mN – 9.853.500 mN, zona 47 belahan
bumi selatan,
dengan luas
daerah penyelidikan sekitar 2,4 km x 2,8km
gambar 1. Berdasarkan
hasil penyelidikan
sebelumnya Ir. Franklin, dkk. 2014, morfologi daerah Ulusuliti dan Tanjung
Lima Kapas dibagi menjadi morfologi dibagi menjadi 3 tiga satuan yaitu :
perbukitan tinggi, perbukitan rendah dan pedataran. Berdasarkan ciri-ciri litologi
yang teramati di lapangan, terdapat empat satuan batuan dengan urut-urutan dari tua
ke muda yaitu : Satuan Batugamping, Satuan Granodiorit, Satuan Gabro dan
Satuan Breksi. gambar 2.
Struktur yang berkembang di daerah ini secara umum mempunyai arah relatif
baratdaya-timurlaut dan baratlaut-tenggara. Ubahan dan mineralisasi di daerah Ulu
Suliti
dan Tanjung
Lima Kapas
menghasilkan beberapa tipe antara lain: 1 Mineral Lempung-Oksida Besi, dimana
penyebaran ubahan hidrotermal tersebut diperkirakan
terpusat pada
kontak terobosan antara Satuan Granodiorit -
Satuan Batugamping. 2 Mineral-mineral ubahan kuarsa-klorit-epidot hadir pada
Satuan Granodiorit dengan mineral bijih berupa bijih besi dan pirit. Penyebaran
ubahan hidrotermal tersebut diperkirakan terbentuk di luar kontak terobosam Satuan
Granodiorit-Satuan
Batugamping. 3
Mineral-mineral ubahan
silika-mineral lempung hadir pada Satuan Granodiorit.
Penyebaran ubahan hidrotermal tersebut diperkirakan terbentuk overprinted dengan
ubahan mineral lempung-oksida besi.
2. METODE DAN TEORI
Penyelidikan polarisasi terimbas IP meliputi
pengambilan data
dengan konfigurasi dipole-dipole sebanyak 11
lintasan berarah
baratdaya-timurlaut dengan jarak elektroda a = 50 meter,
panjang lintasan 1200 meter dan jarak antar lintasan antara 100m - 300m gambar
3. Pada metode ini arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua buah elektroda
arus, kemudian beda potensial yang terjadi diukur melalui dua buah elektroda potensial
sehingga didapat nilai tahanan jenis dan nilai
chargeability. Ditunjukkan
pada gambar 4.
Penyelidikan geomagnet
meliputi kegiatan akuisisi data meliputi pengukuran
di titik ukur geomagnet di titik yang telah ditentukan gambar 5 dan di titik base
untuk mengukur nilai variasi harian. Kemudian dilakukan pengambilan conto
batuan untuk diukur nilai kerentanan magnetiknya.
Selanjutnya dilakukan
pengolahan data
geomagnet setelah
dikoreksi oleh nilai variasi harian dan nilai IGRF untuk menghasilkan peta anomali
magnet total.
3. HASIL PENYELIDIKAN
Hasil penyelidikan polarisasi terimbas IP disajikan dalam bentuk model lateral
perkedalaman dan model penampang 2 dimensi berupa sebaran data tahanan jenis
dan sebaran data chargeability. Hasil penyelidikan geomagnet disajikan dalam
bentuk model lateral berupa sebaran data intensitas magnet total.
Pada kedalaman 17 meter sebaran tahanan jenis rendah 0
– 100 Ohm.m Nilai tahanan jenis rendah ini diinterpretasikan
sebagai respon dari batuan sedimen yang mendominasi
hampir seluruh
daerah survei. Nilai tahanan jenis tinggi 1000
ohm.m yang di duga berasosiasi dengan
batuan gamping, breksi dan ultrabasa. Pada peta tahanan jenis kedalaman 34
meter, sebagian besar masih memiliki nilai resistivitas rendah dengan beberapa spot
– spot yang memiliki anomali resistivitas
yang tinggi dengan pola yang berarah relatif baratlaut
– tenggara. Sedangkan untuk nilai chargeability pada
kedalaman 34 meter ini juga cenderung didominasi oleh nilai chargeability rendah.
