Strategi Public Relations RRI Jakarta Dalam Mempertahankan Citra Lembaga RRI Jakarta

STRATEGI PUBLIC RELATIONS RRI JAKARTA DALAM
MEMPERTAHANKAN CITRA LEMBAGA RRI JAKARTA

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Disusun oleh:
NATASHA ANISSA
NIM: 1112051000114

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M

LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S.Kom.I) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan
jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Ciputat 19 Agustus 2016

Natasha Anissa

ABSTRAK

NATASHA ANISSA 1112051000114. STRATEGI PUBLIC RELATIONS
RRI JAKARTA DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA LEMBAGA RRI
JAKARTA. Di bawah bimbingan: Dr.Armawati Arbi,M.Si.
Sebagai sebuah lembaga media radio yang menyandang nama negara
penulis ingin mengetahui apa dan bagaimana strategi yang digunakan oleh public
relations RRI Jakarta dalam mempertahankan citra lembaganya. Selain itu,

penulis ingin menjadikan skripsi ini sebagai referensi skripsi strategi public
relations pada media publik karena melihat minimnya mahasiswa yang
mengangkat media publik sebagai objek penelitiannya.
Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan penulisan skripsi ini adalah
untuk menjawab rumusan masalah. Adapun rumusan masalah yang pertama
adalah apa saja strategi yang digunakan seorang public relations RRI Jakarta
dalam melaksanakan citra lembaga? kedua adalah bagaimana strategi public
relations RRI Jakarta dalam mempertahankan citra lembaga radio nasional untuk
memajukan RRI Jakarta?
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
kualitatif dengan metode yang digunakan adalah multi method antara lain
instrument, observasi langsung, partisipan, dokumen berupa profil perusahaan,
data penghargaan, data event, dan wawancara dengan kepala radio RRI Jakarta
dan lembaga pengembangan usaha.
Hasil penelitian berdasarkan konsep strategi Rosady Ruslan yaitu strategi
membeli RRI Jakarta untuk mendapatkan pendengar agar berpartisipasi pada
setiap event, strategi penekanan/kekuasaan digunakan pada tata berbahasa
Indonesia yang baik saat siaran, strategi membujuk untuk menarik masyarakat dan
pendengar setia RRI Jakarta untuk memeriahkan event yang diadakan dan strategi
pengampunan/merangkul untuk mengajak bekerjasama radio-radio swasta di

Jakarta untuk menyiarkan siaran yang mendidik serta menjalin hubungan yang
baik dengan lembaga-lembaga di luar RRI Jakarta. Adapun jenis citra oleh Frank
Jefkins yang difokuskan pada citra lembaga dilihat dari jumlah kerjasama RRI
Jakarta dengan lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta, karakater dari
setiap programa RRI Jakarta dan image RRI Jakarta dengan pencitraan lewat isi
siaran dan promosi-promosi terbaru RRI Jakarta yang sudah dikenal masyarakat
dari dulu sebagai radio nasional yang mengangkat berita berdasarkan fakta,
melibatkan peran publik untuk berpartisipasi dalam siaran.
Kata kunci: RRI Jakarta, public relations, citra lembaga, strategi, dan
kerjasama.

i

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya skripsi dengan
judul ”Strategi Public Relations RRI Jakarta Dalam Mempertahankan Citra
Lembaga RRI Jakarta” dapat terselesaikan.
Penulis menyadari skripsi ini bukanlah suatu yang istimewa, namun
demikian tanpa bantuan dari berbagai pihak maka skripsi ini akan terasa sangat
sulit untuk diselesaikan. Oleh sebab itu ucapan terima kasih yang tulus penulis

sampaikan kepada:
1. Dr.Arief Subhan, M.A selaku dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto, Ph.D selaku Wakil Dekan I, Dr.Roudhonah,
M.A selaku Wakil Dekan II, Dr.Suhaemi, M.A selaku Wakil Dekan
III.
2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Drs. Masran,MA dan
Fita Faturohmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
3. Dr. Andi Faisal Bakti, Ph.D selaku pembimbing Akademik yang telah
senantiasa rela memberikan waktunya dan memberikan saran kepada
peneliti.
4. Dra.Armawati Arbi, M.Si selaku dosen pembimbing dari peneliti atas
tuntunannya dalam membimbing dan berdiskusi dengan peneliti untuk
proses penyelesaian skripsi.
5. Keluarga besar tercinta Alm.H.Moch Basin dan Hj.Asbahwati terima
kasih atas segala doa dan kasih sayang yang tulus yang tak terhingga
kepada penulis.
6. Kedua orang tua saya H.Surya Malem Ginting dan Hj.Seni Asiati atas
dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. H.Herman Zuhdi, M.Si selaku kepala stasiun RRI Jakarta yang sudah

memberi izin kepada penulis untuk wawancara guna melengkapi
kekurangan data dan informasi di RRI Jakarta beserta jajarannya yang
ada di bagian lembaga pengembangan dan usaha yang sudah
membantu peneliti dalam melengkapi data penelitian.

ii

8. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
membagikan berbagai ilmu dan pengetahuan kepada peneliti.
9. Pimpinan dan staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
10. Sahabat seperjuangan dalam menggapai gelar sarjana OHANA, yaitu
Dinda Tiara Alfianti,Mutia Sholeha,Noni Wilda Sari, Nurul Latifah
dan Savinatunnajah, seluruh sahabat KPI D dan KPI FIDKOM 2012
serta keluarga KKN Cetar 2015.
11. Kepada para idola Kpop dan juga teman-teman penggemar Kpop saya
yang selalu menghibur dan memberi saya inspirasi dikala lelah serta
memberi saya semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan

untuk perbaikan di masa yang akan datang, meskipun demikian penulis
tetap berharap karya ini dapat memberi manfaat bagi yang membacanya.
Jakarta, 19 Agustus 2016

Penulis

iii

DAFTAR ISI
ABSTRAK ………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………iv
DAFTAR TABEL …………………………………………………………vi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………...vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………...1
B. Batasan dan Rumusan Masalah …………………………………….4
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………...4
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………….....5
E. Tinjauan Pustaka …………………………………………………....5

