Bab 4 Hasil dan Pembahasan
4.1 Implementasi Model dan Hasil Perhitungan
Implementasi program merupakan langkah merealisasikan perancangan menjadi sistem yang nyata dan dapat digunakan.
Sistem dibangun dengan menggunakan program bahasa R.
Gambar 4.1 Antarmuka Iklim Koppen
Gambar 4.1 merupakan tampilan awal sistem. pada menu Statistik Koppen – Polygon Thiessen terdapat drop down menu dan
clear button, pada drop down menu terdapat statistik iklim koppen pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 dan probabilitas iklim
koppen yang dipengaruhi oleh wilayah sekitar dengan menggunakan metode polygon thiessen, clear button digunakan untuk menghapus
peta yang ditampilkan dalam menu Output Pemetaan. Sedangkan menu output pemetaan berisi peta provinsi Jawa Tengah yang telah
diklasifikasikan iklimnya menurut peta yang telah dipilih pada menu Statistik Koppen – Thiessen.
Implementasi sistem dan Hasil Perhitungan adalah proses perhitungan dan visualisasi dari metode yang akan digunakan lalu
hasil yang muncul. Kode - kode dan fungsi fungsi yang didefinisikan untuk perhitungan iklim koppen dan metode polygon thiessen,
pertama tama akan didefinisikan penggunaan library yang akan digunakan untuk memanggil data, mengolah data, menghitung data
dan menampilkan data, library yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
1. Library Clasint, class, e1071
adalah library yang akan digunakan dalam pembuatan interval atau penggolongan yang telah dihitung dahulu
sebelumnya dan digunakan pada peta yang akan ditampilkan
2. Library gWidgets, gWidgetsRGtk2, cairoDevice
Adalah Library yang digunakan untuk membuat dan menampilkan GUIGraphical User Interface dan
membuat menu – menu pada Antarmuka sistem. 3.
Library maptools Adalah Library yang digunakan untuk memanggil dan
menampilkan peta
4. library spdep, rgdal
digunakan untuk membangun daftar dan menghitung hubunganpengaruh wilayah yang bersinggungan dari
daftar polygon yang telah dibuat sebelumnya.
Kode Program 4.1 Perintah untuk memanggil data
1. jateng=readShapeSpatialF:Skripsi==NGABLAKIklim
NgablakData JatengBackup Data JATENGjatengjateng_.shp 2.
pointjateng=readShapeSpatialF:Skripsi==NGABLAKIklim NgablakData JatengBackup Data JATENGjatengmean_.shp
3. datajateng=read.csvF:Skripsi==NGABLAKIklim
NgablakData JatengData Curah HujanDataFix.csv
Kode Program 4.1 merupakan perintah untuk memanggil peta serta data, datajateng adalah data mentah yang digunakan.
Kode Program 4.2 Perintah untuk menampilkan peta Jawa Tengah
1. plotjateng
2. textcoordinatesjateng,labels=as.characterdatajatengKABUP
ATEN[1:35],cex=1.2
Kode Program 4.2 digunakan sebagai perintah untuk menampilkan peta provinsi Jawa Tengah, peta ini akan digunakan
untuk melengkapi peta iklim koppen dan peta iklim Koppen yang berpengaruh terhadap iklim di wilayah sekitar dengan metode
polygon thiessen.
Hasil kode program 4.2
Gambar 4.2 Peta Provinsi Jawa Tengah
Gambar 4.2 menunjukkan hasil kode program 4.2, dari hasil yang ditampilkan, dapat dilihat kabupaten di provinsi Jawa Tengah
yang nantinya akan menjadi peta pelengkap untuk peta polygon Jawa Tengah peta poligon akan dibahas pada kode program 4.3.
Kode Program 4.3 Perintah untuk Menghitung Polygon di setiap wilayah
1. aa - functionx {
2. requiredeldir
3. if .hasSlotx, coords {
4. crds - xcoords
5. } else crds - x
6. z - deldircrds[,1], crds[,2]
7. w - tile.listz
8. polys - vectormode=list, length=lengthw
9. requiresp
10. for i in seqalong=polys {
11. pcrds - cbindw[[i]]x, w[[i]]y
12. pcrds - rbindpcrds, pcrds[1,]
13. polys[[i]] - PolygonslistPolygonpcrds,
ID=as.characteri 14.