Serta ada beberapa spot-spot yang menunjukkan nilai chargeability sebagian
besar di lintasan C dan i. Pada kedalaman 53 meter nilai tahanan
jenis sedang ke tinggi berupa spot-spot di sekitar lintasan: B, C, D berarah barat laut
dan diantara lintasan K berarah tenggara.
Dimana pada kedalaman ini nilai tahanan jenis yang paling tinggi di sekitar lintasan
C-200 dan D-200, yang lainya hanya menunjukkan spot-spot nilai tahanan jenis
yang sedang. Pada kedalaman ini nilai
Chargeability menunjukan
pola yang
hampir sama dengan nilai Chargeability pada kedalaman sebelumnya. Anomali
tinggi mendominasi nilai Chargeability pada lintasan B, C, H dan lintasan I. Sedangkan
pada lintasan H dan I terlihat anomali tinggi hanya berada pada bagian timur. Nilai
Chargeability tersebut masih berasosiasi dengan nilai resistivitas yang rendah,
namun juga terdapat beberapa spot
– spot dengan nilai resistivitas yang sedang.
Hal yang menarik dapat dilihat pada kedalaman 74 meter, dimana nilai tahanan
jenis tinggi berupa spot-spot pada lintasan B sekitar titik B-450, H sekitar titik H-
350, I sekitar I-800 dan hal tersebut menerus di kedalaman selanjutnya yaitu di
kedalaman 95 meter. Pada kedalaman ini, nilai spot-spot
chargeability yang tinggi pada kedalaman sebelumnya 53 meter masih terlihat
konsisten keberadaannya pada kedalaman 74
meter, serta
masih adanya
kemenerusan di kedalaman selanjutnya yaitu di 95 meter, yaitu di lintasan B
sekitar titik B-450 sd B-600, lintasan C sekitar titik C-700 sd C-1000, lintasan D
sekitar titik D-700 sd D-950, lintasan H sekitar titik H-350 sd H-450, lintasan i
sekitar titik i-150 sd i-300 dan i-600 sd i- 900 dan lintasan J sekitar lintasan J-150
sd J-200, J-400 sd J-550dan J-800 sd J- 950. Serta pada kedalaman ini, terlihat
adanya nilai chargeability tinggi yang berasosiasi dengan nilai resistivitas yang
tinggi pula yang terlihat lintasan B, H dan I di daerah penelitian.
Pada kedalam 95 meter sudah mulai tampak jelas spot-spot nilai tahanan
jenisnya yaitu di lintasan: B, H dan I. Dan pada spot-spot lintasan tersebut adanya
kemenerusan di kedalaman 121 meter atau dengan kata lain menunjukan adanya pola
yang
sama dengan
kedalaman sebelumnya.
Nilai chargeability tinggi yang terlihat dikedalaman
sebelumnya masih
memperlihatkan konsistensi
keberadaannya pada kedalaman 95 meter. Namun pada kedalaman 95 meter ini
terlihat bahwa nilai chargeability tinggi mendominasi
hampir semua
area penelitian.
Nilai Chargeability
tinggi mendominasi di bagian selatan daerah
penelitian. Pada kedalaman 121 meter, hampir
semua area memiliki tahanan jenis sedang ke tinggi baik di lintasan: B, D, F, H, I dan
J. Dan adanya kemenerusan tahanan jenisnya di kedalaman sebelumnya di 95
meter, yaitu di lintasan B, H dan I. Nilai chargeability tinggi pada kedalaman
ini menunjukkan spot-spot pada daerah utara dan selatan yaitu di lintasan A
sampai dengan F dan H sampai dengan J masih memiliki pola yang sama dengan
kedalaman sebelumnya yaitu adanya nilai yang tinggi di daerah penelitian. Serta
adanya kesamaan dengan nilai tahan jenis tinggi dengan chargeability pada lintasan
yang sama yaitu B, H dan I di daerah penelitian.
Hasil penampang tahanan jenis dan chargeability pada lintasan A secara umum
terdapat adanya
titik dengan
nilai chargeability tinggi. Yaitu berada dibawah
titik A-750 hingga A-950 dimana nilai chargeability tinggi berasosiasi dengan
nilai resistivitas rendah. Nilai tahanan jenis itu terdapat dibawah titik A-750 hingga titik
A-900 yang memiliki asosiasi dengan nilai resistivitas rendah hingga tinggi.
