makalh pemeriksaan fisik urine.docx

MAKALAH
PEMERIKSAAN FISIKA URINE
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Klinik

Disusun Oleh

: Julian Endrayama Supardan
P17334114418

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN (D-IV)

2016
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI -1BAB 1 (PENDAHULUAN) -21.1.
1.2.
1.3.

LATAR BELAKANG -2RUMUSAN MASALAH -2TUJUAN -3-


BAB 2 (ISI) -42.1. WARNA -42.2 KEJERNIHAN -52.3. BERAT JENIS -62.4. BAU -7BAB 3 (PENUTUP) -83.1 KESIMPULAN -8DAFTAR PUSTAKA -9-

BAB 1
PENDAHULUAN

1

1.1.

LATAR BELAKANG
Saat ini sangat banyak penyakit-penyakit yang ada di masyarakat dan

menajdi kekhawatiran bagi masyarakat, seperti halnya penyakit jantung, hati,
lambung, ginjal dan organ-organ lain. Pada hal ini kita akan membahas yang
berkaitan dengan ginjal yaitu cairan yang sering digunakan sebagai sample
pemeriksaan yaitu urine.
Urine yang pada umumnya tidak dibutuhkan oleh manusia ternyata sangat
bermanfaat dalam kepentingan medis karena dapat memberikan informasi dengan
cepat dan mudah, pada urine ada beberapa pemeriksaan yang dilakukan yang
salah satunya adalah pemeriksaan fisik urine. Pemeriksaan ini menunjukan

beberapa parameter dan mempunyai korelasi dengan klinik karena dapat
mengindikasikan suatu penyakit.
Oleh karena itu penulis sangat tertarik untuk membuat makalah ini selain
juga karena makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Kimia
Klinik.

1.2. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana pemeriksaan normal dan abnormal urine dari parameter warna
dan korelasi dengan klinik?
b. Bagaimana pemeriksaan normal dan abnormal urine dari parameter
kejernihan dan korelasi dengan klinik?
c. Bagaimana pemeriksaan normal dan abnormal urine dari parameter berat
jenis dan korelasi dengan klinik?
d. Bagaimana pemeriksaan normal dan abnormal urine dari parameter bau
dan korelasi dengan klinik?
1.3. TUJUAN
a. Memberikan pemahaman tentang pemeriksaan normal dan abnormal urine
dari parameter warna dan korelasi dengan klinik.
b. Memberikan pemahaman tentang pemeriksaan normal dan abnormal urine
dari parameter kejernihan dan korelasi dengan klinik.


2

c. Memberikan pemahaman tentang pemeriksaan normal dan abnormal urine
dari parameter berat jenis dan korelasi dengan klinik.
d. Memberikan pemahaman tentang pemeriksaan normal dan abnormal urine
dari parameter bau dan korelasi dengan klinik.

BAB 2
ISI
2.1. WARNA

3

Memperhatikan warna urine bermakna karena kadang-kadang didapat
kelainan yang berarti untuk klinik. Nyatakanlah warna urine dengan perkataan
seperti: tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning tua, kuning bercampur
merah, merah bercampur kuning, merah, coklat kuning bercampur hijau, putih
serupa susu, dsb. Biasanya warna normal urine berkisar antara kuning muda dan
kuning tua. Warna itu disebabkan oleh beberapa macam zat warna, terutama

urochrome dan urobilin.
Perlu diketahui warna urine normal pada umumnya berwarna kuning muda
sampai kuning tua. Beberapa sebab warna urine:
a. Kuning
- Zat warna normal dalam jumlah besar: urobilin, urochrome.
- Zat warna abnormal: bilirubin (disebabkan karena adanya
-

gangguan fungsi hati).
Obat-obatan dan diagnostika: santonin,

PSP,

riboflavin

(dengan flourosensi hijau). Santonin dan PSP berwarna kuning
dalam lingkungan asam.
b. Hijau
- Obat-obatan dan diagnostika: methylene blue, Evan’s blue
- Kuman-kuman: Ps. Aeruginosa

c. Merah
- Zat warna normal dalam jumlah besar: uroerythrin.
- Zat warna abnormal: hemoglobin, porfirin, porfobilin.
- Obat-obatan dan diagnostika: santonin, PSP, amidopyrin, congored,
BSP.
- Kuman-kuman: B. Prodigiosus
d. Coklat
- Zat warna normal dalam jumlah besar: urobilin.
- Zat warna abnormal: bilirubin, hematin, porfobilin.
e. Coklat tua atau hitam
- Zat warna abnormal: alkapton, melamin.
- Obat-obat: derivat-derivat fenol, argyrol.
f. Serupa susu
- Zat warna normal dalam jumlah besar: fosfat urat.
- Zat abnormal: pus, getah prostat, chylus, zat-zat lemak, bakteribakteri, protein yang membeku.
2.2. KEJERNIHAN

