EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) DALAM PENYUSUNAN INFORMASI KEUANGAN DAERAH (IKD) DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN LAMPUNG UTARA

ABSTRACT

EVALUATED APPLICATION FINANCIAL MANAGEMENT
INFORMATION SYSTEM APPLICATION AREA (SIPKD) IN THE
PREPARATION OF FINANCIAL INFORMATION AREA (IKD) IN
FINANCE AND ASSET MANAGEMENT AGENCY (BPKA) NORTH
LAMPUNG REGENCY.

BY
NUR AZIZA

Problem in this research is the application of Financial Management Information
System Application Area (SIPKD) as a whole have not been implemented on the
process drafting of Financial Information Area (IKD). Since socialized from
2008 until now only 5 (five) IKD using SIPKD application in drafting process
from 10 (ten) IKD planned. This research was conducted to evaluate the
application SIPKD in the preparation of IKD in BPKA North Lampung Regency.
This research using evaluation research Model UCLA by Alkin and evaluation
approach by Stecher, Brian M & W Alan Davis, that using perspective qualitative
approach which is descriptive.
The result of this research shows that application SIPKD in preparation of IKD

in BPKA North Lampung Regency not as planned. This is due to differences in
the type of system used data processing in BPKA North Lampung Regency, then
hard to do system migration to migrate the data to integrated all data and
arranged with SIPKD Application.
Restricting factors implementation of application SIPKD in preparation of IKD in
BPKA North Lampung Regency such as : there’re some system type difference in
processing finance data, opinion conflict from each part, then high cost in data
migration, long processing time migration, preparation human sources as that
they need.

Keywords : Evaluation, SIPKD in IKD Preparation

ABSTRAK

EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH (SIPKD) DALAM PENYUSUNAN INFORMASI
KEUANGAN DAERAH (IKD) DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN ASET KABUPATEN LAMPUNG UTARA

OLEH

NUR AZIZA

Permasalahan dalam penelitian ini adalah penerapan aplikasi Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) yang belum terlaksana secara
menyeluruh pada proses penyusunan Informasi Keuangan Daerah (IKD). Sejak
disosialisasikan dari tahun 2008 hingga kini baru 5 (jenis) IKD yang
menggunakan aplikasi SIPKD dalam proses penyusunannya dari 10 (jenis) IKD
yang direncanakan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi
Penerapan SIPKD dalam penyusunan IKD di BPKA Kabupaten Lampung Utara.
Penelitian ini menggunakan evaluasi model UCLA oleh Alkin dan pendekatan
evaluasi oleh Stecher, Brian M & W Alan Davis, dengan perspektif pendekatan
kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan SIPKD dalam penyusunan IKD
di BPKA Kabupaten Lampung Utara belum berjalan seperti yang direncanakan.
Hal ini disebabkan perbedaan jenis sistem yang digunakan dalam pengolahan data
di BPKA Kabupaten Lampung Utara, kemudian sulitnya melakukan migrasi jenis
sistem untuk melakukan migrasi data supaya semua data yang ada bisa
terintegrasi dan dapat disusun dengan menggunakan aplikasi SIPKD.
Faktor – faktor penghambat pelaksanaan aplikasi SIPKD dalam penyusunan IKD
di BPKA Kabupaten Lampung Utara yaitu : adanya perbedaan jenis sistem yang

digunakan dalam pengolahan data – data keuangan, pertentangan opini dan
pendapat dari masing – masing pihak yang berbeda – beda, kemudian tingginya
biaya yang diperlukan dalam melakukan migrasi data, lamanya waktu yang
dibutuhkan dalam proses migrasi data serta penyiapan SDM yang sesuai dengan
kebutuhan.

Kata Kunci : Evaluasi, SIPKD dalam Penyusunan IKD

EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH (SIPKD) DALAM PENYUSUNAN INFORMASI
KEUANGAN DAERAH (IKD) DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN ASET KABUPATEN LAMPUNG UTARA

(Tesis)

Oleh :
NUR AZIZA

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

RIWAYAT HIDUP

Nur Aziza, biasa dipanggil ziza, ija atau ije lahir di Kotabumi
– Lampung Utara pada tanggal 09 Oktober 1979. Dilahirkan
dari orang tua yang bernama Drs. Iskandar Mustafa dan
Masamah Isa, S.Pd.

Penulis menyelesaikan pendidikan

sekolah dasar di SDN 04 Candimas Lampung Utara pada tahun
1992, melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 05 Kotabumi
Lampung Utara dan lulus pada tahun 1995. Kemudian melanjutkan ke Sekolah
Menengah Umum Negeri (SMUN) 02 Tanjung Karang - Bandar Lampung dan
lulus pada tahun 1998. Lalu pada tahun yang sama diterima di Universitas
Lampung, Fakultas Pertanian Jurusan Teknik Pertanian dan lulus pada tahun
2004.


Pada tahun 2009 penulis mengikuti seleksi CPNS di Kabupaten Lampung Utara
dan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil pada tahun 2010 di Dinas Tata Kota
Kabupaten

Lampung

Utara.

Kemudian

pada

tahun

2012

penulis

dipindahtugaskan ke Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung

Utara.

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai dunia kepemerintahan dan
pengetahuan lainnya, maka pada tahun 2012 penulis meneruskan pendidikan
Pasca Sarjana Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung (MIP FISIP UNILA) di Bandarlampung.

MOTO

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan (Q.S. Al Insyirah 5-6)

Hidup seperti mengendarai sepeda, agar tetap seimbang kita harus terus
bergerak (Albert Einstein)

SANWACANA

Puji dan syukur aku panjatkan hanya ke pada-Mu ya Rabb Allah SWT, yang telah
melimpahkan kasih sayang serta rahmat dan hidayahnya kepadaku, sehingga
mampu menyelesaikan penyusunan tesis yang diberi judul “Evaluasi Penerapan

Sistem

Informasi

Pengelolaan

Keuangan

Daerah

(SIPKD)

dalam

Penyusunan Informasi Keuangan Daerah (IKD) di Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung Utara”.
Penyusunan tesis ini merupakan bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan
pendidikan pada Program Strata Dua (S2) dan untuk melengkapi syarat – syarat
guna memperoleh gelar Magister Ilmu Pemerintahan (MIP) dalam Ilmu
Pemerintahan Konsentrasi Manajemen Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Dalam penyusunan tesis ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan
moral dari berbagai pihak baik moral maupun materi. Untuk itu ucapan terima
kasih dan penghargaan penulis sampaikan untuk semua pihak yang telah
mencurahkan kepedulian dan perhatiannya selama ini, yaitu :

1.

Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung.

2.

Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas
Lampung.

3.

Drs. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Lampung.


4.

Dr. Ari Darmastuti, M.A., selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

5.

Dr. Feni Rosalia, M.Si., selaku Pembimbing Utama, terima kasih atas semua
saran dan bimbingannya selama ini sehingga tesis ini dapat diselesaikan
dengan baik.

6.

Drs. Yana Ekana P.S., M.Si., selaku Koordinator Sekretariat Pascasarjana
Magister Ilmu Pemerintahan dan selaku Pembimbing pembantu, terima kasih
atas saran dan bimbingannya sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan
baik.

7.


Dr. Dedy Hermawan, S.Sos. M.Si., selaku Pembahas / Penguji Utama, terima
kasih atas semua saran dan bimbingannya sehingga tesis ini dapat
diselesaikan dengan baik dan lebih sempurna.

8.

Seluruh dosen di Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan yang telah
memberikan

bimbingan

dan

nasihatnya

selama

penulis


menempuh

pendidikan, semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlimpah.
9.

Civitas Akademika dan karyawan rektorat Unila yang telah membantu kami
selama belajar di Program Magister Ilmu Pemerintahan.

10. Kepada seluruh rekan – rekan dan saudara – saudaraku di Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset (BPKA) Kabupaten Lampung Utara dan instansi lain
yang terkait dengan penelitian ini : Ibu Husna, Bang Joni, Ferri Arfandianto,
Mas Acho, Abah Sodikin, Pak Gunawan, Pak Saragih, Henny, Fera, Ita,
Bulek Kom, Maya, Aprilia, Ida Kartika, dll. Terima kasih untuk semuanya.

11. Erwin Aribasya, S.T., terima kasih atas support dan doanya.
12. Untuk kedua orang tua ku yang tercinta yang telah memberikan doa dan
dukungannya untuk menguatkan perjuanganku meraih cita – cita.
13. Untuk semua saudara – saudaraku tercinta : Kiyai Iman, Ijal, Ilmi, Iqbal,
Ridho dan si kecil Husna yang selalu setia menemani. Atu Ami, Kiyai Arun,
Adin Bintang, Tuan Ghazi, Gusti Pemuka, Minak Puncak dan Adek Unggul.
13. Untuk semua teman – teman seperjuanganku di Magister Ilmu Pemerintahan :
Maul, Mb Nanik, Martha, Angga, Anggie, Ayu, Mb Hijra, Rury, Bang
Imbron, Hinfa, Pak Camat, Bang Ai, Rano, Mbak Nurma, Pak Lukman, dll
yang telah mendukung.

Penulis berharap tesis ini akan memberikan manfaat bagi dinamika intelektual di
kampus kita tercinta ini, amin.

Bandar Lampung,

Oktober 2014

Penulis

NUR AZIZA

DAFTAR ISI
Halaman
I.

II.

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................
1.3. Tujuan Penelitian.........................................................................
1.4. Kegunaan Hasil Penelitian...........................................................

1
15
15
16

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD)...…………………
2.2. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD).......
2.2.1. Dasar Hukum Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah..............................................................................
2.2.2. Tujuan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD)...............................................................
2.2.3. Prinsip Dasar Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD)..............................................
2.2.4. Kewajiban Daerah............................................................
2.2.5. Pengguna Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD)...............................................................
2.2.6. Strategi Implementasi Aplikasi Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)........................
2.2.7. Dukungan Kegiatan SIPKD………………………………
2.3. Pendayagunaan Teknologi Informasi (TI)....................................
2.4. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)......................................
2.5. Konsep Teori Evaluasi ..............................................................
2.6. Penelitian Terdahulu ……………………………………………
2.7. Kerangka Pikir ...........................................................................

23
24
25
26
27
30
32

III. METODE PENELITIAN
3.1. Tipe Penelitian..............................................................................
3.2. Fokus Penelitian...........................................................................
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................
3.4. Informan.......................................................................................
3.5. Jenis Data Penelitian.....................................................................
3.6. Teknik Pengumpulan Data............................................................
3.7. Teknik Pengolahan Data................................................................
3.8. Teknik Analisis Data......................................................................
3.9. Teknik Keabsahan Data.................................................................

36
37
38
38
37
39
40
40
41

17
19
20
20
21
21
22

36

IV.

GAMBARAN UMUM
4.1. Gambaran Umum Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Kabupaten Lampung Utara ........................................................... 43
4.1.1. Struktur Organisasi ……………………………………….. 44
4.1.1. Tugas Pokok dan Fungsi………………………………….. 46
4.2. Gambaran Umum Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan dan Aset
(BPKA) Kabupaten Lampung Utara ............................................. 64
4.2.1. Uraian Tugas Tim ……………………………………….. 64
4.2.2. Susunan Personil Tim Pelaksana Teknis Pendampingan
SIPKD Kabupaten Lampung Utara Tahun 2014 ….…………….. 65

V.

HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Evaluasi Penerapan SIPKD dalam Penyusunan Informasi Keuangan
Daerah di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten
Lampung Utara .........................................................................
68
1. System Assesment (Kondisi Sistem) …………………
69
2. Program Planning (Perencanaan Program)……………..
75
3. Implementation Program (Pengenalan/sosialisasi)………
77
4. Program Improvement (Fungsi Program)………………..
80
5. Program Certification (Sertifikasi Program)……………..
97
6. Pendekatan Evaluasi yang berorientasi pada Tujuan .......
94
7. Pendekatan Evaluasi yang Responsif ..............................
95
5.2. Analisis dan Pembahasan Evaluasi Penerapan SIPKD dalam
Penyusunan Informasi Keuangan Daerah di Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung Utara ....................
98
1. Program Assesment (Kondisi Sistem) …………………
99
2. Program Planning (Perencanaan Program)……………..
105
3. Implememtation Program (Pengenalan/sosialisasi)………
108
4. Program Improvement (Fungsi Program)………………..
110
5. Program Certification (Sertifikasi Program)……………..
114
6. Pendekatan Evaluasi yang berorientasi pada Tujuan .......
118
7. Pendekatan Evaluasi yang Responsif ..............................
120
5.3. Faktor – faktor Penghambat Penerapan SIPKD dalam Penyusunan
Informasi Keuangan Daerah di Badan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Kabupaten Lampung Utara .............................................. 124

VI.

KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan ..... ......................................................................... 127
6.2. Saran ......................................................................................... 129

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN

37

DAFTAR TABEL

Tabel
1.1.

Halaman
Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi
Keuangan Daerah Kabupaten Lampung Utara Tahun 2006
(Sebelum menggunakan aplikasi SIPKD)….................................

10

Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi
Keuangan Daerah Kabupaten Lampung Utara Tahun 2007
(Sebelum menggunakan aplikasi SIPKD)…….............................

10

Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi
Keuangan Daerah Kabupaten Lampung Utara Tahun 2012
(Sesudah menggunakan aplikasi SIPKD)……..............................

11

Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi
Keuangan Daerah Kabupaten Lampung Utara Tahun 2013
(Sesudah menggunakan aplikasi SIPKD)……..............................

11

Tabel Jenis Informasi Keuangan Daerah yang sudah
menggunakan aplikasi SIPKD) dan Manual……..........................

14

Tabel Batas Waktu Peyampaian Informasi Keuangan Daerah
(IKD) ............................................................................................

19

Tabel Sumber Daya Manusia di Badan Pengelolaan Keuangan
dan Aset (BPKA) Kabupaten Lampung Utara .............................

61

Tabel Sarana dan Prasarana Kerja Pendukung Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung Utara.......

62

5.1.1. Evaluasi System Assesment (Kondisi Sistem)................................

74

5.1.2. Evaluasi Program Planning (Perencanaan Program)....................

76

5.1.3. Evaluasi Implementation Program (Pengenalan/Sosialisasi)........

80

5.1.4. Evaluasi Program Improvement (Fungsi Program........................

87

1.2.

1.3.

1.4.

1.5.

2.1.

4.1.

4.2.

5.1.5. Evaluasi Program Certification (Sertifikasi Program)..................

94

5.2.1. Evaluasi System Assesment (Kondisi Sistem)................................

99

5.2.2. Evaluasi Program Planning (Perencanaan Program)....................

105

5.2.3. Evaluasi Implementation Program (Pengenalan/Sosialisasi)........

108

5.2.4. Evaluasi Program Improvement (Fungsi Program........................

110

5.2.5. Evaluasi Program Certification (Sertifikasi Program)..................

114

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Hal

2.1. Bagan Kerangka Pikir ..................................................................

33

5.1. Alur SIPKD ………....................................................................

97

5.2. Alur SIPKD Penganggaran..........................................................

98

5.2. Alur SIPKD Pelaporan …............................................................

98

1

I. PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah

Penyelenggaraan pemerintahan sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dalam menyelenggarakan
urusan pemerintahan, yang menjadi kewenangan daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), pemerintahan daerah menjalankan otonomi
seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi: politik luar negeri, pertahanan,
keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama. Pemerintahan
daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan,
pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan
daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan,
keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

2

Pasal 4 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, menegaskan bahwa Keuangan daerah
harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,
efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.
Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang
terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan
dengan peraturan daerah
Keuangan daerah digunakan untuk mendanai kegiatan pemerintahan dan
pembangunan daerah serta memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pembangunan diperlukan
sumber daya manusia yang memadai, sumber pembiayaan yang memadai,
dan dilengkapi dalam kehidupan bernegara yang semakin terbuka.
Pemerintah selaku perumus dan pelaksana kebijakan APBN / APBD
berkewajiban untuk terbuka dan bertanggung jawab terhadap seluruh hasil
pelaksanaan pembangunan.

Salah satu bentuk tanggung jawab itu

diwujudkan dengan menyediakan informasi keuangan yang komprehensif
kepada masyarakat luas, termasuk informasi keuangan daerah dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat guna
mendorong terwujudnya pemerintahan yang bersih, transparan, serta
mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif.

Sistem pengelolaan keuangan yang cepat, tepat dan akurat sangat
diperlukan dalam mendukung upaya penyelenggaran pemerintahan di

3

daerah seperti hal tersebut diatas. Untuk melaksanakan Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah, maka ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 56
Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD).

Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) adalah suatu sistem yang
mendokumentasikan,

mengadministrasikan,

serta

mengolah

data

pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi
yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan
keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
pertanggungjawaban daerah (Peraturan Pemerintah RI Nomor 56 Tahun
2005 : Pasal 1 ayat 15).

Dalam penyelenggaraan SIKD yang meliputi penyajian informasi
anggaran, pelaksanaan anggaran dan pelaporan keuangan daerah
dihasilkan oleh Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
melalui situs resmi pemerintah daerah dalam rangka mendukung SIKD
secara Nasional (PP RI Nomor 56 Tahun 2005 : Pasal 13)

SIPKD mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 dan
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan Permendagri Nomor 59 Tahun
2007. Sistem ini berbasis pada jaringan komputer, yang mampu
menghubungkan dan mampu menangani konsolidasi data antara SKPD
(Satuan Kerja Perangkat Daerah) dengan SKPKD (Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah), sehingga data di Pemerintah Daerah dapat terintegrasi
dengan baik. Pengembangan SIPKD untuk menyediakan informasi

4

anggaran yang akurat dan pengembangan komitmen pemerintah daerah
terhadap penyebarluasan informasi sehingga memudahkan pelaporan dan
pengendalian, serta mempermudah mendapatkan informasi.

SIPKD merupakan sistem informasi yang didalamnya memuat proses
penyusunan APBD sampai ke tahap realisasinya lengkap dengan laporan
keuangan beserta pencatatan kode rekeningnya.

Proses penyusunan

dimulai dari pencatatan satuan kerja yang ada di daerah beserta program
dan kegiatannya, program dan kegiatan tersebut nantinya akan dijadikan
data awal dalam penyusunan pra rencana kerja dan anggaran bagi setiap
SKPD. Data pra rencana kerja ini nantinya akan digunakan sebagai bahan
dasar dalam proses penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (RAPBD) hingga rancangan tersebut disusun menjadi data
APBD.

