16
2.8.1 Tipe lingkungan jalan
Tipe lingkungan jalan menggambarkan tata guna lahan dan aksesbilitas dari seluruh aktivitas jalan. Lingkungan jalan dapat dibedakan menjadi tiga
tipe bagian jalan utama berdasarkan pengamatan visual. 1.
Komersial commercial yaitu penggunaan lahan untuk kegiatan komersial missal: pertokoan, pasar, perkantoran dengan akses samping jalan
langsung untuk kendaraan dan pejalan kaki, 2.
Pemukiman residential yaitu penggunaan lahan untuk pemukiman dengan akses samping jalan langsung untuk kendaraan dan pejalan kaki,
3. Akses terbatas restricted access yaitu tidak atau dibatasi untuk akses
samping jalan langsung contoh adanya pagar pembatas jalan, tebing jalan.
2.8.2 Gangguan samping hambatan samping
Hambatan samping digambarkan sebagai adanya pengaruh dari aktivitas samping jalan seperti pejalan kaki yang berjalan di sepanjang jalan,
angkutan kota, pemberhentian bus untuk naik turun penumpang, kendaraan yang masuk dan keluar sisi jalan kendaraan lambat becak, gerobak, dll dan
ruang parkir di badan jalan. Dalam analisis ini parkir pada badan jalan yang menimbulkan kemacetan dengan tundaan yang tinggi dimasukkan sebagai
hambatan samping. Hambatan samping dapat dinyatakan dalam ukuran tinggi, sedang, dan rendah .
2.8.3 Ukuran kota
Ukuran kota diklasifikasikan dalam jumlah penduduk pada kota yang
17
bersangkutan. Dimasukkannya ukuran kota sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kapasitas, karena dianggap ada korelasi antara ukuran kota
dengan sifat pengemudi .Semakin besar ukuran kota semakin agresif
pengemudi di jalan raya sehingga semakin tinggi kapasitas jalan . 2.9
Tingkat Pelayanan Jalan
Tingkat pelayanan jalan adalah ukuran yang menyatakan kualitas pelayanan yang disediakan oleh suatu jalan dalam kondisi tertentu Gea dan
Harianto, 2011. Menurut Sukirman 1994 tingkat pelayanan jalan merupakan kondisi
gabungan yang di tunjukkan dari hubungan antara volume kendaraan dibagi kapasitas VC dan kecepatan. Tingkat pelayanan jalan dibagi atas enam 6
keadaan yaitu: 1.
Tingkat pelayanan A, dengan kondisi: a.
Arus lalu lintas bebas tanpa hambatan. b.
Kecepatan kendaraan merupakan pilihan pengemudi. c.
Volume dan kepadatan lalu lintas rendah. 2.
Tingkat pelayanan B, dengan kondisi: a.
Arus lalu lintas stabil. b.
Kecepatan mulai dipengaruhi oleh keadaan lalu lintas, tetapi tetap dapat dipilih sesuai kegendak pengemudi.
3. Tingkat pelayanan C, dengan kondisi:
a. Arus lalu lintas masih stabil.
b. Kecepatan perjalanan dan kebebasan bergerak sudah dipengaruhi oleh
18
besarnya volume lalu lintas sehingga pengemudi tidak dapat lagi memilih kecepatan yang diinginkannya.
4. Tingkat pelayanan D, dengan kondisi:
a. Arus lalu lintas mulai tidak stabil.
b. Kecepatan perjalanan dipengaruhi oleh perubahan lalu lintas.
5. Tingkat pelayanan E, dengan kondisi:
a. Arus lalu lintas sudah tidak stabil.
b. Volume kira-kira sama dengan kapasitas.
c. Sering terjadi kemacetan.
6. Tingkat pelayanan F, dengan kondisi:
a. Arus lalu lintas tertahan pada kecepatan rendah.
b. Sering terjadi kemacetan.
c. Kecepatan rendah.
2.10 Penelitian Sebelumnya