F. Kerangka Konsep ………………………………………………...…7
G. Tahapan Penelitian ………………………………………………….8
H. Metodologi Penelitian ……………………………………………….9
I. Sistematika Penulisan ………………………………………………10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Strategi Public Relations ……………………………………………11
B. Public Relations …………………………………………………….12
C. Citra …………………………………………………………………13
D. Perbedaan Radio …………………………………………………….14
E. Dakwah Profesional …………………………………………………17
BAB III PROFIL RRI JAKARTA
A. Sejarah Berdirinya RRI …………………………………………….. 20
B. Profil RRI Jakarta …………………………………………………... 25
C. Tarif Iklan RRI Jakarta ……………………………………………... 25
D. Visi dan Misi RRI Jakarta …………………………………………... 28
E. Program Siaran RRI Jakarta ………………………………………… 29
F. Penghargaan-Penghargaan RRI Jakarta …………………………….. 35
G. Struktur Organisasi RRI Jakarta …………………………………….. 36
H. Sarana dan Prasarana RRI Jakarta …………………………………... 37
BAB IV HASIL ANALISIS PENELITIAN


iv

A. Strategi Public Relations RRI Jakarta dalam Mempertahankan Citra
Lembaga ……………………………………………………………..43
B. Citra Lembaga RRI Jakarta ………………………………………….58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan …………………………………………………………...79
B. Saran – saran ………………………………………………………….80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v

DAFTAR TABEL & DIAGRAM

Tabel

Halaman


Tabel 2.1 perbedaan radio …………………………………………………15
Tabel 3.1 tarif iklan pro 1 ………………………………………………….25
Tabel 3.2 tarif iklan pro 2 ………………………………………………….26
Tabel 3.3 tarif iklan pro 3 ………………………………………………….27
Tabel 3.4 tarif iklan pro 4 ………………………………………………….27
Tabel 3.5 profil pro 1 ………………………………………………………30
Tabel 3.6 profil pro 2 ………………………………………………………31
Tabel 3.7 profil pro 3 ………………………………………………………32
Tabel 3.8 profil pro 4 ………………………………………………………34
Tabel 3.9 bagan struktur RRI Jakarta ……………………………………...36
Tabel 3.10 teknik studio continuity …………………………………………37
Tabel 3.11 teknik studio produksi …………………………………………38
Tabel 3.12 teknik audio ……………………………………………………39
Tabel 3.13 peralatan multimedia …………………………………………..40
Tabel 3.14 perangkat distribusi ……………………………………………41
Tabel 4.1 event bulan Januari ……………………………………………...58
Tabel 4.2 event bulan Februari …………………………………………….59
Tabel 4.3 event bulan Maret ……………………………………………….60
Tabel 4.4 event bulan April ………………………………………………..61
Tabel 4.5 event bulan Mei …………………………………………………63

Tabel 4.6 image RRI Jakarta ………………………………………………65
Tabel 4.7 rundown pro 2 …………………………………………………...70
Diagram pie roda jam siar 24 jam pro 2 RRI Jakarta ……………………...69

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Foto wawancara dengan kepala radio RRI Jakarta ……………89
2. Foto wawancara penyiar ……………………………………….90
3. Foto studio & acara hari lansia 2016 …………………………..91
4. Foto bersama lansia produktif & penerima kaki palsu ………...92
5. Foto sponsor kerjasama pada event hari lansia 2016 ………….93

vii

1

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teknologi saat ini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah
satu dampak positif dari berkembangnya teknologi adalah semakin mudahnya
masyarakat dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan berbagai pilihan
media.
Perkembangan teknologi tidak hanya pada media cetak, media televisi dan
radio pun berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Televisi
dan radio swasta sudah tak terhitung jumlahnya di Indonesia. Pada perkembangan
zaman digitalisasi, berdampak dan berpengaruh dalam perkembangan radio.
Sebelumnya radio adalah andalan masyarakat untuk mengetahui berbagai
informasi. Radio adalah media audio yang dekat dengan rakyat. Radio Republik
Indonesia (RRI) adalah radio pemerintah yang menjadi andalan pada saat itu. RRI
jugalah yang menyiarkan tentang kemerdekaan Indonesia dan pidato Presiden RI.
Begitu berperannya RRI dalam percaturan politik dan peradapan masyarakat
Indonesia, RRI menjadi corong untuk kebangkitan bangsa Indonesia.
Kini zaman telah berubah, banyak radio-radio swasta yang mampu menyiarkan
informasi dan masyarakat Indonesia dapat memilih siaran radio yang digemari.
Beragam cara dilakukan oleh radio-radio swasta untuk menjaring para pendengarnya.
Bagaimana dengan RRI? Pertanyaan tersebut setidaknya menjadi menarik karena RRI
satu-satuya radio milik pemerintah Indonesia di tengah persaingan radio-radio swasta
dengan beragam kreativitas dan inovasi baru demi menjaring pendengar.

2

Berangkat dari keingitahuan tentang persaingan dalam menjaring pendengar
radio, maka penulis ingin menggali lebih dalam mengenai strategi RRI di tengah
gempuran radio-radio swasta. Penulis yakin ada hal yang baru dan inovatif dari RRI
dalam hal ini oleh public relations untuk melakukan publikasi agar apa yang
disuguhkan memuaskan pelanggannya. Tentu saja ada perbedaan antara public
relations non-pemerintah dengan public relations. Perbedaan tersebut adalah public
relations pemerintah lebih menekankan pada service public atau demi melakukan
pelayanan umum1.
Public relations mempunyai dua fungsi utama yakni fungsi internal dan fungsi
eksternal, dimana seorang public relations harus mampu menjalankan kedua fungsi
tersebut untuk mendapatkan pengertian dari publiknya. public relations merupakan
fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan oleh lembaga
atau perusahaan dengan keterbukaan yang terus menerus diupayakan dan dengan
mencermati terjadinya integrasi antara organisasi dengan publik internal, eksternal
dan kelompok publiknya2.
Seorang public relations harus memiliki integritas, seperti yang sudah diketahui
bahwa integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang
utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan,

1

Rosady Ruslan,Public Relations dan Komunikasi,(Jakarta,PT. Rajagrafindo
Persada,2003),h.341
2
Maria Assumpta Rumanti, Dasar – dasar Public Relations Teori dan Praktik, (Jakarta: PT
Grasindo,2000),h.25