Dalam salah satu tugas dan perannya sebagai penyedia informasi
keuangan, pemerintah bertugas menyelenggarakan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) guna menjawab kebutuhan
informasi keuangan oleh masyarakat publik, sedangkan pemerintah daerah
wajib menyampaikan data/informasi yang berkaitan dengan keuangan
daerah kepada Pemerintah yang disebut dengan Sistem Informasi
Keuangan Daerah (SIKD). SIPKD yang dikembangkan dengan basis
teknologi informasi, didesain sedemikian rupa agar bisa menjadi sarana
untuk pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan referensi, serta proses
komunikasi data/informasi keuangan daerah antara Departemen Keuangan

5

dan Departemen Dalam Negeri dengan pemerintah daerah dan para
pemilik atau pengguna informasi keuangan daerah lainnya (PP Nomor 56
Tahun 2005 : penjelasan pasal 4 ayat 2).

Dari uraian di atas menunjukkan dengan adanya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, pengelolaan data administrasi dan keuangan
menjadi informasi, mulai mengalami perubahan. Dari pengelolaan yang
rumit menjadi lebih mudah. Kehadiran Teknologi Informasi (TI) dalam
dalam beberapa dasawarsa terakhir telah membuktikan bahwa Teknologi
Informasi mampu memberikan sesuatu yang awalnya sulit menjadi mudah
dikerjakan atau dikelola oleh administrasi, yakni dalam kecepatan dan
keakuratannya.

Dengan demikian Teknologi Informasi telah diyakini

menjadi faktor untuk lebih diperhatikan guna mewujudkan administrasi
yang professional (Sedarmayanti, 2012 : 159)

Kabupaten Lampung Utara sebagai salah satu pemerintah daerah
kabupaten yang ada di Indonesia telah melaksanakan pengelolaan
keuangan daerah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan
pemerintah.

Sebelum Tahun 2011, Pengelolaan dan Penatausahaan

Keuangan di Kabupaten Lampung Utara masih menggunakan sistem
manual konvensional, dimana penginputan data dan prosesnya dilakukan
secara manual tanpa menggunakan sistem, yang dipusatkan di Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kabupaten Lampung Utara
(sebelum April 2012, bernama Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Lampung Utara).

6

Sejak Tahun 2011, Pemerintah Kabupaten Lampung Utara mulai
melaksanakan pengelolaan dan penatasahaan keuangan di Kabupaten
Lampung Utara dengan menggunakan sistem komputerisasi berteknologi,
yaitu Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). Hal ini
sesuai dengan program pemerintah dalam penerapan e-government, yang
mana untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan agar lebih efisien,
ekonomis, efektif, transparan, akuntabel dan auditabel.

Dan mulai Tahun 2012 ini penyelenggaran SIPKD ini online langsung
dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dimana BPK dapat langsung
mengakses data pengelolaan dan penatausahaan keuangan daerah
Kabupaten Lampung Utara secara online (Nota Kesepahaman Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia dengan Pemerintah Kabupaten
Lampung Utara, 2012).

Ini sesuai dengan upaya pemerintah dalam

penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance)

yang

mana dalam good governance menghendaki adanya akuntabilitas,
transparansi, keterbukaan dan rule of law.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data yaitu : data sebelum
menggunakan aplikasi SIPKD adalah data Tahun 2006 dan Tahun 2007,
dan untuk data setelah menggunakan aplikasi SIPKD adalah data Tahun
2012 dan Tahun 2013 dengan jenis Informasi Keuangan Daerah (IKD)
antara lain APBD, APBD Perubahan, Laporan Realisasi APBD Semester,
Laporan Realisasi APBD Tahunan dan Laporan Arus Kas.

7

Indikator yang digunakan sebagai tolok ukur perubahan apa yang terjadi
sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi SIPKD ini adalah Waktu
Penyelesaian IKD, Waktu Penyampaian IKD, dan Tingkat Akurasi Data –
data IKD.

Fenomena yang terjadi sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi
SIPKD adalah dibandingkan Tahun 2006 dan Tahun 2007, pada Tahun
2012 dan Tahun 2013, Waktu Penyelesaian dan Waktu Penyampaian IKD
relatif lebih cepat sekitar 1 (satu) - 2 (dua) bulan (lihat Tabel 1.1. sampai
dengan Tabel 1.4.).

Kemudian untuk Tingkat Akurasi (yang meliputi APBD, APBD
Perubahan, Laporan Realisasi APBD Semester, Laporan Realisasi APBD
Tahunan dan Laporan Arus Kas) pada tahun sesudah penggunaan aplikasi
SIPKD meningkat 2 (dua) - 10 (sepuluh) persen dibanding sebelum
penggunaan aplikasi SIPKD. Penghitungan Tingkat Akurasi data Laporan
Realisasi APBD Semester, Laporan Realisasi APBD Tahunan dan
Laporan Arus Kas ini dilihat dari tingkat kesalahan, kesesuaian dan
ketepatan data laporan yang disusun.

Untuk penghitungan Tingkat Akurasi data APBD dan APBD Perubahan
dilihat dari proses penyusunan, perumusan dan pencatatan program kerja,
kegiatan satuan kerja dan proses pencatatan kode rekeningnya menjadi
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang merupakan dokumen yang
berisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang telah disahkan oleh
DPR/DPRD (dalam hal ini DPRD Kabupaten Lampung Utara), dimana

8

tingkat kesalahan itu dilihat dari kesesuaian antara data program kerja dan
kegiatan serta kode rekening yang disusun dalam APBD dan APBD
Perubahan dengan usulan yang diajukan oleh masing - masing SKPD.

Kemudian untuk Tingkat Akurasi Laporan Realisasi APBD Semester dan
Laporan Realisasi APBD Tahunan dan Laporan Arus Kas dilihat dari
selisih antara nilai anggaran dan nilai realisasi. Dimana pada Tahun 2006
dan 2007 tingkat akurasi Laporan Realisasi APBD Semester dan Laporan
Realisasi APBD Tahunan dan Laporan Arus Kas berkisar 90%, dan
mengalami kenaikan pada Tahun 2012 dan Tahun 2013 dengan persentase
98 – 100 % setelah menggunakan aplikasi SIPKD.
Tingkat Akurasi Laporan Realisasi APBD Semester dan Laporan Realisasi
APBD Tahunan dan Laporan Arus Kas pada Tahun 2006 dan 2007 dinilai
cukup rendah karena hanya sekitar 90%, ini berdasarkan hasil audit Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK). Namun Laporan Realisasi APBD Semester
dan Laporan Realisasi APBD Tahunan dan Laporan Arus Kas yang
diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Utara berupa Dokumen
Laporan Keuangan Daerah sudah dalam posisi nol atau tidak ada selisih
lagi (dinolkan/clear) karena telah dilakukan perbaikan setelah melalui
proses audit dari BPK. Dan untuk Tahun 2012 dan 2013 Tingkat Akurasi
Laporan Realisasi APBD Semester dan Laporan Realisasi APBD Tahunan
dan Laporan Arus Kas cukup tinggi yaitu mencapai nilai 98 - 100% karena
dari hasil audit BPK memang kecil sekali nilai selisih antara nilai

