MAKALAH INDUSTRI BATIK 2

MAKALAH INDUSTRI BATIK
NAMA KELOMPOK:


DEYRA QATRUNNADA (C1A014060)



SUHAIBATUL ASLAMIYAH (C1A014076)



Juvitasary (C1A014082)



Tri Setio Budi (C1A014058)



Warisman (C1A011068)




Riki (C1A012083)



Hernando (C1A012053)

Sejarah batik di Indonesia
Berkaitan erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam
di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada
masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.
Kesenian batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus
berkembang hingga kerajaan dan raja-raja berikutnya. Kesenian batik secara umum
meluas di Indonesia dan secara khusus di pulau Jawa setelah akhir abad ke-18 atau
awal abad ke-19.
Teknik batik sendiri telah diketahui lebih sedekad (millennium), kemungkinan berasal
dari Mesir kuno atau Sumeria. Teknik batik meluas di beberapa negara di Afrika Barat
seperti Nigeria, Cameroon dan Mali, atau di Asia, seperti India, Sri Lanka, Bangladesh,

Iran, Thailand, Malaysia dan Indonesia.
Hingga awal abad ke-20, batik yang dihasilkan semuanya adalah batik tulis. Batik cap
baru dikenal setelah Perang Dunia Pertama berakhir atau sekitar tahun 1920.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah
satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia di zaman dulu.

PENGERTIAN BATIK
Batik berasal dari bahasa proto-austronesia “becik” yang artinya
membuat tato dan berasal dari bahasa Jawa yaitu “amba” atau
menulis dan “titik”.
Batik Indonesia telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan
kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi pada tanggal 2
Oktober 2009. Pengakuan UNESCO ini meliputi teknik, teknologi
serta motif Batik Indonesia.
Batik merupakan tehnik didalam menulis atau menggambar pada
media tertentu dengan menggunakan lilin batik (wax /malam) untuk
mencegah sebagian warna lain,didalam pembuatan batik lilin atau
malam berfungsi untuk mencegah penyerapan warna lain pada saat
proses pewarnaan,Definisi batik telah disepakati pada Konvensi Batik
Internasional di Yogyakarta pada tahun 1997,tetapi banyak orang

yang mengenal batik adalah suatu kain atau bahan dengan corak
atau motif yang khas,artinya banyak orang mengartikan bahwa batik
adalah sebagai motif dan bukan sebagai tehnik pembuatannya.

Seni batik adalah

salah satu kesenian khas Indonesia yang
telah sejak berabad  abad lamanya hidup dan berkembang, sehingga merupakan
salah satu bukti peninggalan sejarah budaya bangsa Indonesia.
Banyak hal yang dapat terungkap dari seni batik, seperti latar belakang
kebudayaan, kepercayaan, adat istiadat, sifat dan tata kehidupan, alam lingkungan,
cita rasa, tingkat ketrampilan dan lain  lain.
Kebudayaan atau dalam hal ini kesenian, tidak bersifat statis. Kebudayaan akan
berkembang sepanjang sejarah dengan mendapat masukan serta menyerap aneka
macam pengaruh dari luar lingkungannya untuk kemudian disaring agar sesuai
dengan kebudayaan setempat yang telah ada. Disamping itu, kebudayaan yang
berkembang secara alamiah dari dalam sesuai dengan kepribadiannya menurut
tuntutan zaman.

