30
B. ADAPTASI
Dibandingkan dengan mitigasi, aksi adaptasi masih dalam tahap yang sangat awal. Oleh karena itu pada acara
Kick Of NDC tanggal 27 April 2017, direkomendasikan beberapa tindak lanjut sebagai berikut :
1. Menentukan baseline untuk adaptasi, dengan rekomendasi tahun 2010 2. Kebutuhan data, dimana wali data terkait perubahan iklim adalah KLHK yang dapat
diakses
• Menyusun Baseline Emisi GRK untuk Sektor IPPU,
Energi Industri, dan Limbah di Sub Sektor Semen, Pupuk,
dan Pulp Ketas • Menyusun Nationally
Appropriate Mitigation Action NAMAs untuk Industri Pupuk
Telah dilakukan Sedang dilakukan
Akan dilakukan • Pedoman Teknis Konservasi
Energi dan Pengurangan Eniisi GRK di Industri Pupuk, Keramik,
Kimia, tekstik, Agrokimia, Makanan dan Minuman,
• Pedoman Perhitungan Karbon di Industri Baja dan Industri Pulp
Kertas • Petunjuk Teknis Perhitungan dan
Pelaporan Emisi CO
2
Industri Semen
• Panduan MRV Sektor Industri Semen
• Pedoman Standar dan Kriteria Refused Derived Fuel RDF
• Penetapan 8 Standar Industri Hijau pada industri pengolahan
susu bubuk, crumb rubber, pipik, pengasapan karet, semen
portland, ubin keramik, pulp dan pulp terintegrasi kertas, dan
tekstil • [pilot project] Penurunan
intensitas emisi GRK spesifiasi sebesar 12,65 Kg CO
2
ton cementitius di subsektor insustri
semen pada tahun 2015 • Peningkatan Kapasitas SDM
tentang Sistem Optimasi Pengelolaan Energi ISO 50001
KEPADA 500 ORANG sdm Industri, termasuk 23 orang
tenaga ahli nasional • Penyusunan Peraturan Menteri
Perindustrian tentang: Pedoman Petunjuk Teknis
Perhitungan dan Pelaporan Emisi CO
2
Industri Semen, Pedoman, MRV Industri
Semen dan Standar dan Kriteria RDF untuk Industri
Semen • Mengembangkan sistem
informasi dan monitoring data aktifitas sumber emisi GRK di
sektor industri secara online; • Bmbingan teknis perhitungan
emisi GRK untuk Sektor Industri secara online
• Pilot Project Energy Management System
EnMS di Sektor Industri kerjasama
dengan Energy Conservation Center Japan
di 9 Perusahaan Industri
• Penghargaan Industri Hijau • Penyusunan dan Penetapan
Standar Industri Hijau • Sertifikasi IndustrI Hijau
31
B.1. IMPLEMENTASI PERMENLHK NO. 332016
Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim RAN-API yang diterbitkan oleh BAPPENAS 2014 didesain untuk memberikan kontribusi kepada RPJMN Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional sejak RPJMN 2015-2019 telah menjadi bagian dari program lintas sektor.
Sesuai dengan perkembangan baik di tingkat nasional maupun internasional, KLHK menerbitkan Permen LHK No: P.33 Tahun 2016 sebagai pedoman teknis integrasi
adaptasi dalam pembangunan yang mencakup Kajian dampak, kerentanan dan risiko iklim di wilayahsektor strategis. Proses implementasi Permen LHK No. P.33 Tahun
2016 dapat diilustrasikan pada Gambar berikut.
Proses implementasi Permen LHK No. P.33 Tahun 2016
Implementasi Permen No. P.33 Tahun 2016 dilakukan melalui Capacity Building CB kepada Pemerintah Daerah provinsi dan kabupatenKota dengan memanfaatkan
Sistem SIDIK sebagai informasi dasar tingkat kerentanan desaKelurahan.
Berikut contoh usulan strategi aksi adaptasi hasil dari CB “Strategi adaptasi salah satu Desa dengan konsep integrasi pembangunan.