3

kejujuran dan sebagai wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa dalam
kehidupan bernegara3.
Radio memiliki kelebihan dibandingkan media visual lain. Radio memiliki
banyak kemudahan yaitu dapat didengarkan dimanapun dan kapanpun dengan cara
apapun. Namun, radio pula memiliki kekurangan yaitu tidak dapat diulang kembali.
Berbeda halnya dengan media televisi yang bisa dilihat ulang kembali dan juga media
cetak yang bisa dibalik kembali halaman sebelumnya. Radio pula satu-satunya media
yang dekat dengan pendengarnya, hal itu diakui karena hampir disetiap program,
radio selalu melibatkan pendengar untuk memeriahkan program acara. Pendengar
dapat terlibat langsung dengan acara tersebut.
Citra adalah tujuan utama pada suatu perusahaan dan sekaligus merupakan
reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat
(kehumasan) atau public relations. Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible)
dan tidak dapat diukur secara matematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil
penilaian baik dan buruk. Seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun
negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan masyarakat luas
pada umumnya.
Dalam skripsi ini penulis menggunakan jenis citra yang dikemukakan oleh
Frank Jefkins yaitu citra perusahaan (corporate image). Alasan penulis memfokuskan
pada citra itu karena sebagai radio milik negara penulis ingin mencari tahu apa saja
strategi RRI Jakarta dalam menjalin kerja sama dalam mengadakan setiap event off

3

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), hal.541

4

air maupun on air yang diselenggarakan oleh RRI Jakarta dalam memajukan RRI
Jakarta dalam mempertahankan citra lembaga.
Citra lembaga adalah citra dimana masyarakat dapat langsung mengenali
perusahaan tersebut dari citranya, dengan citra lembaga juga menjelaskan baik
buruknya suatu perusahaan. Sebagai perusahaan media milik negara RRI selalu
menjaga citra lembaganya dan itu terbukti dari pamor RRI yang tidak pernah jelek di
mata masyarakat Indonesia. Dalam skripsi ini penulis meneliti tentang RRI Jakarta
dan memfokuskan pada strategi apa saja yang diterapkan seorang public relations
RRI Jakarta dalam menjaga citra lembaganya untuk memajukan RRI Jakarta.
Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis akan mendeskripsikan strategi apa
saja yang digunakan seorang public relations RRI Stasiun Jakarta dalam menjaga
citra lembaga radio nasional untuk memajukan RRI Jakarta dengan judul ‘Strategi
Public Relations RRI Jakarta Dalam Mempertahankan Citra Lembaga RRI Jakarta’
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Batasan masalah yang diambil oleh peneliti berdasarkan latar belakang diatas
yaitu tentang strategi yang digunakan seorang public relations RRI Stasiun Jakarta
dalam menjaga citra lembaga radio nasional untuk memajukan RRI Jakarta.
Dengan melihat latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian
ini adalah :
1. Apa saja strategi yang digunakan seorang public relations RRI Jakarta
dalam melaksanakan citra lembaga?
2. Apa saja faktor dari strategi RRI Jakarta dalam mempertahankan citra
lembaganya?

5

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang akan di teliti, maka penelitian ini mempunyai
tujuan untuk :
1. Menguraikan strategi apa saja yang digunakan seorang public relations RRI
Jakarta.
2. Mengetahui faktor dan strategi RRI Jakarta dalam mempertahankan citra
lembaganya.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi keilmuan yang terkait dalam
membangun ilmu komunikasi, khususnya yang terkait dengan pengetahuan
berbagai strategi seorang public relations dalam menjaga citra sebuah radio.
Secara praktis
1. Bagi

RRI

Jakarta

menerapkan

strategi

public

relations

dalam

mempertahankan citra lembaganya.
2. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
bahan referensi untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
E.

Tinjauan Pustaka
Penyusunan skripsi ini didasarkan dari beberapa penelitian yang telah
dilakukan, yaitu:
1. Skripsi pertama menjelaskan dari setiap macam strategi yang disambungkan
dengan strategi public relations 106,2 Bens radio. Persamaan dengan skripsi
penulis adalah strategi yang dipakai public relations untuk mengetahui citra

6

lembaga perusahaan. Perbedaannya adalah objek penelitian yang penulis
angkat adalah RRI Jakarta4
2. Skripsi kedua mendapatkan hasil tentang format RRI Meulaboh dalam
menjalankan fungsinya sebagai media massa. Memiliki kesamaan objek
penelitian yaitu RRI hanya berbeda daerah, memiliki perbedaan konsep
penelitian.5
3. Skripsi yang ketiga mendapatkan hasil penelitian bahwa strategi public
relations PT.Unilever,Tbk meliputi komitmen jangka panjang terhadap
pembangnan

yang

berkelanjutan

dan

praktek-praktek

bisnis

yang

bertanggung jawab. Memiliki kesamaan konsep penelitian tentang strategi
public relations dan perbedaan objek penelitian.6
4. Skripsi yang keempat mendapatkan hasil penelitian bahwa kerjasama
sesama anggota penyiar sudah berjalan dengan baik,hal ini ditunjukan
dengan adanya saling mengisi atau menggantikan jika suatu saat ada
seorang

penyiar

yang

berhalangan,Kemampuan

pimpinan

dalam

mengkoordinir bawahan sudah berjalan dengan baik hal ini ditunjukan
dengan adanya rapat-rapat sebelum melaksanakan program.7 Persamaan
dengan skripsi ini adalah hasil kerjasama dan perbedaan adalah objek
penelitian.

4

Tri Lestari, Strategi Public Relations 106,2 FM Bens Radio Dalam Memelihara Citra
Perusahaan
5
Hamdani,Peran Komunikasi Media Massa (RRI) Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi
Bagi Masyarakat (Studi Kasus Masyarakat di Kecamatan Johan Pahlawan)
6
Lintang Triani Wibowo, Strategi public relations PT.Unilever Indonesia, Tbk Dalam
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Wujud Pelestarian Lingkungan (Studi Kasus
Tentang Trash and Fashion dalam CSR di PT.Unilever Indonesia,Tbk)
7
Reindra Alsalputra, Analisis Koordinasi Program Penyiaran Radio Republik Indonesia (RRI)
Bengkulu

7

F. Kerangka konsep
Strategi public relations
Rosady Ruslan
Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi
(Konsepsi dan Aplikasi)

Jenis-jenis Citra
Frank Jefkins
Citra cermin: Kesan yang diyakini oleh perusahaan.
Citra kini: Kesan yang diperoleh dari orang lain tentang
perusahaan/organisasi.
Citra keinginan: Kesan yang memang diharapkan terjadi oleh
perusahaan.
Citra perusahaan: Kesan yang berkaitan dengan sosok perusahaan
sebagai tujuan utamanya sehingga bisa diterima oleh publiknya.
Citra Serbaneka: Kesan yang berkaitan dengan segala aspek untuk
lebih mengenal (awareness) terhadap identitas perusahaan.
Citra Penampilan: Kesan yang lebih ditunjukan kepada subjeknya.