Perkembangan batik Masa Kini

Batik naik daun dari waktu ke waktu. Batik sudah tidak lagi menjadi bahan
yang hanya disimpan di dalam lemari dan hanya dikeluarkan jika akan
dikenakan dalam acara-acara khusus. Namun, sekarang banyak orang
berburu batik untuk dipakai sebagai busana, baik busana santai (kasual)
maupun busana untuk acara resmi. Akan tetapi, di Indonesia batik cenderung
digunakan untuk acara resmi karena batik merupakan salah satu pakaian
nasional Indonesia. Di Jawa rata-rata masyarakatnya menggunakan batik
pada saat menghadiri acara pernikahan atau acara resmi lainnya.
Saat ini berbusana batik tidak seperti pada zaman dahulu yang harus
mengikuti aturan-aturan pemakaian. Batik menjadi lebih bebas dikreasikan
dalam bentuk apa pun. Batik bisa dijadikan busana yang dipakai sehari-hari
maupun pada saat bepergian ke mana pun. Keberagaman tersebut meliputi
keberagaman motif batik yang semakin lama semakin berkembang,
keberagaman warna batik yang semakin lama semakin menarik warnanya,
serta keberagaman jenis bahan, teknik, dan desain busananya. Keberagaman
motif batik sekarang sudah tidak terpaku pada bentuk-bentuk motif, isen, tata
susunan, dan teknik seperti pada batik klasik. Batik masa kini
perkembangannya sangat luas dan bebas, mulai dari pengembangan unsur
motif klasik hingga pengolahan motif yang sangat ekspresif. Keberagaman
motif ini sangat tergantung dari pencipta atau kreator batik tersebut.


JENIS BATIK
Batik tulis: Batik tulis merupakan jenis batik spesial dan mahal
dibanding batik yang lain, karena didalam pembuatan batik ini sangat
diperlukan keahlian serta pengalaman, ketelitian, kesabaran, dan juga
waktu yang lama untuk menyelesaikan sebuah batik tulis. Untuk
sebuah batik tulis paling cepat dapat diselesaikan selama dua minggu
oleh seorang pembatik, itupun dikarenakan cuaca yang cerah dan
desain motif yang biasa dan juga tidak terlalu rumit.
Batik cetak: Batik cetak atau disebut juga dengan batik cap,
merupakan proses pembatikan yang menggunakan cap atau alat cetak
atau stempel yang terbuat dari tembaga dan pada cap tersebut telah
terpola batik. Sehingga proses pembatikan cetak (cap) ini dapat jauh
lebih cepat dan mudah. Untuk pengerjaan jenis batik ini dapat
diproduksi secara banyak dan juga hanya diperlukan waktu satu
minggu untuk menyelesaikan proses pembatikan ini.
Batik printing: Batik printing disebut juga dengan batik sablon, karena
proses pembatikan jenis batik ini sangant mirip dengan proses
penyablonan. Motif batik telah di buat dan desain diprint diatas alat
offset/sablon, sehingga dapat sangat memudahkan pengerjaan batik

khususnya pewarnaan dapat langsung dilakukan dengan alat ini.

INILAH JENIS-JENIS BATIK TERPOPULER di INDONESIA

BATIK JOGJAKARTA

BATIK MADURA

BATIK LASEM

BATIK CIREBON

BATIK
KALIMANTAN

Perlengkapan Membatik
1. Gawangan
Gawangan adalah perkakas untuk
menyangkutkan dan membentangkan
mori sewaktu dibatik. Gawangan

terbuat dari kayu atau bambu.
Gawangan harus dibuat sedemikian
rupa hingga kuat, ringan, dan mudah
dipindah-pindah.

2. Bandul

Bandul dibuat dari timah, kayu,
atau batu yang dimasukkan ke
dalam kantong. Fungsi pokok
bandul adalah untuk menahan agar
mori yang baru dibatik tidak
mudah tergeser saat tertiup angin
atau tertarik oleh si pembatik
secara tidak sengaja.

3. Wajan

Wajan adalah perkakas utuk mencairkan
malam. Wajan dibuat dari logam baja atau

tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya
mudah diangkat dan diturunkan dari perapian
tanpa menggunakan alat lain.

4. Kompor

Kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor
yang biasa digunakan adalah kompor berbahan
bakar minyak. Namun terkadang kompor ini bisa
diganti dengan kompor gas kecil, anglo yang
menggunakan arang, dan lain-lain. Kompor ini
berfungsi sebagai perapian dan pemanas bahanbahan yang digunakan untuk membatik.

5. Taplak

.

