Bahasa arab kelas VII

Pengisi Kalbu
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Alhamdulillah, alhamdulillah hirabbil alamin. Washolatu wassalamu’ala asrafil ambiya iwalmursalin,
wa’ala aalihi washaabihi ajmain ammaba’du.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua sehingga kita masih tetap bisa melaksanakan salah satu
perintah-Nya, yaitu menuntut ilmu.
Shalawat serta Salam tak lupa kita curahkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW, yang
tela membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang yaitu Dinul Islam.
Pada kesempatan ini, ijinkanlah saya menyampaikan sebuah kultum yang berjudul :

Manfaat di balik sholat Ashar
Shalat ashar adalah shalat wustha (pertengahan) yang Allah tekankan untuk dijaga, dimana Nabi
-alaihishshalatu wassalam- telah menjadikannya bersama shalat subuh sebagai sebab masuknya seseorang
ke dalam surga. Sebaliknya, beliau memperingatkan bahwa meninggalkan shalat ashar merupakan sebab
terhapusnya amalan seorang hamba.
Entah karena menyibukkan diri dengan urusan dunia, seperti karena sekolah, kuliah, pekerjaan, atau
hanya karena pergi main seperti nonton film atau sepak bola, sebagian kaum muslimin seringkali
menunda-nunda melaksanakan shalat ashar hingga waktunya hampir habis, atau bahkan tidak
mengerjakan shalat ashar sama sekali. Tentu saja hal ini bertentangan dengan perintah syariat untuk
menjaga pelaksanaan semua shalat wajib, termasuk shalat ashar, sesuai dengan waktunya masing-masing.

Bahkan terdapat ancaman khusus bagi mereka yang sengaja meninggalkan shalat ashar.
Allah Ta’ala berfirman,

‫عنلى ال لنصل ننوا ت‬
‫حاتف م‬
‫ت نوال لنصنلاتة ال سموسس ن‬
‫طى نومقومموا ل تل لنته نقاتنتتينن‬
‫ظوا ن‬
‫ن‬
“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam
shalatmu) dengan khusyu’.” [QS. Al-Baqarah [2]: 238]
Menurut pendapat yang paling tepat, yang dimaksud dengan “shalat wustha” dalam ayat di atas adalah
shalat ashar. Hal ini berdasarkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika terjadi perang Ahzab,

‫عتن ال لنصنلاتة ال سموسس ن‬
‫ نصنلاتة ال سنعسصتر‬،‫طى‬
‫نشنغملوننا ن‬
“Mereka (kaum kafir Quraisy, pent.) telah menyibukkan kita dari shalat wustha, (yaitu) shalat ashar.”
Dalam ayat di atas, setelah Allah Ta’ala memerintahkan untuk menjaga semua shalat wajib secara umum
(termasuk di dalamnya yaitu shalat ashar), maka Allah Ta’ala kemudian menyebutkan perintah untuk


Ö~æ=Reã ÖVfeã

1

menjaga shalat ashar secara khusus. Apabila seseorang dapat menjaga shalat wajibnya, maka dia akan
mampu untuk menjaga seluruh bentuk ibadahnya kepada Allah Ta’ala.
Terdapat hadits khusus yang menyebutkan pahala bagi orang yang menjaga shalat ashar, yaitu
mendapatkan pahala dua kali lipat dan tidak akan masuk ke neraka. Abu Bashrah al-Ghifari radhiyallahu
‘anhu menceritakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat ashar bersama kami di daerah
Makhmash. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Yang artinya ‘Sesungguhnya shalat ini (shalat ashar) pernah diwajibkan kepada umat sebelum kalian,
namun mereka menyia-nyiakannya. Barangsiapa yang menjaga shalat ini, maka baginya pahala dua
kali lipat. Dan tidak ada shalat setelahnya sampai terbitnya syahid (yaitu bintang).’”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