} 15.
SP - SpatialPolygonspolys 16.
voronoi - SpatialPolygonsDataFrameSP, data=data.framex=crds[,1],
17. 18.
y=crds[,2], row.names=sapplyslotSP, polygons, 19.
functionx slotx, ID 20.
} 21.
VPjateng = aapointjateng
22.
plotVPjateng
Kode Program 4.3 digunakan sebagai fungsi untuk membuat polygon dari tiap kabupaten di provinsi Jawa Tengah. Dilakukan
pemetaan titik tengah dari tiap daerah didapatkan dari tiap koordinat yang ada pada masing – masing daerah menggunakan sumbu
koordinat X dan koordinat Y lalu mencari vektor dari daerah itu sendiri dan daerah yang bersinggungan dan menggabungkan tiap
koordinat yang telah didapat dan membentuk sebuah polygon. Perintah untuk penggunaan fungsi pada peta dapat dilihat pada baris
20 dan 21.
Hasil kode program 4.3
Gambar 4.3 Poligon Peta Jawa Tengah
Gambar 4.3 menunjukkan hasil kode program 4.4 dari hasil yang ditampilkan, dapat dilihat setiap kabupaten di provinsi Jawa Tengah
membentuk sebuah polygon dimana polygon satu bersinggungan dengan polygon yang lain dan nantinya akan menjadi kawasan
persebaran curah hujan berdasarkan luas daerah dan akan mempengaruhi iklim di tiap kabupaten di Jawa Tengah.
Kode Program 4.4 Perintah untuk menggabungkan peta
1. plotVPjateng
2. plotjateng, add=T
Kode Program 4.4 berfungsi untuk menggabungkan peta Jawa Tengah dan peta poligon Jawa Tengah, sehingga hasil yang
didapat akan lebih jelas. Hasil kode program 4.4
Gambar 4.4 Gabungan poligon dan peta Jawa Tengah
Gambar 4.4 menunjukkan hasil kode program 4.4 yang menampilkan peta provinsi Jawa Tengah yang telah disatukan
dengan peta polygon sehingga dapat terlihat bentuk polygon dari tiap kabupaten di daerah masing - masing.
Gambar 4.5 Peta Curah Hujan dan Suhu Provinsi Jawa Tengah
Dari gambar 4.5 akan dibuat peta iklim klasifikasi koppen dengan menghitung data curah hujan dan suhu dari data yang ada,
pehitungan dan visualisasi akan di jelaskan pada kode program 4.5
Kode Program 4.5 Perintah untuk menghitung dan menampilkan iklim Koppen
1. t=datajatengT_RATA[1:35]
2. r1=2t[1:35]+14
3. P1=10-r1[1:35]25
4. P3=60
5. inf=maxdatajatengCH_MIN[1:35]
6. brks=c-inf,meanP1,P3,inf
7. plotvar=datajatengCH_MIN[1:35]
8. plotVPjateng,col=plotclr[findIntervalplotvar,brks,all.insid
e=TRUE],axes=T,border=white 9.
plotjateng,add=T,border=deeppink 10.
textcoordinatesjateng, labels=as.characterpointjatengPOLYID, cex=0.8
Kode Program 4.5 merupakan perintah fungsi untuk menghitung dan menampilkan persebaran iklim dalam suatu
wilayah, pada baris pertama di deklarasikan suhu yang akan digunakan untuk menghitung iklim dalam wilyah tersebut. Rumus
suhu terhadap waktu yang akan digunakan untuk menghitung presipitasi dalam suatu wilayah dengan tipe iklim utama A
digunakan rumus pada baris kedua, pada baris ketiga dapat dilihat rumus kelembapan udara yang digunakan sebagai interval dalam
iklim Am dan Aw, baris keempat adalah interval iklim yang akan menentukan iklim Af dalam suatu. Selanjutnya pengguna
memanggil data pada datajatengCH_MIN[1:35] kode tersebut memanggil data pada kolom CH_MIN dan baris satu sampai dengan
baris tiga puluh lima untuk membatasi perhitungan data sehingga keluaran yang dihasilkan benar – benar seperti yang diharapkan.