Taplak adalah kain untuk menutup paha si
pembatik agar tidak terkena tetesan
malam panas sewaktu canting ditiup atau

waktu membatik

6. Saringan
Malam

Saringan adalah alat untuk menyaring malam panas
yang memiliki banyak kotoran. Jika malam tidak
disaring, kotoran dapat mengganggu aliran malam
pada ujung canting. Sedangkan bila malam disaring,
kotoran dapat dibuang sehingga tidak mengganggu
jalannya malam pada ujung canting sewaktu
digunakan untuk membatik.
Ada bermacam-macam bentuk saringan, semakin
halus semakin baik karena kotoran akan semakin
banyak tertinggal. Dengan demikian, malam panas
akan semakin bersih dari kotoran saat digunakan
untuk membatik.

7. Canting


Canting adalah alat yang dipakai untuk
memindahkan atau mengambil cairan, terbuat dari
tembaga dan bambu sebagai pegangannya. Canting
ini dipakai untuk menuliskan pola batik dengan
cairan malam. Saat ini, canting perlahan
menggunakan bahan teflon.

8. Mori

Mori adalah bahan baku batik yang terbuat dari
katun. Kualitas mori bermacam-macam dan jenisnya
sangat menentukan baik buruknya kain batik yang
dihasilkan. Mori yang dibutuhkan disesuaikan
dengan panjang pendeknya kain yang diinginkan.

9. Malam (lilin)
Malam (lilin) adalah bahan yang dipergunakan untuk membatik.
Sebenarnya malam tidak habis (hilang) karena pada akhirnya
malam akan diambil kembali pada proses mbabar, proses
pengerjaan dari membatik sampai batikan menjadi kain. Malam

yang dipergunakan untuk membatik berbeda dengan malam
(lilin) biasa. Malam untuk membatik bersifat cepat diserap kain,
tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorodan.

10. Dhingklik (tempat duduk)

Dhingklik (tempat duduk) adalah tempat
untuk duduk pembatik. Biasanya terbuat
dari bambu, kayu, plastik, atau besi. Saat
ini, tempat duduk dapat dengan mudah
dibeli di toko-toko.

11. Pewarna Alami
Pewarna alami adalah pewarna yang digunakan untuk
membatik. Pada beberapa tempat pembatikan, pewarna
alami ini masih dipertahankan, terutama kalau mereka
ingin mendapatkan warna-warna yang khas, yang tidak
dapat diperoleh dari warna-warna buatan. Segala
sesuatu yang alami memang istimewa, dan teknologi
yang canggih pun tidak bisa menyamai sesuatu yang
alami.

Bahan-bahan batik di Indonesia menggunakan pewarna
yang tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang
dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi,
soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta
garamnya dibuat dari tanah lumpur.

PROSES MEMBATIK
1. NGEMPLONG
Ngemplong merupakan tahap paling awal atau pendahuluan, diawali
dengan mencuci kain mori. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kanji.
Kemudian dilanjutkan dengan pengeloyoran, yaitu memasukkan kain mori
ke minyak jarak atau minyak kacang yang sudah ada di dalam abu merang.
Kain mori dimasukkan ke dalam minyak jarak agar kain menjadi lemas,
sehingga daya serap terhadap zat warna lebih tinggi.
2. NYOREK ATAU MEMOLA
Nyorek atau memola adalah proses menjiplak atau membuat pola di atas
kain mori dengan cara meniru pola motif yang sudah ada, atau biasa
disebut dengan ngeblat. Pola biasanya dibuat di atas kertas roti terlebih
dahulu, baru dijiplak sesuai pola di atas kain mori. Tahapan ini dapat
dilakukan secara langsung di atas kain atau menjiplaknya dengan
menggunakan pensil atau canting. Namun agar proses pewarnaan bisa
berhasil dengan baik, tidak pecah, dan sempurna, maka proses batikannya
perlu diulang pada sisi kain di baliknya. Proses ini disebut ganggang.
3. MBHATIK
Mbathik merupakan tahap berikutnya, dengan cara menorehkan malam
batik ke kain mori, dimulai dari nglowong (menggambar garis-garis di luar
pola) dan isen-isen (mengisi pola dengan berbagai macam bentuk). Di
dalam proses isen-isen terdapat istilah nyecek, yaitu membuat isian dalam
pola yang sudah dibuat dengan cara memberi titik-titik (nitik). Ada pula
istilah nruntum, yang hampir sama dengan isen-isen, tetapi lebih rumit.