4

Nyatakanlah pendapat dengan pernyataan seperti: jernih, agak keruh,

keruh atau sangat keruh. Penting untuk menentukan apakah urine itu telah keruh
pada waktu dikeluarkan atau pada waktu kemudian, yaitu jika dibiarkan. Tidak
semua macam kekeruhan bersifat abnormal. Urine normal pun akan menjadi agak
keruh jika dibiarkan atau didinginkan. Kekeruhan ringan itu disebut nubecula dan
terjadi dari lendir, sel-sel epitel dan leukosit yang lambat laun mengendap.
Pada umumnya urine normal itu jernih, tapi ini merupakan sebab-sebab
urine keruh dari mula-mula:
a. Fosfat amorf dan dankarbonat dalam jumlah besar. Mungkin terjadi
saat seseorang sudah makan banyak. Sedimen mengandung banyak
kristal fosfat dan karbonat.
b. Bakteri-bakteri. Kekeruhan yang disebabkan oleh kuman tidak bisa
dilakukan dengan cara filtrasi atau pemusingan biasa tetapi harus
dipulas gram dan pembiakan sediment.
c. Unsur-unsur sedimen dalam jumlah besar:
- Eritrosit-sritrosit yang menyebabkan urine menjadi keruh dan
berwarna

serupa

air


daging. Adanya

dibenarkan

dengan

pemeriksaan sediment.
- Leukosit-leukosit, terjadi karena adanya infeksi.
- Sel-sel epitel.
d. Chylus dan lemak.urin keruh menyerupai susu encer.
e. Benda-benda koloid
2.3. BERAT JENIS
Penetapan berat jenis urine biasanya cukup diteliti menggunakan
urinometer. Apabila sering melakukan penetapan berat jenis dengan contoh urine
yang volumenya kecil, sebaiknya memakai refraktometer untuk tujuan itu.
Berat jenis urine sangat erat berhubungan dengan diuresis, makin besar
diuresis maka makin rendah berat jenis dan sebaliknya. Berat jenis urin 24 jam
dari orang normal biasanya berkisar antara 1,016-1,022. Sedangkan batas normal
urine sewaktu adalah 1,003-1,030. Tingginya berat jenis urine memberi kesan

tentang pekatnya urine, jadi bertalian dengan faalpemekat ginjal. Berat jenis yang

5

lebih dari 1,030 memberi isyarat akan kemungkinan glukosuria, hati-hati juga
memeriksa urine dari pasien yang baru disuntik obat diagnostikrontgen guna
memperlihatkan ginjal, berat jenis urine menjadi sangat tinggi.
Konsentrasi urine paling tinggi dalam contoh urine pertama dipadi hari
(urine sepanjang malam), dan paling rendah dalam contoh urine 1 jam setelah
minum banyak cairan. Fiksasi berat jenis pada kira-kira 1,010 atau osmolalitas
kira-kira 300mmol/l, menjadi nilai plasma bebas protein, timbul pada penyakit
ginjal kronis yang berat. Biasanya gangguan-gangguan yang berhubungan dengan
oliguria menghasilkan urine yang pekat. Poliuria cenderung membentuk urine
berkonsentrasi rendah. Pada diabetes melitis ada poliuria dengan konsentrasiurine
tinggi: bahkan bila berat jenis urine telah dikoreksi terhadap warna glukosa berat
jenis urine tetap tinggi karena konsebtrasi garam-garam yang meningkat dalam
urine. Suatu koreksi harus juga diterapkan bila interpretasi berat jenis urine
disertai proteinuria yang jelas, sedangkan protein mempunyai efek yang tak
penting terhadap osmolalitas. Oliguria dengan berat jenis rendah (setelah koreksi
untuk proteinuria) dan osomolalitas timbul pada nekrosis tubhulus akut karena

tubulus-tubulus tidak mengkonsentrasikan filtrat glomerulus dalam jumlah yang
terbatas.
2.4. BAU
Meskipun tidak disebut sebagai pemeriksaan penyaring, baik selalu
diperhatikan dan dilaporkan jika ada bau abnormal. Dalam hal ini pun harus
dibedakan bau yang dari semula ada dari bau yang terjadi dalam urin yang
dibiarkan tanpa pengawet. Biasanya hanya bau yang dari semula ada yang
bermakna.
Bau urin yang normal disebabkan untuk sebagian oleh asam-asam organik
yang mudah menguap. Bau normal urin adalah berbau seperti ureum, berikut
adalah bau yang berlainan dari bau urin normal:
a. Oleh makanan mengandung zat-zat atsiri, seperti jengkol, petai, durian,
dll. Mudah dapat dikenal dan bau itu ada dari semula.
6

b. Oleh obat-obatan seperti: terpentin, menthol, dsb. Telah ada dalam urine
segar.
c. Bau amoniak oleh perombakan bakteriil dari ureum. Biasanya terjadi
dengan urine yang dibiarkan tanpa pengawet: reaksi urin menjadi lindi.
Kadang-kadang juga oleh perombakan ureum didalam kantong kencing

oleh infeksi dengan bakteri tertentu.
d. Bau pada ketonuria: bau itu ada dari semula dan menyerupai buah-buahan
atau bunga setengah layu.
e. Bau busuk. Kalau ada dari mula-mula mungkin berasal dari perombakan
zat-zat protein, umpamanya pada carsinoma dalam saluran kencing.
Mungkin pula terjadi oleh pembusukan urine yang mengandung banyak
protein di luar badan.

BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jadi pemeriksaan fisik urine mempunyai beberapa parameter yaitu warna,
kejernihan, berat jenis dan bau, semuanya mempunyai nilai-nilai normal dan
abnormal seperti yang telah dijelaskan pada bab isi. Semua parameter mempunyai
korelasi dengan klinik tentang apa yang menyebabkan perubahan parameterparameter tersebut. Ternyata untuk pemeriksaan rutin bisa dilakukan dengan hal
yang paling sederhana yaitu dengan pemeriksaan fisik ini, karena urine
merupakan bahan pemeriksaan yang paling mudah didapat dan memberikan
informasi yang banyak.

7


DAFTAR PUSTAKA
D.N Baron. Kapita Selekta Patologi Klinik. Edisi 4. EGC, 1990.
R. Gandasoebrata. Penuntun Laboratorium Klinik. DIAN RAKYAT, 1999.

8