9

anggaran dengan nilai realisasi, bahkan pada tahun 2013 tidak ditemukan
selisih dalam Laporan Realisasi APBD Tahunan dan Laporan Arus Kas.
Semua data – data IKD tersebut dinyatakan valid atau sah bila telah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten
Lampung Utara yang ditandatangani oleh Bupati Lampung Utara. Dan
data – data IKD ini bias diakses melalui internet, tetapi masih kalangan
terbatas (pihak – pihak yang berkompeten saja) karena dalam pengaksesan
masih menggunakan password dan menggunakan system jaringan.
Berikut dibawah ini data – data mengenai proses waktu penyampaian dan
tingkat akurasi data Informasi Keuangan Daerah (IKD) sebelum dan
sesudah menggunakan SIPKD.

10

Tabel 1.1.

Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi
Keuangan Daerah (IKD) Kabupaten Lampung Utara Tahun
2006 (Sebelum menggunakan aplikasi SIPKD)
Tahun Anggaran 2006

Jenis IKD
Batas Waktu Penyampaian IKD

Waktu
Penyelesaian

Waktu
Penyampaian

Tingkat
Akurasi

APBD

Paling lambat 31 Januari Tahun
Anggaran bersangkutan(31 Jan 2006)

07 Nov 2005

19 Jan 2006

95%

APBD Perubahan

Paling lambat 30 hari setelah
ditetapkannya perubahan APBD tahun
berjalan (21 Nov 2 06)
(Penetapan Tgl 20 Okt 2006)

15 Nov 2006

30 Nov 2006

95%

Laporan Realisasi
APBD Semester

Paling lambat 30 hari setelah berakhirnya
semester yang bersangkutan (30 Juli
2006)

03 Agt 2006

26 Agt 2006

90%

Laporan Realisasi
APBD (Tahunan)

Paling Lambat 31 Agustus Tahun
Berikutnya (31 Agt 2007)

27 Mei 2007

30 Agt 2007

90%

Laporan Arus
Kas

Paling Lambat 31 Agustus Tahun
Berikutnya (31 Agt 2007)

27 Mei 2007

30 Agt 2007

90%

Sumber : Bidang Akuntansi dan Bidang Anggaran BPKA Kab. Lampung Utara

Tabel 1.2.

Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi
Keuangan Daerah (IKD) Kabupaten Lampung Utara Tahun
2007 (Sebelum menggunakan aplikasi SIPKD)
Tahun Anggaran 2007

Jenis IKD
Batas Waktu Penyampaian IKD

Waktu
Penyelesaian

Waktu
Penyampaian

Tingkat
Akurasi

APBD

Paling lambat 31 Januari Tahun
Anggaran bersangkutan (31 Jan 2007)

31 Okt 2006

11 Jan 2007

95%

APBD Perubahan

Paling lambat 30 hari setelah
ditetapkannya perubahan APBD tahun
berjalan (11 Nov 2007)
(Penetapan Tgl 12 Okt 2007)

28 Sept 2007

14 Okt 2007

95%

Laporan Realisasi
APBD Semester

Paling lambat 30 hari setelah berakhirnya
semester yang bersangkutan (30 Juli
2007)

29 Juli 2007

19 Agt 2007

90%

Laporan Realisasi
APBD (Tahunan)

Paling Lambat 31 Agustus Tahun
Berikutnya (31 Agt 2008)

20 Mei 2008

24 Agt 2008

90%

Laporan Arus
Kas

Paling Lambat 31 Agustus Tahun
Berikutnya (31 Agt 2008)

20 Mei 2008

24 Agt 2008

90%

Sumber : Bidang Akuntansi dan Bidang Anggaran BPKA Kab. Lampung Utara

11

Tabel 1.3.

Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi
Keuangan Daerah (IKD) Kabupaten Lampung Utara Tahun
2012 (Setelah menggunakan aplikasi SIPKD)
Tahun Anggaran 2012

Jenis IKD
Batas Waktu Penyampaian IKD

Waktu
Penyelesaian

Waktu
Penyampaian

Tingkat
Akurasi

APBD

Paling lambat 31 Januari Tahun
Anggaran bersangkutan
(31 Jan 2012)

25 Okt 2011

20 Des 2011

97%

APBD Perubahan

Paling lambat 30 hari setelah
ditetapkannya perubahan APBD tahun
berjalan (01 Des 2012)
(Penetapan Tgl 01 Nov 2012)

15 Nov 2012

29 Nov 2012

97%

Laporan Realisasi
APBD Semester

Paling lambat 30 hari setelah berakhirnya
semester yang bersangkutan
(30 Juli 2012)

23 Juli 2012

03 Agt 2012

98%

Laporan Realisasi
APBD (Tahunan)

Paling Lambat 31 Agustus Tahun
Berikutnya
(31 Agt 2013)

20 Apr 2013

02 Juli 2013

99%

Laporan Arus
Kas

Paling Lambat 31 Agustus Tahun
Berikutnya
(31 Agt 2013)

20 Apr 2013

02 Juli 2013

99%

Sumber : Bidang Akuntansi dan Bidang Anggaran BPKA Kab. Lampung Utara

Tabel 1.4.

Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi
Keuangan Daerah (IKD) Kabupaten Lampung Utara Tahun
2013 (Setelah menggunakan aplikasi SIPKD)
Tahun Anggaran 2013

Jenis IKD
Batas Waktu Penyampaian IKD

Waktu
Penyelesaian

Waktu
Penyampaian

Tingkat
Akurasi

APBD

Paling lambat 31 Januari Tahun
Anggaran bersangkutan
(31 Jan 2013)

24 Agt 2012

02 Des 2012

97%

APBD Perubahan

Paling lambat 30 hari setelah
ditetapkannya perubahan APBD tahun
berjalan (05 Okt 2013)
(Penetapan Tgl 05 Sept 2013)

18 Agt 2013

02 Sept 2013

98%

Laporan Realisasi
APBD Semester

Paling lambat 30 hari setelah berakhirnya
semester yang bersangkutan(30 Juli2013)

15 Juli 2013

28 Juli 2013

98%

Laporan Realisasi
APBD (Tahunan)

Paling Lambat 31 Agustus Tahun
Berikutnya (31 Agt 2014)

27 Mar 2013

sedang dalam
proses audit
BPK

100%

Laporan Arus
Kas

Paling Lambat 31 Agustus Tahun
Berikutnya (31 Agt 2014)

27 Mar 2013

sedang dalam
proses audit
BPK

100%

Sumber : Bidang Akuntansi dan Bidang Anggaran BPKA Kab. Lampung Utara

12

Dari data – data yang tercantum dalam Tabel 1.1., Tabel 1.2. Tabel 1.3.
dan Tabel 1.4. dapat dilihat bahwa Data Informasi Keuangan Daerah yang
telah menggunakan aplikasi SIPKD memiliki tingkat akurasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan Data Informasi Keuangan Daerah (IKD) yang
diolah dengan menggunakan cara – cara manual (belum menggunakan
aplikasi SIPKD). Begitu juga dengan efisiensi waktu penyelesaian dan
waktu penyampaiannya, Data Informasi Keuangan Daerah (IKD) yang
diolah dengan menggunakan aplikasi SIPKD memerlukan waktu yang
relatif lebih singkat jika dibandingkan dengan Data Informasi Keuangan
Daerah (IKD) yang diolah dengan cara – cara manual. Data – data ini
menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi SIPKD pada pengelolaan Data
Informasi Keuangan Daerah (IKD) lebih efektif dan efisien dibandingkan
cara pengelolaan manual baik dari efisiensi waktu dan tingkat akurasinya.
Selama beberapa tahun penggunaan aplikasi SIPKD di BPKA Kabupaten
Lampung Utara, belum pernah ada masalah dalam keamanan data ataupun
terjadi manipulasi data yang dilakukan oleh pihak – pihak yang tidak
berkepentingan (hack), hanya gangguan jaringan biasa (error). Dan sejauh
ini efek yang muncul dengan penggunaan aplikasi SIPKD hanya
pembiayaan yang cukup tinggi.

Dan hal ini umum dalam upaya

pembukaan jaringan dan persiapannya untuk pertama kali.

Dengan

perhitungan bahwa untuk kedepan biaya yang dikeluarkan akan lebih kecil
karena efektivitas aplikasi SIKPD ini. Mulai dari penghematan Alat Tulis
Kantor (ATK) dan jumlah SDM akan lebih sedikit sehingga biaya untuk
ATK dan SDM bisa lebih ditekan (dalam proses manual diperlukan lebih

13

banyak SDM, karena system penghitungan yang manual lebih memakan
banyak waktu, sehingga untuk mengejar waktu penyampaian laporan maka
digunakan SDM yang lebih banyak agar lebih cepat selesai).

Masalah atau kendala yang dihadapi adalah Badan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Kabupaten Lampung Utara adalah belum semua Informasi
Keuangan Daerah tersebut menggunakan aplikasi SIPKD, ada beberapa
jenis Informasi Keuangan Daerah yang dalam pengolahan data nya masih
menggunakan cara – cara manual, diantaranya : Neraca Daerah, Catatan
Atas Laporan Keuangan (CALK), Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas
Pembantuan, dan data yang berkaitan dengan kebutuhan fiskal dan
kapasitas fiskal Daerah. Dan kondisi ini menyebabkan waktu penyelesaian
dan penyampaian Informasi Keuangan Daerah menjadi lebih lama.
Demikian juga dengan tingkat akurasinya menjadi lebih rendah
dibandingkan

dengan

Informasi

menggunakan Aplikasi SIPKD.

Keuangan

Daerah

yang

sudah

Berikut dibawah ini Tabel penjelasan

jenis – jenis Informasi Keuangan Daerah yang sudah menggunakan
Aplikasi SIPKD dan yang belum menggunakan Aplikasi SIPKD (Manual)

14

Tabel 1.5. Tabel Jenis Informasi Keuangan Daerah yang sudah
Menggunakan Aplikasi SIPKD dan Manual
No.

Jenis Informasi Keuangan Daerah

Keterangan

1

APBD

Aplikasi SIPKD

2

APBD Perubahan

Aplikasi SIPKD

3

Realisasi APBD Semester

Aplikasi SIPKD

4

Realisasi APBD Tahunan

Aplikasi SIPKD

5

Neraca Daerah

6

Laporan Arus Kas

7

Catatan Atas Laporan Keuangan

Manual

8

Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas
Pembantuan
Laporan Keuangan Perusahaan Daerah

Manual

Data yang berkaitan dengan kebutuhan
fiskal dan kapasitas fiskal daerah

Manual

9
10

Manual
Aplikasi SIPKD

Manual

Sumber : Bidang Akuntansi dan Bidang Anggaran BPKA Kab. Lampung Utara

Dari uraian permasalahan diatas peneliti tertarik untuk melakukan kajian
dan penelitian mengenai hal tersebut diatas. Peneliti ingin mengetahui dan
mengkaji / mengevaluasi penerapan Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) dalam penyusunan Informasi Keuangan
Daerah (IKD) di Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Lampung Utara yang sudah mulai disosialisasikan pada tahun 2008 hingga
berjalan sampai tahun 2014 sekarang ini, mengapa sampai saat ini belum
semua Informasi Keuangan Daerah menggunakan Aplikasi SIPKD.
Karena mengingat tuntutan dari berbagai pihak untuk dapat lebih cepat,
tepat dan akurat dalam penyelenggaraan pemerintahan, khususnya masalah
keuangan. Dan faktor – faktor penghambat apa saja yang mempengaruhi

15

hal tersebut / faktor- faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakan
tersebut.

1.2

Rumusan Masalah

Dengan adanya Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) dalam penyusunan Informasi Keuangan Daerah (IKD) di
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung Utara,
beberapa jenis IKD dapat disusun dengan lebih cepat, tepat dan akurat,
tetapi ternyata belum semua IKD itu disusun dengan aplikasi SIPKD.
Oleh karena peneliti ingin mengevaluasi penerapan SIPKD (dalam kurun
waktu 6 (enam) tahun penerapan aplikasi) dilaksanakan yang dirumuskan
dengan pertanyaan penelitian :
1. Bagaimana Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) dalam penyusunan Informasi Keuangan Daerah
(IKD) di Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Lampung Utara?
2. Faktor – faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam penerapan
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dalam
penyusunan Informasi Keuangan Daerah (IKD) di Badan Pengelolaan
Keuangan Kabupaten Lampung Utara?