4. NEMBOK
Nembok adalah proses menutupi bagian-bagian yang tidak boleh terkena warna
dasar, dalam hal ini warna biru, dengan menggunakan malam. Bagian tersebut
ditutup dengan lapisan malam yang tebal seolah-olah merupakan tembok penahan.
5. MEDEL
Medel adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara
berulang-ulang sehingga mendapatkan warna yang diinginkan.
6. NGEROK DAN MBRIAH
Pada proses ini, malam pada kain dikerok secara hati-hati dengan menggunakan
lempengan logam, kemudian kain dibilas dengan air bersih. Setelah itu, kain dianginanginkan.
7. MBRIONI
Mbironi adalah menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa cecek atau titik
dengan menggunakan malam. Selain itu, ada juga proses ngrining, yaitu proses
mengisi bagian yang belum diwarnai dengan motif tertentu. Biasanya, ngrining
dilakukan setelah proses pewarnaan dilakukan.
8. MENYOGA
Menyoga berasal dari kata soga, yaitu sejenis kayu yang digunakan untuk
mendapatkan warna cokelat. Adapun caranya adalah dengan mencelupkan kain ke
dalam campuran warna cokelat tersebut.
9. NGLOROD
Nglorod merupakan tahapan akhir dalam proses pembuatan sehelai kain batik tulis
maupun batik cap yang menggunakan perintang warna (malam). Dalam tahap ini,
pembatik melepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara memasukkan kain yang
sudah cukup tua warnanya ke dalam air mendidih. Setelah diangkat, kain dibilas
dengan air bersih dan kemudian diangin-arginkan hingga kering. Proses membuat
batik memang cukup lama. Proses awal hingga proses akhir bisa melibatkan beberapa
orang, dan penyelesaian suatu tahapan proses juga memakan waktu. Oleh karena itu,
sangatlah wajar jika kain batik tulis berharga cukup tinggi.

Pengertian Batik Tradisional dan Batik Modern
Batik tradisional adalah sebuah seni membuat garis dan titik yang
akan membentuk suatu motif yang susunan motifnya terikat dengan
suatu aturan dan dengan isen-isen tertentu. Memang banyak aturanaturan tertentu yang harus dipatuhi dalam pembuatan susunan motif
tradisional tertentu. Selain itu pengerjaannya memang lebih rumit
dan memakan waktu yang lebih banyak. Batik tulis termasuk
kategori jenis batik tradisional. Beberapa macam batik tradisional
adalah batik Becak, Batik Radioan, Batik Pekalongan, dll.
Sedangkan Batik modern memiliki cara pengerjaan yang lebih tidak
terikat oleh aturan tertentu baik dalam hal pembuatan susunan motif
maupun warna yang digunakan. Batik ini cenderung lebih mudah
ditemui di pasaran dibandingkan keberadaan batik tradisional. Batik
cap, batik printing dan batik sablon, termasuk jenis batik modern.

Perbedaan Batik Tradisional dan Batik Modern
Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang mencolok
dalam hal pengerjaannya. Dalam segi motif dan aturan yang
berlaku memang batik tradisional terkesan lebih terikat. Batik
tradisional dalam pengerjaan motifnya terikat pada aturan dan
isen-isen tertentu.
Sedangkan batik modern lebih mudah di dalam teknik pengerjaan
dan terkesan lebih bebas karena tidak ada suatu aturan yang
membatasinya. Batik ini memang lebih menyesuaikan dengan
perkembangan jaman. Banyak yang lebih menonjolkan sisi
keindahan dan menyesuaikannya dengan model baju yang lebih
modern agar tidak terlihat terlalu kuno. Perbedaan cara
pengerjaan ini tentu saja berdampak pada sisi eksklusif dari batik
ini. Batik tradisional cenderung memiliki sisi eksklusif yang lebih
tinggi dan memang batik tradisional cenderung memiliki harga
yang lebih mahal bila dijumpai di pasaran.

