Tinjauan Tentang Jalan sebagai Ruang Publik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Tinjauan Tentang Jalan sebagai Ruang Publik

Jalan merupakan elemen pembentuk ruang kota dengan membentuk sistem jaringan linkage. Jalan selain sebagai akses antar bangunan tetapi juga berfungsi sebagai ruang untuk bersosialisasi 1 . Jalan yang berkontribusi terhadap masyarakat harus memiliki aspek sosial berkelanjutan, yaitu kohesi sosial dan inklusif sosial 2 . Inklusif sosial merupakan lingkungan yang dapat digunakan oleh semua orang, sedangkan kohesi sosial mebentuk kualitas hidup yang baik untuk semua. Persyaratan jalan dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu 3 : 1. Familiarity Karakteristik menggambarkan sesuatu yang dekat dan erat. Karakteristik dari keakraban adalah jalan, ruang terbuka dan bangunan disekitar sudah lama didirikan, jika terdapat perubahan merupakan skala yang kecil dan jika terdapat pembangunan memasukkan unsur – unsur lokal gaya, material dan warna, hirarki tipe jalan dan elemen arsitektural mudah dimengerti. 1 Moughtin, Cliff. 1992, Street and Square, Oxford, Architectural Press, hal : 130 2 Burton, E., Mitchell, L. 2006. Inclusive Urban Design Streets For Life. Oxford: Architectural Press, hal : 12 3 ibid, hal : 50 2. Legibility Karakteristik dari kejelasan terdiri dari layout jalan, bentuk dan ukuran jalan, pemisahan ruang privat dan ruang publik, tanda seta landmark dan keistimewaan lingkungan. Gambar II.1. Layout Jalan Sumber : Burton, E., Mitchell, L. 2006. Inclusive Urban Design Streets For Life. Oxford: Architectural Press, hal : 73 Gambar II.2. Bentuk – Bentuk Persimpangan Sumber : Burton, E., Mitchell, L. 2006. Inclusive Urban Design Streets For Life. Oxford: Architectural Press, hal : 73 3. Distinctiveness Kekhasan mencerminkan karakter lokal dari daerah tersebut, memiliki berbagai fungsi, bentuk, warna, material dalam membangun identitas karakter lingkungan, dan landmark serta keistimewaan lingkungan. Terdapat 5 tipe landmark yang mendukung kekhasan suatu tempat, yaitu bangunan bersejarah, bangunan perkantoran, struktur yang khas, tempat aktivitas yang menarik, dan tempat atau bangunan yang mempunyai identitas kekhasan lokal. Keistimewaan lingkungan terdapat dua kategori, yaitu menampilkan keindahan dan kepraktisan 4. Accessibility Aksesibilitas menggambarkan keterkaitan antara fasilitas lokal dan jasa. Jalan lokal saling berhubungan satu sama lain dengan fasilitas umum, memiliki lebar dan sebagian besar penggunanya adalah pejalan kaki. 5. Comfort Jalan yang nyaman, ramah terhadap pejalan kaki, terdapat fasilitas untuk orang tua dan orang yang mengalami ketidakmampuan sementara atau permanen. Karakteristik jalan yang nyaman antara lain : jalan yang tidak terlalu panjang, adanya tempat pemberhentian, adanya ruang aktif seperti tempat makan dan taman bermain. Tempat duduk untuk umum yang beik berjarak 100 – 125m. 6. Safety Jalan yang memungkinkan orang untuk menggunakannya tanpa takut terdapat ancaman – ancaman. Bangunan – bangunan yang menghadap ke jalan, jalan yang cukup terang dan cukup luas dapat menjadi salah satu faktornya. Karakteristik jalan yang aman yaitu adanya pengawasan yang alami memiliki tetangga yang saling bercampur, bangunan yang mengahadap ke jalan, jalur pejalan kaki yang memiliki persimpangan dan material yang aman. Berdasarkan Peta Rencana Pola Ruang dan Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Gedongtengen yang merupakan lampiran dari Peraturan Walikota no 25 tahun 2013, memaparkan bahwa garis sepadan bangunan yang terletak di tepian lurung memiliki besaran 2-2-2, dengan jarak bangunan dengan rumija 2 dua m dan ruang milik jalan rumija 2m. Menurut Album gambar panduan rancangan Rencana Tata Ruang dan Lingkungan RTBL Kawasan Malioboro, tata kualitas lingkungan pada sub kawasan kampung menggunakan langgam dan ornamen arsitektur indis dan arsitektur kolonial. Bangunan permukimman mengikuti penetapan zona perumahan intensitas sedang sehingga pengembangan baru tetap mengacu pada aturan intensitas lahan. Menambahkan tata hijau pada jalur sirkulasi jalan lingkungan untuk menciptakan suasana hijau di lingkungan perumahan dan material penutup jalan lingkungan perumahan menggunakan grassblok unuk menambah area resapan hijau. Gambar II.3. Rencana Pola Ruang dan Intensitas Pemanfaatan Ruang Sumber : Peraturan Walikota No 25 Tahun 2013

II.2. Lingkungan Hunian Permukiman