Implementasi Prinsip Pertumbuhan Gereja Berdasarkan Surat Efesus 4:1-16 Bagi Pertumbuhan Gereja Kibaid Jemaat Perumnas Makassar

Pasongli, Beti. “Implementasi Prinsip Pertumbuhan Gereja Berdasarkan Surat
Efesus 4:1-16 Bagi Pertumbuhan Gereja Kibaid Jemaat Perumnas Makassar.”
Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2016.

IMPLEMENTASI PRINSIP PERTUMBUHAN GEREJA
BERDASARKAN SURAT EFESUS 4:1-16 BAGI PERTUMBUHAN
GEREJA KIBAID JEMAAT PERUMNAS MAKASSAR

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Dalam Menyelesaikan
Stratum Satu (S1) Program Studi Teologi Kristen Pada
Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar

Oleh
BETI PASONGLI
NPM: 13102331

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA JAFFRAY
MAKASSAR
2016


Pasongli, Beti. “Implementasi Prinsip Pertumbuhan Gereja Berdasarkan Surat
Efesus 4:1-16 Bagi Pertumbuhan Gereja Kibaid Jemaat Perumnas Makassar.”
Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2016.

Beti Pasongli. “Implementasi Prinsip Pertumbuhan Gereja Berdasarkan Surat
Efesus 4:1-16 Bagi Pertumbuhan Gereja Kibaid Jemaat Perumnas Makassar.”
(Dibimbing oleh Pdt. Dr. Daniel Ronda)
ABSTRAK
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menjelaskan prinsip pertumbuhan
gereja dalam surat Efesus 4:1-16 dan bagaimana mengimplementasikan prinsip
pertumbuhan gereja yang terdapat dalam surat Efesus 4:1-16 di Gereja Kibaid
Jemaat Perumnas. Adapun hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pertama, bahwa yang dimaksud dengan pertumbuhan gereja adalah pertumbuhan
gereja itu terjadi bukan hanya dilihat pada jumlah anggota saja tetapi juga kepada
pertumbuhan rohani, supaya setiap orang yang ada diluar keselamatan itu sungguhsungguh bertobat dan kembali kepada Allah dan menjadi anggota gereja yang dapat
bertanggung jawab. Kedua, bahwa pertumbuhan gereja itu dapat terjadi karena
adanya kesatuan di dalam jemaat. Orang yang menghasilkan kesatuan iman adalah
orang yang hidup berpadanan dengan panggilannya dalam hal rendah hati, lemah
lembut, sabar dan menunjukkan kasih dalam hal saling membantu. Ketiga, bahwa
pertumbuhan gereja itu juga dapat terjadi karena adanya satu tubuh, satu iman, satu

Roh, satu pengharapan, satu baptisan dan satu Allah yang diikat oleh damai
sejahtera, yang di mana didalamnya akan tercipta satu keakraban di antara sesama
jemaat. Keempat, bahwa pertumbuhan gereja itu terjadi disebabkan oleh
keterlibatan jemaat dalam pelayanan gereja sesuai dengan ukuran kasih karunia
yang dianugerahkan Allah kepada masing-masing anggota jemaat sehingga
didalamnya pelayanan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Kelima,
pertumbuhan gereja dapat terjadi karena Tuhan sudah memberikan kepada jemaat
para pengemban tugas gereja (nabi, rasul-rasul, penginjil, gembala dan pengajarpengajar) untuk memperlengkapi setiap warga jemaat untuk melakukan pelayanan
serta membangun jemaat, membangun satu persekutuan yang utuh agar pekerjaan
pelayanan dapat berjalan dengan baik sehingga pembangunan tubuh Kristus dapat
terjadi. Keenam, pertumbuhan dapat terjadi karena pelayanan yang dilakukan oleh
jemaat untuk mencapai kesatuan iman dan mempunyai pengetahuan yang benar
tentang Allah, serta kedewasaan penuh dan berpegang teguh kepada kebenaran di
dalam kasih dan bertumbuh kearah Kristus yang adalah kepala. Ketujuh,
pertumbuhan gereja akan terjadi di GKJ Perumnas apabila adanya kesatuan di
dalam jemaat dan diperlengkapinya jemaat untuk terlibat di dalam setiap pelayanan
yang dilakukan sehingga jemaat dapat bertumbuh dan dewasa di dalam Tuhan
karena dari pada-Nya seluruh tubuh yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh

Pasongli, Beti. “Implementasi Prinsip Pertumbuhan Gereja Berdasarkan Surat

Efesus 4:1-16 Bagi Pertumbuhan Gereja Kibaid Jemaat Perumnas Makassar.”
Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2016.

pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota yang
menerima pertumbuhan dan membangun dirinya di dalam kasih.
Kata Kunci: Pertumbuhan Gereja, Efesus, Paulus, Gereja Kibaid Jemaat Perumnas,

Pasongli, Beti. “Implementasi Prinsip Pertumbuhan Gereja Berdasarkan Surat
Efesus 4:1-16 Bagi Pertumbuhan Gereja Kibaid Jemaat Perumnas Makassar.”
Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2016.

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Tidak dapat dipungkiri bahwa gereja-gereja dewasa ini banyak yang
berkembang dengan pesat. Hal ini dapat dilihat dengan pertambahan jumlah
anggota pada suatu gereja dan banyaknya gereja-gereja yang bermunculan dengan
gaya dan ciri khas masing-masing yang dapat menarik orang untuk masuk kedalam
gereja atau persekutuan itu.
Banyak hal yang dapat kita lihat lewat pertumbuhan gereja yang sedang

terjadi pada zaman ini, baik melalui petobat-petobat baru maupun adanya anggota
jemaat yang pindah dan menjadi anggota yang baru di dalam suatu jemaat.
Di dalam suatu pertumbuhan gereja banyak hal yang dapat menunjang
sehingga gereja itu dapat bertumbuh, sebagaimana dengan gereja pada masa kini.
Banyak gereja yang sudah mengalami pertumbuhan dengan pesat tetapi ada juga
gereja yang tidak mengalami pertumbuhan.
Banyak orang yang hanya memahami pertumbuhan gereja itu secara sempit,
dengan hanya melihat jumlah anggota yang semakin banyak karena banyaknya
orang yang dibaptis dan akhirnya gereja itu dianggap sebagai gereja yang hidup
oleh karena banyaknya anggota jemaat. Tetapi itu tidak dapat dikatakan sebagai
suatu pertumbuhan hanya dengan melihat jumlah anggota yang terjadi pada suatu

Pasongli, Beti. “Implementasi Prinsip Pertumbuhan Gereja Berdasarkan Surat
Efesus 4:1-16 Bagi Pertumbuhan Gereja Kibaid Jemaat Perumnas Makassar.”
Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2016.

gereja namun kita juga harus melihat dan memahami bagaimana pendewasaan
hidup iman mereka pada saat mereka sudah menjadi orang yang telah menerima
Kristus dan bagaimana hidup mereka mencerminkan perilaku kehidupan orang
yang beriman di dalam Kristus.

Bertambahnya jumlah anggota tidak menjamin bahwa gereja itu sedang
bertumbuh atau sehat. Banyak hal dapat menyebabkan jumlah anggota dalam
gereja bertambah, diantaranya karena kelahiran, pernikahan, pindah tempat tinggal,
pindah tugas ke daerah lain, konflik di jemaat sebelumnya, dan masih banyak lagi
alasan-alasan yang menjadikan jumlah anggota dalam suatu gereja itu bertambah.
Seiring pendapat yang demikian, masing-masing gereja tidak segan-segan berupaya
memperbanyak jumlah anggotanya, dan bila perlu dengan mencuri domba-domba
dari kandang lain. Biasanya untuk itu maka ditonjolkanlah kejelekan gereja lain
dan berusaha memamerkan kelebihan gereja sendiri. Bila ini yang terjadi, maka
bukannya pertumbuhan gereja yang terjadi, tetapi perpecahan dan perselisihan.
Jelas bukanlah ini yang dimaksudkan oleh Alkitab. Memang secara angka gereja
bertambah, tetapi itu belum tentu pertumbuhan gereja1
Bertumbuh harus disertai dengan kesadaran yang mantap tentang tujuan dan
pertumbuhan itu. Tanpa kesadaran akan tujuan dan pertumbuhan itu maka sulitlah

1
F. Ukur, Pertumbuhan Gereja Suatu Telaah Historis – Misiologis
Pertumbuhan Gereja” (Jakarta: Panitia SPG, 1989), 1.

“Buku Makalah


Pasongli, Beti. “Implementasi Prinsip Pertumbuhan Gereja Berdasarkan Surat
Efesus 4:1-16 Bagi Pertumbuhan Gereja Kibaid Jemaat Perumnas Makassar.”
Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2016.

gereja akan bertumbuh sebagaimana yang diharapkan.