Zona chargeability tinggi pada lintasan B diperlihatkan pada. Secara umum terlihat
memanjang dibawah titik B-400 hingga titik B-900.
Nilai chargeability
tinggi ini
berasosiasi dengan nilai resistivitas rendah namun terdapat nilai resisitivitas yang
tinggi yang berada dibawah titik B-400 hingga B-550.
Nilai chargeability tinggi tinggi pada lintasan C diperlihatkan adanya dua 2
zona. Dengan nilai chargeability tersebar memanjang dibawah titik C-300 hingga C-
500 dan C-700 hingga C-1000 dimana sebagian besar nilai chargeability tinggi
tersebut
berasosiasi dengan
nilai resistivitas yang kecil.
Pada lintasan D ini terlihat adanya dua 2 zona yang memiliki nilai chargeability tinggi
yang berasosiasi dengan nilai resistivitas yang tinggi. Zona pertama berada dibawah
titik D-200 hingga D-450. Dan zona kedua berada dibawah titik D-700 hingga D-950.
Nilai chargeability tinggi pada lintasan ini berada dibawah titik E-700 hingga E-950
yang berasosiasi dengan nilai resistivitas yang sedang dan beberapa bagian dengan
nilai resistivitas rendah dan beberapa bagian bernilai resistivitas tinggi.
Pada lintasan F, nilai chargeability tinggi ditemui ada dua 2 zona disepanjang
lintasan. Zona pertama berada dibawah titik F-500 hingga F-650 yang berasosiasi
dengan nilai tahanan jenis tinggi. Titik ketiga berada dibawah titik F-800 hingga F-
950 yang memiliki nilai chargeability tinggi yang berasosiasi dengan nilai resistivitas
yang rendah. Nilai chargeability tinggi pada lintasan G
memiliki dua 2 zona, dimana dua zona tersebut berasosiasi dengan nilai tahanan
jenis rendah hingga sedang. Zona pertama terdapat dibawah titik G-500 hingga G-650
dan yang zona kedua ditemui dibawah titik ukur G-850 hingga G-1000.
Daerah mineralisasi pada lintasan H terlihat dibawah titik ukur H-200 hingga H-
450 dan juga dibawah titik H-600 sampai H-750
dimana keduanya
memiliki chargeability tinggi dengan nilai resistivitas
yang sedang sampai. Pada lintasan I, zona mineralisasi masih
terlihat keberadaannya dibawah titik I-50 hingga titik I-300 yang memiliki nilai
chargeability tinggi dengan asosiasi nilai resistivitas yang tinggi pula. Selain itu juga
terdapat dibawah titik I-550 hingga I-1050 yang juga masih memiliki nilai chargeability
tinggi dan juga nilai resistivitas yang sedang sampai tinggi.
Nilai chargeability tinggi pada lintasan K terdapat dibawah titik ukur K-400 hingga K-
750 yang berasosiasi dengan nilai tahanan jenis rendah dan tinggi.
Pada Lintasan J ini, terdapat beberapa zona mineralisasi yang prospek. Zona
pertama berada dibawah titik J
–50 hingga J
–250 disini terlihat adanya nilai chargeability tinggi dengan asosiasi nilai
resistivitas yang sedang. Zona kedua berada dibawah titik J
–350 hingga J–950 pada zona ini nilai chargeability tinggi
berasosiasi dengan nilai tahan jenis sedang sampai tinggi dan zona ketiga
ditemui dibawah titik ukur J –1100 hingga
J –1200 yang merupakan zona dengan nilai
chargeability tinggi
yang berasosiasi
dengan nilai resistivitas yang tinggi pula
.
Nilai chargeability tinggi pada lintasan K terdapat dibawah titik ukur K-400 hingga K-
750 yang berasosiasi dengan nilai tahanan jenis rendah dan tinggi
Berdasarkan data tahanan jenis dan chargeability,keberadaan zona mineralisasi
ditunjukkan oleh nilai chargeability tinggi yang berasosiasi dengan batas zona
tahanan jenis tinggi yang menerobos ke zona
tahanan jenis
sedang. Zona
chargeablity tinggi diindikasikan sebagai batuan yang mengandung mineral logam.