Radio Komunitas

Radio Komersial

Radio Publik

•Melayani komunitas
secara geografis
terbatas
•Kepemilikan dana dan
pengelola radio
komunitas dilakukan
sendiri
•Segenap olah siar tidak
untuk mencari
keuntungan komersil
•Muncul dari komunitas
karena kebutuhan
setempat
•Bottom up aspirasi dari
bawah

•Didirikan oleh individu
yang mampu secara
finansial sebagai
bentuk usaha yang sah
•Bertujuan untuk
mencari untung
•Top down ditentukan
oleh pengelola
•kualitas siar nasional

•Melayani kepentingan
yang secara geografis
melingkupi seluruh
nasional
•Memperoleh
dukungan formal dari
negara dalam bentuk
anggaran rutin
•Baru ada di UU
No.32/2002
•Bottom up aspirasi dari
bawah

8

G. Tahapan penelitian
1. Pendekatan dan paradigma penelitian
a.

Observasi
Merupakan metode pertama yang digunakan dalam melakukan
penelitian ini. teknik observasi atau pengamatan yang peneliti gunakan
adalah bersifat langsung dengan mengamati objek yang diteliti, yakni
bagaimana strategi penyiaran RRI Jakarta dalam mempertahankan
citra lembaganya. Yang penulis lakukan selama sebulan 3 kali.

b. Wawancara
Peneliti melakukan tanya jawab mendalam dengan pak Herman
Zuhdi selaku kepala radio RRI Jakarta, pak Zulham simatupang seksi
pencitraan, ibu Herlina Jabis seksi penjualan, ibu Siti Khatijah seksi
LPU, kak Mariana penyiar Pro 2 RRI Jakarta yang penulis lakukan
selama sebulan 3 kali.
c. Dokumentasi
Proses pengumpulan dan pengambilan data yang berdasarkan
tulisan-tulisan berbentuk catatan, foto-foto,piagam dan piala yang
peneliti lakukan di RRI Jakarta.
2. Pengolahan data
Untuk mendapatkan kejelasan data peneliti menggunakan tabeltabel dan bagan struktur organisasi mengenai program, biaya iklan dan
daftar progama acara RRI Jakarta berdasarkan pedoman CEGDA UIN
Jakarta pada tahun 2015

9

3. Analisis data
Temuan ditafsirkan sesuai dengan kerangka konsep dan landasan
teori yang peneliti jadikan acuan dan peneliti deskripsikan pada bab IV.
H. Metodologi penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Untuk mendapatkan hasil yang objektif dan representatif dalam
penelitian ini, maka penulis menggunakan metode deskriptif analisis
melalui pendekatan kualitatif. Dimana pendekatan deskriptif kualitatif ini
bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat serta hubungan antara
fenomena yang diteliti.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek peneliti adalah kepala stasiun RRI Jakarta, Humas RRI, bagian
penjualan, dan seorang seksi pencitraan.
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian bertempat di RRI Stasiun Jakarta yang berlokasi di
Jl.Medan Merdeka Barat 4-5 Jakarta, 10110. Adapun waktunya yaitu bulan
Maret – Mei 2016.
I. Sistematika penulisan
BAB I PENDUHULUAN yang berisi tentang : Latar Belakang, Batasan dan
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka,
Kerangka Konsep, Tahapan Penelitian, Metodologi Penelitian dan Sistematika
Penulisan.

10

BAB II

LANDASAN TEORITIS yang berisi tentang : Strategi Public

Relations, Public Relations, Citra, Perbedaan Radio, Dakwah Profesional.
BAB III PROFIL RRI JAKARTA yang berisi tentang : Sejarah berdirinya
RRI, Profil RRI Jakarta, Tarif Iklan RRI Jakarta, Visi dan Misi RRI Jakarta,
Program Siaran RRI Jakarta, Penghargaan RRI Jakarta, Struktur Organisasi
RRI Jakarta, Sarana dan Prasarana RRI Jakarta.
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN yang berisi tentang : Strategi
Public Relations RRI Jakarta dalam Meningkatkan Citra Lembaga, Citra
Lembaga RRI Jakarta,
BAB V PENUTUP yang berisi tentang : Kesimpulan, Saran – Saran, Daftar
Pustaka, Transkrip Wawancara dan Lampiran-Lampiran.

11

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi Public relations
Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa stategi adalah
ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa(-bangsa) untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu dl perang dan damai8. Ahmad S.
Adnanputra, M.A,M.S., pakar public relations dalam naskah workshop berjudul
PR strategy (1990), mengatakan bahwa arti strategi adalah bagian terpadu dari
suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu
perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu
fungsi dasar dari proses manajemen9.
Lembaga atau organisasi yang memiliki public relations di dalamnya,
dengan keterbukaan yang terus-menerus diupayakan dan dengan mencermati
terjadinya integrasi antara organisasi dengan publik internal, eksternal dan
kelompok publiknya, akan dapat meminimalisasi ketegangan dalam organisasi
itu sendiri (endogin) atau perubahan yang datang dari luar organisasi (eksogin)10
Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan
biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan
harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan
menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada
konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus
berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan
sejumlah sekelompok kecil konsumen11.
Sarana strategi public relations ditentukan pada strategi public relations
melalui program pendekatan dengan cara:12
a. Membeli (purchasing)
Mengabulkan atau menuruti tuntutan yang diberikan oleh publik
eksternal saat terjadinya perundingan atau tawar menawar.
b. Penekanan/kekuasaan (pressure & power)
Digunakan untuk pencegahan penolakan secara langsung, agar publik
eksternal bisa berubah sikap untuk menerima keputusan suatu
perusahaan atau organisasi
c. Membujuk (persuation)
Digunakan dalam jangka pendek untuk mendapatkan publik eksternal
sesuai keinginan perusahaan atau organisasi.
8