Kalau kita melihat

pertumbuhan dalam keutuhannya, baik intensif maupun ekstensif, maka inti dari
semua itu adalah pertobatan. Pertobatan diperlukan dalam pertumbuhan gereja,
baik dalam aspek ekstensif maupun intensifnya. Hanya melalui pertobatan yang
terus menerus kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia dan bergerak ke arah
tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan pertumbuhan Kristus. Pada hakikatnya,
gereja adalah orang-orang yang didiami Roh Kudus, yang mengubah karakter
mereka dan memberi mereka karunia-karunia untuk melayani.

Setiap orang

percaya harus menggunakan apa pun yang dimilikinya untuk melayani satu sama

lain-dan melayani sesamanya.2
Pertumbuhan Gereja yang terjadi pada zaman sekarang ini adalah pekerjaan
dari Allah sendiri. Allah Bapa sendiri yang merencanakan dan membentuk Gereja
pada mulanya, oleh sebab itu kita diberikan karunia-karunia agar kita saling
melayani satu dengan yang lainnya. Allah memanggil kita sebagai suatu pribadipribadi tertentu untuk dapat melayani dengan karunia yang diberikan Tuhan kepada
kita, Allah memilih kita dari dan di dalam gereja.
Allah telah mengaruniakan kepada masing-masing orang-orang karunia
sebagai suatu tanggung jawab yang harus dipakai bagi kemuliaan Allah dan

2

Jim Petersen, Church with out Wall-Gereja tanpa Tembok (Bandung: Pionir Jaya, 2009),

181.

Pasongli, Beti. “Implementasi Prinsip Pertumbuhan Gereja Berdasarkan Surat
Efesus 4:1-16 Bagi Pertumbuhan Gereja Kibaid Jemaat Perumnas Makassar.”
Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2016.

tentunya bagi pengembangan dan pertumbuhan gereja. Dalam pengamatan penulis,

hal itulah yang tidak nampak pada Gereja KIBAID Perumnas, dimana banyak yang
memiliki karunia untuk melayani tetapi tidak dimaksimalkan untuk melayani,
hanya orang-orang tertentu saja yang sudah terbiasa untuk melayani.
Hal lain juga yang menjadi masalah di dalam jemaat GKJ Perumnas adalah
hal kebersamaan atau kesatuan.

Seringkali karena hal yang sepele saja bisa

membuat kerenggangan antara jemaat. Tidak adanya kesatuan di dalam jemaat itu,
karena seringkali terjadi pertentangan dengan masalah yang kecil. Sebagaimana
ungkapan dari ibu Dorce mengatakan bahwa: “Gereja KIBAID Jemaat Perumnas
sebenarnya sudah lama berdiri tapi pertumbuhannya begitu-begitu saja (tidak ada
pertumbuhan).

Kalau pun jemaat bertambah itu karena pertambahan secara

biologis dan bukan karena pertumbuhan karena ada petobat baru atau jiwa baru.”3
Gereja KIBAID Jemaat Perumnas sebagai gereja yang telah lama ada dan
eksis di kota Makassar memiliki potensi untuk bertumbuh dengan baik secara
jumlah maupun kualitas. Namun karena masalah-masalah tersebut diatas sehingga

membuat jemaat itu tidak bertumbuh secara ideal.
Dari latar belakang tersebut diatas penulis mellihatnya sebagai suatu masalah
yang perlu untuk ditinjau lebih lanjut dan disinkronkan dengan prinsip
pertumbuhan gereja yang terungkap dalam Alkitab.

3

Dorce, Wawancara Oleh Penulis, Makassar, 17 April 2016.