«‫غمروتبنها‬
‫ نوقنسبنل م‬،‫حدد نص لنلى قنسبنل ط مملوتع ال لنشسمتس‬
‫»ل نسن ينل تنج ال لننانر أ ن ن‬
“Tidak akan masuk neraka seorang pun yang mengerjakan shalat sebelum matahari terbit (yakni shalat

subuh, pent.) dan sebelum matahari terbenam (yakni shalat ashar, pent.).”
Di antara dalil yang menunjukkan pentingnya kedudukan shalat ashar adalah ancaman bahwa barangsiapa
yang meninggalkannya, maka terhapuslah pahala amal yang telah dikerjakannya di hari tersebut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang meninggalkan shalat ashar, maka terhapuslah amalannya.”
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “Yang tampak dari hadits ini – dan Allah lebih mengetahui tentang
maksud Rasul-Nya- adalah bahwa yang dimaksud ‘meninggalkan’ ada dua kondisi. Pertama,
meninggalkan shalat secara keseluruhan, tidak melaksanakan shalat sama sekali. Maka hal ini
menyebabkan terhapusnya seluruh amal. (Kondisi ke dua), meninggalkan shalat tertentu di hari tertentu.
Maka hal ini menyebabkan terhapusnya amal di hari tersebut. Terhapusnya amal secara keseluruhan
adalah sebagai balasan karena meninggalkannya secara keseluruhan, dan terhapusnya amal tertentu
adalah sebagai balasan karena meninggalkan perbuatan tertentu.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
«‫ نكأ نن لننما موتتنر أ نسهل نمه نونمال نمه‬،‫»ال لنتذي تنمفوتممه نصنلامة ال سنعسصتر‬
“Orang yang terlewat (tidak mengerjakan) shalat ashar, seolah-olah dia telah kehilangan keluarga dan
hartanya.”
Ketika seseorang kehilangan keluarga dan hartanya, maka dia tidak lagi memiliki keluarga dan harta.
Maka ini adalah perumpamaan tentang terhapusnya amal seseorang karena meninggalkan shalat ashar.
Apabila seseorang mengerjakan shalat ashar di akhir waktu karena berada dalam kondisi darurat tertentu,
maka shalatnya tetap sah meskipun dia hanya mendapatkan satu raka’at shalat ashar sebelum waktunya

habis. Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mendapati satu raka’at shalat ashar sebelum matahari terbenam, maka dia telah
mendapatkan shalat ashar.”

Ö~æ=Reã ÖVfeã

2

Akan tetapi, yang menjadi masalah adalah ketika seseorang sengaja menunda-nunda pelaksanaan shalat
ashar sampai waktunya hampis habis tanpa ada ‘udzur tertentu yang dibenarkan oleh syari’at. Atau
bahkan hal ini telah menjadi kebiasaannya sehari-hari karena memang meremehkan shalat ashar. Maka
hal ini mirip dengan ciri-ciri orang munafik yang disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
dalam sabdanya,
‫ت نبيسنن قنسرن نتي ال لنشيس ن‬
«‫ نلا ي نسذمكمر الن تفينها إت لنلا قنتليللا‬،‫ نقانم نفن نقننرنها أ نسرنبلعا‬،‫طاتن‬
‫ح لنتى إتنذا نكان ن س‬
‫ب ال لنشسمنس ن‬
‫ ي نسجل تمس ي نسرقم م‬،‫»تتل سنك نصنلامة ال سممنناتفتق‬
“Itulah shalatnya orang munafik, (yaitu)duduk mengamati matahari. Hingga ketika matahari berada di
antara dua tanduk setan (yaitu ketika hampir tenggelam, pent.), dia pun berdiri (untuk mengerjakan shalat

ashar) empat raka’at (secara cepat) seperti patukan ayam. Dia tidak berdzikir untuk mengingat Allah,
kecuali hanya sedikit saja.”
Dari segi kesehatannya pun Shalat Ahar memiliki banyak manfaat : Saat ashar, warna alam berubah
menjadi oranye. Hal ini memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap kondisi prostat, uterus, ovary,
testis, dan sistem reproduksi secara keseluruhan. Warna oranye di alam juga bisa memengaruhi kreativitas
seseorang. Orang yang kerap tertinggal waktu ashar akan menurun daya kreativitasnya. Di samping itu,
organ-organ reproduksi juga akan kehilangan energi positif dari warna alam tersebut.
Dari penjelasan di atas, jelaslah bagi kita bagaimanakah bahaya meninggalkan shlat ashar atau sengaja
menunda-nunda pelaksanaannya hingga hampir di akhir waktunya. Oleh karena itu, hendaklah seorang
muslim memperhatikan sungguh-sungguh masalah ini.
Demikian kultum yang saya sampaikan, mohon maaf jika ada kesalahan. Subhanakallahumma
wabihamdika ashadu allaa ilaaa hailla anta astagfiruka wa’atubu ilaik.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh….

Ö~æ=Reã ÖVfeã

3

oiäBeã@