Kamus besar bahasa Indonesia , hal.1340
Rosady Ruslan,Public relation dan Komunikasi,(Jakarta,PT. Rajagrafindo Persada,2003),h.133.
10
Sr. Maria Assumpta Rumanti OSF, Dasar-dasar Public relation: teori dan praktik,(Jakarta,PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia,2002),h.5
11
Fred R.David,Strategic Management (Manajemen Strategis Konsep)Cet.12,(Jakarta,Salemba
Empat,2009),h.231
12
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi,h.130
9

12

d. Pengampunan/merangkul (patronage)
Digunakan dalam jangka panjang untuk membina atau
mempertahankan kerjasama dengan publik eksternal yang sudah ada.
B. Public relations
Manusia dalam memenuhi kebutuhan sosialnya harus mengadakan
hubungan dengan masyarakat, untuk itu disini penulis akan mengemukakan
beberapa pengertian atau definisi tentang Public relations atau yang lebih
dikenal dengan istilah Hubungan Masyarakat (Humas).
Secara harfiah public adalah sekelompok orang yang mempunyai minat
dan kepentingan yang sama pada sesuatu hal, sedangkan Relations adalah dalam
bentuk jamak memiliki arti hubungan-hubungan. Jefkins mengungkapkan
definisi untuk public relations bahwa “public relations” adalah sesuatu yang
merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun
keluar, antar sesuatu organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan spesifik yang berlandasan pada saling pengertian”13.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa public relations
atau humas/kehumasan adalah tempat mendapatkan informasi sedangkan
kehumasan berarti perihal hubungan masyarakat, penjulan jasa
Menurut Jefkins, tujuan dari public relations adalah:
a. Mengubah citra umum di mata masyarakat sehubungan dengan adanya
kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.
b. Meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai.
c. Menyebarluaskan perusahaan kepada masyarkat luas, serta membuka pangsa
pasar baru.
d. Mempersiapkan dan mengondisikan masyarakat untuk menerbitkan saham
baru atau saham tambahan.
e. Memperbaiki hubungan antara perusahaan dan masyarakatnya.
f. Mendidik konsumen agar lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan
produk perusahaan.
g. Meyakinkan masyarkat bahwa perusahaan mampu bertahan atau bangkit
kembali setelah terjadinya suatu krisis.
h. Meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi
risiko pengambil alihan oleh pihak lain.
i. Mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara.
j. Memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiatan atau produk
perusahaan yang bersangkutan terhindah dari peraturan.
k. Menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan
agar masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan itu mengutamakan
kualitas berbagai hal.
Public relations pemerintah pada umumnya bertempat di departemendepartemen serta badan-badan yang termasuk pemerintah pusat. Tugas public

13

Frank Jefkins,Public relation,(Jakarta,Erlangga,1992)h.9

13

relations pemerintahan pusat adalah menyebarkan informasi secara teratur
mengenai kebijaksanaan, perencanaan, dan hasil yang telah dicapai.
Berbicara mengenai PR selalu berhubungaan dengan pelanggan atau
orang yang memakai jasa. Public relations/humas bertujuan untuk
menegakkan dan mengembangkan suatu citra yang menguntungkan bagi
organisasi/perusahaan, atau produk barang dan jasa terhadap para
stakeholdersnya sasaran yang terkait yaitu publik internal dan publik
eksternal14.
Adapun public relations pemerintahan menurut Chilip bahwa humas
pemerintah adalah suatu bagian khusus dari tugas public relations yang
membangun dan memelihara hubungan dengan masyarakat lokal dan
pemerintahan sekaligus memberikan perintah untuk mempengaruhi kebijakan
publik.
Perbedaan pokok antara fungsi dan tugas humas yang terdapat di
instansi pemerintah dengan non-pemerintah adalah tidak adanya unsur
komersial walaupun humas pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam
kegiatan publikasi, promosi dan periklanan. Humas pemerintah lebih
menekankan pada public services atau demi meningkatkan pelayanan umum15.
Fungsi Pokok Public relations Pemerintah Indonesia, yaitu:
1. Mengamankan kebijaksanaan pemerintah.
2. Memberikan pelayanan, dan menyebarluaskan pesan atau informasi
mengenai kebijaksanaan dan hingga program-program kerja secara
nasional kepada masyarakat.
3. Menjadi komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam
menjembatani kepentingan instansi pemerintah di satu pihak, dan
menampung aspirasi, serta memperhatikan keinginan publiknya dilain
pihak.
4. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi
mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional,
baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Public relations pada pihak perusahaan untuk membangun citra positif
perusahaan, dan hasil yang lebih baik dari sebelumnya karena
mendapatkan opini dan kritik dari konsumen. Pengertian peran ganda
humas instansi pemerintah dan lembaga BUMN (Badan Usaha Milik
Negara) tersebut dalam upaya menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi
aparat kehumasan lembaga bersangkutan.

14

Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi: Konsepsi & Aplikasi (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2002), cet ke-4, h.121
15
Rosady Ruslan,Public relation dan Komunikasi,h.341

14

C. Citra
Dalam kamus besar bahasa Indonesia bahwa citra adalah rupa, gambaran
yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau
produk.
Menurut Frank Jefkins citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu
tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan
pengalamannya16.
Citra juga bisa dikatakan sebagai proses akumulasi dari amanah
kepercayaan yang telah diberikan oleh individu-individu tersebut akan
mengalami suatu proses cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini publik
yang lebih luas.
Frank Jefkins membaginya dalam enam jenis citra yaitu:
1. Jenis-jenis citra
a. Citra cermin (Mirror Image)
Kesan yang diyakini oleh perusahaan (para pimpinan) terhadap
organisasinya secara sepihak tanpa mengacuhkan kesan dari luar.
Yaitu: Citra yang hanya dipercaya oleh perusahaan tanpa
memperdulikan pandangan orang lain.
b. Citra Kini (Current Image)
Kesan yang diperoleh dari orang lain tentang perusahaan/organisasi
atau hal lain yang berkaitan dengan produknya. Berdasarkan kesan dari
eksternalnya.
Yaitu: kesan yang hanya dipercaya berdasarkaan pandangan orang lain
terhadap perusahaan tersebut.
c. Citra Keinginan (Wish Image)
Kesan yang memang diharapkan terjadi oleh perusahaan, atau seperti
apa yang diinginkan dan dicapai oleh pihak manajemen terhadap
lembaga/perusahaan, atau produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal
(good awareness), menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu
positif diberikan (take and give) oleh publiknya.
Yaitu: citra yang diberikan orang lain terhadap perusahaan tertentu
berdasarkan keinginan perusahaan tersebut.
d. Citra Perusahaan (Corporate Image)
Kesan yang berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai tujuan
utamanya sehingga bisa diterima oleh publiknya.
Yaitu: citra yang dibentuk oleh perusahaan sehingga dapat diterima
oleh orang lain. Contohnya seperti RRI
e. Citra Serbaneka (Multiple Image)
16