Untuk itu penulis ingin

Pasongli, Beti. “Implementasi Prinsip Pertumbuhan Gereja Berdasarkan Surat
Efesus 4:1-16 Bagi Pertumbuhan Gereja Kibaid Jemaat Perumnas Makassar.”
Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2016.

membahas masalah ini dalam satu karya tulis dibawah satu pokok masalah yaitu:
IMPLEMENTASI PRINSIP PERTUMBUHAN GEREJA BERDASARKAN
SURAT EFESUS 4:1-16 BAGI PERTUMBUHAN GEREJA KIBAID
JEMAAT PERUMNAS.
Pokok Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka pokok masalah yang ingin
penulis bahas adalah:
Pertama, apakah prinsip pertumbuhan gereja yang terdapat di dalam Surat
Efesus 4:1-16?
Kedua,

bagaimanakah

prinsip

pertumbuhan

gereja

itu

dapat

diimplementasikan di dalam Gereja Kibaid Jemaat Perumnas?
Tujuan Penulisan

Berdasarkan pokok masalah tersebut diatas maka tujuan dari penulisan ini
adalah:
Pertama, menjelaskan prinsip pertumbuhan gereja dalam surat Efesus 4:1-16.
Kedua, bagaimana mengimplementasikan prinsip pertumbuhan gereja yang
terdapat dalam surat Efesus 4:1-16 di Gereja Kibaid Jemaat Perumnas.

Manfaat Penulisan

Pasongli, Beti. “Implementasi Prinsip Pertumbuhan Gereja Berdasarkan Surat
Efesus 4:1-16 Bagi Pertumbuhan Gereja Kibaid Jemaat Perumnas Makassar.”
Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2016.

Adapun manfaat penulisan skripsi ini antara lain:
Pertama, untuk dapat mengetahui apakah prinsip pertumbuhan gereja
berdasarkan surat Efesus 4:1-16.
Kedua, sebagai bahan perbandingan dan pegangan bagi penulis dalam
menerapkan pertumbuhan gereja.
Ketiga, sebagai bahan masukan bagi pertumbuhan gereja di GKJ Perumnas.
Keempat, untuk memenuhi salah satu syarat akademik dalam mencapai gelar
sarjana pada Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar.
Batasan Penulisan
Penulis memahami bahwa berbicara tentang prinsip pertumbuhan gereja itu
cukup luas oleh karena itu dalam penulisan ini penulis hanya akan membatasi
pembahasan pada pemahaman tentang prinsip pertumbuhan gereja berdasarkan
surat Efesus 4:1-16 dan implementasinya di Gereja KIBAID Jemaat Perumnas.
Metode Penelitian
Metode penulisan yang penulis gunakan dalam karya tulis ini adalah metode
kualitatif, yaitu penelitian biblika yang berdasarkan prinsip-prinsip hermeneutik
(penafsiran Alkitab) dengan menggali dan meneliti buku-buku di perpustakaan
sehubungan dengan ayat-ayat Alkitab yang menjadi fokus pembahasan dalam
penulisan ini.

Pasongli, Beti. “Implementasi Prinsip Pertumbuhan Gereja Berdasarkan Surat
Efesus 4:1-16 Bagi Pertumbuhan Gereja Kibaid Jemaat Perumnas Makassar.”
Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2016.

Disamping itu penulis juga akan menggunakan metode penelitian lapangan
berupa wawancara, angket dan pengumpulan data yang kemudian penulis akan
menganalisis sebagai hasil penelitian lapangan
Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan ini adalah:
Bab I, membahas Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah,
Pokok Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Batasan Penulisan, Metode
Penulisan dan Sistematika Penulisan.
Bab II, membahas Tinjauan Pustaka yang terdiri dari Gambaran Umum Surat
Efesus yang meliputi Latar belakang Surat Efesus, Penulis Surat Efesus, Penerima
Surat Efesus, Tujuan Penulisan Surat Efesus, Defenisi dan Dasar Teologis
Pertumbuhan Gereja dan Prinsip-prinsip Pertumbuhan Gereja Berdasarkan Efesus
4:1-16.
Bab III, merupakan Metodologi Penelitian yang menguraikan tentang
gambaran umum lokasi penelitian yang terdiri dari sejarah singkat berdirinya GKJ
Perumnas Makassar, penggembalaan dan letak geografis. Selanjutnya membahas
metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data
dengan cara observasi, angket dan wawancara, dan analisis data.
Bab IV, membahas tentang Implementasi Prinsip Pertumbuhan Gereja
Berdasarkan Surat Efesus 4:1-16 di Gereja KIBAID Jemaat Perumnas yang

Pasongli, Beti. “Implementasi Prinsip Pertumbuhan Gereja Berdasarkan Surat
Efesus 4:1-16 Bagi Pertumbuhan Gereja Kibaid Jemaat Perumnas Makassar.”
Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2016.

meliputi analisis hasil data penelitian, kesimpulan hasil analisis data dan
implementasi pertumbuhan gereja di Gereja KIBAID Jemaat Perumnas.
Bab V, merupakan Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran-saran.