Setelah dipanggil program akan mencari interval pada hasil keluaran terhadap data pada kolom CH_MIN, baris kesatu sampai dengan
baris ketiga puluh lima, batasan pengempokan iklim terhadap curah_hujan semuanya dihitung dan akan dipanggil peta berisikan
data yang telah dihitung oleh program, jika curah hujan minimum rata – rata selama lima tahun lebih besar dari p1 maka iklim
kabupaten tersebut adalah Af, jika curah hujan minimum rata – rata selama lima tahun lebih besar dari p2 maka iklim di kabupaten
tersebut adalah Am dan jika curah hujan minimum lebih kecil dari p2 maka iklim di kabupaten tersebut adalah Aw. Keluaran setiap
kabupaten dibedakan menurut warna yang berbeda serta diberikan text ID pada masing – masing wilayah kabupaten berdasarkan titik
koordinat setiap wilayah tersebut. Perintah pemanggil plot peta terdapat pada baris tujuh, perintah pemberian legenda terdapat pada
kode baris kedelapan, perintah pemanggilan ID terdapat pada kode baris kesembilan.
Hasil kode program 4.5
Gambar 4.6 Iklim Koppen Provinsi Jawa Tengah
Gambar 4.6 menunjukkan hasil kode program 4.5 yang menampilkan peta, poligon dengan perbedaan warna antar iklim,
dengan pemanggilan fungsi variables menggunakan tabel datajateng kolom CH_MIN baris pertama sampai dengan baris ketiga puluh
lima. Hasil yang ditampilkan pada plot berupa peta dan poligon perkabupaten dalam provinsi Jawa Tengah diberikan penomoran ID
untuk membedakanmenentukan wilayah perkabupaten diberikan juga koordinat X dan koordinat Y untuk melihat koordinat setiap
wilayah pada tiap kabupaten dan dibedakan dengan warna yang berbeda yang didefinisikan oleh legenda peta berwarna biru muda
untuk iklim AwTropis Basah dan Kering atau Sabana Tropis, legenda berwarna biru untuk iklim AmTropis Monsun dan
berwarna biru tua untuk iklim AfHutan Hujan Tropis, sedangkan garis berwarna merah muda adalah batas dari tiap kabupaten dan
garis hitam adalah batas dari tiap wilayah poligon, salah satu contoh pada peta yang mempunyai ID 1, 2 dan 3 secara berurutan adalah
kabupaten Banjarnegara dan memiliki iklim Am, kabupaten Banyumas dan memiliki iklim Aw dan kabupaten Batang yang
memiliki iklim Af. Hasil ini hanya digunakan untuk kepentingan analisis.
Kode Program 4.6 Perintah menghitung banyak relasi antar kabupaten
1. jateng.nb=poly2nbjateng
2. jateng.nb
3. summaryjateng.nb
Kode Program 4.6 merupakan perintah fungsi untuk menghitung dan menampilkan data relasi dari satu kabupaten
dengan wilayah kabupaten lain yang bersinggungan, berisi tentang berapa kabupaten yang memiliki relasi paling sedikit, kabupaten
yang memiliki relasi paling banyak, total relasi dari keseluruhan kabupaten yang ada di provinsi Jawa Tengah. Data relasi ini yang
akan menjadi acuan pemetaan iklim yang mempengaruhi wilayah di sekitarnya akan dibahas pada kode program 4.7
Gambar 4.7 Daftar Relasi Tiap Wilayah
Gambar 4.7 merupakan hasil dari perintah pada Kode Program 4.6 dapat dilihat data keluar menunjukkan jumlah wilayah
penelitian, jumlah relasi tiap wilayah penelitian, persentase persebaran relasi rata – rata dari tiap wilayah adalah 12,08, rata –
rata wilayah perkabupaten yang bersinggungan adalah 4, pada data keluaran terakhir disebutkan nomor row.names mempunyai relasi
yang berbeda dilihat dari wilayah yang bersinggungan di setiap kabupaten, contoh pada baris keluaran terakhir row.names
kabupaten dengan nomor 4 dan 28 mempunyai relasi yang paling banyak dengan wilayah sekitarnya yaitu 8 relasi dengan wilayah
sekitarnya.