32
B.2. SIDIK DAN PENGGUNAANNYA
Sistem Informasi Data Indeks Kerentanan SIDIK merupakan sistem yang dikembangkan oleh KLHK dalam menyediakan informasi tentang tingkat kerentanan
DesaKelurahan seluruh Indonesia. Tingkat kerentanan menggambarkan tingkat keterpaparan exposure, sensitivitas sensitivity dan kapasitas adaptasi adaptive
capacity
desakelurahan yang dianalisis berdasarkan data isik, sosial dan ekonomi yang berkontribusi terhadap risiko perubahan iklim seperti banjir, longsor, kekeringan,
dsb. SIDIK - dapat diakses secara online dan ditambahkan indikator lokal - diharapkan dapat mempercepat proses aksi adaptasi seluruh Indonesia. Informasi tentang tingkat
kerentanan yang disediakan oleh SIDIK secara nasional antara lain seperti pada Gambar berikut.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Aceh Bali
Banten Bengkulu
DI . Yo
gyakarta DKI
Ja kar
ta Gorontalo
Jamb i
Jawa Barat Jawa Tenga
h Jawa Timur
Kalbar Kalsel
Kalten g
Kaltim Kaltar
a Kep. Babel
Kep. Ria u
Lampun g
Maluku Maluku Utar
a NT
B NT
T Papu
a Papua Barat
Riau Sulbar
Sulsel Sulten
g Sultr
a Sulut
Sumbar Sumsel
Sumu t
10,18 8,62
72,34 5,94
2,92
1 sangat rendah 2 rendah
3 sedang 4 tinggi
5 sangat tinggi
Proporsi Tingkat Kerentanan DesaKelurahan Nasional di Indonesia
Distribusi Tingkat Kerentanan Desa per Provinsi di Indonesia
33
SIDIK juga sudah dimanfaatkan dalam pemilihan lokasi proyek APIK –USAID di 3 Provinsi Jawa Timur, Sulawesi Tenggara dan Maluku; Pilot proyek TNC di 10 lokasi
Kabupaten Bandung, Kab. Pangandaran, Kab. Karawang, Kab. Indramayu, Kab. Malang, Danau Singkarak Kab Solok, Taman Nasional Banatimurung-Bulusaraung
Sulsel, Taman Nasional Wakatobi Sultra, Kab. Tana Toraja Sumut dan Ekosistem Lebah Madu Sumbawa.
B.3. PROKLIM
ProKlim adalah gerakan nasional gabungan adaptasi dan mitigasi
perubahan iklim joint adaptation and mitigation di level komunitas. ProKlim
juga merupakan salah satu instrumen pengumpulan data dan informasi
mengenai good practises di tingkat masyarakat yang berjalan secara
berkelanjutan dan memberikan manfaat terhadap upaya adaptasi dan mitigasi
perubahan iklim. Data dan informasi yang terkumpul dapat dimanfaatkan
oleh pemerintah dan seluruh pihak terkait termasuk dunia usaha untuk
mengembangkan kebijakan dan program
kegiatan penguatan aksi lokal adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Tujuan pelaksanaan ProKlim adalah untuk meningkatkan pemahaman mengenai
perubahan iklim dan dampaknya serta mendorong partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan untuk melaksanakan kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
sehingga dapat meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim serta berkontribusi terhadap pengurangan emisi Gas Rumah Kaca. Ruang
lingkup dan tahapan pelaksanaan ProKlim dapat dijelaskan pada Gambar berikut.
34
Program Kampung Iklim dapat dilaksanakan di pedesaan maupun perkotaan, dengan memperhatikan tipologi wilayah seperti dataran tinggi, dataran rendah, pesisir dan
pulau kecil. Program Kampung Iklim mencakup tinjauan terhadap pelaksanaan kegiatan dan aspek sebagaimana ditunjukkan pada Gambar berikut.
Ruang Lingkup dan Tahapan Pelaksanaan ProKlim
Komponen PROKLIM
Komponen Program Kampung Iklim ProKlim
35
Sejak tahun 2012-2017, telah tercatat 1375 pengusulan lokasi ProKlim yang tersebar di 27 provinsi di Indonesia. Veriikasi lapangan terhadap pengusulan ProKlim
dilaksanakan pada lokasi yang memenuhi kriteria untuk dilakukan pengecekan lebih lanjut, dengan tujuan untuk melihat keberadaan kegiatan adaptasi dan mitigasi
perubahan iklim, kelompok masyarakat serta dukungan keberlanjutan kegiatan pada lokasi yang diusulkan.
Perkembangan Pengusulan ProKlim Tahun 2012-2017
36
Pelaksanaan ProKlim telah mendapat dukungan dari Pemda ProvinsiKabupatenKota melalui penyelenggaraan kegiatan sosialisasi, peningkatan kesadaran dan kapasitas
pemangku kepentingan daerah sertam pembinaan teknis. Beberapa daerah telah mengeluarkan peraturan untuk implementasi ProKlim. Selain itu beberapa perusahaan
juga memberikan dukungan terhadap pengembangan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di lokasi-lokasi yang diusulkan untuk mengikuti ProKlim.
C. TRANSPARENCY FRAMEWORK