1.3.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
Mengevaluasi Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah

16

(SIPKD) dalam penyusunan Informasi Keuangan Daerah (IKD) di Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung Utara.

1.4.

Kegunaan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi kegunaan secara teoritis
maupun kegunaan secara praktis, yaitu sebagai berikut :
1. Kegunaan

secara

teoritis,

diharapkan

dapat

berguna

unt

uk pengembangan kajian Ilmu Pemerintahan mengenai Manajemen
Keuangan Daerah, khususnya kajian mengenai Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dalam penyusunan Informasi
Keuangan Daerah (IKD) .
2. Kegunaan secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
Pemerintah Daerah khususnya Pemerintah Kabupaten Lampung Utara
untuk pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan keuangan yang
komprehensif dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi
yang demikian pesat guna mendorong terwujudnya pemerintahan yang
bersih, transparan, serta mampu menjawab tuntutan perubahan secara
efektif.

17

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD)

Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) adalah suatu sistem yang
mendokumentasikan,

mengadministrasikan,

serta

mengolah

data

pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi
yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan
keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
pertanggungjawaban daerah (PP RI Nomor 56 Tahun 2005 : Pasal 1 ayat
15).

Informasi Keuangan Daerah (IKD) adalah segala informasi yang berkaitan
dengan keuangan daerah yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan
Sistem Informasi Keuangan Daerah (IKD) (PP RI No. 56 Tahun 2005 :
Pasal 1 ayat 16). Informasi Keuangan Daerah (IKD) yang disampaikan
harus

memenuhi

prinsip



prinsip

akurat,

relevan,

dan

dapat

dipertanggungjawabkan (PP RI Nomor 56 Tahun 2005 : Pasal 3).

Informasi Keuangan Daerah (IKD) yang disampaikan oleh daerah kepada
pemerintah mencakup :
- APBD dan realisasi APBD Provinsi, Kabupaten, dan Kota;
- Neraca Daerah;

18

- Laporan Arus Kas;
- Catatan Atas Laporan Keuangan Daerah;
- Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan;
- Laporan Keuangan Perusahaan Daerah; dan
- Data yang berkaitan dengan kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal daerah.

Informasi dalam rangka penyelenggaraan Sistem Informasi Keuangan
Daerah disampaikan kepada Menteri Keuangan. Sedangkan Informasi yang
disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri adalah dalam rangka Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Bidang Keuangan (PP RI Nomor
56 Tahun 2005 : Pasal 2 ayat 2).

Penyampaian Informasi Keuangan Daerah (IKD) dilakukan secara berkala
melalui dokumen tertulis dan media lainnya (PP RI Nomor 56 Tahun 2005 :
Pasal 6).

Batas waktu penyampaian Informasi Keuangan Daerah (IKD) sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 adalah sebagai berikut :

19

Tabel 2.1. Tabel Batas Waktu Penyampaian Informasi Keuangan
Daerah (IKD)
Jenis Informasi Keuangan
Daerah (IKD)

No.
1

APBD

2

APBD Perubahan

3

Realisasi APBD per semester

4

Realisasi APBD

5

Neraca Daerah

6

Laporan Arus Kas

7

Catatan Atas Laporan Keuangan

8

Dana Dekonsentrasi dan Dana
Tugas Pembantuan
Laporan Keuangan Perusahaan
Daerah
Data yang berkaitan dengan
kebutuhan fiscal dan kapasitas
fiscal daerah

9
10

Keterangan
31 Januari tahun anggaran
yang bersangkutan
30 Hari setelah ditetapkannya
Perubahan APBD tahun
berjalan
30 Hari setelah berakhirnya
semester yang bersangkutan
31 Agustus tahun berjalan
untuk tahun yang lalu
31 Agustus tahun berjalan
untuk tahun yang lalu
31 Agustus tahun berjalan
untuk tahun yang lalu
31 Agustus tahun berjalan
untuk tahun yang lalu
31 Agustus tahun berjalan
untuk tahun yang lalu
31 Agustus tahun berjalan
untuk tahun yang lalu
31 Agustus tahun berjalan
untuk tahun yang lalu

Sumber : Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005

2.2. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) adalah aplikasi
terpadu yang dipergunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah yang
digunakan meningkatkan efektifitas implementasi dari berbagai regulasi
bidang pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efesiensi,
ekonomis,

efektif,

transparan,

akuntabel

dan

auditabel

(Petunjuk

Pelaksanaan SIPKD, 2010, Kementerian Dalam Negeri : Jakarta) Aplikasi
ini juga merupakan salah satu manifestasi aksi nyata fasilitasi dari
Kementerian Dalam Negeri kepada pemerintah daerah dalam bidang

20

pengelolaan keuangan daerah, dalam rangka penguatan persamaan persepsi
sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah dalam penginterpretasian
dan pengimplementasian berbagai peraturan perundang-undangan.

2.2.1.

Dasar Hukum Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah

Dalam penerapan dan pelaksanaan Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah dasar hukum adalah :
1.

UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

2.

PP No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah;
dan

3.

Peraturan Menteri Keuangan No. 46 tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyampaian Informasi Keuangan Daerah.

2.2.2.

Tujuan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah

Penyelenggaran SIPKD dilaksanakan baik di pusat maupun di daerah.
SIKD regional diselenggarakan oleh masing-masing pemerintahan daerah
selama ini dikenal oleh masyarakat dengan nama Sistem Informasi
Pengelolaan

Keuangan

Daerah

(SIPKD).

Penyelenggaraan

SIPKD

difasilitasi oleh Departemen Dalam Negeri. SIPKD yang diselenggarakan
oleh

Pemerintah

disebut

dengan

SIPKD

Nasional.

menyelenggarakan SIPKD secara nasional dengan tujuan:
1.

Merumuskan kebijakan dan pengendalian fiskal nasional;

2.

Menyajikan informasi keuangan daerah secara nasional;

Pemerintah

21

Merumuskan kebijakan keuangan daerah, seperti Dana Perimbangan,

3.

Pinjaman Daerah, dan Pengendalian defisit anggaran; dan
Melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi pendanaan

4.

Desentralisasi, Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, Pinjaman Daerah,
dan defisit anggaran daerah.

2.2.3.

Prinsip Dasar Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah

Beberapa prinsip dasar dalam pelaksanaan Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah adalah
1.