Pasongli, Beti. “Implementasi Prinsip Pertumbuhan Gereja Berdasarkan Surat
Efesus 4:1-16 Bagi Pertumbuhan Gereja Kibaid Jemaat Perumnas Makassar.”
Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2016.

KEPUSTAKAAN
Alkitab
Alkitab Terjemahan Indonesia Baru. Jakarta: LAI, 2004.
Stamps, Donald C. ed. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. Malang: Gandum
Mas dan LAI, 2000.
Kamus
Badudu, Zein. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1994.
Buku-buku
Abineno, J. L. Ch. Tafsiran Alkitab Surat Efesus. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
Cetakan Kedelapan, 2003.
________. Tafsiran Surat Efesus. Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 1971.
Barclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari Galatia-Efesus. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1983.
Berkhof, H. Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005.
________. Teologi Sistematika-Doktrin Gereja. Jakarta: Lembaga Reformed Injili
Indonesia, 1997.
Bolton, Robert dan Evelyn. Pelayanan Gereja Tuhan. Malang: Gandum Mas,
2000.
Carson, D. A. Gereja Zaman Perjanjian Baru dan Masa Kini. Malang: Gandum
Mas, 1997.
Chapman, Adina. Pengantar Perjanjian Baru. Bandung: Kalam Hidup, 1980.

Pasongli, Beti. “Implementasi Prinsip Pertumbuhan Gereja Berdasarkan Surat
Efesus 4:1-16 Bagi Pertumbuhan Gereja Kibaid Jemaat Perumnas Makassar.”
Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2016.

Ciptawilangga, Yunus. Dkk.
Metanoia, 2003.

Menang Dalam Persaingan Gereja.

Jakarta:

Comiskey, Joel. Menuai Tanpa Batas. Jakarta: Metanoia, 2003.
Cornish, Rick. 5 Menit Sejarah Gereja. Bandung Pionir Jaya, 2007.
Dainton, Martin B. Gereja dan Bergereja. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 1994.
De Jonge, Christian. Gereja Mencari Jawab. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994.
________. Menuju Keesaan Gereja: Sejarah Dokumen-Dokumen dan Tema-Tema
Gerakan Oikumenis. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996.
________. Pembimbing ke Dalam Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2004.
Duyverman, M. E. Pembimbing Kedalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1990.
Douglas, J. D. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini I. Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih/OMF, 1992.
Gondowijoyo, J. H. Pertumbuhan Gereja. Yogyakarta: Yayasan Andi, 1994.
Guthrie, Donald. Tafsiran Alkitab Masa Kini 3. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 1983.
Hagard, Ted. Gereja Yang Memberi Kehidupan. Jakarta: Harvest Publication
House, 2002.
Herlianto. Gereja Modern. Bandung: Yabina, 1995.
Howard, M. Gering. Analisa Alkitab. Siantar Sumatera: Sekolah Alkitab, 1962.
Hutauruk, J. R. Kemandirian Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993.
Jacobs, Tom. Paulus: Hidup, Karya dan Teologinya. Yogyakarta: Kanisius, 1992.

Pasongli, Beti. “Implementasi Prinsip Pertumbuhan Gereja Berdasarkan Surat
Efesus 4:1-16 Bagi Pertumbuhan Gereja Kibaid Jemaat Perumnas Makassar.”
Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2016.

