 4.
Oleh karena itu, terdapat modifikasi pada
masukan SIJELITA.
Karena modul phone interface hanya
menggunakan pin 1 sampai 4, masukan
SIJELITA menggunakan empat pin yang
tersisa yaitu pin 5 sampai 8 dengan skema
seperti pada Gambar 14.
Masing-masing pin dapat menerima
masukan
yang
berbeda
dan
merepresentasikan 1 bit data. Oleh karena
itu, total ma