Soemiratdan Elvinaro Ardianto,Dasar-dasar public relation,(Bandung,PT.Citra Aditya
Bakti,2007)h.114

15

Kesan yang berkaitan dengan segala aspek untuk lebih mengenal
(awareness) terhadap identitas perusahaan. Contohnya : atribut logo,
brand’s name, seragam (uniform) para front liner, sosok gedung, dekorasi
lobby kantor, penampilan para profesionalnya.
Yaitu: citra yang dikenal orang lain berdasarkan brand perusahaan
tertentu. Contohnya seperti Pertamina
f. Citra Penampilan (Performance Image)
Kesan yang lebih ditunjukan kepada subjeknya,Bagaimana
kinerja/penampilan diri (performance image) para professional
perusahaan/organisasi yang serba menyenangkan dan selalu baik.
Yaitu: citra yang diberikan oleh orang lain berdasarkan kinerja sebuah
perusahaan. Contohnya seperti TVOne atau Metro TV.
D. Perbedaan radio
Penelitian ini fokus pada perbedaan radio komersial, komunitas dan
publik, istilah radio siaran berasal dari kata “Radio broadcast” artinya yaitu
menyampaikan informasi kepada khalayak berupa suara yang berjalan satu
arah dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media.17
Radio siaran adalah pemancar radio yang langsung ditujukan kepada
umum dalam bentuk suara dan mempergunakan gelombang radio sebagai
media.18
Manajeman radio dalam bentuk yang “Kontemporer” masih baru di
Indonesia. Kontemporer maksudnya adalah secara teknologi mengadopsi
model jaringan (networking) dan ranah digital, radio bebas digunakan untuk
pemberdayaan masyarakat (social empowerment) tanpa kontrol dan kendali
penguasa. Keberadaan radio kontemporer mulai terasa pascareformasi 1988.19
Tipe-tipe radio dalam literature amat beragam seiring perkembangan
teknologi. Menurut Robert McLeish, tipe radio yang popular adalah:20
a. Public service station, yakni radio yang dimiliki dan melayani
kepentingan umum secara nasional.
b. Commercial station, yakni radio milik pribadi untuk mencari
keuntungan komersial.
c. Government station, yakni radio pemerintah yang digunakan untuk
kepentingan umum.
17

Denis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa Mc Quail (Jakarta: Salemba Humanika,2011),
edisi ke-6,h.40
18
Peraturan pemerintah No.55 tahun 1997
19
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional (Yogyakarta: PT.LKiS Pelangi Aksara
Yogyakarta,2005),cet ke-2,h.25
20
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional,h.25

16

d. Government owned station, yakni radio milik pemerintah yang
sepenuhnya digunakan untuk propaganda.
e. Institutional ownership station, yakni radio yang dimiliki ormas,
kampus dan LSM.
f. Community ownership, yakni radio milik komunitas kecil di suatu
kelurahan.
Di Indonesia sebelum 1998 hanya dikenal dua tipe radio, yaitu radio
pemerintah (government owned station) dan radio komersial, meskipun radio
komunitas sudah mulai ada, secara politik dilarang dan dicap sebagai radio
gelap.
Perbedaan radio publik, komersial dan komunitas, dijelaskan sebagai
berikut:21
tabel 2.1
perbedaan radio

Perihal
Ide/latar
belakang
pendirian

Radio Komunitas
Sosial
ekonomi
atau
pengembangan
komunitas
(masalah,kebutuha
n dan potensi)
Komunitas

Tujuan/priorita
s utama pihak
penerima
manfaat
Sasaran siaran Komunitas lokal
Strategi
Peran
serta
pendanaan
komunitas,
sumbangan
&
program
siaran
kerjasama sesuai
kepentingan
komunitas
Karakter
Inklusif (terbuka)
kelembagaan
Orientasi
Non profit/non for
operasionalisas profit
i
Staffing
Kaderisasi
&
relawan
Peralatan
& Dapat
dimulai
21

Radio Swasta
Ekonomi
atau
perolehan
keuntungan

Radio Publik
Politik
negara,
politik
dan
pembangunan
nasional

Pendiri/pemilik

Publik luas

Seluas-luasnya
Pendiri
dan
program
siaran
sesuai keinginan
pengusaha/sponso
r

Seluas-luasnya
Pemerintah dan
program siaran
sesuai keinginan
pengusaha/spnsor

Ekslusif
(tertutup)
Profit

Eksklusif
(tertutup)
Campuran

Karyawan/pekerj Karyawan/pekerj
a dan professional a & professional
Menuntut
Menuntut

Effendy Gazali, Victor Manayang, Dedy N Hidayat & Princkey Triputro, Konstruksi Sosial
Industri Penyiaran;Plus Acuan Tentang Penyiaran Publik dan Komunitas (Jakarta: Departemen Ilmu
Komunikasi Fisik UI,2003)

17

pembiayaan

Prinsip dasar

khalayak
Prinsip visi

dengan
yang peralatan
yang
sangat sederhana cukup kompleks,
dan murah
canggih
dan
mahal
untuk
memulai
Pengakuan
Prinsip
signifikan peran pencapaian
supervisi
dan ekonomi
evaluasi
(komersial)
komunitas.
Suatu komunitas
Umum
Dari, oleh dan Dinyatakan
untuk komunitas
secara
ideal,
namun
prakteknya
adalah
prinsip
keuntungan
ekonomi
(komersial)

peralatan
yang
cukup kompleks,
canggih
dan
mahal
untuk
memulai
Pengakuan
signifikan peran
dan supervisi dan
evaluasi publik.