Jaffray, R. A. Tafsiran Soerat Rasoel Paoel Kepada Orang Efesoes. Makassar:
Kantor Kalam Hidup, nd.
Jenson, Ron dan Jim Stevens. Dinamika Pertumbuhan Gereja. Malang: Gandum
Mas, 2004.
Ladd, George Eldon. Teologi Perjanjian Baru Jilid 2. Bandung: Kalam Hidup,
1999.
Liauw, Suhento. Doktrin Gereja Alkitabiah. Jakarta: Gereja Baptis Independen
Indonesia Graphey, 1996.
Morris, Leon. Teologi Perjanjian Baru. Malang: Penerbit Gandum Mas, 1996.
Nasir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.
Nasution, S. Metode Research: Penelitian Ilmiah. Bandung: Bumi Aksara, 1962.
Niftrik, G. C. Van dan B. J. Boland, Dogmatika Masa Kini. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1984.
O’Brien, Peter Thomas. Surat Efesus. Surabaya: Penerbit Momentum, 2013.
Pate, Larry. Membuka Gereja Baru. Malang: Gandum Mas, 1984.
Peterson, Jim. Church With Out Wall – Gereja Tanpa Tembok. Bandung: Pionir
Jaya, 2009.
PGI PII. Buku Makalah Seminar Pertumbuhan Gereja. Jakarta: Panitia SPG, 1989.
Ridderbos, Herman. Paulus Pemikiran Utama Teologinya. Surabaya: Penerbit
Momentum, 2010.
Rony, Jusuf. Kesatuan Gereja. Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1993.
Ryrie, Charles C. Teologi Dasar.
1997.

Yogyakarta: Penerbit ANDI, cetakan ketiga,

Schwarz, A. Christian. Pertumbuhan Gereja yang Alamiah. Jakarta: Metanoia,
1998.

Pasongli, Beti. “Implementasi Prinsip Pertumbuhan Gereja Berdasarkan Surat
Efesus 4:1-16 Bagi Pertumbuhan Gereja Kibaid Jemaat Perumnas Makassar.”
Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2016.

Simanjuntak, Alfred. Seminar Pertumbuhan Gereja. Jakarta: Panitia SPG, 1989.
Stott, John R. W. Efesus. Jakarta:Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2003.
Sugiono. Metode Penelitian dan Kombinasi. Bandung: Alfabeta, 2012.
Tacoy, Selvester M. Identitas Gereja. Jakarta: Calvary Media, 2005.
Tenney, Merrill C. Survey Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 1993.
Thiessen, Henry C. Teologi Sistematika. Malang: Gandum Mas, cetakan kedua,
1993.
Wagner, C. Peter. Memimpin Gereja Anda Agar Bertumbuh. Jakarta: Harvest
Publication House, 1995.
________. Gempa Gereja. Jakarta: Nafiri Gabriel, 2000.
________. Gereja-gereja Rasuli yang Baru. Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil
“Immanuel”, 2001.
________. Gereja Saudara dapat Bertumbuh. Malang: Gandum Mas, 1990.
________. Manfaat Karunia Roh untuk Pertumbuhan Gereja. Malang: Gandum
Mas, 1991.
________. Pertumbuhan Gereja dan Peranan Roh Kudus. Malang: Gandum Mas,
1996.
________. Strategi Perkembangan Gereja. Malang: Gandum Mas, 2003.
Warren, Rick. 50 Cara Membuat Gereja Anda Bertumbuh. Yogyakarta: Penerbit
ANDI, 2006.
________. Pertumbuhan Gereja Masa Kini. Malang: Gandum Mas, 2000.
Waymire, Bob. & Peter C. Wagner. Pedoman untuk Mengadakan Survei
Pertumbuhan Gereja. Bandung: Institut Alkitab Tiranus, 1980.
Wiersbe, Warren W. Kaya di Dalam Kristus Tafsirat Surat Efesus. Bandung:
Kalam Hidup, 2001.

Pasongli, Beti. “Implementasi Prinsip Pertumbuhan Gereja Berdasarkan Surat
Efesus 4:1-16 Bagi Pertumbuhan Gereja Kibaid Jemaat Perumnas Makassar.”
Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2016.

Winarno, S. Dasar dan Teknik Research. Bandung: Tarsitu, 1978.
Wongso, Peter. Tugas Gereja dan Misi Masa Kini. Malang: SAAT, 1981.
Xavier, Leon-Dufour. Ensiklopedia Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius, 1990.
Wawancara
Dorce. Wawancara Oleh Penulis. Makassar, 17 April 2016.
Tambing, Daniel. Wawancara Oleh Penulis. Makassar, 3 April 2016.
Tambe, Mardin. Wawancara Oleh Penulis. Makassar, 10 April 2016.