Hakikat Atletik Deskripsi Teori

46 merupakan penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah survei dengan teknik pengambilan datanya menggunakan angket. Populasi pada penelitian ini adalah atlet, pengurus, dan pelatih tenis lapangan di Kabupaten Sleman. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah incidental sampling yang berjumlah 4 orang penguruspelatih dan 8 orang atlet. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yang dituangkan dalam bentuk persentase. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: 1 pembinaan prestasi cabang olahraga tenis lapangan di Kabupaten Sleman Tahun 2015 berdasarkan sudut pandang penguruspelatih berada pada kategori “sangat kurang” sebesar 0, kategori “kurang” sebesar 25, kategori “sedang” sebesar 50, kategori “baik” sebesar 25, kategori “sangat tinggi” sebesar 0. 2 pembinaan prestasi cabang olahraga tenis lapangan di Kabupaten Sleman Tahun 2015 berdasarkan sudut pandang atlet berada pada kategori “sangat kurang” sebesar 12,5, kategori “kurang” sebesar 12,5, kategori “sedang” sebesar 50, kategori “baik” sebesar

25, kategori “sangat tinggi” sebesar 0. C.

Kerangka Berfikir Olahraga atletik pencapaian prestasi maksimalperformance sangatlah sulit, untuk mendapatkan pretasi maksimalperformance haruslah melakukan latihan jangka panjang dan terprogram. Dalam program jangka panjang atlet harus melewati tahapan latihan IAAF yaitu Kids’ Athletic, Multi-event, Event Group Development, Specialisation, dan Performance. Pelaksanaan tahapan latihan tersebut pelatih dan pelatih dituntut untuk melakukan latihan sesuai umur atlet 47 maupun umur latihan atlet tersebut dengan harapan dapat mencapai prestasi maksimalperformance. Tahapan latihan yang ada dalam panduan IAAF melatihkan atlet agar siap untuk melakukan latihan di tahapan berikutnya dan sampai performance. Prestasi atletik Daerah Istimewa Yogyakarta masih terbilang rendah dengan atlet-atlet yang tersebar di berbagai klub di DIY, adapun prestasi yang cukup baik di usia remaja dan juior sedangkan untuk usia seniornya msaih rendah. Usia senior adalah saat yang tepat untuk mencapai prstasi maksimalperformance. Berangkat dari pemikiran tersebut maka dilakukan penelitian tentang “Pelaksanaan tahapan latihan IAAF pada klub atletik di Daerah Istimewa Yogyakarta”.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir diatas dapat ditarik pertanyaan penelitian berikut bagaimana pelaksanaan tahapan latihan IAAF pada club atletik di Daerah Istimewa Yogyakarta? 48

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Suharsimi Arikunto 2006: 302 menyatakan bahwa “penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu variabel, gejala atau keadaan”. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang berupa angka, sehingga penelitian ini disebut penelitian deskriptif kuantitatif. Metode yang digunakan adalah survei. Menurut Suharsimi Arikunto 2006: 312, metode survei merupakan penelitian yang biasa dilakukan dengan subjek yang banyak, dimaksudkan untuk mengumpulkan pendapat atau informasi mengenai status gejala pada waktu penelitian berlangsung. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9-10 Agustus 2016 yang bertempat di Pengda PASI Daerah Istimewa Yogyakarta. Responden merupakan Seluruh Pelatih Klub Atletik di Daerah Istimewa Yogyakarta.