Maltodekstrin II.TINJAUAN PUSTAKA KUALITAS MINUMAN SERBUK INSTAN BUAH TERONG BELANDA (Solanum betaceum Cav.) DENGAN VARIASI KADAR MALTODEKSTRIN.

Tabel 1. Syarat Mutu Serbuk Minuman Instan No Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1 Keadaan : 1.1. Warna 1.2. Bau 1.3. Rasa normal normal, khas rempah-rempah normal, khas rempah-rempah 2 Air bb Maks.3,0 3 Abu bb Mak.1,5 4 Jumlah gula dihitung sebagai sukrosa, bb Maks. 5 Bahan tambahan makanan 5.1. pemanis buatan : -Sakarin - iklamat 5.2. Pewarna tambahan : - - tidak boleh ada tidak boleh ada sesuai SNI 01-0222-1995 6 Cemaran logam : 6.1. Timbal Pb 6.2. Tembaga Cu 6.3. seng Zn 6.4. Timah Sn mgkg mgkg mgkg mgkg maks.0,2 maks.2,0 maks.50 maks.40 7 Cemaran arsen As Mgkg maks.0,1 8 Cemaran mikrobia : 8.1. Angka Lempeng Total 8.2. Coliform Kolonig APMg 3 x 10 3 3 Sumber : Anonim 1996.

E. Maltodekstrin

Maltodekstrin didefinisikan sebagai produk hidrolisis pati yang mengandung unit α-D-glukosa yang sebagian besar terikat melalui ikatan 1,4 glikosidik dengan DE Dextrose Equivalent kurang dari 20. Rumus umum maltodekstrin adalah [C 6 H 10 O 5 nH 2 O]. Maltodekstrin merupakan campuran dari glukosa, maltosa, oligosakarida, dan dekstrin. Maltodekstrin biasanya dideskripsikan oleh DE. Maltodekstrin dengan DE yang rendah bersifat non-higroskopis, sedangkan maltodekstrin dengan DE tinggi cenderung menyerap air higroskopis. Maltodekstrin merupakan larutan terkonsentrasi dari sakarida yang diperoleh dari hidrolisis pati dengan penambahan asam atau enzim. Kebanyakan produk ini ada dalam bentuk kering dan hampir tak terasa. Maltodekstrin pada dasarnya merupakan senyawa hidrolisis pati yang tidak sempurna, terdiri dari campuran gula-gula dalam bentuk sederhana mono- dan disakarida dalam jumlah kecil, oligosakarida dengan rantai pendek dalam jumlah relatif tinggi serta sejumlah kecil oligosakarida berantai panjang. Nilai DE maltodekstrin berkisar antara 3 – 20 Barbosa dkk., 2005. Menurut Barbosa dkk., 2005, maltodekstrin merupakan bahan pengental sekaligus dapat sebagai emulsifier. Maltodekstrin bahan yang mudah larut pada air dingin yang diaplikasikan pada minuman susu bubuk, minuman berenergi dan minuman probiotik. Maltodekstrin merupakan oligisakarida yang tergolong dalam probiotik yang sangat baik bagi tubuh dan dapat memperlancar saluran pencernaan dengan membantu berkembangnya bakteri probiotik. Aplikasi maltodekstrin pada produk pangan antara lain pada: a. Makanan beku, maltodekstrin memiliki kemampuan mengikat air water holding capacity dan berat molekul rendah sehingga dapat mempertahankan produk beku. b. Makanan rendah kalori, penambahan maltodekstrin dalam jumlah besar tidak meningkatkan kemanisan produk seperti gula. c. Produk rerotian, misalnya cake, muffin, dan biskuit, digunakan sebagai pengganti gula atau lemak. Menurut Lioyd dan Nelson 1984, maltodekstrin merupakan produk hasil hidrolisis enzimatis pati yang mengandung unit α-D-glukosa tidak higroskopis, meningkatkan viskositas, membentuk matrik hidrogen, mempunyai daya rekat, dan ada yang dapat larut dalam air seperti laktosa, sesuai dengan nilai DE maltodekstrin dapat dimanfaatkan dalam industri farmasi. Penggunaan maltodekstrin dalam industri farmasi masih sangat terbatas atau tidak populer dibandingkan turunan selulosa. Hal tersebut dapat terlihat dari kurangnya publikasi ilmiah mengenai penggunaan maltodekstrin dalam sediaan farmasi, sedangkan dalam industri makanan penggunaannya sudah sangat luas. Proses pembuatan minuman serbuk instan buah terong belanda menggunakan oven yang akan membentuk butiran-butiran serbuk sehingga perlu ditambahkan pengisi filter untuk memberikan rendemen tinggi yang mempunyai sifat mudah larut dalam air dan memiliki kekentalan yang lebih rendah dibandingkan pati Whistler et al., 1993. Maltodekstrin dibuat pada suhu 95± 30 ° C karena suhu gelatinisasi sudah terlewati, sehingga hidrolisis dapat lebih mudah tejadi. Pada proses hidrolisis rantai amilosa dan amilo-pektin akan diputus oleh enzim α-amilase yang menghasilkan gula pereduksi bebas yang kemudian dinyatakan sebagai DE dextrose equivalent pada pembuatan malto-dekstrin Zobel, 1992.

F. Gula