Kode Program 4.7 Perintah visualisasi relasi antar kabupaten
1. plotjateng ,border=deeppink, axes=T
2. plotjateng.nb,coordinatesjateng,add=T
Kode Program 4.7 merupakan fungsi untuk menampilkan plot jejaring antar kabupaten yang bersinggungan, sehingga dari
jejaring yang dihasilkan tersebut dappat dilihat relasi anatar kabupaten dan kabupaten apa saja yang bersinggungan dengan suatu
wilayah yang dapat dipakai untuk menghitung pengaruh relasi antar kabupaten pada kode program selanjutnya.
Gambar 4.8 Peta Jaringan Relasi Tiap Wilayah
Gambar 4.8 menunjukkan hasil kode program 4.7 yang menampilkan plot relasi jaringan antar wilayah kabupaten satu sama
lain, menunjukkan relasi kelompok kabupaten yang bersinggungan dengan kabupaten lain dari jejaring ini akan digunakan untuk
melihat relasi dan pengaruh iklim sekitar dengan iklim yang ada di wilayah itu sendiri.
Kode Program 4.8 Perintah menghitung pengaruh relasi antar kabupaten
1. ili.prob=probmapdatajatengCH_MIN[1:35],jatengdataCOUNT,ja
teng.nb 2.
class.p=classIntervalsili.probpmap,nclr,style=fixed,fixed Breaks=c0,.05,1,1.5
3. colcode.p=findColoursclass.p,plotclr
4. plotili.prob,col=colcode.p
kode program 4.8 merupakan fungsi untuk menampilkan plot gambaran relasi dari antar variabel kabupaten atau kota satu dengan
wilayah yang lain. Variabel yang akan dipakai adalah probabilitas
pengaruh wilayah satu dengan yang lain menggunakan variabel yang didapatkan dari fungi di atas yaitu pmap.
Gambar 4.8 Scatter Plot
Gambar 4.9 menunjukkan hasil kode program 4.8 yang menampilkan scatter plot relasi antar wilayah kabupaten satu sama
lain, scatter plot yang dapat dilihat dapat dijelaskan sebagai berikut: -
Raw ScatterPlot adalah data mentah perhitungan curah hujan terhadap luas wilayah
- expCount ScatterPlot adalah data dari hitungan yang
diharapkan dari kasus dengan asumsi tingkat global -
relRisk ScatterPlot adalah data resiko yang saling berhubungan dari data pengamatan dan data harapan
dikalikan 100 -
pmap Scatterplot adalah data kemungkinan untuk mendapatkan nilai extrememax dan data kemungkinan
untuk mendapatkan nilai yang sangat sedikitmin Scatter plot pada gambar 4.8 menunjukkan relasi kelompok
kabupaten yang mempunyai iklim Af, Am, Aw, variabel satu
terhadap variabel lainnya berpengaruh terhadap perubahan iklim yang ada. Warna biru muda adalah kabupaten yang mempunyai
iklim Aw, warna biru adalah kabupaten yang mempunyai iklim Am. Plot ini adalah plot varian antar variabel dengan melihat persebaran
datanya. Data bergerombol menunjukkan kurang adanya perbedaan nilai antar kelompok yang berbeda antar variabel.data tidak
bergerombol dan terpisah antar kelompok menunjukkan variabel sudah terpisah dengan baik antar kelompok.
Kode Program 4.9 Perintah menghitung dan menampilkan pengaruh relasi antar
kabupaten
1. VPjateng=aapointjateng
2. jateng.nb=poly2nbjateng
3. plotclr=clightblue2,dodgerblue,blue
4. nclr=3
5. ili.prob=probmapdatajatengCH_MIN[1:35],jatengdataCOUNT,ja
teng.nb 6.
class.p=classIntervalsili.probpmap,nclr,style=fixed,fixed Breaks=c0,.1,1,1.5
7. colcode.p=findColoursclass.p,plotclr
8. plotVPjateng,col=colcode.p,axes=T,border=white
9. plotjateng,add=T,border=deeppink
10. textcoordinatespointjateng,
labels=as.characterpointjatengPOLYID, cex=0.6 11.
legendlocator1, cAW,AM,AF, fill =plotclr, bty = n, cex = 1.2
Kode program 4.9 merupakan fungsi untuk menampilkan plot persebaran iklim dalam suatu kabupaten atau kota terhadap
wilayah yang lain berdasarkan luas dari wilayah tersebut dan wilayah yang mempunyai relasi dengan kabupaten atau kota itu
sendiri.