Ciri-ciri batik tradisional
- Ragam hias motif ular, barong, geometris, pagoda.
- Coraknya mempunyai arti simbolik.
- Warna cenderung gelap ( putih hitam coklat kehitaman ).
- Motif ciri khas daerah asal.Ciri-ciri batik modern :
- Ragam hias bebas binatang, tumbuhan, rangkaian bunga dll.
-Corak tidak mempunyai arti simbolik tertentu.
-Penggunaan warna bebas seperti biru, merah, ungu dsb.
-Motif tidak memiliki ciri khas daerah asal.

Ciri-ciri batik modern
-Menggunakan ragam hiasan flora dan fauna
-Coraknya tidak mempunyai filosofi
-Pemakaian  warna  seperti biru, merah, ungu.
-Motif tidak mempunyai ciri khas.
-warnanya biasanya beraneka ragam
-lebih mengutamakan nilai artistiknya  ketimbang filosofi
-diproduksi secara masal oleh mesin
-Medianya yang biasa memakai kuas dan untuk pewarnaan menggunakan
kapas atau kain.

Daerah Penghasil Batik yang Terkenal di
Indonesia
1. Batik Jogja
Yogyakarta selain dikenal sebagai kota pelajar juga dikenal sebagai kota pusat
budaya. Selain adanya kerajaan Jogjakarta yang masih ada sampai sekarang,
kerajinan batik merupakan salah satu warisan budaya di Jogjakarta yang masih
terus dilestarikan hingga saat ini.
Batik ini tak lepas dari sejarah kerajaan Yogyakarta. Sampai sekarang juga ada
batik tertentu yang hanya dipakai oleh keluarga keraton saja. Dari berbagai
jenis motif batik Yogyakarta ada beberapa yang paling dikenal yaitu motif
Kawung, motif Parangkusumo, motif Truntum, motif Tambal, motif Pamiluto,
motif Parang, motif Liris, motif Udan Nitik , dan sebagainya.
2. Batik Solo
Kota Solo hampir identik dengan Yogyakarta dimana banyak sekali mempunyai
kerajinan khas daerah. Salah satunya yang terkenal adalah kerajinan batik. Hal
ini tak lepas dari sejarah dimana sebelumnya wilayah Solo dan Yogyakarta
adalah masuk ke dalam satu wilayah kerajaan Mataram yang kemudian dipecah
menjadi dua yaitu wilayah Yogyakarta dan Surakarta.
Solo merupakan daerah penghasil batik yang terkenal di Indonesia, dan
mempunyai pusat batik yang berada di kampung Laweyan. Ada beberapa motif
dari batik Solo yang terkenal yaitu batik motif Sidoasih, motif Raturatih, motif
Parangkusuma, motif Bokorkencana, motif Sekarjagad, notif Ceplok dan motif
Ganggong.

3. Batik Madura
Pulau Madura banyak dikenal sebagai pulau penghasil garam dan juga karapan sapi.
Tetapi selain itu pulau Madura juga mempunyai kerajinan batik yang mempunyai ciri
khas tersendiri dan banyak dicari. Batik tulis Madura terkenal dengan karakternya
yang kuat, yang dicirikan oleh bebas, dengan warna yang berani (merah, kuning,
hijau muda). Beberapa jenis motif batik Madura yang terkenal adalah motif Daun,
motif Burung, motif Bunga, motif Serat Kayu, dan motif Tanjung Bumi. Di Pulau
Madura terdapat tiga daerah pembuatan batik yaitu Bangkalan, Pamekasan dan
sumenep. Di Bangkalan terdapat 2 sentra penghasil batik yaitu Tanjungbumi dan
Burneh.
4. Batik Pekalongan
Pekalongan adalah salah satu kota di pesisir utara pulau Jawa yang terkenal dengan
kerajinan batiknya. Berbeda dengan batik Jogja maupun Solo yang terpengaruh
dengan adat dan budaya keraton, batik pesisir biasanya lebih bebas dalam
menggunakan campuran warna dan motif.
Batik Pekalongan mempunyai motif asli yang dinamakan Jlamprang, yaitu suatu motif
semacam nitik yang tergolong motif batik geometris. Mungkin motif ini merupakan
suatu motif yang dikembangkan oleh pembatik keturunan Arab karena pada
umumnya orang Arab yang beragama Islam tidak mau menggunakan ornamen
berbentuk benda hidup, misalnya binatang atau burung. Mereka lebih suka ragam
hias yang berbentuk geometris.

