Lampiran 1. Lanjutan Seminar Nasional SEMIRATA Institut Pertanian Bogor,
9-11 Mei 2014 besarnya kebutuhan akan minyak nabati, maka diperlukan adanya sumber-sumber minyak
nabati yang baru yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dan salah satu yang perlu diperhatikan adalah petai Cina L. leucocephala.
Petai cina merupakan pohon serba guna yang berasal dari Amerika Tengah dan Meksiko. Di Indonesia, petai cina umumnya ditanam untuk pakan ternak, tanaman pagar
dan tanaman pelindung untuk kopi dan vanili. Masyarakat memanfaatkan buah dan daun muda petai cina untuk sayur. Tidak hanya itu, daun petai cina dapat digunakan sebagai
pakan ternak dan batang pohonnya dimanfaatkan sebagai perabotan dan kayu bakar [2]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji petai Cina memiliki kandungan protein
sebesar 31,1 dan metabolisme energi sebesar 2573,26 kcalkg. Kandungan asam amino dari biji petai cina yaitu lisina 1,39, metionina 0,36, sisteina 0,35, arginine 2,62,
asam glutamat 4,63, treonina0,87, glisina 1,38, alanine 1,11, valine 1,11, isoleusina 0,93 dan leusina 1,81 [3].
Minyak biji petai cina juga mengandung sterol berupa 55 β-sitosterol , metil
sterol, alkohol triterpenoid, tokoferol α-tokoferol, glikolipida, hidrokarbon dan
karotenoid [4]. Lebih lanjut, minyak biji petai cina mengandung 26-29 asam-asam lemak jenuh dan 71-73 asam-asam lemak tidak jenuh [5], sedangkan penelitian lain melaporkan
bahwa minyak biji petai cina mempunyai aktivitas antimikroba gram positif dan gram negatif dan minyak biji petai cina oles lotion mempunyai good pharmaceutical
properties [4]. Sampai sejauh ini, belum ada data penelitian yang mengupas tentang komposisi
kimiawi dan karakterisasi minyak biji petai cina di Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk:
4. Menghasilkan minyak biji petai cina yang optimal ditinjau dari lama ekstraksi 5. Identifikasi komposisi penyusun minyak biji petai cina dengan menggunakan KG-MS
2. METODE PENELITIAN
2.1 Bahan
Biji petai cina diperoleh dari daerah Kopeng-Salatiga, Jawa Tengah sedangkan bahan kimiawi yang digunakan adalah n-heksana PA, Merck dan nitrogen.
Lampiran 1. Lanjutan Seminar Nasional SEMIRATA Institut Pertanian Bogor,
9-11 Mei 2014
2.2 Alat
Piranti yang digunakan antara lain grinder, peralatan gelas, peralatan soxhlet, waterbath Memmert, kertas saring, rotary evaporator Buchi, neraca analitik 4 digit
Mettler H80, Mettler Instrument Corp., USA, neraca analitik 2 digit Ohaus TAJ602, Ohaus Corp., USA, Kromatografi Gas-Spektrometri Massa KG-SM.
2.3 Metode
2.3.1 Preparasi Sampel
Biji petai cina dikering-anginkan lalu dilumat hingga halus dan selanjutnya disimpan dalam tempat yang tertutup rapat.
2.3.2 Ekstraksi Minyak Biji Petai Cina yang dimodifikasi [6, 7]
Biji petai Cina yang telah dihaluskan diekstrak dengan n-hexana pada suhu 80 C
menggunakan peralatan Soxhlet selama 5, 7 dan 9 jam. Hasil ekstraksi dipekatkan dengan evaporator putar pada suhu 60
C. Minyak hasil ekstraksi dipindahkan ke dalam botol timbang yang telah ditimbang kemudian disimpan pada suhu 20
C lalu dihitung rendemennya.
2.3.3 Analisis Kimia Minyak Biji Petai Cina
Analisis komponen kimia dilakukan dengan menggunakan KG-SM Shimadzu QP2010S dengan kondisi operasi pada tekanan 16.5 kPa, suhu kolom diatur dari 70° sampai 280°C,
dan suhu injeksi 310°C. Hasil spektroskopi massa dilakukan dengan membandingkan spektra senyawa sampel minyak bii petai cina dengan data base Wiley8. Sebelum
diinjeksikan, sampel minyak di esterifikasi terlebih dahulu.
2.4 Analisis Data
Data rendemen minyak dianalisis dengan menggunakan rancangan dasar RAK Rancangan Acak Kelompok 3 perlakuan dan 9 ulangan. Sebagai perlakuan adalah lama
waktu ekstraksi yaitu 5 jam, 7 jam dan 9 jam, sedangkan sebagai kelompok adalah waktu analisis. Pengujian antar rataan perlakuan dilakukan dengan menggunakan uji Beda Nyata
Jujur BNJ dengan tingkat kebermaknaan 5 [8].
Lampiran 1. Lanjutan Seminar Nasional SEMIRATA Institut Pertanian Bogor,
9-11 Mei 2014
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Rendemen
Hasil ekstraksi minyak biji petai cina berwarna coklat kehijauan. Hasil penelitian ini sesuai dengan laporan penelitian [5,9] yang menyatakan bahwa minyak biji petai Cina
bewarna hijau hingga coklat. Rerata rendemen ekstraksi minyak biji petai cina antar
Lampiran 1. Lanjutan Seminar Nasional SEMIRATA Institut Pertanian Bogor,
9-11 Mei 2014 berbagai lama waktu ekstraksi berkisar antara 3,53 ± 0,13 sampai 3,82 ± 0,15 Tabel
1.
Tabel 1. Rerata rendemen minyak biji petai cina dengan variasi lama waktu ekstraksi Waktu Ekstraksi
Jam Rendemen
± SE
5 3,53 ± 0,13
a
7 3,69 ± 0,12
b
9 3,82 ± 0,15
c
Keterangan : SE : Simpangan Baku Taksiran Beda Nyata Jujur 5 : W = 0,0712
Angka yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata sedangkan angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan
antar perlakuan tidak berbeda nyata.
Dari Tabel 1. terlihat bahwa rendemen minyak biji petai cina meningkat sejalan
dengan lama waku ekstraksi. Semakin lama waktu ekstraksi semakin tinggi rendemen yang diperoleh karena terjadinya kontak antara bahan dengan pelarut semakin besar sampai
batas tidak ada yang terekstraksi[10].
3.2 Analisis Komposisi Kimia Minyak Biji Petai Cina
Kromatogram KG-SM metil ester minyak biji petai Cina ditunjukkan pada Gambar
1 dibawah ini.
Gambar 1. Kromatogram KG-SM metil ester minyak biji petai cina