Persebaran iklim dalam suatu wilayah terhadap luas wilayah daerah tersebut dan mempengaruhi iklim pada wilayah di sekitarnya,
pada baris pertama poligon Jawa Tengah harus dideklarasikan terlebih dahulu, pada baris kedua menentukan variabel baru yang
berisi tentang informasi kabupaten yang terdekat atau bersinggungan dengan kabupaten tersebut, pemberian warna yang bertujuan untuk
membedakan iklim satu dengan yang lain pada setiap kabupaten di provinsi Jawa Tengah, nclr pada kode baris ke empat bertujuan
untuk memberi batasan interval warna yang diberikan kepada setiap wilayah kabupaten, karena provinsi kabupaten mempunyai tiga3
iklim maka batasan yang diberikan adalah tiga3. Selanjutnya pengguna memanggil data pada datajatengCH_MIN[1:35] kode
tersebut memanggil data pada kolom CH_MIN dan baris 1 sampai dengan baris 35, untuk membatasi perhitungan data sehingga
keluaran yang dihasilkan benar – benar seperti yang diharapkan. Setelah dipanggil program akan mencari interval pada hasil keluaran
terhadap data pada kolom CH_MIN, baris kesatu sampai dengan baris ketiga puluh lima, batasan pengempokan iklim terhadap
curah_hujan semuanya dihitung dan akan dipanggil peta berisikan data yang telah dihitung oleh program, p2 adalah rata – rata curah
hujan minimum selama lima tahun dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 pada setiap kabupaten dalam provinsi Jawa Tengah, jika
curah hujan minimum rata – rata selama lima tahun lebih besar dari p3 maka iklim kabupaten tersebut adalah Af, p1 didapatkan dari
suhu rata – rata tahunan selama 5 tahun dari tahun 2007 sampai 2011 pada setiap kabupaten di provinsi Jawa Tengah dengan rumus
r1 = 2t + 14, setelah itu dilakukan perhitungan p1 = 10-r25, jika curah hujan minimum rata – rata selama lima tahun lebih besar dari
p1 maka iklim di kabupaten tersebut adalah Am dan jika curah hujan minimum lebih kecil dari p1 maka iklim di kabupaten tersebut
adalah Aw, variabel curah hujan tersebut diolah kembali dan dibandingkan dengan luas wilayah kabupaten tersebut dan
dibandingkan juga dengan wilayah sekitarnya yang bersinggungan dengan wilayah kabupaten itu sendiri dideklarasikan dengan nama
ili.prob. Wilayah pada tiap kabupaten dan dibedakan dengan warna yang berbeda yang didefinisikan oleh legenda peta berwarna biru
muda untuk iklim AwTropis Basah dan Kering atau Sabana Tropis, legenda berwarna biru untuk iklim AmTropis Monsun dan
berwarna biru tua untuk iklim AfHutan Hujan Tropis.
Gambar 4.10 Klasifikasi Iklim Koppen Menggunakan Metode Polygon Thiessen
Gambar 4.10 menunjukkan hasil kode program 4.9 yang menampilkan peta, poligon dengan perbedaan warna antar iklim,
dengan pemanggilan fungsi variables menggunakan table datajateng kolom CH_MIN baris pertama sampai dengan baris ketiga puluh
lima. Hasil yang ditampilkan pada plot berupa peta dan poligon perkabupaten dalam provinsi Jawa Tengah diberikan penomoran ID
untuk membedakanmenentukan wilayah perkabupaten diberikan juga koordinat X dan koordinat Y untuk melihat koordinat setiap
wilayah pada tiap kabupaten dan dibedakan dengan warna yang
berbeda yang didefinisikan oleh legenda peta berwarna biru muda untuk iklim AwTropis Basah dan Kering atau Sabana Tropis,
legenda berwarna biru untuk iklim AmTropis Monsun dan berwarna biru tua untuk iklim AfHutan Hujan Tropis, contoh pada
peta yang mempunyai ID 1, 2 dan 3 secara berurutan adalah kabupaten Banjarnegara dan memiliki iklim Am, kabupaten
Banyumas dan memiliki iklim Aw dan kabupaten Batang yang memiliki iklim Af.
4.2 Pengujian Model