Keberadaan batuan yang mengandung mineral logam biasanya memiliki sifat
kemagnetan yang cukup tinggi yang bisa di identifikasi
menggunakan metode
geomagnet. Hasil dari penyelidikan titik ukur
geomagnet berjumlah 1229 titik yang tersebar 1052 titik di dalam lintasan IP dan
177 titik secara acakrandom di luar lintasan dengan nilai IGRF 42942.60 nT,
mempunyai rentang nilai intensitas magnet total dari -300 nT sampai dengan 1500 nT.
Pola anomali magnet magnet total
ditunjukkan bahwa nilai intensitas magnet yang rendah -300 nT berada di barat
daya dari lokasi penyelidikan yaitu pada titik ukur R-123 dan kemungkinan berupa
spot memanjang. Disebelah timur laut terdapat nilai anomali rendah, yang ada
kemungkinan masih membuka jika lokasi penyelidikan diperbesar. Pada peta
intensitas magnet total, target anomali yang di cari masih membentuk pola dipol
dwi kutub. Pada data anomali magnetik ini dilakukan
kontinuasi ke atas upward continuation dengan ketinggian yang bervariasi dari 25
meter hingga 200 meter. Kontinuasi ke atas ini dilakukan untuk menghilangkan
noise-noise yang bersifat lokal dan melihat anomali secara lebih regional. Hasil
kontinuasi ke atas 25 meter, 50 meter dan 100 meter masih memperlihatkan adanya
spot-spot kecil pada peta anomali magnet. Spot-spot kecil ini umumnya menunjukkan
anomali yang bersifat dangkal atau noise. Hasil kontinuasi ke atas 100 meter dan 200
meter memperlihatkan pola anomali yang
lebih regional, ditandai dengan pola kontur yang lebih smooth.
Anomali magnet rendah terdapat di bagian barat daya dari daerah survey
berupa kontur menutup yang diperkirakan merupakan batuan granodiorit yang dapat
disetarakan dengan
Batuan Granitan
berumur Kapur. Anomali magnet sedang hampir
mendominasi daerah
survey terletak di bagian tenggara berdekatan
dengan daerah anomali rendah, namun lebih mendekati tengah daerah survey.
Dari hasil survey geologi, di daerah anomali
tersebut merupakan
daerah struktur yang di permukaan tersingkap
kontak terobasan antara batuan granodiorit dan batu gamping.
Daerah anomali sedang lainnya terletak di bagian tenggara daerah survey berupa
kontur menutup. Daerah tersebut tersebut diperkirakan batuan breksi yang terdapat
singkapannya di permukaan.
Daerah anomali magnet tinggi terdapat dipertengahan antara bagian
tengah dan bagian timur laut daerah survey.
Diperkirakan daerah
tersebut merupakan daerah kontak dari berbagai
jenis satuan batuan, diantaranya satuan batuan
gamping, satuan
batuan granodiorit, satuan batuan gabro dan
satuan batuan breski tufa. Di daerah tersebut merupakan daerah struktur yang
kompleks, yang
banyak ditemukan
berbagai patahan-patahan
dan zona
breksiasi. Nilai anomali magnet lokal daerah survey
berkisar antara -400 nT sd 850 nT, namun secara umum nilai anomali magnet sedang
mendominasi
daerah survey.
Untuk menentukan zona mineralisasi dan atau
zona ubahan mineral indikatornya adalah nilai anomali magnet yang tinggi. Seperti
halnya pada peta anomali magnet regional, pada anomali magnet lokal pun anomali
magnet tinggi berada di pertengahan antara bagian tengah dan bagian barat
daya daerah survey.
Di daerah anomali tinggi tersebut di temukan sesar-sesar. Struktur tersebut
sangat erat kaitannya dalam proses terjadinya
mineralisasi, karena
zona mineralisasi tersebut umumnya terjadi
pada zona sesarhancuran. Hasil
penyelidikan geomagnet
menunjukkan terdapat dua buah zona anomali tinggi dan diindikasikan sebagai
zona mineralisasi dan ubahan ditandai dengan nilai anomali positif tinggi 700
nT.