5. Batik Cirebon
Sama seperti Pekalongan, Cirebon juga merupakan sebuah kota dipesisir pantai
utara pulau Jawa, di sebelah barat Pekalongan. Motif ini melambangkan
pembawa hujan yang di nanti-natikan untuk pembawa kesuburan, serta
pemberi kehidupan. Motif ini didominasi dengan warna biru, mulai biru muda
hingg biru tua. Warna biru tua melukiskan awan gelap yang memiliki
kandungan air hujan, pemberi penghidupan, sedang warna biru muda
melambangkan makin cerahnya kehidupan. Daerah penghasil produksi serta
pengrajin batik Cirebonan berpusat di desa Trusmi yang sering dinamakan
sebagai kampung batik Cirebonan. Desa-desa yang ada di seputar desa Trusmi
salah satunya desa Gamel, Kaliwulu, Wotgali, Kalitengah serta Panembahan.
Perkembangan batik Trusmi terlihat bergerak dengan cepat mulai sekitar tahun
2000. Hal semacam ini dapat dipandang dari banyak bermunculan showroomshowroom batik yang ada di seputar jalan utama desa Trusmi serta
Panembahan
6. Batik Bali
Di pulau Dewata Bali yang terkenal dengan arca dan pura-nya, industri batik
merupakan sebuah kerajinan yang baru. Dimulai pada tahun 1970, industri
tersebut dipelopori antara lain oleh Pande Ketut Krisna dari Banjar Tegeha,
Desa Batubulan, Sukawati Gianyar. Teknik yang diggunakan aalah dengan
menggunakan alat tenun manual terkenal dengan sebutan Alat Tenun Bukan
Mesin (ATBM). Di Bali kini telah berkembang puluhan Indrusti Batik yang
menampilkan corak khas Bali diantaranya corak perpaduan Bali dengan luar
Bali, seperti, Bali-Pekalongan, Bali-Papua, dan sebagainya.
Bali memiliki berbagai macam design, motif dan corak asli. Banyak desain
batik khas Bali telah lahir yang biasanya dipadukan dengan motif batik yang
ada dari berbagai wilayah di Tanah Air dan pengaruh motif China. Perpaduan
motif yang biasa dilakukannya adalah mengambil ornamen khas Pulau Dewata,
seperti naga, rusa, burung bangau, dan kura-kura. Kemudian memadukan