Umum
Meningkatkan
apresiasi
terhadap
keberagaman
untuk
menciptakan
keharmonisan
diantara
komunitas yang
berbeda
lintas Nasional

Jangkauan area Terbatas,
Luas,
siaran
lingkungan
provinsi
komunitas,
low
power
broadcasting
Ukuran
Kepuasan
& Rating & iklan
kesuksesan
pemenuhan
yang masuk
kebutuhan
komunitas
Pemilik/pendir Yayasan,
PT dan dapat
i
perkumpulan,
terbuka (Tbk)
koperasi,
legitimasi
komunitas
Pengambil
keputusan
(tertinggi)

Lembaga
supervise
komunitas
bersama
manajemen
operasional

Sumber

Sumbangan

Kepuasan publik

Dimiliki
negara/pemerinta
h dan pihak lain.
Asal
ada
supervise
dari
publik
Pemodal dalam Lembaga
rapat
umum supervisi
pemegang saham bersama
(RUPS),
manajemen
manajemen
operasional
tunduk
pada
RUPS
tak Iklan dan sponsor APBN,APBD,

18

pemasukan
(pendanaan)

mengikat,iuran
seluas-luasnya
dan iklan yang
terbatas
Kriteria
& Terbatas
sesuai Terbuka luas
jumlah materi komunitas
iklan

sumbangan,iuran
dan iklan
Melalui lembaga
supervisi

Dapat disimpulkan bahwa radio publik tidak jauh berbeda dengan
radio komersial, yang membedakan adalah kepemilikan dan sasaran
penyiarannya. RRI Jakarta dimiliki oleh pemerintah dibawah nama negara
dengan sasaran penyiaran yang melayani seluruh lapisan masyarakat.
E. Dakwah Profesional
Al-qur’an menyebutkan komunikasi sebagai salah satu fitrah manusia,
cara untuk manusia berkomunikasi sudah tertulis jelas di al-qur’an dengan
memberikan beberapa kata kunci yang berhubungan dengan hal itu, misalnya

mengartikan kata kunci al-bana sebagai kemampuan berkomunikasi. Allah
menciptakan manusia mengajarkan al-bana (pandai berbicara) seperti di
dalam surah al-qur’an Ar-rahman ayat 1-4 yang berbunyi:
Artinya : “(1) (Tuhan) yang Maha Pemurah, (2) Yang telah mengajarkan Alqur’an, (3) Dia menciptakan manusia, (4) mengajarnya pandai bicara” (Arrahman:1-4)
Kata professional (itqaan) artinya teliti, sungguh-sungguh, serius, rapi
dan sempurna. Tidak ada didalamnya main-main. Semua perbuataan Allah itu
mutqin, maka ciptaan-Nya sangat sempurna. Ayat di atas menggambarkan
salah satu contoh dari kesempurnaan ciptaan Allah.

19

Di dalam Al-Qur’an Allah SWT, selalu mengingatkan tentang buktibukti keagungan ciptaan-Nya, supaya manusia tahu bahwa tidak mungkin itu
terjadi tanpa ada yang menciptakannya.
Qaulan balighan yakni komunikasi efektif yang terjadi bila
komunikator menyentuh komunikan pada hati dan otaknya sekaligus.
Aristoteles pernah menyebut tiga cara efektif untuk memengaruhi manusia
yaitu: Ethos, Logos dan Pathos. Dengan Ethos kita merujuk pada kualitas
komunikator, dengan Logos kita meyakinkan komunikan tentang kebenaran
argumentasi kita dan dengan Pathos kita bujuk komunikan untuk mengikuti
pendapat kita.
Kata baligh dari bahasa Arab berarti sampai, mengenai sasaran atau
mencapai tujuan. Sedangkan qaul adalah ucapan atau komunikasi, maka
baligh artinya fasih atau jelas maknanya. Oleh karena itu, prinsip qaulan
balighan dapat diartikan sebagai prinsip komunikasi yang efektif.
Dua hal yang mencakup qaulan balighan menurut Jalaluddin Rahmat:
a. Qaulan Balighan terjadi bila komunikator menyentuh khalayaknya pada
hati dengan sifat-sifat khalayak yang dihadapinya
b. Qaulan Balighan terjadi bila komunikator menyentuh khalayaknya pada
hati dan otaknya.
Dalam Q.S Annisa : 63

Artinya : “mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang
di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka,
dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka
perkataan yang berbekas pada jiwa mereka” Q.S An-nisa : 63.
Secara umum ayat itu menjelaskan tentang prinsip-prinsip dalam
berdakwah (Perkataan yang penuh makna). Berdasarkan penjelasan di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa qaulan balighan merupakan prinsip
berkomunikasi secara efektif dan tepat sasaran. Penerapan prinsip ini
membutuhkancara pandang yang bijaksana dari komunikator, menyesuaikan
diri dengan orang yang menjadi sasaran dari informasi yang hendak
disampaikan.

20

BAB III
PROFIL RRI
A. Sejarah Berdirinya RRI
Sejarah Radio Republik Indonesia bermula sejak pendiriannya secara
resmi pada tanggal 11 September 1945, oleh para tokoh yang sebelumnya
aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang di 6 kota. Rapat utusan 6
radio di rumah Adang Kadarusman Jalan Menteng Dalam, Jakarta. Sehingga
menghasilkan keputusan mendirikan Radio Republik Indonesia dengan
memilih Dr.Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama.
RRI adalah satu-satunya radio yang menyandang nama negara yang
siarannya ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara. RRI sebagai
Lembaga Penyiaran Publik yang independen, netral dan tidak komersial yang
berfungsi memberikan pelayanan siaran informasi, pendidikan, hiburan yang
sehat, kontrol sosial, serta menjaga citra positif bangsa di dunia internasional.
Sebagai Lembaga Penyiaran Publik, RRI terdiri dari Dewan Pengawas
dan Dewan Direksi. Dewan Pengawas yang berjumlah 5 orang terdiri dari
unsur publik, pemerintah dan RRI. Dewan Pengawas yang merupakan wujud
representasi dan supervisi publik memilih Dewan Direksi yang berjumlah 5
orang yang bertugas melaksanakan kebijakan penyiaran dan bertanggung
jawab atas penyelenggaraan penyiaran.
Status sebagai lembaga penyiaran publik juga ditegaskan melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 11 dan 12 tahun 2005 yang menjelaskan tentang
penyelanggaraan penyiaran lembaga penyiaran publik. Diantaranya :
Nomor 11 tahun 2005:
Dunia penyiaran di Indonesia berkembang pesat seiring dengan
kemajuan teknologi serta dinamika masyarakat. Untuk memberikan
keseimbangan dalam memperoleh informasi, pendidikan, kebudayaan dan
hiburan yang sehat pada masyarakat. Diperlukan lembaga penyiaran publik
yang bersifat independen, netral, tidak komersial yang tidak semata-mata
memproduksi acara siaran sesuai tuntutan liberalisasi dan selera pasar, serta
bukan pula sebagai corong pemerintah melainkan berfungsi memberikan
layanan untuk kepentingan masyarakat.
Lembaga penyiaran publik diperlukan oleh Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang merupakan negara kepulauan, berfungsi sebagai identitas
nasional (flag carrier), pemersatu bangsa dan pembentuk citra positif bangsa
di dunia Internasional, selain bertugas menyiarkan informasi, pendidikan,
budaya, dan hiburan.
Lembaga penyiaran publik mempunyai prinsip:
1. Siarannya harus menjangkau seluruh lapisan masyarakat di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (general geographical
availability)
2. Siarannya harus mencerminkan keragaman yang merefleksikan
struktur keragaman, realitas sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat.