Zona anomali tinggi yang pertama mengindikasikan zona mineralisasi, namun
belum bisa ditentukan jenisnya. Dari pengamatan geologi di daerah tersebut
ditemukan satuan batugamping dan satuan granodiorit. Dimana di keduanya teramati
adanya mineral
logam sulfida bijih besi,pirit, kalkopirit, malakit.
Ubahan hidrotermalnya
terpusat pada
zona terobosan gamping dan granodiorit. Dari
data geofisika dan geologi tersebut, maka daerah tersebut diindikasikan terdapat
zona mineralisasi mineral sulfida, dengan volume yang belum bisa ditentukan.
Di zona anomali tinggi yang lain, secara pengamatan geologi di temukan
adanya ubahan mineral lempung, oksida besi dengan sedikit klorit yang terdapat di
satuan batuan breksi-tufa. Namun belum bisa
dipastikan keberedaan
zona ubahannya. Terdapat juga mineral bijih
besi, namun dengan nilai kemagnetan yang rendah.
4. PEMBAHASAN
Secara genetik sulfida di daerah Ulu Suliti dan Tanjung Lima Kapas diduga
terbentuk oleh
penyebaran ubahan
hidrotermal, diperkirakan terpusat pada kontak
terobosan antara
Satuan Granodiorit - Satuan Batugamping dan
menyebar secara lateral akibat kehadiran struktur-struktur yang terbentuk sebelum
atau ketika
aktivitas magmatik
berlangsung. Karena itu hasil survei geofisika diharapkan dapat memberikan
gambaran mengenai keberadaan intrusi granit sebagai batuan pembawa mineral
sulfida.
Secara umum
batuan yang
mengalami mineralisasi ataupun alterasi akan mengalami perubahan sifat fisika
maupun sifat
kimia. Batuan
yang mengandung mineral sulfida umumnya
memiliki nilai
tahanan jenis
rendah konduktif,
sedangkan sifat
kemagnetannya relatif lebih tinggi dari
batuan di
sekitarnya. Kontras
dan perubahan sifat fisika ini dapat menjadi
acuan dalam
melakukan interpretasi
geofisika. Berdasarkan
hasil survei
IP peta
persebaran chargeability terlihat adanya pola yang terbentuk yang dimulai dari
kedalaman kurang dari 74 meter. Nilai chargeability tinggi memiliki pola yang
berarah relatif baratdaya
–timurlaut, dimana berupa spot-spot kebanyakan di lintasan B-
C-D dan H-I-J. Pola ini masih terlihat hingga kedalaman
121 meter.
Nilai chargeability yang tinggi ini berasosiasi
dengan nilai tahanan jenis rendah hingga tinggi. Pada kedalaman 34 meter dan 53
meter, nilai chargeability tinggi memiliki asosiasi dengan tahanan jenis yang
dominan rendah ke sedang. Hanya di beberapa spot yang memiliki tahanan jenis
tinggi. sedangkan pada kedalaman 74 meter hingga 121 meter, terdapat nilai
tahanan jenis yang konsisten muncul pada area baratdaya, tenggara dan baratlaut
daerah penelitian.
Anomali menarik diperlihatkan berada di sebelah timurlaut, selatan dan baratdaya
untuk geomagnet di lintasan: A, E, K yaitu di titik A-1100, E-1025, K-1062.5 dan
regional R-123. Serta untuk IP di lintasan B di titik B-500, lintasan H di titik sekitar H-
400, lintasan I di titik I-250 dan I-800 dengan kemungkinan kedalaman titik bor
uji di sekitar kurang lebih 74m - 121m. Dimana pendugaan luas prospek sekitar
718.598 m
2
≈ 718 ribu m
2
. Berdasarkan perhitungan dari data-
data geofisika,
dimana pendugaan
sumberdaya hipotetik batuan pembawa mineralsulfida yang prospek, dengan
asumsi nilai densitas batuan 2.89 kgm
3
, tonase batuan sulfida diperkirakan sebesar
180.677.095 Kg ≈ 180 ribu Ton.
5. KESIMPULAN DAN SARAN