7. Batik Banyumas
Banyumas selain terkenal dengan makanan khasnya yaitu tempe mendoan dan
getuk goreng, ternyata menyimpan kekayaan budaya warisan nenek moyang
yaitu batik. Batik Banyumasan memiliki sejarah yang tak lepas dari pengaruh
budaya. Motif dari batik Banyumas sebagian besar terpengaruh dari motif
Jonasan, yaitu kelompok motif non geometrik yang didominasi dengan warnawarna dasar kecoklatan dan hitam. Warna coklat karena soga, sementara warna
hitam karena wedel. Motif-motif yang berkembang sekarang ini antara lain:
Sekarsurya, Sidoluhung, Lumbon (Lumbu), Jahe Puger, Cempaka Mulya, Kawung
Jenggot, Madu Bronto, Satria Busana, Pring Sedapur, Gabah Mawur, Jagadan, Isen
Laut, Udan Riris, dan lainnya.
Di Banyumas terdapat dua daerah sentra pengrajin batik yaitu daerah Banyumas
lama dan Sokaraja.
8. Batik Tasikmalaya
Tasikmalaya adalah nama sebuah kabupaten di wilayah jawa Barat. Di daerah ini
batik juga menjadi salah satu karya seni tradisional asli yang mempunyai ciri khas
berbeda dibandingkan dengan batik dari daerah lain.
Motif batik Tasikmalaya sangat terpengaruh dengan nuansa Parahyangan seperti
bunga anggrek dan burung. Selain itu motif khas dari batik Tasik adalah
perpaduan dari nuansa alam yaitu flora dan fauna di alam sekitar, dengan ciri
khas warna yang lebih terang. Motif batik Tasik yang terkenal adalah motif batik
Sukapura, motif batik Sawoan dan motif batik Tasik .
Pusat produksi batik Tasikmalaya ini tersebar di beberapa daerah seperti Desa
Sukapura (Kecamatan Sukaraja), Kecamatan Indihiang, dan Kecamatan Cipedes.

9. Batik Banten
Batik Banten merupakan salah satu upaya pelestarian terhadap budaya
kerajinan asli Banten terutama peninggalan pada jaman keraton Surosowan
yang aslinya terdapat pada gerabah dan keramik yang ditemukan di situs
peninggalan keraton tersebut.
Upaya pelestarian dari motif ukiran dan hiasan yang terdapat pada gerabah
dan keramik peninggalan keraton Surosowan tersebut kemudian oleh
budayawan Banten diangkat dan dilestarikan dalam bentuk seni batik.
Saat ini motif batik Banten yang terkenal ada 12 yaitu motif Sabakingking,
motif Mandalikan, motif Srimanganti, motif Pasepen, motif Pejantren, motif
Pasulaman, motif Kapurban, motif Kawangsan, motif Pamaranggen, motif
Surosowan, dan motif Pancaniti.
10. Batik Minangkabau
Salah satu penghasil batik tradisional di luar pulau Jawa yang terkenal
adalah daerah Minangkabau. Batik Minangkabau ini proses pembuatannya
agak berbeda dengan batik dari daerah lainnya.
Batik Minangkabau terkenal dengan sebutan baik tanah liat, dikarenakan
pada proses pembuatannya, kain pertema-tama direndam bersama dengan
tanah liat selama seminggu, kemudian dicuci dan diberi pewarna alami
yang terbuat dari tumbuh-tumbuha, sesuai dengan motif dan corak yang
dibuat.
Motif batik tanah liat tradisional adalah kuda laut dan burung hong,
dikarenakan menurut asal-usulnya batik Minangkabau dibawa oleh para
pedagang Cina yang berdagang di daerah Minangkabau. Namun sekarang
selain motif Cina diperkenalkan juga motif tradisional Minangkabau seperti
siriah dalam carano, kaluak paku, kuciang tidua, lokcan, batuang kayu, tari
piring, dan kipas.

Selain dari sepuluh daerah penghasil batik tradidional tersebut
di atas sebenarnya masih banyak sekali daerah-daerah lain
yang belum sempat kami ulas, antara lain Batik Malang,
Batik Aceh, Batik Jombang, Batik Garut, Batik
Tulungagung, Batik Kediri, Batik Kudus, Batik Jepara,
Batik Brebes, dan batik-batik lainnya. Batik-batik ini
merupakan keragaman dari kekayaan tradisi nenek moyang
bangsa Indonesia yang berbudi luhur. Selain kaya akan
keindahan motif dan coraknya, juga dalam batik ini
terkandung falsafah hidup dan nasihat dari para pendahulu
kita. Oleh karena itu mari kita lestarikan kerajinan batik ini
dengan cara terus mengembangkan dan memperkenalkan
batik ini ke penjuru dunia, serta menjaga jangan sampai hilang
tergerus jaman.

Dampak & Solusi Mengatasi Pencemaran Limbah
Batik

TERIMA KASIH 