21

3. Programnya harus mencerminkan identitas dan budaya nasional
4. Penyajian siarannya hendaknya bervariasi.
Nomor 12 tahun 2005:
Radio Republik Indonesia (RRI) yang merupakan satu-satunya radio
yang menyandang nama negara mengandung arti bahwa dengan nama
tersebut siarannya ditujukan untuk kepentingan negara. Sejak berdirinya
tanggal 11 September 1945, RRI mengemban tugas sebagai radio
perjuangan, bahkan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia diketahui
secara luas oleh masyarakat baik dalam lingkup nasional maupun
internasional melalui RRI.
Sebelum lahirnya UU No.32 tahun 2002 tentang penyiaran, RRI
berbentuk perusahaan jawatan di bawah Departemen Keuangan Republik
Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2000.
UU No.32 tahun 2002 tentang penyiaran pada pasal 14
mengamanatkan RRI sebagai lembaga penyiaran publik berbentuk badan
hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral dan tidak
komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat.
Berdasarkan pasal 5 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia tahun
1945 dan sesuai putusan Mahkamah Konstitusi Perkara Nomor 005/PUUI/2003 tanggal 28 Juli 2004, maka Peraturan Pemerintah ini disusun oleh
pemerintah yang dikoordinasikan oleh Menteri yang ruang lingkup tugas dan
tanggung jawabnnya di bidang komunikasi dan informatika termasuk di
dalamnya pengaturan di bidang penyiaran radio dan televisi, dengan materi
yang diatur meliputi status kelembagaan, susunan organisasi, pembiayaan,
kepegawaian, dan lain-lain sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dalam
pengelolaan RRI guna mencapai tujuan yang diharapkan.
Merupakan penjabaran lebih lanjut dari Undang-Undang Nomor
32/2002 tentang penyiaran yang dijelaskan sebagai berikut:
Bahwa kemerdekaan menyatakan pendapat, menyampaikan, dan
memperoleh informasi, bersumber dari kedaulatan rakyat yang merupakan
hak asasi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yang demokratis. Dengan demikian, kemerdekaan atau kebebasan
dalam penyiaran harus dijamin oleh negara. Dalam kaitan ini UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 mengakui, menjamin dan melindungi hal
tersebut. Namun, seusai dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, maka kemerdekaan tersebut harus bermanfaat bagi upaya bangsa
Indonesia dalam menjaga intergrasi nasional, menegakkan nilai-nilai agama,
kebenaran, keadilan, moral, dan tata susila, serta memajukan kesejahteraan
umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam hal ini kebebasan harus
dilaksanakan secara bertanggung jawab, selaras dan seimbang antara
kebebasan dan kesetaraan menggunakan hak berdasarkan Pancasila dan
UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi tersebut telah
membawa implikasi terhadap dunia penyiaran, termasuk penyiaran di
Indonesia. Penyiaran sebagai penyalur informasi dan pembentuk pendapat

22

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

umum, perannya makin sangat strategis, terutama dalam mengembangkan
alam demokrasi di negara kita. Penyiaran telah menjadi salah satu sarana
berkomunikasi bagi masyarakat, lembaga penyiaran, dunia bisnis, dan
pemerintah. Perkembangan tersebut telah menyebabkan landasan hukum
pengaturan penyiaran yang ada selama ini menjadi tidak memadai.
Undang-undang ini disusun berdasarkan pokok-pokok pikiran sebagai
berikut:
Penyiaran harus mampu menjamin dan melindungi kebebasan berekspresi
atau mengeluarkan pikiran secara lisan dan tertulis, termasuk menjamin
kebebasan berkreasi dengan bertumpu pada asas keadilan, demokrasi dan
supremasi hukum.
Penyiaran harus mencerminkan keadilan dan demokrasi dengan
menyeimbangan antara hak dan kewajiban masyarakat ataupun pemerintah,
termasuk hak asasi setiap individu/orang dengan menghormati dan tidak
mengganggu hak individu/orang lain.
Memperhatikan seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, juga harus
mempertimbangkan penyiaran sebagai lembaga ekonomi yang penting dan
strategis, baik dalam skala nasional maupun Internasional.
Mengantisipasi perkembangan teknologi komunikasi dan informasi,
khususnya di bidang penyiaran, seperti teknologi digital, kompresi,
komputerisasi, televisi kabel, satelit, internet, dan bentuk-bentuk khusus lain
dalam penyelenggaraan siaran.
Lebih memberdayakan masyarakat untuk melakukan kontrol sosial dan
berpartisipasi dalam memajukan penyiaran nasional. Untuk itu, dibentuk
Komisi Penyiaran Indonesia yang menampung aspirasi masyarakat dan
mewakili kepentingan publik akan penyiaran.
Penyiaran mempunyai kaitan erat dengan spectrum frekuensi radio dan orbit
satelit geostasioner yang merupakan sumber daya alam yang terbatas sehingga
pemanfaatannya perlu diatur secara efektif dan efisien.
Pengembangan penyiaran diarahkan pada terciptanya siaran yang berkualitas,
bermastabat, mampu menyerap, dan merefleksikan aspirasi masyarakat yang
beraneka ragam, untuk meningkatkan daya tangkal masyarakat terhadap
pengaruh buruk nilai budaya asing.
Besarnya tugas dan fungsi RRI yang diberikan oleh negara melalui
UU no 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, PP 11 tahun 2005 tentang Lembaga
Penyiaran Publik, serta PP 12