Kejelasan

peranan

dan

pertanggungjawaban

kebijakan

fiskal,

Ketersediaan informasi keuangan bagi masyarakat,
2.

Keterbukaan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan anggaran
dan adanya jaminan independensi atas kebijakan fiskal yang baik.

2.2.4.

Kewajiban Daerah

Penyampaian Informasi Keuangan Daerah dilakukan secara berkala melalui
dokumen tertulis dan media lainnya dengan batas waktu penyampaian
Informasi Keuangan Daerah (IKD) dimaksud:
1. APBD setiap tahun anggaran paling lambat tanggal 31 Januari tahun
anggaran yang berkenaan;
2. Perubahan

APBD

paling

lambat

disampaikan

30

hari

setelah

ditetapkannya Perubahan APBD tahun berkenaan;
3. Laporan realisasi APBD per semester paling lambat 30 hari setelah
berakhirnya semester yang bersangkutan;

22

4. Laporan realisasi APBD paling lambat tanggal 31 Agustus tahun
berikutnya;
5. Neraca Daerah, Laporan Arus Kas, Catatan Atas Laporan Keuangan
daerah paling lambat tanggal 31 Agustus tahun anggaran berikutnya;
6. Informasi mengenai Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan,
Laporan Keuangan Perusahaan Daerah paling lambat tanggal 31 Agustus
tahun anggaran berikutnya;dan
7. Data yang berkaitan dengan perhitungan Dana Perimbangan seperti data
pegawai dan data lainnya disampaikan paling lambat sesuai dengan Surat
Permintaan Menteri Keuangan.

2.2.5.

Pengguna SIPKD

Sesuai dengan tujuan dibangunnya aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD), maka penggunaannya ditujukan kepada seluruh
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Lebih jauh,
pada Surat Edaran No. SE.900/122/BAKD diamanatkan 6 (enam) regional
sebagai basis pengembangan dan koordinasi, yaitu:
1. Wilayah I, yang meliputi Naggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau dengan kantor regional di
Provinsi Sumatera Barat;
2. Wilayah II, yang meliputi Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung,
Bengkulu dan Lampung dengan kantor regional di Provinsi Sumatera
Selatan;

23

3. Wilayah III, yang meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten dengan
kantor regional di Provinsi Jawa Barat;
4. Wilayah IV, yang meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dengan
kantor regional di Provinsi Jawa Timur;
5. Wilayah V, yang meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur dengan kantor regional di
Provinsi Kalimantan Selatan;
6. Wilayah VI, yang meliputi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku,
Maluku Utara, Papua dan Papua Barat dengan kantor regional di Provinsi
Sulawesi Selatan.

2.2.6.

Strategi Implementasi Aplikasi SIPKD

Bagi pemerintah daerah yang telah ditetapkan sebagai daerah berbasis
implementasi (DBI) atau berminat mengimplementasikan aplikasi Sistem
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) akan diberikan pelatihan intensif
mengenai

cara

menggunakan,

baik

secara

penggunaan

maupun

pemeliharaan. Dan bagi pemerintah daerah yang telah menggunakan
aplikasi lain selain aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD), akan dibantu untuk melakukan semua tahapan terkait dengan
proses migrasi tersebut.

24

2.2.7.

Dukungan Kegiatan SIPKD

Dalam pengembangan dan implementasi aplikasi SIPKD, kabupaten / kota
diharapkan untuk menyediakan ruang kantor bagi 2 (dua) staf pendukung,
yang tersedia sambungan telepon langsung, akses internet, dan menyediakan
2 (dua) unit PC sebagai media belajar bagi para tenaga pengelola teknis
(admin) dan operator. Disamping fasilitas sebagaimana dimaksud di atas,
daerah juga diharapkan dapat menyediakan ruang rapat untuk keperluan
rapat koordinasi.

Pada setiap kabupaten atau kota diharapkan dapat

menunjuk 5 (lima) orang staf sebagai pengelola teknis (Admin), yang terdiri
dari 1 (satu) orang unsur BAPPEDA, 1 (satu) orang unsur PDE, 2 (dua)
orang unsur DPPKD/BPKD/Bagian Keuangan (Lampung Utara : BPKA)
dan 1 (satu) orang unsur BAWASDA/Inspektorat. Sedangkan pada setiap
SKPD diharapkan dapat ditunjuk 3 (orang ) staf sebagai fungsi operator
yang terdiri dari Bendahara, Tata Usaha, dan Bagian Keuangan (Surat
Edaran Mendagri No. SE.900/122/BAKD).

Dalam penerapan aplikasi SIPKD di Kabupaten Lampung Utara, dilakukan
pendampingan dengan melakukan kerjasama dengan pihak lain yaitu PT.
USADI. Dimana kerjasama ini menggunakan system kontrak per tahun.
PT. USADI menyediakan petugas khusus (field support) yang akan
melakukan pendampingan dalam pelaksanaan SIPKD di BPKA Kabupaten
Lampung Utara. Dalam hal ini field support mendampingi, membantu dan
melakukan hal – hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan SIPKD di
BPKA

Kabupaten

Lampung

Utara,

termasuk

mengajarkan

cara

25

pengoperasian kepada operator yang belum paham dalam penggunaan
SIPKD.

Selain hal – hal diatas, hal lain yang dilakukan untuk

pengembangan SIPKD adalah diadakannya pelatihan bagi para operator,
dan biasanya pelatihan diadakan oleh Bidang Anggaran BPKA Kabupaten
Lampung Utara atas undangan PT. USADI (Bidang Anggaran menjadi
fasilitator).

2.3. Pendayagunaan Teknologi Informasi (TI)

Teknologi Informasi dalam wacana administrasi ditempatkan dalam
prioritas

utama dalam mendukung terlaksananya administrasi secara

professional.

Kehadiran Teknologi Informasi (TI) dalam beberapa

dasawarsa terakhir telah membuktikan bahwa Teknologi Informasi (TI)
mampu member “sesuatu” yang awalnya sulit menjadi mudah dikelola oleh
administrasi, yakni dalam hal kecepatan dan keakuratannya. Dengan
demikian Teknologi Informasi telah diyakini menjadi faktor untuk lebih
diperhatikan

guna

mewujudkan

administrasi

yang

professional

(Sedarmayanti, 2012 : 159).

Upaya peningkatan pendayagunaan teknologi informasi melibatkan 3 hal
pokok ((Indrajit, 1999) dalam